"Baguslah, kalau aku nggak bisa tidur, aku bisa mengobrol dengan Celly."Lala sangat senang.Meski waktunya sudah larut malam, Wahyu tetap menyediakan sedikit makanan.Bisa dibilang untuk menyambut kepulangan Lala.Lala meminta Wahyu membawa makanan itu ke taman. Waktu minum arak, Lala sering melamun sambil melihat ke beberapa tempat, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.Di taman, bunga bakung ungu sedang mekar."Aku nggak menyangka bunga bakung ini masih hidup dengan sebaik ini." Lala menghampiri bunga bakung itu lalu terlihat sedih seperti sedang memikirkan sesuatu.Hansen tahu, Lala sedang memikirkan Richard."Selama ini, Kakek sering mengurus bunga-bunga ini. Kakek juga pasti sangat merindukanmu," hibur Hansen.Mungkin karena pengaruh arak, kerinduan Lala terhadap Richard tidak bisa dikendalikan lagi, dia pun mulai menangis.Hansen pun menenangkannya.Melihat adegan ini, Celine tiba-tiba merasa kalau mereka dan Kakek sekeluarga, sedangkan dia hanyalah seorang pengganggu yang data
Carla memajukan bibirnya.Seakan-akan sangat ingin membuktikan kalau bagi Andreas, Celine tidaklah spesial.Melihat Celine mengernyit, Carla pun tersenyum sombong."Pas masih di Binara, Celine kabur dari kediaman Keluarga Nadine, tapi akhirnya ditangkap oleh Andreas.""Aku mengira dia akan membawa Lily ke hadapanmu agar kamu bisa melampiaskan emosimu. Sayangnya ... entah apa yang dilakukan Andreas pada Lily."Suara Carla membuat Celine sadar kembali.Dia melihat Carla dan tahu kalau Carla sengaja mengejeknya, tapi dia tahu satu hal.Kalau dia mau tahu tentang Lily, akan lebih mudah kalau langsung bertanya ke Andreas.Oleh karena itu, Celine mengalihkan tatapannya dan segera ingin keluar dari kamar Carla.Dia terburu-buru keluar dan kebetulan bertemu dengan Lala yang melewati kamar Carla."Celly?" Lala agak terkejut.Seakan-akan terkejut melihat Celine keluar dari kamar Carla."Aku ... aku ada sedikit urusan, maaf." Celine sibuk memikirkan Lily, dia pun segera melewati Lala dan kembali
Celine sudah tahu tentang kematian Lily?Lily memang sudah mati, dia yang sekarang ... adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lily menyentuh wajahnya yang sekarang, lalu menyentuh tenggorokannya. Demi menjadi Lala, dia tidak hanya melakukan operasi plastik di bawah perintah Nyonya, dia juga menghancurkan pita suaranya.Dia melakukan semua ini tentu saja untuk mendapatkan sesuatu.Sementara sesuatu itu ....Lala melihat ke luar balkon. Tadi waktu dia berjalan masuk ke kediaman Keluarga Nadine, dia sengaja menekan kekagetan di hatinya. Dia berusaha sekuat tenaga baru berhasil masuk ke perannya sebagai "Lala".Vila Keluarga Nadine yang di Binara saja sudah sangat besar. Tidak disangka, kediaman Keluarga Nadine di Mastika bahkan lebih besar lagi. Apakah ini namanya kekayaan dari tiga keluarga besar di Mastika?Sementara dia sekarang adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lala!Dia adalah Lala, bukan Lily lagi!Lala tersenyum. Mendengar Celine sepertinya sudah masuk ke kamarnya, dia baru berkat
