Carla memajukan bibirnya.Seakan-akan sangat ingin membuktikan kalau bagi Andreas, Celine tidaklah spesial.Melihat Celine mengernyit, Carla pun tersenyum sombong."Pas masih di Binara, Celine kabur dari kediaman Keluarga Nadine, tapi akhirnya ditangkap oleh Andreas.""Aku mengira dia akan membawa Lily ke hadapanmu agar kamu bisa melampiaskan emosimu. Sayangnya ... entah apa yang dilakukan Andreas pada Lily."Suara Carla membuat Celine sadar kembali.Dia melihat Carla dan tahu kalau Carla sengaja mengejeknya, tapi dia tahu satu hal.Kalau dia mau tahu tentang Lily, akan lebih mudah kalau langsung bertanya ke Andreas.Oleh karena itu, Celine mengalihkan tatapannya dan segera ingin keluar dari kamar Carla.Dia terburu-buru keluar dan kebetulan bertemu dengan Lala yang melewati kamar Carla."Celly?" Lala agak terkejut.Seakan-akan terkejut melihat Celine keluar dari kamar Carla."Aku ... aku ada sedikit urusan, maaf." Celine sibuk memikirkan Lily, dia pun segera melewati Lala dan kembali
Celine sudah tahu tentang kematian Lily?Lily memang sudah mati, dia yang sekarang ... adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lily menyentuh wajahnya yang sekarang, lalu menyentuh tenggorokannya. Demi menjadi Lala, dia tidak hanya melakukan operasi plastik di bawah perintah Nyonya, dia juga menghancurkan pita suaranya.Dia melakukan semua ini tentu saja untuk mendapatkan sesuatu.Sementara sesuatu itu ....Lala melihat ke luar balkon. Tadi waktu dia berjalan masuk ke kediaman Keluarga Nadine, dia sengaja menekan kekagetan di hatinya. Dia berusaha sekuat tenaga baru berhasil masuk ke perannya sebagai "Lala".Vila Keluarga Nadine yang di Binara saja sudah sangat besar. Tidak disangka, kediaman Keluarga Nadine di Mastika bahkan lebih besar lagi. Apakah ini namanya kekayaan dari tiga keluarga besar di Mastika?Sementara dia sekarang adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lala!Dia adalah Lala, bukan Lily lagi!Lala tersenyum. Mendengar Celine sepertinya sudah masuk ke kamarnya, dia baru berkat
Andreas mengernyit dan berkata, "Bukannya kemarin baru bertemu? Nona Lala pelupa?"Lala tertegun sejenak lalu muncul kecanggungan di matanya. "Benar, semalam baru bertemu, tapi semalam terlalu ramai, nggak kayak hari ini ....""Waktu itu di hotel bukannya juga ketemu?" ujar Andreas datar.Sikapnya ini membuat Hansen yang sedang berjalan kemari agak kesal."Andreas, dia Lala!" Hansen memelototi Andreas, seakan-akan sedang mengingatkannya.Namun, Andreas tetap tidak peduli. "Aku tahu, Lala, nona pertama Keluarga Nadine, sebelumnya di hotel kita pernah ketemu, 'kan?""Kamu ....""Kakak ...."Hansen memasang ekspresi tajam, ingin mengatakan sesuatu, tapi Lala malah menyelanya. "Kakak, hari itu aku memang menabrak Andreas. Sebenarnya, waktu itu aku sudah mengenalinya, tapi ...."Muncul kesedihan di mata Lala. "Aku nggak berencana pulang ke Keluarga Nadine, aku nggak berani membiarkannya mengenaliku, juga nggak mau dia mendengar suaraku.""Lala ...." Setiap kali mengungkit suaranya, Hansen p
Di luar ada Hansen dan Lala yang melihat mereka, Andreas berani sekali!Wajah Celine langsung memerah, jantungnya juga berdetak sangat kencang di luar kemauannya. Seketika, Celine lupa memberontak, sampai ketika wajah itu tiba-tiba berhenti.Celine tidak bisa berkata-kata.Napas Andreas berembus di sampingnya, seakan-akan menyadari sesuatu. "Sudah."Sudah?Celine sadar kembali, baru sadar kalau sabuk pengamannya sudah terpasang.Celine kembali tertegun.Dia sangat canggung, kepalanya berdengung, dia bahkan tidak berani melihat orang di sampingnya. Namun, dia tetap bisa melihat senyuman Andreas yang nakal, seakan-akan sedang berkata, cuma pakai sabuk pengaman, jangan berpikir sembarangan!Seketika, wajah Celine semakin memerah.Setelah mobil melaju, Celine baru membuka jendela agar angin berembus di wajahnya, menurunkan suhu tubuhnya.Di luar kediaman Keluarga Nadine,Hansen mengernyit.Dia sudah menerima hubungan Andreas dan Celine, juga sudah menempatkan dirinya di posisi yang seharus
