Hari ini ulang tahunnya, Fera berpakaian sangat mewah.Omar pergi menjemput Dylan, setelah berpisah dengan Omar, dia menghampiri para tamu wanita untuk menyapa mereka.Namun dia tidak menyangka, sebelum dia sampai, dia sudah mendengar kata-kata yang menusuk telinga.Bella lebih dulu berdiri di dinding bunga ini.Sejak Celine berubah jadi putri Grup Angkasa lalu mewarisi Grup Nadine dalam semalam, suasana hati Bella sangat jelek.Hanya karena beberapa kali dia berkumpul sama para nona-nona, mereka selalu membicarakan Celine. Semuanya kagum dan ingin berteman dengan Celine.Hari ini banyak perempuan, Celine sudah pasti akan dibicarakan.Dia malas ikut mengobrol tentang Celine, jadi dia duduk di ayunan yang ada di belakang dinding bunga.Namun, begitu mendengar kata-kata itu, dia tetap kesal, tapi untungnya ada yang lebih kesal dari dia.Bella melihat senyuman di wajah Fera yang berubah bentuk, dia pun menuang minyak ke api, menyingkirkan senyum itu sepenuhnya. "Celine benar-benar terkena
Bella sudah memperhatikan selama berhari-hari, akhirnya ada suatu hari dia mendapatkan jawabannya dari Yuni.Hari itu dia melihat dengan jelas, waktu Yuni mengungkit Celine, ekspresi Fera yang tiba-tiba berubah benar-benar sangat menarik!Bella sangat tidak sabar.Fera tidak suka Celine, kalau Fera bisa melakukan sesuatu, bukannya berarti sesuai dengan keinginannya?"Nona Celine kenapa masih belum datang?""Harusnya sudah mau.""Apa nggak bakal datang ....""Nggak, nggak ...."Di sisi lain dari dinding bunga ini, orang-orang tetap membicarakan Celine. Semua orang menanti-nantikan kedatangan Celine.Saat ini, di luar kediaman Nadine,Yuni benar-benar datang menjemput Celine seperti yang dijanjikan."Celly, sini, ayo cepat naik mobil." Mobil mewah Keluarga Jayadi berhenti di depan, sangat mencolok.Beberapa hari ini, Celine setiap pagi berangkat ke perusahaan, malamnya kadang pulang ke kediaman Nadine, kadang ke Kompleks Jade Garden.Waktu dia menginap di kediaman Nadine, besoknya Albert
Memangnya mereka bisa apa?Lawan mereka itu Tuan Andreas!Semua orang di sini yang punya putra belum menikah, kalaupun putra mereka semua digabung jadi satu, tetap tidak ada apa-apanya dibandingkan Andreas.Bahkan tidak pantas dibandingkan!Semua orang merasa kesusahan, dalam hati menebak kalau Yuni bersikap sebaik ini pada Celine untuk menyiapkan pernikahan dengan Andreas!Yuni memang sedang menjalankan rencana.Namun, bukan untuk Andreas.Celine mengikuti Yuni masuk ke ruang utama, lalu dibawa ke tempat kebaya itu dipajang.Namun ada yang berbeda. Sebelumnya, kebaya yang rusak itu ditaruh di pinggir, tapi kali ini digantung di tengah. Bagian yang rusak juga tidak ditutupi, melainkan diperlihatkan terang-terangan."Sebenarnya aku paling suka kebaya ini, tapi ...."Yuni melihat bagian yang rusak dan menunjukkan ekspresi kecewa.Lalu dia menarik tangan Celine dan menatapnya dengan penuh harap. "Celly, tolong bantu aku. Sekarang cuma kamu yang bisa memperbaikinya. Asalkan kamu bisa mempe
"Hah? Oh."Yuni tidak sesenang yang Celine bayangkan.Celine melihat reaksi Yuni ini. Dia berpikir sejenak, sebenarnya reaksi Yuni ini tidak mengejutkan.Yuni menyuruhnya datang melihat kebaya sepuluh hari kemudian, Celine sudah tahu setelah sepuluh hari ini pasti ada sesuatu. Tadi waktu masuk ke rumah, samar-samar dia mendengar ada yang bilang "ulang tahun", kelihatannya hari ini ada anggota Keluarga Jayadi yang ulang tahun.Siapa?Celine malas menebak.Dia samar-samar tahu apa gunanya dia diundang ke sini malam ini. Dia pun melihat Yuni dengan tatapan penuh makna."Nyonya, hari ini ramai sekali, nggak cocok melakukan perbaikan. Terus ada beberapa bahan yang harus disiapkan. Lebih baik aku pulang dulu, nanti setelah aku siapkan bahan yang diperlukan ...."Pulang?Mana bisa?Sudah susah payah membawanya kemari, mana mungkin membiarkan dia pergi begitu saja? Nggak, nggak, nggak bisa!Yuni langsung sadar kembali dari kekecewaannya, lalu menggenggam pergelangan tangan Celine tanpa menungg
Harus terima ....Tatapan Yuni dan nada suaranya sangat tegas.Namun, kalung ini sangat mahal, Celine mana mungkin menerimanya?"Nggak, nggak bisa, Nyonya, aku nggak bisa terima imbalan tanpa alasan ....""Apanya tanpa alasan? Kamu bukannya mau bantu aku perbaiki kebaya?" Yuni tidak memberi Celine kesempatan menolak.Saat ini, dia melihat sosok seseorang di pintu dan langsung memanggilnya. "Fera, coba kamu lihat, kalung ini sangat cocok sama Celly, 'kan?"Para tamu di bawah sebagian besar sudah datang.Fera naik cuma untuk memanggil Yuni turun, tapi dia tidak menyangka akan melihat Yuni memakaikan kalung itu secara langsung ke leher Celine.Dia mau memberikan kalung itu ke Celine?Kalung itu ...."Fera, sini masuk," desak Yuni.Waktu Fera sadar kembali lalu berjalan masuk ke ruang baca, dia sudah kembali ke sikapnya yang anggun dan lembut, sama sekali tidak menunjukkan emosi sebenarnya. "Bu, para tamu sudah pada di bawah.""Dia juga?"Yuni menunjukkan ekspresi berharap.Tanpa perlu Yun
Kalung giok semewah itu mana mungkin tidak terlihat?Para tamu wanita saling bertatapan lalu membuat sebuah kesimpulan."Kalung itu nggak ada pas Nona Celine datang, berarti kemungkinan besar ...."Melihat Yuni yang tersenyum penuh kasih sayang di samping Celine, mereka seakan-akan mengetahui sebuah rahasia besar.Kalung itu pemberian Nyonya Yuni!Benar, pasti begitu!Kalung dengan harga setinggi langit itu bisa-bisanya dia berikan pada Celine, apa artinya ini?Mana ada orang yang bakal semurah hati itu memberi barang semahal itu pada orang selain keluarga?Ada orang yang berbisik."Nyonya Yuni mau Nona Celine jadi anggota Keluarga Jayadi!""Harusnya iya, di generasi muda Keluarga Jayadi, cucu dari anak kedua, Stanley menikahi Bella Bakri, Timothy nggak usah dihitung, dengar-dengar dia terlalu suka main, banyak berbuat jahat dan sudah ditangkap. Sisanya Tuan Andreas dan Tuan Muda keempat ....""Tuan Andreas dan Nona Celine .... Cocok juga!""Bagaimana dengan Tuan Muda Keempat? Mana tah
Donny malah berkata dengan penuh makna, "Kalau suka, pakai saja."Untuk yang lainnya ....Donny menghadap Yuni yang sedang tersenyum berseri-seri. "Nyonya Yuni, aku Donny Tjangnaka, ayahnya Celly. Aku menggantikan Celly berterima kasih atas kebaikanmu. Dengar-dengar Grup Jayadi sedang berusaha untuk berkembang ke pasar luar negeri ...."Yuni langsung semangat.Akhirnya mereka membicarakan hal yang dia inginkan.Yuni segera mengangguk, tapi di luar dia tetap bersikap tenang. "Grup Jayadi memang sedang berusaha memasuki pasar luar negeri, jadi mohon bantuan Anda."Kekuasaan Keluarga Tjangnaka di luar negeri tidak hanya di bidang usaha.Banyak hal yang mungkin bisa jauh lebih mudah hanya dengan satu kalimat dari Donny.Jadi, yang paling penting adalah satu kalimat dari Donny ini.Yuni tahu tidak semudah itu mendapatkan satu kalimat itu dari Donny, tapi mulai sedikit-sedikit dari sekarang tentu lebih bagus. Tepat ketika dia mau menyanjung Donny untuk menambah kesan baik, Donny malah berkat
