Nada suara Hansen terdengar menyindir.Waktu itu dia sudah curiga kalau Carla sengaja pergi ke pesta itu.Juga sengaja memberi tahu orang kalau dia adalah "nona pertama Keluarga Nadine"."Dia sengaja mengambil identitas milik Lala!" Hansen menatap Carla dengan tatapan menyalahkan."Bukan, nggak begitu!" Carla refleks mengelak, tapi setelah Andreas membuktikan identitas Lala sebagai nona pertama Keluarga Nadine, pikirannya sangat berantakan.Carla merasakan tatapan merendahkan orang-orang yang tertuju padanya.Dia juga jadi semakin tidak percaya diri.Namun, dia harus tetap berusaha mencari alasan. "Aku nggak sengaja, aku bukan mau menggantikan dia. Lala sudah nggak ada, aku cuma ingin mengenangnya ...."Mengenang?"Mengenang dengan cara mengambil identitasnya?" Nada Hansen sangat dingin, jelas tidak percaya dengan alasan ini."Bu ... bukan ...."Carla membuka mulut, tapi suaranya perlahan-lahan ditutupi oleh suara diskusi orang-orang."Benar, mana ada orang yang mengenang seseorang den
Perkenalan Hansen disela Lala.Hansen tertegun memproses kata-kata Lala."Sudah saling kenal? Kenapa aku nggak tahu?" Hansen sangat terkejut."Kita kenal di luar tadi, waktu itu aku nggak tahu dia adiknya Kakak, terus tadi pas pelelangan ...."Lala melihat ke Celine dengan ekspresi bersalah. "Tadi aku dengar itu pakaian yang pernah dipakai Kakek, jadi aku hilang kendali. Untungnya pakaian itu tetap jadi milikmu, kalau nggak aku bakal merasa sangat bersalah. Apa aku boleh memanggilmu Celly?"Dia terlihat berniat baik, juga melihatnya dengan tatapan berharap, Celine tidak bisa menolak."Tentu saja boleh."Celine kembali dari lamunannya, dia tersenyum juga sambil berkata, "Justru aku harus berterima kasih padamu, sudah membantuku tadi."Celine berterima kasih dengan tulus.Mereka berdua bisa dibilang baru bertemu dua kali.Oleh karena itu, Celine tetap merasa ada jarak di antara mereka.Namun, Lala tiba-tiba maju dan menggenggam tangan Celine. "Untuk apa berterima kasih padaku? Harusnya a
Hansen tentu saja tidak akan diam saja melihat nama baik Keluarga Nadine rusak. "Saudara-saudara, jamuannya tetap dilanjutkan. Semua transaksi di pelelangan hari ini disahkan oleh notaris, lalu akan digunakan untuk amal oleh organisasi amal yang sudah didirikan oleh Kakek. Hari ini saudara-saudara sudah berbuat banyak amal, nantinya Grup Nadine akan mengumumkan daftar namanya ke publik."Orang yang datang hari ini semuanya demi berbuat amal.Semua orang pun mengangguk."Saudara-saudara, saya akan menemani kalian semua untuk jamuan makan malam ini," ujar Hansen dengan lantang.Lala yang berdiri di sampingnya sangat senang mengingat situasi Carla tadi. Sekarang, dia sudah kembali jadi nona pertama Keluarga Nadine, dia harus menjaga citranya dengan baik.Oleh karena itu, dia menyarankan,"Kakak, apa aku juga boleh ikut menemani para tamu?""Tentu saja boleh!" Hansen menggenggam tangan Lala sambil berkata, "Kamu adalah bagian dari Keluarga Nadine, kamu itu nona pertama Keluarga Nadine, sud
Albert berbicara terus menerus.Tidak hanya Celine, bahkan Vicky yang baru saja datang langsung tertawa.Mereka berdua sekarang mata sedikit membelalak karena terkejut, bibir membentuk senyuman penuh makna.Ekspresi Albert semakin jelek, lalu dia kembali mengetuk kepala Celine. "Kamu kenapa ketawa? Aku bicara panjang lebar, kamu nggak dengar?""Dengar, dengar, aku dengar semuanya!" Celine mengelus kepalanya yang sakit.Namun, Albert tetap tidak puas. "Kulihat kamu nggak akan menurutiku!"Celine teringat kata-kata Albert tadi, dia tahu kalau Albert sedang mengkhawatirkannya, tapi ...."Lala ...." Meski tidak tahu apa yang dia rasakan terhadap Lala, suaranya yang serak memang membuat orang merasa kasihan padanya. "Selama ini, dia pasti sangat menderita di luar!"Albert tetap tidak setuju. "Kalau memang menderita, harusnya dia sudah pulang dari dulu, kenapa menunggu sampai sekarang!"Dia tidak merasa kalau kemunculan Lala yang tiba-tiba hanya karena kematian Richard."Intinya, jauhi dia!"
