"Kakek menyayangi Lala, baik di luar atau di rumah, Lala adalah nona pertama Keluarga Nadine! Ada orang yang bisa membuktikan hal ini!"Ada orang?"Siapa?" ujar seseorang.Hansen melihat ke satu tempat, lalu semua orang mengikuti arah pandangnya. Begitu melihat orang yang dimaksud Hansen, semua orang tertegun."Tuan Andreas?"Semua orang menggumam.Orang itu ... adalah Tuan Andreas!Semua orang teringat sesuatu dan tiba-tiba mengerti. "Benar, nona pertama Keluarga Nadine dan Tuan Andreas adalah teman sejak kecil, Tuan Andreas pasti tahu jelas!"Namun, apakah Tuan Andreas akan ikut campur dalam masalah ini?Saat ini, Andreas sedang bermain dengan cincin di tangannya, seakan-akan hanya fokus pada cincin itu, sama sekali tidak peduli dengan hal yang sedang terjadi.Sikapnya yang dingin itu membuat mata Lala menjadi suram.Carla pun seakan-akan melihat seberkas harapan, tapi dia tahu tadi dia sudah menyinggung Andreas, dia tidak berani mengatakan apa-apa. Dia hanya bisa berdoa dalam hati A
Nada suara Hansen terdengar menyindir.Waktu itu dia sudah curiga kalau Carla sengaja pergi ke pesta itu.Juga sengaja memberi tahu orang kalau dia adalah "nona pertama Keluarga Nadine"."Dia sengaja mengambil identitas milik Lala!" Hansen menatap Carla dengan tatapan menyalahkan."Bukan, nggak begitu!" Carla refleks mengelak, tapi setelah Andreas membuktikan identitas Lala sebagai nona pertama Keluarga Nadine, pikirannya sangat berantakan.Carla merasakan tatapan merendahkan orang-orang yang tertuju padanya.Dia juga jadi semakin tidak percaya diri.Namun, dia harus tetap berusaha mencari alasan. "Aku nggak sengaja, aku bukan mau menggantikan dia. Lala sudah nggak ada, aku cuma ingin mengenangnya ...."Mengenang?"Mengenang dengan cara mengambil identitasnya?" Nada Hansen sangat dingin, jelas tidak percaya dengan alasan ini."Bu ... bukan ...."Carla membuka mulut, tapi suaranya perlahan-lahan ditutupi oleh suara diskusi orang-orang."Benar, mana ada orang yang mengenang seseorang den
Perkenalan Hansen disela Lala.Hansen tertegun memproses kata-kata Lala."Sudah saling kenal? Kenapa aku nggak tahu?" Hansen sangat terkejut."Kita kenal di luar tadi, waktu itu aku nggak tahu dia adiknya Kakak, terus tadi pas pelelangan ...."Lala melihat ke Celine dengan ekspresi bersalah. "Tadi aku dengar itu pakaian yang pernah dipakai Kakek, jadi aku hilang kendali. Untungnya pakaian itu tetap jadi milikmu, kalau nggak aku bakal merasa sangat bersalah. Apa aku boleh memanggilmu Celly?"Dia terlihat berniat baik, juga melihatnya dengan tatapan berharap, Celine tidak bisa menolak."Tentu saja boleh."Celine kembali dari lamunannya, dia tersenyum juga sambil berkata, "Justru aku harus berterima kasih padamu, sudah membantuku tadi."Celine berterima kasih dengan tulus.Mereka berdua bisa dibilang baru bertemu dua kali.Oleh karena itu, Celine tetap merasa ada jarak di antara mereka.Namun, Lala tiba-tiba maju dan menggenggam tangan Celine. "Untuk apa berterima kasih padaku? Harusnya a
