Share

Kakak Tiriku Adalah Pacarku
Kakak Tiriku Adalah Pacarku
Author: Veera

Tamu Tak Tahu Diri

Author: Veera
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

       [Hi, Desi. Senang berkenalan denganmu]

        [Hi Michael, aku juga senang]

         [Desi, apa kau mau jadi p...]

       Ting Tong

    Suara bel rumah berbunyi berulang kali, di rumah sedang tidak ada orang. Hanya Desi, satu-satunya orang yang tersisa. Ayah dan ibunya sedang pergi ke rumah tante Nia, adik ibunya itu sedang mengadakan pesta lamaran di kota sebelah. Mau tak mau, ia berjalan menuju pintu dengan bersusah payah.

        Ting Tong...

        "Iya, iya, sabar sedikit kenapa sih ? Udah tau gak ada orang. Lagipula, siapa sih tamu tak tahu diri itu? Sudah malam masih bertamu ke rumah orang?"gerutu Desi kesal karena tamu itu sudah mengganggu keasyikannya chat dengan Michael. 

      Ia pun segera membukakan pintu untuk tamu tak tahu diri itu. Seorang pria muda usianya tak jauh beda dari Desi. Mungkin beda 1 atau 2 tahun dari dirinya, Namun, pemuda itu tampan dengan rahang yang tegas. Ia tampak seperti orang yang angkuh. batin Desi dalam hati. Dari pakaiannya, yang sepertinya bermerk ia seperti pria kaya yang nyasar ke rumah gadis miskin. 

      "Sudah selesai mengaguminya ? Kau siapa sih ? Pembantu baru di sini, ya ? Buka pintunya lama banget sih ? Ibu tiri ku emang payah masa memilih pembantu kayak kamu sih sudah lelet, males pula.Atau tadi itu kamu tidur ya? Atau kamu sibuk lagi bergosip dirumah tetangga sebelah? Jadi buka pintunya lama banget. "tegur cowok itu panjang lebar.

        "Aku? Pembantu ? Heh, enak aja kamu nyebut aku pembantu. Aku bukan pembantu di sini. Asal kau tahu yah, aku ini anak pemilik rumah ini! Dan, ingat satu lagi jangan pernah nyebut ibuku dengan sebutan payah kalo kamu  gak mau aku tendang dari rumah ini! "hardik  Desi kesal. Wajahnya memerah dan tangannya terkenal erat. Ingin rasanya memberikan satu pukulan telak diwajah pria sombong ini. 

        "Kamu galak banget, sih! Sudah cepet  minggir kamu, jangan menghalangi jalan aku mau masuk. Kalo kamu berdiri terus di situ kapan aku bisa masuknya ?"sahut pria itu sembari mendorong pelan tubuh Desi. Pria itu tidak menggunakan kekuatannya hanya menggunakan sedikit tenaganya. Tapi, tak disangka hanya dengan sekali dorong tubuh kurus Desi terjerembap ke lantai. Ia hampir saja mencium lantai untuk tangannya dengan sigap menarik baju pria itu kencang. Desi sungguh tidak ingin jatuh sendirian. 

Brukk!! 

     "Arrghh! Jasku! Kau, beraninya merusak jas mahalku ini! Kau tahu uang tabunganmu itu saja tidak akan cukup untuk membeli jas ini. Sekarang aku tidak mau tau kau harus membayar ganti rugi jas yang kau rusak ini." maki cowok itu kesal. 

          "Tidak! Tentu saja aku tidak mau! Dan tidak akan mengganti rugi jas itu. Semuanya salahmu bukan salahku. Kau duluan yang mendorongku hingga terjatuh dan tentu saja aku tidak mau terjatuh sendirian." ejek Desi kesal. 

        Cowok itu tidak tau kalo cewek yang di dorongnya itu pincang. Maka hanya dengan sekali dorong, Desi jatuh ke lantai dan kakinya luka.

     "Kau juga harus mengganti biaya pengobatanku. Ini lihat dengan matamu, kakiku jadi terluka karena doronganmu tadi. Lebih baik begini saja kita sama-sama bersalah dan anggap saja itu selesai dan tidak perlu diperpanjang lagi." saran Desi panjang. 

      "Aduhh, sakit ."keluh Desi sambil meringis kesakitan. Dan meniup luka di kakinya agar berkurang sakitnya. 

      "Siapa yang suruh kamu jadi orang payah banget. Lemas amat sih kamu?" ejek cowok itu lagi. 