Andreas mengernyit dan berkata, "Bukannya kemarin baru bertemu? Nona Lala pelupa?"Lala tertegun sejenak lalu muncul kecanggungan di matanya. "Benar, semalam baru bertemu, tapi semalam terlalu ramai, nggak kayak hari ini ....""Waktu itu di hotel bukannya juga ketemu?" ujar Andreas datar.Sikapnya ini membuat Hansen yang sedang berjalan kemari agak kesal."Andreas, dia Lala!" Hansen memelototi Andreas, seakan-akan sedang mengingatkannya.Namun, Andreas tetap tidak peduli. "Aku tahu, Lala, nona pertama Keluarga Nadine, sebelumnya di hotel kita pernah ketemu, 'kan?""Kamu ....""Kakak ...."Hansen memasang ekspresi tajam, ingin mengatakan sesuatu, tapi Lala malah menyelanya. "Kakak, hari itu aku memang menabrak Andreas. Sebenarnya, waktu itu aku sudah mengenalinya, tapi ...."Muncul kesedihan di mata Lala. "Aku nggak berencana pulang ke Keluarga Nadine, aku nggak berani membiarkannya mengenaliku, juga nggak mau dia mendengar suaraku.""Lala ...." Setiap kali mengungkit suaranya, Hansen p
Di luar ada Hansen dan Lala yang melihat mereka, Andreas berani sekali!Wajah Celine langsung memerah, jantungnya juga berdetak sangat kencang di luar kemauannya. Seketika, Celine lupa memberontak, sampai ketika wajah itu tiba-tiba berhenti.Celine tidak bisa berkata-kata.Napas Andreas berembus di sampingnya, seakan-akan menyadari sesuatu. "Sudah."Sudah?Celine sadar kembali, baru sadar kalau sabuk pengamannya sudah terpasang.Celine kembali tertegun.Dia sangat canggung, kepalanya berdengung, dia bahkan tidak berani melihat orang di sampingnya. Namun, dia tetap bisa melihat senyuman Andreas yang nakal, seakan-akan sedang berkata, cuma pakai sabuk pengaman, jangan berpikir sembarangan!Seketika, wajah Celine semakin memerah.Setelah mobil melaju, Celine baru membuka jendela agar angin berembus di wajahnya, menurunkan suhu tubuhnya.Di luar kediaman Keluarga Nadine,Hansen mengernyit.Dia sudah menerima hubungan Andreas dan Celine, juga sudah menempatkan dirinya di posisi yang seharus
Pria yang sama hebatnya?Di seluruh Mastika, siapa lagi yang punya kedudukan setinggi Andreas?Lala mendongak melihat Hansen lalu merangkul lengannya dengan akrab. "Aku cuma mau tetap di sisi Kakak!"Lala tahu, kali ini, Hansen adalah pendukung terbesarnya, jadi dia harus menggenggamnya erat-erat.Dalam benaknya muncul kata-kata Nyonya."Perasaan Hansen terhadap Lala mungkin nggak hanya perasaan antara adik dan kakak."Tidak hanya perasaan antara adik dan kakak?Bibir Lala membentuk senyuman, dengan menjadi "Lala", harusnya dia bisa mengendalikan pria ini!Dia menempelkan wajahnya di lengan Hansen, tidak menyadari kalau ekspresi Hansen membeku sejenak.Namun, dalam sekejap, Hansen menunjukkan ekspresi puas.Sekarang, Lala sudah pulang, Celly juga berada di tempat yang bisa dia jangkau, apa lagi yang harus dia khawatirkan?...Di dalam mobil mewah,Andreas mengira Celine akan kembali bertanya tentang Lily, tapi dia tidak menyangka sampai sudah tiba di luar rumah sakit, Celine tetap tida
"Kamu sudah lupa dengan janjimu semalam?" Albert terdengar marah.Celine tiba-tiba teringat tentang janji mereka semalam, tapi dia tidak menyangka Albert ternyata orang yang begitu efisien."Kak ...."Teringat dengan janji mereka semalam, Celine ingin bilang, kalaupun sudah janji, tidak perlu sampai ... secepat ini, 'kan?Namun, pemberontakannya diabaikan oleh Albert."Aku sudah mencari tim terapis khusus. Nona Winny sudah tinggal selama ini di rumah sakit, pasti sudah bosan, kebetulan bisa ganti tempat." Kemudian, Albert memberi Celine tatapan penuh peringatan. "Pokoknya begitu!"Seakan-akan kalau Celine mau menolak, dia akan marah besar.Celine tidak bisa berkata-kata.Dia belum memberi tahu Hansen soal ini.Kalau dia pergi begitu saja, apa yang akan Hansen pikirkan?Celine terlihat agak ragu, Albert juga tahu apa yang Celine pikirkan. "Aku bakal jelaskan ke Hansen!"Dia yang jelaskan ke Hansen ....Teringat pertemuan mereka di rumah sakit dan interaksi mereka, bibir Celine langsung