Pria yang sama hebatnya?Di seluruh Mastika, siapa lagi yang punya kedudukan setinggi Andreas?Lala mendongak melihat Hansen lalu merangkul lengannya dengan akrab. "Aku cuma mau tetap di sisi Kakak!"Lala tahu, kali ini, Hansen adalah pendukung terbesarnya, jadi dia harus menggenggamnya erat-erat.Dalam benaknya muncul kata-kata Nyonya."Perasaan Hansen terhadap Lala mungkin nggak hanya perasaan antara adik dan kakak."Tidak hanya perasaan antara adik dan kakak?Bibir Lala membentuk senyuman, dengan menjadi "Lala", harusnya dia bisa mengendalikan pria ini!Dia menempelkan wajahnya di lengan Hansen, tidak menyadari kalau ekspresi Hansen membeku sejenak.Namun, dalam sekejap, Hansen menunjukkan ekspresi puas.Sekarang, Lala sudah pulang, Celly juga berada di tempat yang bisa dia jangkau, apa lagi yang harus dia khawatirkan?...Di dalam mobil mewah,Andreas mengira Celine akan kembali bertanya tentang Lily, tapi dia tidak menyangka sampai sudah tiba di luar rumah sakit, Celine tetap tida
"Kamu sudah lupa dengan janjimu semalam?" Albert terdengar marah.Celine tiba-tiba teringat tentang janji mereka semalam, tapi dia tidak menyangka Albert ternyata orang yang begitu efisien."Kak ...."Teringat dengan janji mereka semalam, Celine ingin bilang, kalaupun sudah janji, tidak perlu sampai ... secepat ini, 'kan?Namun, pemberontakannya diabaikan oleh Albert."Aku sudah mencari tim terapis khusus. Nona Winny sudah tinggal selama ini di rumah sakit, pasti sudah bosan, kebetulan bisa ganti tempat." Kemudian, Albert memberi Celine tatapan penuh peringatan. "Pokoknya begitu!"Seakan-akan kalau Celine mau menolak, dia akan marah besar.Celine tidak bisa berkata-kata.Dia belum memberi tahu Hansen soal ini.Kalau dia pergi begitu saja, apa yang akan Hansen pikirkan?Celine terlihat agak ragu, Albert juga tahu apa yang Celine pikirkan. "Aku bakal jelaskan ke Hansen!"Dia yang jelaskan ke Hansen ....Teringat pertemuan mereka di rumah sakit dan interaksi mereka, bibir Celine langsung
Melihat ekspresi Albert yang semakin jelek, Andreas semakin senang.Setelah berhenti sejenak, Andreas melanjutkan, "Cuma meminjam acara orang lain, takutnya nggak tulus!"Tidak tulus?Andreas bisa-bisanya bilang dia tidak tulus?Albert ingin melawan, tapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa.Dalam hati, Albert sangat marah, dia tidak ingin Andreas merendahkan ketulusannya terhadap Celine, juga tidak ingin kalah dari Hansen.Perlahan-lahan, Albert menenangkan emosinya.Dia berkata pada Andreas seperti sedang mengumumkan, "Tuan Andreas, terlalu cepat membuat kesimpulan sekarang. Ketulusanku terhadap Celly sebagai adikku ini nggak mungkin kalah dari Keluarga Nadine!""Oh ya?" Andreas mengangkat alisnya.Sebuah kilauan cahaya berkelebat di matanya, jelas dia sudah mendapatkan yang dia mau.Kalau begitu, dia tidak perlu mengatakan apa-apa lagi.Di kantor pusat Grup Nadine.Belakangan ini Hansen sangat sibuk.Hansen membawa Lala hari ini, tapi hanya meminta sekretarisnya untuk memperkenalkan k
"Kakak ...." Lala tetap tersenyum seperti biasanya.Karena tidak bisa kabur, dia langsung memberanikan diri.Dia yakin, dengan perasaan Hansen terhadap "Lala", Hansen tidak akan mencurigainya.Seperti yang dia duga, Hansen sama sekali tidak merasa ada yang aneh dengan dia duduk di kursinya."Kamu lapar, nggak? Sudah siang, ayo kita pergi makan." Hansen menatap Lala dengan wajah penuh senyuman."Iya, kebetulan aku lapar, aku mau mencoba makanan yang biasa Kakak makan!"Lala berlari ke Hansen dengan penuh semangat, lalu langsung merangkul lengannya dan berjalan keluar dari kantor bersama.Di dalam kantor, ponsel kembali berbunyi, tapi tetap tidak diangkat.Sampai setelah mereka berdua kembali, Lala baru seakan-akan teringat suatu hal yang penting dan segera berlari ke dalam kantor untuk mengambil ponsel itu. Dia melihat ada beberapa panggilan tak terjawab."Kakak, maaf, aku lupa ... " ujar Lala sambil memasang ekspresi merasa bersalah.Hansen berkata dengan tenang dan lembut, "Untuk apa