 "Apa ibuku nggak memberi, kamu  makan? Kasihan banget sih?"sindir cowok itu lagi seraya berjalan meninggalkan Desi yang masih terduduk di lantai.Cowok itu membuka lemari makanan dan mengambil beberapa makanan dan memberikannya pada Desi." Ini, ada beberapa makanan. Pilih saja mana Yang kau suka dan makan itu supaya lainkali kalo didorong lagi dengan orang lain nggak akan jatuh seperti ini lagi." ejek cowok itu lagi. 

      "Ih, cowok kok gak punya hati banget sih ? Lihat cewek jatuh bukan di tolongin malah di tinggalin."sungut Desi kesal sambil mengeluarkan sumpah serapahnya.

       Bum!

     "Auww!" teriak cowok itu sambil mengusap kepala belakangnya yang terkena timpukan buku.

        "Dasar cewek kurang ajar kamu! Beraninya main belakang!" ujar cowok itu geram.

      "Rasain kamu!" seru Desi kesal. Ia pun segera berbalik menuju kamarnya dan tak memedulikan teriakan cowok itu.

       "Hei! Jangan coba-coba kabur kamu!" teriak cowok itu kesal.

          Bum! 

       "Auww! Kamu! Awas kamu beraninya menimpukku lagi!" maki Desi kesal. 

           "Rasakan pembalasanku itu! Makanya jangan mulai duluan. Sakit kan? Sakit?" ucap cowok itu kesal. 

      "Arrrgghh! Pergi sana! Pergi dari rumahku kau cowok terkutuk!" maki Desi kesal sambil mendorong cowok itu ke depan pintu rumahnya. 

      Blam! 

     Desi bergegas menutup pintu rumahnya ketika ia akhirnya berhasil mengusir cowok aneh itu dari dalam rumahnya. 

      ****

     Ting! Tong! 

    "Iya, sebentar." teriak Desi sambil berjalan dengan susah payah menghindari buk dan bantal yang berserakan di lantai rumah. 

      "Ayah? Ibu? Kok, sudah pulang? Bukannya katanya kalian akan menginap di rumah tante Nia dan baru pulang besok?" tanya Desi heran. 

      "Rencana semula memang begitu. Tapi, ibumu terlalu kuatir denganmu. Apalagi kamu dirumah sendirian. Jadi, ibumu kuatir dan dia terus meminta pulang. Dan ayah terpaksa menemani." tutur ayah panjang. 

        "Astaga! Desi, ada apa dengan rumah ini? Apa ada penjahat masuk? Mengapa buku dan bantal berserakan dilantai seperti ini? Kayak habis ada perang dunia di rumah ini." seru ibu kaget sambil memijat pelipisnya. Pusing. 

         "Oh, bukan apa-apa bu. Tadi, cuma ada orang aneh yang salah masuk ke rumah kita." sahut Desi asal. 

       "Apa? Orang aneh? Tapi, kamu tidak apa-apa kan? Tidak ada yang terluka, kan?" tanya ibu tampak kuatir. 

         "Desi, tidak terluka bu. Tidak apa-apa. Orang aneh itu sudah berhasil Desi usir keluar dari rumah ini. Tapi, hasilnya ya itu. Rumah ini jadi berantakan. Maaf, ya bu. Biar Desi yang beresin semuanya, bu. Ibu istirahat saja. Ibu pasti lelah karena baru tiba. "saran Desi pelan. 

         "Tidak perlu, Desi. Biar ibu yang beresin nanti. Kamu istirahat saja, nak. Kamu pasti tadi sangat takut ya, maafin ibu ya. Ibu janji, kalau ibu nggak akan meninggalkan kamu sendirian lagi. Ibu kuatir orang aneh itu bakal balik lagi mencari kamu untuk balas dendam padamu. "pungkas ibu lagi. 

      "Tidak bu. Cowok aneh itu tidak membuat Desi takut, kok. Desi berani. Desi malah ingin menghajar cowok itu sampai wajah sombongnya itu tidak berbentuk lagi atau paling tidak sampai babak belur." ucap Desi menggebu-gebu. 

          "Astaga, Desi! Darimana kamu mendapat keberanian seperti itu? Jangan berbuat seperti itu Desi. Ibu kuatir kamu akan terluka nanti." ucap ibu tampak kuatir. 