Hansen tentu saja tidak akan diam saja melihat nama baik Keluarga Nadine rusak. "Saudara-saudara, jamuannya tetap dilanjutkan. Semua transaksi di pelelangan hari ini disahkan oleh notaris, lalu akan digunakan untuk amal oleh organisasi amal yang sudah didirikan oleh Kakek. Hari ini saudara-saudara sudah berbuat banyak amal, nantinya Grup Nadine akan mengumumkan daftar namanya ke publik."Orang yang datang hari ini semuanya demi berbuat amal.Semua orang pun mengangguk."Saudara-saudara, saya akan menemani kalian semua untuk jamuan makan malam ini," ujar Hansen dengan lantang.Lala yang berdiri di sampingnya sangat senang mengingat situasi Carla tadi. Sekarang, dia sudah kembali jadi nona pertama Keluarga Nadine, dia harus menjaga citranya dengan baik.Oleh karena itu, dia menyarankan,"Kakak, apa aku juga boleh ikut menemani para tamu?""Tentu saja boleh!" Hansen menggenggam tangan Lala sambil berkata, "Kamu adalah bagian dari Keluarga Nadine, kamu itu nona pertama Keluarga Nadine, sud
Albert berbicara terus menerus.Tidak hanya Celine, bahkan Vicky yang baru saja datang langsung tertawa.Mereka berdua sekarang mata sedikit membelalak karena terkejut, bibir membentuk senyuman penuh makna.Ekspresi Albert semakin jelek, lalu dia kembali mengetuk kepala Celine. "Kamu kenapa ketawa? Aku bicara panjang lebar, kamu nggak dengar?""Dengar, dengar, aku dengar semuanya!" Celine mengelus kepalanya yang sakit.Namun, Albert tetap tidak puas. "Kulihat kamu nggak akan menurutiku!"Celine teringat kata-kata Albert tadi, dia tahu kalau Albert sedang mengkhawatirkannya, tapi ...."Lala ...." Meski tidak tahu apa yang dia rasakan terhadap Lala, suaranya yang serak memang membuat orang merasa kasihan padanya. "Selama ini, dia pasti sangat menderita di luar!"Albert tetap tidak setuju. "Kalau memang menderita, harusnya dia sudah pulang dari dulu, kenapa menunggu sampai sekarang!"Dia tidak merasa kalau kemunculan Lala yang tiba-tiba hanya karena kematian Richard."Intinya, jauhi dia!"
Namun, Andreas tetap tidak menjawab dan langsung pergi, meninggalkan Gian tertegun sendirian. Setelah beberapa saat dia baru sadar dan berlari mengejar Andreas.Dari awal sampai akhir, dia masih tidak tahu siapa "dia" yang dimaksud Andreas.........Saat ini, mobil mewah Albert berhenti di luar rumah sakit Keluarga Nadine."Kali ini aku memperbolehkanmu ke sini. Tapi, besok harus pulang ke Jade Garden. Winny ... aku bakal mengurusnya."Waktu Celine mau turun mobil, terdengar suara Albert.Lewat kaca spion mobil, Celine bisa melihat wajah Albert ... yang terlihat gusar."Iya, aku tahu." Celine tersenyum cerah, terlihat seperti anak yang penurut.Dia mengalah karena Albert sudah setuju membawanya ke rumah sakit.Setelah turun dari mobil dan mobilnya melaju pergi, Celine baru menghela napas panjang.Dia menatap ke arah mobil yang akhirnya menghilang, lalu mengernyit.Albert ....Kenapa setelah jadi keluarga, Albert sepertinya berubah jadi orang yang berbeda. Dulu dia terasa akrab dan baik
Maaf?Celine tidak mengerti kenapa Nicholas meminta maaf padanya. Ketika dia ingin bertanya lagi, Nicholas sudah berbalik.Hanya dari sosok punggungnya saja, Celine bisa merasakan rasa bersalahnya."Kak Nicholas ...." Celine memanggilnya dengan suara kecil.Suara itu terdengar oleh Nicholas, rasa bersalah di hatinya semakin kuat, tapi dia tidak berani berhenti dan menghadapi Celine.Dia tidak berani memberi tahu Celine kalau Sheryn punya andil dalam "kecelakaan" yang dialami Celine malam itu.Teringat kejadian yang terjadi di Binara kali ini, mata Nicholas jadi suram.Sampai ketika sosok Nicholas menghilang, Celine masih tetap berdiri diam di tempat.Apa yang terjadi di Binara?Jelas terlihat, Nicholas tidak ingin mengungkitnya.Celine ingin bertanya, tapi hubungannya dengan Nicholas tidak sedekat itu sampai bisa ikut campur terlalu banyak.Mungkin dia hanya bisa menunggu Nicholas mencerna semuanya dan bersedia mengungkitnya ....Celine menghela napas panjang.Setelah menyimpan pakaian