"Nggak." Lucen sangat yakin.Namun, ekspresi Fera masih tetap tegang, dia segera melihat sekeliling. Awalnya dia mau pergi, tapi terpikirkan sesuatu, dia berkata pada Lucen, "Sini ikut aku."Muncul kesenangan di mata Lucen.Mereka berdua sepertinya sangat kompak, satu di depan satu di belakang. Setelah beberapa saat, berjalan lumayan jauh, akhirnya mereka masuk ke bagian belakang gedung medis di kediaman Jayadi, di sebuah gudang yang tidak terpakai.Begitu pintu tertutup, Lucen akhirnya tidak tahan lagi.Dia langsung memeluk Fera dan meraba-raba tubuh Fera.Dia menyukai Fera.Dari beberapa tahun yang lalu, dia sudah menyukai Fera, hanya saja Fera adalah istrinya Omar. Setiap kali bertugas keamanan, Lucen selalu melihat Fera dari jauh dengan hati penuh cinta.Dia juga hanya bisa melihat dari jauh, tidak berani mendekat.Dia mengira, perasaan sepihaknya ini akan terkubur selamanya, tapi di luar dugaannya, wanita idamannya menyadari keberadaannya.Sepuluh tahun yang lalu, waktu Omar dinas
Babak final dimulai.Peserta babak final naik ke panggung secara bergantian untuk menunjukkan karya mereka.Tiba-tiba, terdengar suara pembawa acara berkata, "Selanjutnya, kami persilakan Tuan Tuvin Sarwen ...."Tuvin Sarwen ....Nama ini masuk ke telinga Celine, membuat Celine membeku sejenak.Data peserta di depannya juga dibalik ke "Tuvin Sarwen".Tunangannya bilang dia tidak akan datang.Dia ... harusnya tidak akan datang?Jelas-jelas sudah memastikan Tuvin itu bukan Andreas, tapi entah kenapa Celine tetap memikirkannya, bahkan dia diam-diam berharap Tuvin bisa muncul di sini.Tidak peduli apakah dia itu Andreas atau bukan."Tuan Tuvin ...." Melihat tidak ada yang naik ke panggung, pembawa acara hendak memanggil lagi, tapi tiba-tiba ada staf yang memberitahunya lewat HT.Pembawa acara pun langsung mengalihkan topik. "Tuan Tuvin tiba-tiba ada urusan, tidak bisa mengikuti babak final ini. Tapi kami percaya Tuan Tuvin yang mencintai desain pasti akan bertemu kita lagi. Kita tetap bisa
Cepat pergi?Di seberang telepon sangat berisik, Sheryn curiga dia salah dengar. "Apa katamu?"Hari ini dia bisa datang karena membayar uang.Apalagi Nicholas ada di sini, dia tidak akan pergi.Namun, suara pria di seberang terdengar semakin tajam. "Cepat pergi dari sana!""Kenapa?" tanya Sheryn kesal."Istriku dan juga keluarganya juga ke sana. Kalian nggak boleh sampai bertemu!" Suara pria itu terdengar sangat tidak sabaran.Jelas terdengar dia takut dengan istrinya.Rasa takut ini pun membuat Sheryn semakin marah.Pria ini adalah menantu Keluarga Tantra, istrinya adalah bibinya Nicholas, keluarga istrinya sudah pasti Keluarga Tantra.Inilah kenapa Sheryn sengaja menggoda dia.Dari Keluarga Tantra tidak hanya Nicholas yang datang?Saat sedang berpikir, Sheryn melihat beberapa wajah yang familier masuk ke lokasi, yaitu orang Keluarga Tantra.Mereka langsung berjalan menghampiri Nicholas.Setelah mereka datang, Nicholas sepertinya sedang memperkenalkan Celine. Meski jaraknya sangat jau