       

        

   

Related chapters

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Menyebalkan

    "Desi, bapak sama ibu akan pergi lagi besok pagi. Kamu baik-baik dirumah ya. Tutup pintu rapat-rapat kalo ada orang tidak di kenal datang seperti kemarin. Lebih baik, jangan kau bukakan pintu. Ibu takut nanti orang itu bermaksud jahat padamu." pesan ibu pada Desi. "Iya, bu. Akan Desi ingat pesan ibu. Desi akan hati-hati. Ibu dan bapak bisa pergi saja dengan tenang. Nggak usah mikirin Desi. Desi kan, bukan anak kecil lagi. Desi sudah dewasa." ucap Desi pelan sambil berusaha menenangkan ayah dan ibunya. **** Tok! Tok! "Desi, bangun nak! Ini sudah siang. Ibu dan ayah mau pergi dulu ya." Seru ibu dari dalam ruangan.. "Iya, sebentar bu." sahut Desi dengan mata yang masih berat. Desi pun terpaksa turun dari tempat tidurnya. Dan membukakan pintu kamarnya.&nbs

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Berhasil Juga

    "Atau jangan-jangan kamu itu beneran orang jahat ya? Kamu sengaja menyamar jadi cowok baik-baik lalu nanti kalo si cewek lengah kamu akan menculiknya atau mungkin membunuhnya." tuduh Desi asal. "Heh! Enak saja kau ini menuduh orang sembarangan. Aku ini cowok baik-baik. Aku bukan orang yang seperti itu. Dasar kamu ini! Kamu sepertinya kebanyakan mengkhayal atau kebanyakan baca dongeng." sembur cowok itu kesal. "Sebaiknya, kau pergi sana! Sebelum aku lapor polisi. Atau aku teriak biar tetanggaku datang berdamai-ramai ke rumah ini. Dan memukuli wajahmu yang tampan itu sampai babak belur dan tak berbentuk lagi." ancam Desi kesal. "Lapor saja sana! Aku tidak takut. Kau mau teriak juga tidak apa-apa. Mana ada yang percaya sama gadis seperti kamu. Kamu pasti cuma seorang pendusta kan? Aku akan tunggu ibu tiriku pulang lalu aku akan minta i

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Akal Desi

    "Gara-gara kamu nih! Hampir saja, aku dipukuli warga dan babak belur. Ibu benar-benar kacau deh. Apa ibu tiriku tidak bisa mencari pembantu yang lebih pintar sedikit? Bukan seperti kamu yang bisanya hanya chat dengan cowok yang tidak jelas asal-usulnya pula. "maki cowok itu kesal. Desi berusaha tidak memedulikan ocehan cowok itu. Karena Desi sudah menyumpal telinganya dengan headset dan memutar musik dengan volume yang cukup keras. Kepala Desi bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti irama musik. "Hei, kamu dengar aku apa tidak sih?" tegur cowok itu kesal. Kesabarannya sudah habis. Dihampirinya, Desi dan dicabutnya headset itu dari telinga Desi. "Ih, apaan sih kamu? Main cabut saja! Nggak boleh melihat orang senang ya?" sungut Desi kesal.

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Benci Vs Cinta

    Setelah kepergian cowok itu, rumah Desi menjadi lebih tenang. Tidak ada teriakan dan keributan lagi. Dan, tanpa sadar Desi pun tertidur lelap. Karena rasa lelah yang teramat sangat. Bahkan, Desi pun mengganti dering ponselnya menjadi sunyi. Kring! Kring! "Tidak diangkat pak? Kemana anak itu ya? Masa sih, baru jam 8 malam Desi sudah tidur?" ujar ibu heran. "Bisa juga, bu. Mungkin Desi lelah karena harus membereskan rumah karena tidak ada kita. Sudah, biarkan saja dulu, bu. Besok baru kita coba telpon lagi." saran bapak bijak. "Baiklah, pak. Ayo, kita masuk ke dalam. Ibu mau istirahat dulu. Ibu sudah mengantuk." ajak ibu pelan. **** "Aduh, ayah juga kemana sih? Kok ponselnya gak diangkat sih

Latest chapter

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Benci Vs Cinta

    Setelah kepergian cowok itu, rumah Desi menjadi lebih tenang. Tidak ada teriakan dan keributan lagi. Dan, tanpa sadar Desi pun tertidur lelap. Karena rasa lelah yang teramat sangat. Bahkan, Desi pun mengganti dering ponselnya menjadi sunyi. Kring! Kring! "Tidak diangkat pak? Kemana anak itu ya? Masa sih, baru jam 8 malam Desi sudah tidur?" ujar ibu heran. "Bisa juga, bu. Mungkin Desi lelah karena harus membereskan rumah karena tidak ada kita. Sudah, biarkan saja dulu, bu. Besok baru kita coba telpon lagi." saran bapak bijak. "Baiklah, pak. Ayo, kita masuk ke dalam. Ibu mau istirahat dulu. Ibu sudah mengantuk." ajak ibu pelan. **** "Aduh, ayah juga kemana sih? Kok ponselnya gak diangkat sih