"Celly, pulanglah sebentar."Mungkin karena Celine lama tidak menjawab, Hansen akhirnya ikut membujuk.Mereka saling bertatapan lewat kaca spion."Baik."Celine menyetujui sambil tersenyum.Lala langsung tersenyum lebar seakan-akan sangat senang. "Baguslah!"Namun, beberapa saat kemudian, dia seakan-akan sedikit kecewa. "Celly sangat menuruti kata-kata Kakak, tapi nggak apa-apa, setelah kenal lama, kita juga akan jadi kakak adik yang sangat akrab!"Kata-katanya seakan-akan sangat menyukai Celine.Sikap ramahnya bahkan membuat Celine meragukan dirinya sendiri, apakah dia terlalu dingin terhadap Lala?Apakah karena dia itu teman masa kecilnya Andreas?Atau karena dia melihat foto yang ada di kamar Andreas di kediaman Keluarga Jayadi?Celine menghirup napas dalam-dalam.Dia berusaha bersikap lebih ramah.Selama perjalanan, Lala sangat cerewet, tapi begitu memasuki kediaman, Lala jadi diam.Dia melihat bangunan dan juga interior di dalam rumah, setiap kali melewati satu bagian, dia selalu
Tadi dia sudah antar kopi, Bu Celine tidak minum?"Mana Bu Lina? Kenapa nggak di kantor? Ada dokumen yang perlu tanda tangan dia, mana orangnya?""Tadi kulihat dia pergi ke ruang istirahat, di tangannya ada dua gelas, aneh ...."Begitu mendengar kata-kata ini, Noni langsung sadar.Lina pergi ke ruang istirahat, Bu Celine juga ke sana.Muncul perasaan aneh di hati Noni, tanpa dia sadari, dia juga berjalan ke ruang istirahat.Di ruang istirahat,Lina sedang membuat jus untuk Celine.Kemarin dia menerima panggilan dari Hansen. Hansen berpesan padanya, setelah Celine ke bagian desain, dia harus menjaga Celine baik-baik, jangan sampai dia kelelahan. Intinya, dia harus sangat memperhatikan kesehatan Celine.Teringat dengan kemarin dia tidak sengaja melihat Celine mual, Lina punya sebuah tebakan di hatinya.Lina melihat jus jeruk yang dia buat dengan sangat lembut.Jeruk mengandung banyak vitamin C, banyak-banyak minum jus jeruk pasti nanti anak Kak Celly akan seputih Kak Celly.Saat dia seda
Di dalam kantor, Celine duduk di balik meja.Waktu dia mendongak dan melihat orang yang datang, dia juga tidak terkejut.Hanya saja, kopi ....Sekarang dia tidak bisa minum kopi.Karena tidak ingin bikin orang malu, kalaupun sekarang tidak bisa minum kopi, Celine juga tidak menolak. "Terima kasih, taruh saja di sini."Celine menyuruh pegawai itu menaruh kopinya di meja.Setelah pegawai itu menaruh kopi, dia tidak bermaksud mau pergi.Celine pun tersenyum sopan sambil berkata, "Namamu ....""Namaku Noni, Noni Candra. Aku sudah bekerja sangat lama di bagian desain, aku sangat suka kerja di Perusahaan Perhiasan Nadine."Noni sangat bersemangat.Bu Celine menanyakan namanya, dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya."Bagus, ada kalian juga kebanggaan bagi Perusahaan Perhiasan Nadine." Celine tidak tahu banyak tentang bagian internal Perusahaan Perhiasan Nadine.Namun, nalurinya sangat kuat.Kemarin waktu dia pertama kali datang, dia merasakan Noni tidak mengakui Lina.Maksud No
Pujian Celine membuat semua orang yang ada di sana tertegun.Bu Celine ... mengakui Lina?Ini ... kenapa berbeda dengan bayangan mereka?"Bu Celine, kemampuan Bu Lina memang sudah terbukti, tapi Bu Celine ke sini, posisi manajer tentu saja punya ....""Jangan ...."Celine melihat orang yang bicara itu, dia ingat dengan orang ini.Sejak tadi dia datang, dia sudah merasa kalau orang ini tidak menerima Lina. Dia tidak terima manajer desain Perhiasan Nadine adalah Lina yang baru bekerja tidak lama di bagian desain!Mata Celine seakan-akan bisa melihat isi hati orang ini.Dia menyela orang ini lalu berkata secara perlahan, "Manajer desain posisi yang melelahkan mental dan fisik. Tanggung jawab seperti ini lebih baik diserahkan ke Bu Lina saja, aku nggak mau."Arti di balik kata-katanya adalah dia datang bukan untuk merasakan kelelahan dan kesusahan.Benar, seorang nona Keluarga Nadine kalaupun sahamnya dibagi sedikit, kekayaan yang dia miliki sudah tidak bisa dihitung.Lalu dia juga dicinta
"Bu Celine ...." Lina terkejut.Kata Bu Celine ... terasa tidak akrab.Bu Celine tidak mau mereka terasa tidak akrab!Namun, Kak Celly ....Dia mana pantas ....Sepertinya karena panggilan "Bu Celine" ini, Celine mengernyit. Lina langsung panik dan segera memanggil, "Kak Celly."Celine pun menepuk bahu Lina sambil tersenyum puas. "Bagus."Waktu semua departemen desain menunggu Lina dipermalukan, Lina yang ada di dalam kantor malah terharu.Dia terus memanggil "Kak Celly" di dalam hati, juga dalam hati memutuskan semasa hidupnya ini, dia akan berusaha keras untuk memperlakukan Kak Celly dengan baik.Kak Celly adalah penolongnya.Dia mau menggunakan seluruh hidupnya untuk membalas budi ini.Waktu Celine dan Lina keluar dari kantor, semua orang menatap mereka dan berpikir dalam hati, Bu Celine sepertinya mau mengumumkan pergantian personel.Namun, senyuman di wajah Lina terlihat sangat lembut.Bukannya harusnya dia terlihat suram.Atau mungkin dia cuma berusaha terlihat kuat. Dia tersenyu
Lina tidak merasa malu karena hal ini, dia malah seakan-akan merasa lega. "Bu Celine, masalahnya memang di aku, aku kurang kompeten. Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ganti posisi. Lebih baik lagi kalau bisa jadi asistenmu, aku bisa belajar darimu."Dia membuat keputusan ini bukan karena sindiran yang dia dengar di ruang istirahat tadi.Waktu mendengar Celine mau datang, dia sudah membuat keputusan ini.Dia tahu kalau Celine dulunya adalah pemenang Kompetisi Desain Nasional. Hasil desainnya dipuji-puji oleh para ahli, Celine pun sudah jadi idola Lina.Posisi manajer desain ini sangat cocok untuk Celine.Dia sangat rela menjadi asisten Celine.Waktu Lina menyatakan permintaan ini, dia sangat tegang, takut Celine tidak mau menerimanya."Aku nggak setuju,"ujar Celine.Seperti dugaannya!Lina jelas terlihat kecewa, seakan-akan harapan terbesarnya tidak terpenuhi. Dia sepertinya sudah menduga akan seperti ini.Namun, waktu dia menghirup napas dalam-dalam dan sudah menghibur dirinya send
Sudah pergi?Semua orang saling bertatapan."Dia ... nggak bakal mempersulit kita di belakang, 'kan?"Salah seorang pegawai agak khawatir. Meski begitu Bu Celine datang Lina akan tergeser dari posisinya, kapan Bu Celine akan datang?Tepat pada saat ini, ponsel mereka semua berbunyi."Bu Celine sudah datang!"Mereka menerima pesan ditambah dengan foto Celine sedang turun dari mobil."Mempersulit kita? Heh, dia juga nggak bisa."Pegawai lama itu mencibir, lalu dia terpikirkan sesuatu sampai tidak menghabiskan kopinya dan segera berjalan keluar sambil merapikan pakaiannya.Yang lainnya juga langsung sadar.Bu Celine sudah datang, ini kesempatan mereka untuk cari muka.Untuk sesaat, semua orang berlari ke arah pintu.Begitu Celine menginjak Perusahaan Perhiasan Nadine, suara tepukan tangan yang sangat meriah membuatnya terkejut. Setiap orang tersenyum sambil menyambutnya, tapi dia tidak melihat Lina."Mana Lina?"Hansen sudah memberi tahu dia kalau Lina menggantikan Lala palsu jadi manajer
"Baik.""Nggak boleh terlalu lelah.""Baik.""Apa pun yang terjadi, harus diskusi sama kita.""Iya."Hansen dan Albert terus berpesan, Celine pun menyetujui semuanya. Dia tahu kalau ini bentuk perhatian mereka padanya.Sementara dia ...."Kak Hansen, Kak Albert, kalian tenang saja, aku pasti baik-baik saja," ujar Celine sambil tersenyum tipis.Senyuman ini membuat Hansen dan Albert tertegun sejenak.Sejak Andreas menghilang, Celine terkadang bisa tersenyum, tapi senyumannya itu membuat mereka kasihan. Namun sekarang, dia sepertinya kembali seperti dulu.Bersemangat, nakal, polos dan hangat.Celine bilang dia akan baik-baik saja!Saat ini, kekhawatiran Hansen dan Albert selama beberapa waktu ini akhirnya berkurang banyak.Meski sampai sekarang mereka masih tetap mencari Andreas setiap hari, setiap kali tidak ada kabar, mereka juga tidak yakin apakah Andreas bisa kembali.Kalau Andreas tidak bisa kembali, Celly tetap harus hidup."Oke, bagus juga kamu melakukan yang kamu inginkan."Hanse
Tawanya sangat menakutkan.Bahkan Carla saja tanpa sadar mengernyit, hatinya merinding.Suara tawanya bergema di ruangan yang kosong itu. Setelah entah berapa lama, Lily menggumamkan satu nama."Celine!""Aku Celine!""Benar, aku ini Celine.""Aku keturunan asli Keluarga Nadine, aku anak Donny dari Keluarga Tjangnaka. Aku punya kakak yang menyayangiku, suami yang mencintaiku dan aku ... lagi hamil ...."Lily menunduk lalu mengelus perutnya. "Aku hamil, aku senang sekali. Hehe, aku Celine, aku Celine. Kamu mau menyelamatiku?"Lily menatap Carla.Tatapannya itu sangat menakutkan.Carla melihat Lily beberapa saat.Apakah Lily sudah gila?Apakah benar-benar gila? Atau hanya pura-pura?Dia menganggap dirinya Celine?Namun, orang seperti Lily mana pantas menganggap dirinya jadi Celine?"Kamu bukan Celine!" ujar Carla secara perlahan.Kalaupun Lily benar-benar sudah gila, Carla juga tidak akan mengizinkan Lily bersembunyi di dunia indah yang ada di khayalannya. "Kamu bukan! Kamu Lily, aku aka
"Belakangan ini terjadi sebuah hal besar."Suara Carla membuat Lily refleks merasa hal besar yang dia maksud sudah pasti sesuatu yang tidak dia inginkan.Muncul ketakutan di mata Lily, dia ingin menolak mengetahui hal besar ini.Namun sekarang, dia di bawah kendali orang.Carla tidak hanya mau menyiksanya secara fisik, dia juga mau menyiksanya secara mental."Nggak ...."Baru saja Lily menyebutkan satu kata, Carla sudah merebut kesempatannya untuk menolak. "Celine hamil."Lily jelas terlihat terkejut.Dia tidak mau dengar, tapi setiap kata bagaikan jarum masuk ke telinganya, seperti cairan asam yang mengenai kulitnya dan terus terngiang-ngiang di benaknya.Celine ... hamil ....Dia hamil anak Andreas!Di benaknya, kata-kata ini bagaikan tanaman yang mengakar di otaknya.Dia membayangkan Celine menggandeng anaknya lalu bersandar di pelukan Andreas dengan sangat bahagia. Dia seketika merasa hatinya seperti disayat-sayat."Mana boleh ...." Kenapa jadi begini?Lily berkata dengan suara pen