Donny sama sekali tidak melihat Albert, dia langsung menghampiri Celine dan terus menatap Celine.Tatapannya seperti ayah yang tidak puas melihat putrinya, tapi juga seperti melihat seseorang yang dia cintai melalui putrinya."Aku datang menjemput Celly ke kantor."Donny berkata.Yang namanya bos memang berbeda, hanya bicara biasa saja sudah membuat orang tidak bisa melawan. Orang-orang yang tadinya masih mau mengatakan sesuatu bahkan tidak bisa menyela lagi.Albert dalam hati berpikir, kamu datang menjemput Celly, siapa yang berani rebutan denganmu?Sementara Hansen dalam hati berpikir, karena mau menjemput Celly ke kantor, dia tidak bisa berkata apa-apa.Andreas yang berdiri jauh dalam hati berpikir, untung saja dia pintar, dia Cuma datang melihat-lihat istrinya.Celine tanpa sadar tenggelam dalam tatapan Donny terhadapnya. Apakah ini tatapan seorang ayah kepada putrinya? Hanya dengan ditatap saja Celine bisa merasakan "kebahagiaan", hatinya terasa hangat, membuatnya merasa tidak pua
Seperti dugaannya, Hansen masih tetap Hansen yang dulu.Memangnya kenapa kalau Hansen pintar? Asalkan dia memakai wajah Lala ini, Hansen akan percaya apa pun yang dia katakan. Benar-benar ... mudah ditipu!Tepat ketika dia sudah kesenangan, dia mendengar Hansen berkata, "Kalau begitu, hari ini nggak usah ke kantor, istirahat saja di rumah.""Nggak!" Tidak bisa!Setelah menjawab, Lala baru sadar kalau reaksinya ini berlebihan.Dia berusaha untuk tersenyum lalu berkata manja seperti biasa, "Kak, aku bisa, kok. Celly selelah itu saja tetap ke kantor, aku mana boleh istirahat di rumah? Aku mau bantu Kakak dan Celly."Membantu?Dia cuma mau tahu lebih banyak tentang Grup Nadine sebagai persiapan untuk rencananya.Dia mau ... Grup Nadine!Hansen tersenyum penuh kasih sayang. "Oke kalau begitu, naiklah, dasar kamu ini."Hansen berkata ringan, tapi begitu dia membelakangi Lala, senyumannya langsung menghilang....Celine pertama kalinya duduk satu mobil dengan ayahnya.Meski ruangannya luas, C
Waktu mendapat kabar dari Donny, Yuni langsung merasa sangat senang, dia mulai berjalan mondar-mandir di ruang tamu."Donny bakal datang, Donny bakal datang ...."Dia sangat bersemangat, terus menggumam sendiri. Kemudian, dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Dia mau datang, berarti pesta kali ini nggak boleh sembarangan!"Harus mewah, harus besar, harus megah, harus menunjukkan kekayaan Keluarga Jayadi supaya Donny yang merupakan mitra mereka menyadari kehebatan Grup Jayadi.Namun, semua ini perlu ada yang siapkan.Yuni ingin melakukan semuanya sendiri, tapi bagaimanapun dia sudah tua.Pilihan pertamanya adalah Andreas.Namun, teringat pesta kali ini memakai nama Fera dan cucunya ini tidak mengakui ibu tirinya itu.Setelah berpikir lama, Yuni akhirnya membuat keputusan.Omar!Dia yang paling cocok.Setelah membuat keputusan, Yuni sama sekali tidak mengulur waktu dan langsung telepon Omar dan memintanya datang.Satu jam kemudian, Omar tiba.Fera juga ikut bersamanya."Pesta ulang tahun Fera
Dulu Fera tidak dihormati karena semua orang salah paham terhadap Fera. Namun, asalkan salah paham itu hilang, semuanya akan baik-baik saja.Omar pun berencana menjelaskan salah paham ini di pesta ulang tahun kali ini.Fera sedang memikirkan pesta ulang tahun ini, dia mengikuti semua ucapan Omar lalu tersenyum bahagia. "Terima kasih, Kak Omar, kamu yang terbaik."Sayangnya, yang dia inginkan bukanlah sikap baik Omar.Yang dia inginkan ...."Kak Omar, kita sekeluarga sudah lama nggak berkumpul, entah bagaimana keadaan Dylan sekarang."Sejak Dylan masuk rumah sakit, Andreas melindunginya dengan sangat ketat. Bahkan Fera juga tidak bisa mencari tahu tentang Dylan.Tidak hanya dia, Omar juga tidak tahu apa-apa tentang putranya ini.Namun, satu keluarga berkumpul ...."Fera, kamu tenang saja, aku bakal cari cara untuk mencari tahu lokasi Dylan," janji Omar."Iya."Bagus kalau bisa menemukan Dylan.Dengan adanya Dylan, pesta ulang tahun akan lebih seru....Omar pun mencari Dylan seperti yan