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Akal Desi

    "Gara-gara kamu nih! Hampir saja, aku dipukuli warga dan babak belur. Ibu benar-benar kacau deh. Apa ibu tiriku tidak bisa mencari pembantu yang lebih pintar sedikit? Bukan seperti kamu yang bisanya hanya chat dengan cowok yang tidak jelas asal-usulnya pula. "maki cowok itu kesal. Desi berusaha tidak memedulikan ocehan cowok itu. Karena Desi sudah menyumpal telinganya dengan headset dan memutar musik dengan volume yang cukup keras. Kepala Desi bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti irama musik. "Hei, kamu dengar aku apa tidak sih?" tegur cowok itu kesal. Kesabarannya sudah habis. Dihampirinya, Desi dan dicabutnya headset itu dari telinga Desi. "Ih, apaan sih kamu? Main cabut saja! Nggak boleh melihat orang senang ya?" sungut Desi kesal.

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Berhasil Juga

    "Atau jangan-jangan kamu itu beneran orang jahat ya? Kamu sengaja menyamar jadi cowok baik-baik lalu nanti kalo si cewek lengah kamu akan menculiknya atau mungkin membunuhnya." tuduh Desi asal. "Heh! Enak saja kau ini menuduh orang sembarangan. Aku ini cowok baik-baik. Aku bukan orang yang seperti itu. Dasar kamu ini! Kamu sepertinya kebanyakan mengkhayal atau kebanyakan baca dongeng." sembur cowok itu kesal. "Sebaiknya, kau pergi sana! Sebelum aku lapor polisi. Atau aku teriak biar tetanggaku datang berdamai-ramai ke rumah ini. Dan memukuli wajahmu yang tampan itu sampai babak belur dan tak berbentuk lagi." ancam Desi kesal. "Lapor saja sana! Aku tidak takut. Kau mau teriak juga tidak apa-apa. Mana ada yang percaya sama gadis seperti kamu. Kamu pasti cuma seorang pendusta kan? Aku akan tunggu ibu tiriku pulang lalu aku akan minta i

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Menyebalkan

    "Desi, bapak sama ibu akan pergi lagi besok pagi. Kamu baik-baik dirumah ya. Tutup pintu rapat-rapat kalo ada orang tidak di kenal datang seperti kemarin. Lebih baik, jangan kau bukakan pintu. Ibu takut nanti orang itu bermaksud jahat padamu." pesan ibu pada Desi. "Iya, bu. Akan Desi ingat pesan ibu. Desi akan hati-hati. Ibu dan bapak bisa pergi saja dengan tenang. Nggak usah mikirin Desi. Desi kan, bukan anak kecil lagi. Desi sudah dewasa." ucap Desi pelan sambil berusaha menenangkan ayah dan ibunya. **** Tok! Tok! "Desi, bangun nak! Ini sudah siang. Ibu dan ayah mau pergi dulu ya." Seru ibu dari dalam ruangan.. "Iya, sebentar bu." sahut Desi dengan mata yang masih berat. Desi pun terpaksa turun dari tempat tidurnya. Dan membukakan pintu kamarnya.&nbs

  • Kakak Tiriku Adalah Pacarku   Tamu Tak Tahu Diri

    [Hi, Desi. Senang berkenalan denganmu] [Hi Michael, aku juga senang] [Desi, apa kau mau jadi p...] Ting Tong Suara bel rumah berbunyi berulang kali, di rumah sedang tidak ada orang. Hanya Desi, satu-satunya orang yang tersisa. Ayah dan ibunya sedang pergi ke rumah tante Nia, adik ibunya itu sedang mengadakan pesta lamaran di kota sebelah. Mau tak mau, ia berjalan menuju pintu dengan bersusah payah. Ting Tong... "Iya, iya, sabar sedikit kenapa sih ? Udah tau gak ada orang. Lagipula, siapa sih tamu tak tahu diri itu? Sudah malam masih bertamu ke rumah orang?"gerutu Desi kesal karena tamu itu sudah mengganggu keasyikannya chat dengan Michael. Ia pun segera membukakan pintu

DMCA.com Protection Status