Melihat ekspresi Albert yang semakin jelek, Andreas semakin senang.Setelah berhenti sejenak, Andreas melanjutkan, "Cuma meminjam acara orang lain, takutnya nggak tulus!"Tidak tulus?Andreas bisa-bisanya bilang dia tidak tulus?Albert ingin melawan, tapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa.Dalam hati, Albert sangat marah, dia tidak ingin Andreas merendahkan ketulusannya terhadap Celine, juga tidak ingin kalah dari Hansen.Perlahan-lahan, Albert menenangkan emosinya.Dia berkata pada Andreas seperti sedang mengumumkan, "Tuan Andreas, terlalu cepat membuat kesimpulan sekarang. Ketulusanku terhadap Celly sebagai adikku ini nggak mungkin kalah dari Keluarga Nadine!""Oh ya?" Andreas mengangkat alisnya.Sebuah kilauan cahaya berkelebat di matanya, jelas dia sudah mendapatkan yang dia mau.Kalau begitu, dia tidak perlu mengatakan apa-apa lagi.Di kantor pusat Grup Nadine.Belakangan ini Hansen sangat sibuk.Hansen membawa Lala hari ini, tapi hanya meminta sekretarisnya untuk memperkenalkan k
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad
"Ah!"Lily langsung berdiri dengan panik dan ingin kabur, tapi karena sepatu hak tingginya terlilit seprai di bawah,sebelum dia berdiri, dia sudah terjatuh lagi dengan posisi duduk.Dia merasa sakit, tapi dia tidak peduli.Dia melihat wanita yang tadinya jongkok perlahan-lahan berdiri, wajahnya penuh dengan ketakutan.Celine!Itu hantu Celine!"Pergi, pergi kamu." Lily menutup matanya, seakan-akan tidak akan takut kalau tidak kelihatan.Namun, meski mata tertutup, telinga tetap bisa mendengar.Dia mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, suara Celine pun terdengar. "Aku datang untuk menghadiri pesta, sayang sekali kalau aku meninggalkan pesta seseru ini. Aku nggak mau pergi."Setelah itu, dia mendekati Lily dan berkata lagi, "Kamu nggak menyambutku?"Menyambutnya?Menyambut hantu?Lily tadinya merasa dia yang meledakkan gudang itu, kalaupun Celine mendatanginya dalam bentuk hantu, dia juga tidak takut. Dia bahkan akan memamerkan kemenangannya ke Celine.Namun, dia ternyata teta
Akan tetapi, setelah dia merengek kesakitan, tetap tidak ada jawaban.Mana Hansen?Tadi dia jelas-jelas melihat Hansen ada di belakangnya, tidak jauh darinya.Lily berusaha menahan sakit lalu menopang tubuhnya sendiri dan menoleh mencari Hansen.Dia langsung melihat ke arah terakhir dia melihat Hansen, Hansen ada di sana."Kakak ...." Lily melihatnya dengan ekspresi sedih, ingin mendapat kasih sayang darinya. Namun, Hansen .... Wajahnya datar ....Hansen hanya melihatnya. Melihat dia jatuh, kenapa Hansen tidak bereaksi?"Kakak ...." Lily tidak percaya.Namun, waktu dia memanggil Hansen lagi, dia malah melihat Hansen tersenyum sinis.Tersenyum sini ....Sejak dia pulang ke kediaman Nadine, dia tidak pernah melihat ekspresi ini di wajah Hansen.Dia adalah Lala yang disayangi Hansen, Hansen kenapa malah menunjukkan ekspresi seperti ini padanya?"Kakak, sakit ...." Lily kebingungan, dia sudah memanggil Hansen berkali-kali, Hansen tidak mungkin tidak dengar. Namun, Hansen seakan-akan tidak