Namun, Andreas tetap tidak menjawab dan langsung pergi, meninggalkan Gian tertegun sendirian. Setelah beberapa saat dia baru sadar dan berlari mengejar Andreas.Dari awal sampai akhir, dia masih tidak tahu siapa "dia" yang dimaksud Andreas.........Saat ini, mobil mewah Albert berhenti di luar rumah sakit Keluarga Nadine."Kali ini aku memperbolehkanmu ke sini. Tapi, besok harus pulang ke Jade Garden. Winny ... aku bakal mengurusnya."Waktu Celine mau turun mobil, terdengar suara Albert.Lewat kaca spion mobil, Celine bisa melihat wajah Albert ... yang terlihat gusar."Iya, aku tahu." Celine tersenyum cerah, terlihat seperti anak yang penurut.Dia mengalah karena Albert sudah setuju membawanya ke rumah sakit.Setelah turun dari mobil dan mobilnya melaju pergi, Celine baru menghela napas panjang.Dia menatap ke arah mobil yang akhirnya menghilang, lalu mengernyit.Albert ....Kenapa setelah jadi keluarga, Albert sepertinya berubah jadi orang yang berbeda. Dulu dia terasa akrab dan baik
Maaf?Celine tidak mengerti kenapa Nicholas meminta maaf padanya. Ketika dia ingin bertanya lagi, Nicholas sudah berbalik.Hanya dari sosok punggungnya saja, Celine bisa merasakan rasa bersalahnya."Kak Nicholas ...." Celine memanggilnya dengan suara kecil.Suara itu terdengar oleh Nicholas, rasa bersalah di hatinya semakin kuat, tapi dia tidak berani berhenti dan menghadapi Celine.Dia tidak berani memberi tahu Celine kalau Sheryn punya andil dalam "kecelakaan" yang dialami Celine malam itu.Teringat kejadian yang terjadi di Binara kali ini, mata Nicholas jadi suram.Sampai ketika sosok Nicholas menghilang, Celine masih tetap berdiri diam di tempat.Apa yang terjadi di Binara?Jelas terlihat, Nicholas tidak ingin mengungkitnya.Celine ingin bertanya, tapi hubungannya dengan Nicholas tidak sedekat itu sampai bisa ikut campur terlalu banyak.Mungkin dia hanya bisa menunggu Nicholas mencerna semuanya dan bersedia mengungkitnya ....Celine menghela napas panjang.Setelah menyimpan pakaian
"Celly, pulanglah sebentar."Mungkin karena Celine lama tidak menjawab, Hansen akhirnya ikut membujuk.Mereka saling bertatapan lewat kaca spion."Baik."Celine menyetujui sambil tersenyum.Lala langsung tersenyum lebar seakan-akan sangat senang. "Baguslah!"Namun, beberapa saat kemudian, dia seakan-akan sedikit kecewa. "Celly sangat menuruti kata-kata Kakak, tapi nggak apa-apa, setelah kenal lama, kita juga akan jadi kakak adik yang sangat akrab!"Kata-katanya seakan-akan sangat menyukai Celine.Sikap ramahnya bahkan membuat Celine meragukan dirinya sendiri, apakah dia terlalu dingin terhadap Lala?Apakah karena dia itu teman masa kecilnya Andreas?Atau karena dia melihat foto yang ada di kamar Andreas di kediaman Keluarga Jayadi?Celine menghirup napas dalam-dalam.Dia berusaha bersikap lebih ramah.Selama perjalanan, Lala sangat cerewet, tapi begitu memasuki kediaman, Lala jadi diam.Dia melihat bangunan dan juga interior di dalam rumah, setiap kali melewati satu bagian, dia selalu
"Baguslah, kalau aku nggak bisa tidur, aku bisa mengobrol dengan Celly."Lala sangat senang.Meski waktunya sudah larut malam, Wahyu tetap menyediakan sedikit makanan.Bisa dibilang untuk menyambut kepulangan Lala.Lala meminta Wahyu membawa makanan itu ke taman. Waktu minum arak, Lala sering melamun sambil melihat ke beberapa tempat, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.Di taman, bunga bakung ungu sedang mekar."Aku nggak menyangka bunga bakung ini masih hidup dengan sebaik ini." Lala menghampiri bunga bakung itu lalu terlihat sedih seperti sedang memikirkan sesuatu.Hansen tahu, Lala sedang memikirkan Richard."Selama ini, Kakek sering mengurus bunga-bunga ini. Kakek juga pasti sangat merindukanmu," hibur Hansen.Mungkin karena pengaruh arak, kerinduan Lala terhadap Richard tidak bisa dikendalikan lagi, dia pun mulai menangis.Hansen pun menenangkannya.Melihat adegan ini, Celine tiba-tiba merasa kalau mereka dan Kakek sekeluarga, sedangkan dia hanyalah seorang pengganggu yang data