"Celly, pulanglah sebentar."Mungkin karena Celine lama tidak menjawab, Hansen akhirnya ikut membujuk.Mereka saling bertatapan lewat kaca spion."Baik."Celine menyetujui sambil tersenyum.Lala langsung tersenyum lebar seakan-akan sangat senang. "Baguslah!"Namun, beberapa saat kemudian, dia seakan-akan sedikit kecewa. "Celly sangat menuruti kata-kata Kakak, tapi nggak apa-apa, setelah kenal lama, kita juga akan jadi kakak adik yang sangat akrab!"Kata-katanya seakan-akan sangat menyukai Celine.Sikap ramahnya bahkan membuat Celine meragukan dirinya sendiri, apakah dia terlalu dingin terhadap Lala?Apakah karena dia itu teman masa kecilnya Andreas?Atau karena dia melihat foto yang ada di kamar Andreas di kediaman Keluarga Jayadi?Celine menghirup napas dalam-dalam.Dia berusaha bersikap lebih ramah.Selama perjalanan, Lala sangat cerewet, tapi begitu memasuki kediaman, Lala jadi diam.Dia melihat bangunan dan juga interior di dalam rumah, setiap kali melewati satu bagian, dia selalu
"Baguslah, kalau aku nggak bisa tidur, aku bisa mengobrol dengan Celly."Lala sangat senang.Meski waktunya sudah larut malam, Wahyu tetap menyediakan sedikit makanan.Bisa dibilang untuk menyambut kepulangan Lala.Lala meminta Wahyu membawa makanan itu ke taman. Waktu minum arak, Lala sering melamun sambil melihat ke beberapa tempat, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.Di taman, bunga bakung ungu sedang mekar."Aku nggak menyangka bunga bakung ini masih hidup dengan sebaik ini." Lala menghampiri bunga bakung itu lalu terlihat sedih seperti sedang memikirkan sesuatu.Hansen tahu, Lala sedang memikirkan Richard."Selama ini, Kakek sering mengurus bunga-bunga ini. Kakek juga pasti sangat merindukanmu," hibur Hansen.Mungkin karena pengaruh arak, kerinduan Lala terhadap Richard tidak bisa dikendalikan lagi, dia pun mulai menangis.Hansen pun menenangkannya.Melihat adegan ini, Celine tiba-tiba merasa kalau mereka dan Kakek sekeluarga, sedangkan dia hanyalah seorang pengganggu yang data
Carla memajukan bibirnya.Seakan-akan sangat ingin membuktikan kalau bagi Andreas, Celine tidaklah spesial.Melihat Celine mengernyit, Carla pun tersenyum sombong."Pas masih di Binara, Celine kabur dari kediaman Keluarga Nadine, tapi akhirnya ditangkap oleh Andreas.""Aku mengira dia akan membawa Lily ke hadapanmu agar kamu bisa melampiaskan emosimu. Sayangnya ... entah apa yang dilakukan Andreas pada Lily."Suara Carla membuat Celine sadar kembali.Dia melihat Carla dan tahu kalau Carla sengaja mengejeknya, tapi dia tahu satu hal.Kalau dia mau tahu tentang Lily, akan lebih mudah kalau langsung bertanya ke Andreas.Oleh karena itu, Celine mengalihkan tatapannya dan segera ingin keluar dari kamar Carla.Dia terburu-buru keluar dan kebetulan bertemu dengan Lala yang melewati kamar Carla."Celly?" Lala agak terkejut.Seakan-akan terkejut melihat Celine keluar dari kamar Carla."Aku ... aku ada sedikit urusan, maaf." Celine sibuk memikirkan Lily, dia pun segera melewati Lala dan kembali
Celine sudah tahu tentang kematian Lily?Lily memang sudah mati, dia yang sekarang ... adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lily menyentuh wajahnya yang sekarang, lalu menyentuh tenggorokannya. Demi menjadi Lala, dia tidak hanya melakukan operasi plastik di bawah perintah Nyonya, dia juga menghancurkan pita suaranya.Dia melakukan semua ini tentu saja untuk mendapatkan sesuatu.Sementara sesuatu itu ....Lala melihat ke luar balkon. Tadi waktu dia berjalan masuk ke kediaman Keluarga Nadine, dia sengaja menekan kekagetan di hatinya. Dia berusaha sekuat tenaga baru berhasil masuk ke perannya sebagai "Lala".Vila Keluarga Nadine yang di Binara saja sudah sangat besar. Tidak disangka, kediaman Keluarga Nadine di Mastika bahkan lebih besar lagi. Apakah ini namanya kekayaan dari tiga keluarga besar di Mastika?Sementara dia sekarang adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lala!Dia adalah Lala, bukan Lily lagi!Lala tersenyum. Mendengar Celine sepertinya sudah masuk ke kamarnya, dia baru berkat