Hilangnya Andreas adalah sebuah rahasia.Namun, Nicholas adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu tentang hal ini.Senyuman Celine berubah kaku sejenak, lalu sebuah senyuman pahit muncul. Dia tidak perlu berpura-pura kuat di depan Nicholas."Belum, tapi dia ... ada di Binara.""Kalau ada di Binara, harusnya sedikit lagi bakal ketemu."Celine menoleh lalu bertatapan dengan Nicholas. "Kak Nicholas, nggak usah khawatir, aku nggak apa-apa. Bagaimana denganmu? Belakangan bagaimana kabarnya? Terus Winny, belakangan ... aku nggak sempat memperhatikan dia."Dia sepertinya sudah sangat lama tidak berinisiatif menghubungi Winny. Setiap kali Winny mencarinya, dia juga tidak pernah menanyakan kondisi Winny.Celine merasa sedikit bersalah.Nicholas menyadari perasaan Celine dan segera menjawab, "Winny sangat baik, dia terapi setiap hari, membaik dengan sangat cepat. Sebelum aku pulang ke Binara kali ini, dia berpesan padaku minta fotomu terus kirim ke dia, dia sangat merindukanmu."Celine mer
Benar, asalkan bisa menemukan Andreas, semuanya terbayarkan.Mereka saling menyemangati lewat telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Celine melihat jam dan langsung teringat hari ini hari apa.Hari ini babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional.Beberapa hari ini, dia fokus mencari Andreas, melupakan soal kompetisi ini.Noni juga tidak mengingatkannya.Celine tahu, pasti Hansen yang ada di Mastika yang berpesan pada Noni jangan mengganggu Celine dengan permasalahan kompetisi.Namun hari ini, dia harus hadir.Celine pun menyemangati dirinya.Setelah selesai mandi dan berpakaian, sebelum dia keluar, dia memakai cincin yang diberikan Andreas padanya.Lokasi babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional ditentukan di tempat yang sama dengan tahun lalu.Pagi-pagi sekali, sudah ada banyak wartawan yang datang.Selain peserta, orang-orang yang boleh masuk adalah para orang berpengaruh di Binara.Sheryn berhasil masuk dan berbaur dengan kerumunan orang.Kalau bukan karena pria yang dia
Seakan-akan dia tidak tertarik sama sekali dengan cincin itu.Sementara kata "bagus" itu juga hanya komentar objektif, atau mungkin diucapkan hanya untuk membuat Lala senang.Lala sangat senang dengan reaksi Andreas ini.Beberapa hari ini, dia terus mengamati Andreas.Kelihatannya cuci otak Gion kali ini sangat sempurna. Andreas tidak jadi gila, juga sepertinya melupakan semua hal yang berhubungan dengan Celine.Bagus sekali!"Kalau begitu, aku mau yang ini. Boleh, 'kan, Kak Tuvin?" Mata Lala dipenuhi dengan cinta.Seperti yang sudah dia duga, Andreas menjawab, "Boleh.""Kalau begitu, aku bungkus cincin pasangan ini," ujar penjaga toko.Namun, baru saja dia selesai bicara, Lala malah berkata, "Nggak mau sepasang, aku cuma mau yang model wanita, yang pria nggak usah.""Tapi ...." Bukannya mereka sepasang kekasih?Cincin ini bukan untuk tunangan atau cincin nikah? Jadi cincin kekasih juga bagus.Lala menyadari reaksi penjaga toko itu.Dia pun terkekeh."Cincin ini memang bagus, tapi ini
Lala sangat puas dengan hadiah yang akan dia berikan ke Celine.Juga sangat puas melihat tampang Andreas yang sempurna di depannya. Melihat jarak mereka yang sangat dekat, dia akhirnya tidak bisa menyembunyikan kesenangan di hatinya."Kak Tuvin ...." Lala tiba-tiba mendekati Andreas.Namun, Andreas malah mundur selangkah.Reaksinya ini jelas adalah refleks.Sejak Andreas sadarkan diri, berapa kali pun Gion mencuci otaknya dan terus memberitahunya kalau Lala adalah tunangannya,bahwa hubungan mereka sangat dekat,setiap kali Lala mau mendekat, Andreas selalu menghindar.Senyuman di wajah Lala jadi kaku, tapi dia segera kembali normal."Kak Tuvin, besok kita sudah mau pergi. Mulai besok, di sanalah rumah kita. Nanti waktu sudah sampai, kamu teruskan sekolahmu, aku bakal menemanimu.""Kak Tuvin, kamu boleh kasih aku sebuah hadiah?"Lala mendongak melihat Andreas, matanya penuh dengan harapan, sama sekali tidak ada hal lain."Boleh." Andreas tidak ada alasan untuk menolak.Lala tahu dia ti
