Desi hanya seorang gadis biasa dan cacat pula. Kakinya agak sedikit pincang ketika berjalan.Betapa senangnya, Desi ketika ada seorang pria yang mau berteman dengannya di dunia maya. Hingga akhirnya mereka pun bertemu di dunia nyata. Namun, ketika Cinta sudah terlanjur bersemi di hati Desi. Ternyata cowok itu adalah kakak tiri Desi. Bagaimana kisah cinta Desi selanjutnya? Apakah Desi akan tetap melanjutkan hubungannya atau kisah cintanya berakhir begitu saja?
Lihat lebih banyakSetelah kepergian cowok itu, rumah Desi menjadi lebih tenang. Tidak ada teriakan dan keributan lagi. Dan, tanpa sadar Desi pun tertidur lelap. Karena rasa lelah yang teramat sangat. Bahkan, Desi pun mengganti dering ponselnya menjadi sunyi. Kring! Kring! "Tidak diangkat pak? Kemana anak itu ya? Masa sih, baru jam 8 malam Desi sudah tidur?" ujar ibu heran. "Bisa juga, bu. Mungkin Desi lelah karena harus membereskan rumah karena tidak ada kita. Sudah, biarkan saja dulu, bu. Besok baru kita coba telpon lagi." saran bapak bijak. "Baiklah, pak. Ayo, kita masuk ke dalam. Ibu mau istirahat dulu. Ibu sudah mengantuk." ajak ibu pelan. **** "Aduh, ayah juga kemana sih? Kok ponselnya gak diangkat sih
"Gara-gara kamu nih! Hampir saja, aku dipukuli warga dan babak belur. Ibu benar-benar kacau deh. Apa ibu tiriku tidak bisa mencari pembantu yang lebih pintar sedikit? Bukan seperti kamu yang bisanya hanya chat dengan cowok yang tidak jelas asal-usulnya pula. "maki cowok itu kesal. Desi berusaha tidak memedulikan ocehan cowok itu. Karena Desi sudah menyumpal telinganya dengan headset dan memutar musik dengan volume yang cukup keras. Kepala Desi bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti irama musik. "Hei, kamu dengar aku apa tidak sih?" tegur cowok itu kesal. Kesabarannya sudah habis. Dihampirinya, Desi dan dicabutnya headset itu dari telinga Desi. "Ih, apaan sih kamu? Main cabut saja! Nggak boleh melihat orang senang ya?" sungut Desi kesal.
"Atau jangan-jangan kamu itu beneran orang jahat ya? Kamu sengaja menyamar jadi cowok baik-baik lalu nanti kalo si cewek lengah kamu akan menculiknya atau mungkin membunuhnya." tuduh Desi asal. "Heh! Enak saja kau ini menuduh orang sembarangan. Aku ini cowok baik-baik. Aku bukan orang yang seperti itu. Dasar kamu ini! Kamu sepertinya kebanyakan mengkhayal atau kebanyakan baca dongeng." sembur cowok itu kesal. "Sebaiknya, kau pergi sana! Sebelum aku lapor polisi. Atau aku teriak biar tetanggaku datang berdamai-ramai ke rumah ini. Dan memukuli wajahmu yang tampan itu sampai babak belur dan tak berbentuk lagi." ancam Desi kesal. "Lapor saja sana! Aku tidak takut. Kau mau teriak juga tidak apa-apa. Mana ada yang percaya sama gadis seperti kamu. Kamu pasti cuma seorang pendusta kan? Aku akan tunggu ibu tiriku pulang lalu aku akan minta i
"Desi, bapak sama ibu akan pergi lagi besok pagi. Kamu baik-baik dirumah ya. Tutup pintu rapat-rapat kalo ada orang tidak di kenal datang seperti kemarin. Lebih baik, jangan kau bukakan pintu. Ibu takut nanti orang itu bermaksud jahat padamu." pesan ibu pada Desi. "Iya, bu. Akan Desi ingat pesan ibu. Desi akan hati-hati. Ibu dan bapak bisa pergi saja dengan tenang. Nggak usah mikirin Desi. Desi kan, bukan anak kecil lagi. Desi sudah dewasa." ucap Desi pelan sambil berusaha menenangkan ayah dan ibunya. **** Tok! Tok! "Desi, bangun nak! Ini sudah siang. Ibu dan ayah mau pergi dulu ya." Seru ibu dari dalam ruangan.. "Iya, sebentar bu." sahut Desi dengan mata yang masih berat. Desi pun terpaksa turun dari tempat tidurnya. Dan membukakan pintu kamarnya.&nbs
[Hi, Desi. Senang berkenalan denganmu] [Hi Michael, aku juga senang] [Desi, apa kau mau jadi p...] Ting Tong Suara bel rumah berbunyi berulang kali, di rumah sedang tidak ada orang. Hanya Desi, satu-satunya orang yang tersisa. Ayah dan ibunya sedang pergi ke rumah tante Nia, adik ibunya itu sedang mengadakan pesta lamaran di kota sebelah. Mau tak mau, ia berjalan menuju pintu dengan bersusah payah. Ting Tong... "Iya, iya, sabar sedikit kenapa sih ? Udah tau gak ada orang. Lagipula, siapa sih tamu tak tahu diri itu? Sudah malam masih bertamu ke rumah orang?"gerutu Desi kesal karena tamu itu sudah mengganggu keasyikannya chat dengan Michael. Ia pun segera membukakan pintu
[Hi, Desi. Senang berkenalan denganmu] [Hi Michael, aku juga senang] [Desi, apa kau mau jadi p...] Ting Tong Suara bel rumah berbunyi berulang kali, di rumah sedang tidak ada orang. Hanya Desi, satu-satunya orang yang tersisa. Ayah dan ibunya sedang pergi ke rumah tante Nia, adik ibunya itu sedang mengadakan pesta lamaran di kota sebelah. Mau tak mau, ia berjalan menuju pintu dengan bersusah payah. Ting Tong... "Iya, iya, sabar sedikit kenapa sih ? Udah tau gak ada orang. Lagipula, siapa sih tamu tak tahu diri itu? Sudah malam masih bertamu ke rumah orang?"gerutu Desi kesal karena tamu itu sudah mengganggu keasyikannya chat dengan Michael. Ia pun segera membukakan pintu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen