Albert berbicara terus menerus.Tidak hanya Celine, bahkan Vicky yang baru saja datang langsung tertawa.Mereka berdua sekarang mata sedikit membelalak karena terkejut, bibir membentuk senyuman penuh makna.Ekspresi Albert semakin jelek, lalu dia kembali mengetuk kepala Celine. "Kamu kenapa ketawa? Aku bicara panjang lebar, kamu nggak dengar?""Dengar, dengar, aku dengar semuanya!" Celine mengelus kepalanya yang sakit.Namun, Albert tetap tidak puas. "Kulihat kamu nggak akan menurutiku!"Celine teringat kata-kata Albert tadi, dia tahu kalau Albert sedang mengkhawatirkannya, tapi ...."Lala ...." Meski tidak tahu apa yang dia rasakan terhadap Lala, suaranya yang serak memang membuat orang merasa kasihan padanya. "Selama ini, dia pasti sangat menderita di luar!"Albert tetap tidak setuju. "Kalau memang menderita, harusnya dia sudah pulang dari dulu, kenapa menunggu sampai sekarang!"Dia tidak merasa kalau kemunculan Lala yang tiba-tiba hanya karena kematian Richard."Intinya, jauhi dia!"
Namun, Andreas tetap tidak menjawab dan langsung pergi, meninggalkan Gian tertegun sendirian. Setelah beberapa saat dia baru sadar dan berlari mengejar Andreas.Dari awal sampai akhir, dia masih tidak tahu siapa "dia" yang dimaksud Andreas.........Saat ini, mobil mewah Albert berhenti di luar rumah sakit Keluarga Nadine."Kali ini aku memperbolehkanmu ke sini. Tapi, besok harus pulang ke Jade Garden. Winny ... aku bakal mengurusnya."Waktu Celine mau turun mobil, terdengar suara Albert.Lewat kaca spion mobil, Celine bisa melihat wajah Albert ... yang terlihat gusar."Iya, aku tahu." Celine tersenyum cerah, terlihat seperti anak yang penurut.Dia mengalah karena Albert sudah setuju membawanya ke rumah sakit.Setelah turun dari mobil dan mobilnya melaju pergi, Celine baru menghela napas panjang.Dia menatap ke arah mobil yang akhirnya menghilang, lalu mengernyit.Albert ....Kenapa setelah jadi keluarga, Albert sepertinya berubah jadi orang yang berbeda. Dulu dia terasa akrab dan baik
Maaf?Celine tidak mengerti kenapa Nicholas meminta maaf padanya. Ketika dia ingin bertanya lagi, Nicholas sudah berbalik.Hanya dari sosok punggungnya saja, Celine bisa merasakan rasa bersalahnya."Kak Nicholas ...." Celine memanggilnya dengan suara kecil.Suara itu terdengar oleh Nicholas, rasa bersalah di hatinya semakin kuat, tapi dia tidak berani berhenti dan menghadapi Celine.Dia tidak berani memberi tahu Celine kalau Sheryn punya andil dalam "kecelakaan" yang dialami Celine malam itu.Teringat kejadian yang terjadi di Binara kali ini, mata Nicholas jadi suram.Sampai ketika sosok Nicholas menghilang, Celine masih tetap berdiri diam di tempat.Apa yang terjadi di Binara?Jelas terlihat, Nicholas tidak ingin mengungkitnya.Celine ingin bertanya, tapi hubungannya dengan Nicholas tidak sedekat itu sampai bisa ikut campur terlalu banyak.Mungkin dia hanya bisa menunggu Nicholas mencerna semuanya dan bersedia mengungkitnya ....Celine menghela napas panjang.Setelah menyimpan pakaian
"Celly, pulanglah sebentar."Mungkin karena Celine lama tidak menjawab, Hansen akhirnya ikut membujuk.Mereka saling bertatapan lewat kaca spion."Baik."Celine menyetujui sambil tersenyum.Lala langsung tersenyum lebar seakan-akan sangat senang. "Baguslah!"Namun, beberapa saat kemudian, dia seakan-akan sedikit kecewa. "Celly sangat menuruti kata-kata Kakak, tapi nggak apa-apa, setelah kenal lama, kita juga akan jadi kakak adik yang sangat akrab!"Kata-katanya seakan-akan sangat menyukai Celine.Sikap ramahnya bahkan membuat Celine meragukan dirinya sendiri, apakah dia terlalu dingin terhadap Lala?Apakah karena dia itu teman masa kecilnya Andreas?Atau karena dia melihat foto yang ada di kamar Andreas di kediaman Keluarga Jayadi?Celine menghirup napas dalam-dalam.Dia berusaha bersikap lebih ramah.Selama perjalanan, Lala sangat cerewet, tapi begitu memasuki kediaman, Lala jadi diam.Dia melihat bangunan dan juga interior di dalam rumah, setiap kali melewati satu bagian, dia selalu
"Baguslah, kalau aku nggak bisa tidur, aku bisa mengobrol dengan Celly."Lala sangat senang.Meski waktunya sudah larut malam, Wahyu tetap menyediakan sedikit makanan.Bisa dibilang untuk menyambut kepulangan Lala.Lala meminta Wahyu membawa makanan itu ke taman. Waktu minum arak, Lala sering melamun sambil melihat ke beberapa tempat, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.Di taman, bunga bakung ungu sedang mekar."Aku nggak menyangka bunga bakung ini masih hidup dengan sebaik ini." Lala menghampiri bunga bakung itu lalu terlihat sedih seperti sedang memikirkan sesuatu.Hansen tahu, Lala sedang memikirkan Richard."Selama ini, Kakek sering mengurus bunga-bunga ini. Kakek juga pasti sangat merindukanmu," hibur Hansen.Mungkin karena pengaruh arak, kerinduan Lala terhadap Richard tidak bisa dikendalikan lagi, dia pun mulai menangis.Hansen pun menenangkannya.Melihat adegan ini, Celine tiba-tiba merasa kalau mereka dan Kakek sekeluarga, sedangkan dia hanyalah seorang pengganggu yang data
Carla memajukan bibirnya.Seakan-akan sangat ingin membuktikan kalau bagi Andreas, Celine tidaklah spesial.Melihat Celine mengernyit, Carla pun tersenyum sombong."Pas masih di Binara, Celine kabur dari kediaman Keluarga Nadine, tapi akhirnya ditangkap oleh Andreas.""Aku mengira dia akan membawa Lily ke hadapanmu agar kamu bisa melampiaskan emosimu. Sayangnya ... entah apa yang dilakukan Andreas pada Lily."Suara Carla membuat Celine sadar kembali.Dia melihat Carla dan tahu kalau Carla sengaja mengejeknya, tapi dia tahu satu hal.Kalau dia mau tahu tentang Lily, akan lebih mudah kalau langsung bertanya ke Andreas.Oleh karena itu, Celine mengalihkan tatapannya dan segera ingin keluar dari kamar Carla.Dia terburu-buru keluar dan kebetulan bertemu dengan Lala yang melewati kamar Carla."Celly?" Lala agak terkejut.Seakan-akan terkejut melihat Celine keluar dari kamar Carla."Aku ... aku ada sedikit urusan, maaf." Celine sibuk memikirkan Lily, dia pun segera melewati Lala dan kembali
Celine sudah tahu tentang kematian Lily?Lily memang sudah mati, dia yang sekarang ... adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lily menyentuh wajahnya yang sekarang, lalu menyentuh tenggorokannya. Demi menjadi Lala, dia tidak hanya melakukan operasi plastik di bawah perintah Nyonya, dia juga menghancurkan pita suaranya.Dia melakukan semua ini tentu saja untuk mendapatkan sesuatu.Sementara sesuatu itu ....Lala melihat ke luar balkon. Tadi waktu dia berjalan masuk ke kediaman Keluarga Nadine, dia sengaja menekan kekagetan di hatinya. Dia berusaha sekuat tenaga baru berhasil masuk ke perannya sebagai "Lala".Vila Keluarga Nadine yang di Binara saja sudah sangat besar. Tidak disangka, kediaman Keluarga Nadine di Mastika bahkan lebih besar lagi. Apakah ini namanya kekayaan dari tiga keluarga besar di Mastika?Sementara dia sekarang adalah nona pertama Keluarga Nadine!Lala!Dia adalah Lala, bukan Lily lagi!Lala tersenyum. Mendengar Celine sepertinya sudah masuk ke kamarnya, dia baru berkat
Andreas mengernyit dan berkata, "Bukannya kemarin baru bertemu? Nona Lala pelupa?"Lala tertegun sejenak lalu muncul kecanggungan di matanya. "Benar, semalam baru bertemu, tapi semalam terlalu ramai, nggak kayak hari ini ....""Waktu itu di hotel bukannya juga ketemu?" ujar Andreas datar.Sikapnya ini membuat Hansen yang sedang berjalan kemari agak kesal."Andreas, dia Lala!" Hansen memelototi Andreas, seakan-akan sedang mengingatkannya.Namun, Andreas tetap tidak peduli. "Aku tahu, Lala, nona pertama Keluarga Nadine, sebelumnya di hotel kita pernah ketemu, 'kan?""Kamu ....""Kakak ...."Hansen memasang ekspresi tajam, ingin mengatakan sesuatu, tapi Lala malah menyelanya. "Kakak, hari itu aku memang menabrak Andreas. Sebenarnya, waktu itu aku sudah mengenalinya, tapi ...."Muncul kesedihan di mata Lala. "Aku nggak berencana pulang ke Keluarga Nadine, aku nggak berani membiarkannya mengenaliku, juga nggak mau dia mendengar suaraku.""Lala ...." Setiap kali mengungkit suaranya, Hansen p