Bagus! Memang bagus lukisannya.Di bawah garis-garis lukisannya, mata Celine terlihat hidup.Namun, Dylan terang-terangan melukis kekasihnya begini, apa ... tidak aneh?Dylan sama sekali tidak peduli dengan ancaman di balik dua kata Andreas itu.Pensil di tangannya terus mengeluarkan suara gesekan dengan kertas, dia tenggelam dalam karyanya.Andreas menyipitkan matanya.Selama ini dia tahu kalau Dylan suka melukis, dia mewarisi bakat Ibu, pemahamannya atas warna dan goresan juga sangat mendalam.Waktu kecil, saat Ibu melukis, Dylan selalu ikut melukis di sampingnya.Setiap kali melihat adegan itu, perasaannya sangat rumit. Dia suka ketenangan dari adegan itu, tapi juga iri karena yang di sisi ibunya bukan dia!Namun setelah Ibu meninggal, Dylan tidak pernah menyentuh pensil lukis lagi.Andreas tidak menyangka hari ini Dylan kembali memegang pensil.Suasana di dalam kamar sangat hening, tetap hanya ada suara goresan pensil dan kertas, tapi anehnya sangat enak didengar.Andreas duduk di
Omar memperhatikan ekspresi Dylan, dia agak gugup, takut Dylan menolak.Kalau Dylan menolak, dia masih punya alasan lain.Tepat ketika Omar mau berbicara lagi, Dylan tiba-tiba berkata, "Oke."Omar pun terdiam. Hal ini di luar dugaannya.Sepertinya karena takut Dylan berubah pikiran, Omar langsung sadar kembali dan berkata, "Kalau begitu ... lusa aku datang jemput kamu."Setelah itu, dia menepuk bahu Dylan, masih ingin mengatakan sesuatu tapi tidak tahu mau mengatakan apa."Kalau begitu ... aku pergi dulu." Omar berusaha untuk tersenyum, tapi tetap terlihat canggung. Kemudian, dia melambaikan tangannya ke Dylan lalu berbalik naik ke mobil.Dylan tersenyum sinis.Ayah dan anak?Mereka berdua tidak pernah punya hubungan dekat.Atau lebih tepatnya, ayahnya ini tidak pernah memikirkannya.Dylan keluar khusus untuk "kebetulan" bertemu dengan Omar. Sekarang tujuannya sudah tercapai, dia tetap tidak mau terlalu lama di luar.Lusa ada pesta ulang tahun Fera, lusa ... dia sudah bisa bertemu deng
Hari ini ulang tahunnya, Fera berpakaian sangat mewah.Omar pergi menjemput Dylan, setelah berpisah dengan Omar, dia menghampiri para tamu wanita untuk menyapa mereka.Namun dia tidak menyangka, sebelum dia sampai, dia sudah mendengar kata-kata yang menusuk telinga.Bella lebih dulu berdiri di dinding bunga ini.Sejak Celine berubah jadi putri Grup Angkasa lalu mewarisi Grup Nadine dalam semalam, suasana hati Bella sangat jelek.Hanya karena beberapa kali dia berkumpul sama para nona-nona, mereka selalu membicarakan Celine. Semuanya kagum dan ingin berteman dengan Celine.Hari ini banyak perempuan, Celine sudah pasti akan dibicarakan.Dia malas ikut mengobrol tentang Celine, jadi dia duduk di ayunan yang ada di belakang dinding bunga.Namun, begitu mendengar kata-kata itu, dia tetap kesal, tapi untungnya ada yang lebih kesal dari dia.Bella melihat senyuman di wajah Fera yang berubah bentuk, dia pun menuang minyak ke api, menyingkirkan senyum itu sepenuhnya. "Celine benar-benar terkena
Bella sudah memperhatikan selama berhari-hari, akhirnya ada suatu hari dia mendapatkan jawabannya dari Yuni.Hari itu dia melihat dengan jelas, waktu Yuni mengungkit Celine, ekspresi Fera yang tiba-tiba berubah benar-benar sangat menarik!Bella sangat tidak sabar.Fera tidak suka Celine, kalau Fera bisa melakukan sesuatu, bukannya berarti sesuai dengan keinginannya?"Nona Celine kenapa masih belum datang?""Harusnya sudah mau.""Apa nggak bakal datang ....""Nggak, nggak ...."Di sisi lain dari dinding bunga ini, orang-orang tetap membicarakan Celine. Semua orang menanti-nantikan kedatangan Celine.Saat ini, di luar kediaman Nadine,Yuni benar-benar datang menjemput Celine seperti yang dijanjikan."Celly, sini, ayo cepat naik mobil." Mobil mewah Keluarga Jayadi berhenti di depan, sangat mencolok.Beberapa hari ini, Celine setiap pagi berangkat ke perusahaan, malamnya kadang pulang ke kediaman Nadine, kadang ke Kompleks Jade Garden.Waktu dia menginap di kediaman Nadine, besoknya Albert