Bagus! Memang bagus lukisannya.Di bawah garis-garis lukisannya, mata Celine terlihat hidup.Namun, Dylan terang-terangan melukis kekasihnya begini, apa ... tidak aneh?Dylan sama sekali tidak peduli dengan ancaman di balik dua kata Andreas itu.Pensil di tangannya terus mengeluarkan suara gesekan dengan kertas, dia tenggelam dalam karyanya.Andreas menyipitkan matanya.Selama ini dia tahu kalau Dylan suka melukis, dia mewarisi bakat Ibu, pemahamannya atas warna dan goresan juga sangat mendalam.Waktu kecil, saat Ibu melukis, Dylan selalu ikut melukis di sampingnya.Setiap kali melihat adegan itu, perasaannya sangat rumit. Dia suka ketenangan dari adegan itu, tapi juga iri karena yang di sisi ibunya bukan dia!Namun setelah Ibu meninggal, Dylan tidak pernah menyentuh pensil lukis lagi.Andreas tidak menyangka hari ini Dylan kembali memegang pensil.Suasana di dalam kamar sangat hening, tetap hanya ada suara goresan pensil dan kertas, tapi anehnya sangat enak didengar.Andreas duduk di
Omar memperhatikan ekspresi Dylan, dia agak gugup, takut Dylan menolak.Kalau Dylan menolak, dia masih punya alasan lain.Tepat ketika Omar mau berbicara lagi, Dylan tiba-tiba berkata, "Oke."Omar pun terdiam. Hal ini di luar dugaannya.Sepertinya karena takut Dylan berubah pikiran, Omar langsung sadar kembali dan berkata, "Kalau begitu ... lusa aku datang jemput kamu."Setelah itu, dia menepuk bahu Dylan, masih ingin mengatakan sesuatu tapi tidak tahu mau mengatakan apa."Kalau begitu ... aku pergi dulu." Omar berusaha untuk tersenyum, tapi tetap terlihat canggung. Kemudian, dia melambaikan tangannya ke Dylan lalu berbalik naik ke mobil.Dylan tersenyum sinis.Ayah dan anak?Mereka berdua tidak pernah punya hubungan dekat.Atau lebih tepatnya, ayahnya ini tidak pernah memikirkannya.Dylan keluar khusus untuk "kebetulan" bertemu dengan Omar. Sekarang tujuannya sudah tercapai, dia tetap tidak mau terlalu lama di luar.Lusa ada pesta ulang tahun Fera, lusa ... dia sudah bisa bertemu deng
Hari ini ulang tahunnya, Fera berpakaian sangat mewah.Omar pergi menjemput Dylan, setelah berpisah dengan Omar, dia menghampiri para tamu wanita untuk menyapa mereka.Namun dia tidak menyangka, sebelum dia sampai, dia sudah mendengar kata-kata yang menusuk telinga.Bella lebih dulu berdiri di dinding bunga ini.Sejak Celine berubah jadi putri Grup Angkasa lalu mewarisi Grup Nadine dalam semalam, suasana hati Bella sangat jelek.Hanya karena beberapa kali dia berkumpul sama para nona-nona, mereka selalu membicarakan Celine. Semuanya kagum dan ingin berteman dengan Celine.Hari ini banyak perempuan, Celine sudah pasti akan dibicarakan.Dia malas ikut mengobrol tentang Celine, jadi dia duduk di ayunan yang ada di belakang dinding bunga.Namun, begitu mendengar kata-kata itu, dia tetap kesal, tapi untungnya ada yang lebih kesal dari dia.Bella melihat senyuman di wajah Fera yang berubah bentuk, dia pun menuang minyak ke api, menyingkirkan senyum itu sepenuhnya. "Celine benar-benar terkena
Bella sudah memperhatikan selama berhari-hari, akhirnya ada suatu hari dia mendapatkan jawabannya dari Yuni.Hari itu dia melihat dengan jelas, waktu Yuni mengungkit Celine, ekspresi Fera yang tiba-tiba berubah benar-benar sangat menarik!Bella sangat tidak sabar.Fera tidak suka Celine, kalau Fera bisa melakukan sesuatu, bukannya berarti sesuai dengan keinginannya?"Nona Celine kenapa masih belum datang?""Harusnya sudah mau.""Apa nggak bakal datang ....""Nggak, nggak ...."Di sisi lain dari dinding bunga ini, orang-orang tetap membicarakan Celine. Semua orang menanti-nantikan kedatangan Celine.Saat ini, di luar kediaman Nadine,Yuni benar-benar datang menjemput Celine seperti yang dijanjikan."Celly, sini, ayo cepat naik mobil." Mobil mewah Keluarga Jayadi berhenti di depan, sangat mencolok.Beberapa hari ini, Celine setiap pagi berangkat ke perusahaan, malamnya kadang pulang ke kediaman Nadine, kadang ke Kompleks Jade Garden.Waktu dia menginap di kediaman Nadine, besoknya Albert