Andreas mengernyit dan berkata, "Bukannya kemarin baru bertemu? Nona Lala pelupa?"Lala tertegun sejenak lalu muncul kecanggungan di matanya. "Benar, semalam baru bertemu, tapi semalam terlalu ramai, nggak kayak hari ini ....""Waktu itu di hotel bukannya juga ketemu?" ujar Andreas datar.Sikapnya ini membuat Hansen yang sedang berjalan kemari agak kesal."Andreas, dia Lala!" Hansen memelototi Andreas, seakan-akan sedang mengingatkannya.Namun, Andreas tetap tidak peduli. "Aku tahu, Lala, nona pertama Keluarga Nadine, sebelumnya di hotel kita pernah ketemu, 'kan?""Kamu ....""Kakak ...."Hansen memasang ekspresi tajam, ingin mengatakan sesuatu, tapi Lala malah menyelanya. "Kakak, hari itu aku memang menabrak Andreas. Sebenarnya, waktu itu aku sudah mengenalinya, tapi ...."Muncul kesedihan di mata Lala. "Aku nggak berencana pulang ke Keluarga Nadine, aku nggak berani membiarkannya mengenaliku, juga nggak mau dia mendengar suaraku.""Lala ...." Setiap kali mengungkit suaranya, Hansen p
Di luar ada Hansen dan Lala yang melihat mereka, Andreas berani sekali!Wajah Celine langsung memerah, jantungnya juga berdetak sangat kencang di luar kemauannya. Seketika, Celine lupa memberontak, sampai ketika wajah itu tiba-tiba berhenti.Celine tidak bisa berkata-kata.Napas Andreas berembus di sampingnya, seakan-akan menyadari sesuatu. "Sudah."Sudah?Celine sadar kembali, baru sadar kalau sabuk pengamannya sudah terpasang.Celine kembali tertegun.Dia sangat canggung, kepalanya berdengung, dia bahkan tidak berani melihat orang di sampingnya. Namun, dia tetap bisa melihat senyuman Andreas yang nakal, seakan-akan sedang berkata, cuma pakai sabuk pengaman, jangan berpikir sembarangan!Seketika, wajah Celine semakin memerah.Setelah mobil melaju, Celine baru membuka jendela agar angin berembus di wajahnya, menurunkan suhu tubuhnya.Di luar kediaman Keluarga Nadine,Hansen mengernyit.Dia sudah menerima hubungan Andreas dan Celine, juga sudah menempatkan dirinya di posisi yang seharus
Pria yang sama hebatnya?Di seluruh Mastika, siapa lagi yang punya kedudukan setinggi Andreas?Lala mendongak melihat Hansen lalu merangkul lengannya dengan akrab. "Aku cuma mau tetap di sisi Kakak!"Lala tahu, kali ini, Hansen adalah pendukung terbesarnya, jadi dia harus menggenggamnya erat-erat.Dalam benaknya muncul kata-kata Nyonya."Perasaan Hansen terhadap Lala mungkin nggak hanya perasaan antara adik dan kakak."Tidak hanya perasaan antara adik dan kakak?Bibir Lala membentuk senyuman, dengan menjadi "Lala", harusnya dia bisa mengendalikan pria ini!Dia menempelkan wajahnya di lengan Hansen, tidak menyadari kalau ekspresi Hansen membeku sejenak.Namun, dalam sekejap, Hansen menunjukkan ekspresi puas.Sekarang, Lala sudah pulang, Celly juga berada di tempat yang bisa dia jangkau, apa lagi yang harus dia khawatirkan?...Di dalam mobil mewah,Andreas mengira Celine akan kembali bertanya tentang Lily, tapi dia tidak menyangka sampai sudah tiba di luar rumah sakit, Celine tetap tida
"Kamu sudah lupa dengan janjimu semalam?" Albert terdengar marah.Celine tiba-tiba teringat tentang janji mereka semalam, tapi dia tidak menyangka Albert ternyata orang yang begitu efisien."Kak ...."Teringat dengan janji mereka semalam, Celine ingin bilang, kalaupun sudah janji, tidak perlu sampai ... secepat ini, 'kan?Namun, pemberontakannya diabaikan oleh Albert."Aku sudah mencari tim terapis khusus. Nona Winny sudah tinggal selama ini di rumah sakit, pasti sudah bosan, kebetulan bisa ganti tempat." Kemudian, Albert memberi Celine tatapan penuh peringatan. "Pokoknya begitu!"Seakan-akan kalau Celine mau menolak, dia akan marah besar.Celine tidak bisa berkata-kata.Dia belum memberi tahu Hansen soal ini.Kalau dia pergi begitu saja, apa yang akan Hansen pikirkan?Celine terlihat agak ragu, Albert juga tahu apa yang Celine pikirkan. "Aku bakal jelaskan ke Hansen!"Dia yang jelaskan ke Hansen ....Teringat pertemuan mereka di rumah sakit dan interaksi mereka, bibir Celine langsung