Manajer hotel itu pun menceritakan semua yang terjadi hari itu dengan sangat mendetail.Mendengar ceritanya, hati Celine sangat bergejolak."Berarti benar!"Malam itu bukan mimpi, melainkan Andreas yang asli!"Aku sudah pernah menemuinya."Celine bergumam, bibirnya membentuk sebuah senyuman yang paling tulus dalam dua bulan ini.Dia juga perlahan-lahan semakin bersemangat. Dia melihat ke Albert dan Dylan sambil berkata, "Hari itu aku bertemu dengannya!"Albert dan Dylan saling bertatapan.Meski mereka tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi malam itu, mereka percaya dengan Celine.Atau mungkin, Celine dan Andreas tidak hanya pernah bertemu.Andreas bahkan sedang melindungi Celine.Melihat Celine tersenyum, Albert juga ikut tersenyum.Dylan juga menghela napas lega.Dari informasi-informasi ini, mereka sudah bisa membuktikan kalau Andreas baik-baik saja. Hanya masalah waktu ... sampai dia kembali.Sementara hal yang harus dia lakukan sebelum Andreas pulang adalah mengurus Grup Jayadi dan
Selama dua bulan ini, Celine sangat sering memimpikan Andreas.Namun, kebanyakan di mimpinya, sosok Andreas hanya terlihat bagian punggungnya secara samar-samar. Bagaimanapun Celine memanggil dan mengejar Andreas, dia tetap tidak bisa menyentuhnya.Kecuali satu kali itu.Dia memimpikan Albert, melihat wajahnya dengan jelas.Celine bisa merasakan sentuhan Andreas, bahkan detak jantung dan juga napasnya. Semuanya terasa sangat nyata, seakan-akan dia tidak sedang bermimpi, melainkan benar-benar terjadi.Bukan mimpi ....Celine terkejut dengan tebakannya ini.Saat ini, dia seakan-akan menangkap sesuatu, seperti tadi waktu dia berharap Tuvin adalah Andreas.Meski panggilan tadi sudah membuktikan kalau Tuvin bukan Andreas,Celine tetap ingin mencoba menangkap harapan dan petunjuk sekecil apa pun.Sementara mimpi dan juga tempat di mimpinya ada di Hotel Binara."Ke hotel, Hotel Binara." Celine tiba-tiba berdiri.Dia bahkan mau langsung keluar tanpa memakai sepatu.Albert dan Dylan tahu Celine
Semuanya tergantung pada kata-kata Lala.Lala sangat suka dengan rasa di mana semuanya ada di dalam kendalinya."Oh ... oh begitu?" Celine merasa hatinya terasa berat.Seakan-akan ditimpa oleh sesuatu.Sementara wanita di seberang telepon malah terdengar semakin senang. "Iya, kami sudah mau menikah, kamu bakal mendoakan kami, 'kan?"Mendoakan?Celine tidak pernah bertemu "Tuvin", juga tidak pernah bertemu tunangannya.Sepasang orang tidak dikenal akan segera menikah, dia seharusnya mengucapkan selamat.Namun, saat ini, begitu memikirkan mau "mendoakan" mereka, hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk, membuatnya kesusahan bernapas."Nona, kamu masih mendengar?"Lala kembali berkata.Dia seakan-akan tidak akan menyerah kalau belum mendapatkan ucapan selamat dari Celine.Terdengar suara napas yang kurang stabil di seberang, Lala pun tersenyum semakin lebar. Dia semakin bertekad mau mendengar ucapan selamat dari Celine.Celine menghirup napas dalam-dalam, dia ingin mengucapkan selamat, tapi mulu