Memangnya mereka bisa apa?Lawan mereka itu Tuan Andreas!Semua orang di sini yang punya putra belum menikah, kalaupun putra mereka semua digabung jadi satu, tetap tidak ada apa-apanya dibandingkan Andreas.Bahkan tidak pantas dibandingkan!Semua orang merasa kesusahan, dalam hati menebak kalau Yuni bersikap sebaik ini pada Celine untuk menyiapkan pernikahan dengan Andreas!Yuni memang sedang menjalankan rencana.Namun, bukan untuk Andreas.Celine mengikuti Yuni masuk ke ruang utama, lalu dibawa ke tempat kebaya itu dipajang.Namun ada yang berbeda. Sebelumnya, kebaya yang rusak itu ditaruh di pinggir, tapi kali ini digantung di tengah. Bagian yang rusak juga tidak ditutupi, melainkan diperlihatkan terang-terangan."Sebenarnya aku paling suka kebaya ini, tapi ...."Yuni melihat bagian yang rusak dan menunjukkan ekspresi kecewa.Lalu dia menarik tangan Celine dan menatapnya dengan penuh harap. "Celly, tolong bantu aku. Sekarang cuma kamu yang bisa memperbaikinya. Asalkan kamu bisa mempe
"Hah? Oh."Yuni tidak sesenang yang Celine bayangkan.Celine melihat reaksi Yuni ini. Dia berpikir sejenak, sebenarnya reaksi Yuni ini tidak mengejutkan.Yuni menyuruhnya datang melihat kebaya sepuluh hari kemudian, Celine sudah tahu setelah sepuluh hari ini pasti ada sesuatu. Tadi waktu masuk ke rumah, samar-samar dia mendengar ada yang bilang "ulang tahun", kelihatannya hari ini ada anggota Keluarga Jayadi yang ulang tahun.Siapa?Celine malas menebak.Dia samar-samar tahu apa gunanya dia diundang ke sini malam ini. Dia pun melihat Yuni dengan tatapan penuh makna."Nyonya, hari ini ramai sekali, nggak cocok melakukan perbaikan. Terus ada beberapa bahan yang harus disiapkan. Lebih baik aku pulang dulu, nanti setelah aku siapkan bahan yang diperlukan ...."Pulang?Mana bisa?Sudah susah payah membawanya kemari, mana mungkin membiarkan dia pergi begitu saja? Nggak, nggak, nggak bisa!Yuni langsung sadar kembali dari kekecewaannya, lalu menggenggam pergelangan tangan Celine tanpa menungg
Harus terima ....Tatapan Yuni dan nada suaranya sangat tegas.Namun, kalung ini sangat mahal, Celine mana mungkin menerimanya?"Nggak, nggak bisa, Nyonya, aku nggak bisa terima imbalan tanpa alasan ....""Apanya tanpa alasan? Kamu bukannya mau bantu aku perbaiki kebaya?" Yuni tidak memberi Celine kesempatan menolak.Saat ini, dia melihat sosok seseorang di pintu dan langsung memanggilnya. "Fera, coba kamu lihat, kalung ini sangat cocok sama Celly, 'kan?"Para tamu di bawah sebagian besar sudah datang.Fera naik cuma untuk memanggil Yuni turun, tapi dia tidak menyangka akan melihat Yuni memakaikan kalung itu secara langsung ke leher Celine.Dia mau memberikan kalung itu ke Celine?Kalung itu ...."Fera, sini masuk," desak Yuni.Waktu Fera sadar kembali lalu berjalan masuk ke ruang baca, dia sudah kembali ke sikapnya yang anggun dan lembut, sama sekali tidak menunjukkan emosi sebenarnya. "Bu, para tamu sudah pada di bawah.""Dia juga?"Yuni menunjukkan ekspresi berharap.Tanpa perlu Yun
Kalung giok semewah itu mana mungkin tidak terlihat?Para tamu wanita saling bertatapan lalu membuat sebuah kesimpulan."Kalung itu nggak ada pas Nona Celine datang, berarti kemungkinan besar ...."Melihat Yuni yang tersenyum penuh kasih sayang di samping Celine, mereka seakan-akan mengetahui sebuah rahasia besar.Kalung itu pemberian Nyonya Yuni!Benar, pasti begitu!Kalung dengan harga setinggi langit itu bisa-bisanya dia berikan pada Celine, apa artinya ini?Mana ada orang yang bakal semurah hati itu memberi barang semahal itu pada orang selain keluarga?Ada orang yang berbisik."Nyonya Yuni mau Nona Celine jadi anggota Keluarga Jayadi!""Harusnya iya, di generasi muda Keluarga Jayadi, cucu dari anak kedua, Stanley menikahi Bella Bakri, Timothy nggak usah dihitung, dengar-dengar dia terlalu suka main, banyak berbuat jahat dan sudah ditangkap. Sisanya Tuan Andreas dan Tuan Muda keempat ....""Tuan Andreas dan Nona Celine .... Cocok juga!""Bagaimana dengan Tuan Muda Keempat? Mana tah