Tadi dia sudah membeli pakaian Tuan Richard dengan harga 600 miliar. Sekarang dia lagi-lagi mengajukan harga!Siapa dia?Kaya sekali!Celine entah kenapa merasa cemburu karena Andreas mengajukan harga. Suara Albert yang familier membuatnya sadar kembali lalu menoleh melihat Albert.Saat ini, Albert tersenyum tapi senyumnya terlihat mengandung niat buruk.Orang lain mungkin tidak menyadari "niat buruk" di balik senyuman itu, tapi Andreas melihatnya dengan jelas.Albert ... Apa yang mau dia lakukan?"Tuan nomor 95 mengajukan harga 400 miliar, apakah masih ada yang mau mengajukan harga lebih tinggi?"Seiring dengan suara juru lelang, seketika semua orang kembali melihat ke Andreas.Empat ratus miliar ....Dari semua orang di sini, sepertinya hanya Andreas yang mungkin akan mengajukan harga yang lebih tinggi!Seperti yang mereka duga, Andreas kembali mengajukan harga. "Enam ratus miliar."Enam ratus miliar?Seluruh ruangan hening sejenak.Namun, tanpa menunggu juru lelang mengulang, Albert
Carla tentu saja senang!Waktu itu di pertandingan desain nasional di Binara, sepasang cincin yang didesain Celine dibeli Andreas dengan harga 600 juta. Sekarang cincin ini dibeli Andreas dengan harga satu triliun.Hal ini pasti akan membuat Celine merasa hatinya seakan-akan ditusuk-tusuk.Carla melihat ke arah Celine dengan sombong.Celine terlihat bengong, hatinya terasa sangat tidak nyaman.Meski dia tidak melihat cincin itu lagi, di benaknya terus muncul cincin itu. Di hatinya muncul berbagai macam tebakan yang terus dia singkirkan dengan berpura-pura tidak peduli.Suara Andreas yang terus mengajukan harga, menunjukkan keinginannya untuk mendapatkan cincin itu juga membuat hati Celine seakan-akan ditimpa batu, terasa sangat tidak nyaman."Celly ...." Tiba-tiba, Hansen yang ada di sebelahnya menggenggam tangannya.Celine melihat mata Hansen yang berusaha menghiburnya.Secara refleks, Celine memaksakan diri tersenyum. "Kak, aku nggak apa-apa."Namun, senyumnya terlihat sangat pahit,
Lelaki tampan wanita cantik, satunya kepala Keluarga Jayadi, satu lagi nona pertama Keluarga Nadine.Melihat mereka berdua berdiri bersama, semua orang merasa sangat serasi.Tatapan Nona Carla ke Tuan Andreas penuh cinta, bahkan juru lelang yang ada di atas juga merasa dirinya seperti obat nyamuk. Juru lelang segera menyerahkan cincin itu ke Carla lalu turun dari panggung.Di atas panggung tersisa dua orang.Dengan suasana yang semakin mesra, Carla bahkan tidak bisa menutupi perasaan gembiranya.Dia mengambil cincin di tangannya.Dia merencanakan semuanya ini awalnya hanya untuk membuat Celine tidak senang, untuk menjauhkan Celine dan Andreas, tapi sekarang dia menginginkan lebih.Dia berharap bisa berdiri di sisi Andreas seperti ini untuk selamanya, menerima tatapan kagum dari orang-orang.Di sisi Andreas hanya ada dia!"Nona Carla, cincinnya nggak mau dikasih ke aku?"Andreas tiba-tiba bersuara, desakannya ini membuatnya terlihat seakan-akan tidak sabar ingin mendapatkan cincin itu.
Semua orang tidak pernah melihat Andreas yang seperti ini.Sementara kelembutannya ini muncul karena desainer yang dia ceritakan itu!"Waktu aku membeli cincin ini, aku memberikan salah satu cincinnya ke dia. Waktu itu aku sudah berencana melewati sisa hidupku dengannya. Aku yakin, dia juga pasti tahu maksud hatiku."Andreas melihat ke bawah panggung.Celine mendongak dan bertatapan dengannya, wajahnya seketika memanas.Di dalam benaknya muncul wajah samping Andreas yang serius waktu memberikan cincin itu ke dia. Celine tenggelam dalam lamunannya.Kata-kata Andreas juga terus terngiang di telinganya ...."Waktu itu aku sudah berencana melewati sisa hidupku dengannya."Kata-kata ini merebut seluruh perhatian dan jiwanya, bahkan membuatnya tidak berani menatap Andreas dan langsung menunduk.Pernyataan cinta Andreas ini membuat semua orang yang ada di sini semangat.Mereka tidak menyangka kalau Tuan Andreas adalah seorang pria romantis.Perasaannya terhadap Nona Carla sangat dalam, sekara
Cincin ini sudah dibeli oleh Andreas dengan harga satu triliun, tentu saja sudah jadi miliknya!Jawaban ini membuat Andreas mengangkat alisnya.Setelah itu, dia melihat ke wadah yang berisi magma itu. "Karena sudah jadi milikku, orang lain nggak bisa menentukan apa pun yang kulakukan padanya."Yang dimaksud dengan orang lain ini tentu saja adalah Carla.Carla juga merasa malu.Namun ....Takutnya hal yang akan Andreas lakukan selanjutnya akan membuatnya merasa semakin malu.Apa yang harus dia lakukan?Carla tidak menyangka Andreas bakal setega itu!Sementara dia ... sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa.Tangan Carla masih terulur, ekspresi memohon masih terpasang di wajahnya. Andreas sama sekali tidak melihatnya dan langsung melempar cincin itu ke dalam magma.Ada cipratan api yang keluar.Orang-orang di bawah langsung mengerti apa yang terjadi."Itu ... magma ....""Suhu magma bisa melelehkan berlian. Tuan Andreas mau ...."Tuan Andreas mau memusnahkan cincin ini!"Tapi, kenapa?"
Andreas tersenyum.Dia kelihatan seperti sedang bercanda, tapi kata-katanya bagaikan petir menggelegar.Tuan Andreas bilang, keka ... orang yang dicintai!Jeda sejenak itu seakan-akan ingin bilang "kekasih", tapi tiba-tiba diganti.Lalu Tuan Andreas juga bilang pulangnya dia harus tidur di sofa!Apakah mereka salah dengar?Semua ini seperti kata-kata yang diucapkan orang yang sudah menikah, sedangkan Tuan Andreas ....Setelah tadi tebakan mereka salah, juga sudah berpengalaman dengan akibat dari salah tebak tadi, semua orang tidak berani menebak sembarangan lagi meski sekarang mereka sangat penasaran.Ada yang tidak tahan lagi."Tuan Andreas, ada sebuah pertanyaan yang entah boleh ditanyakan atau tidak."Andreas langsung menjawab, "Tanya saja!""Siapa keka ... orang yang dicintai Tuan Andreas?"Begitu pertanyaan ini ditanyakan, semua orang yang hadir berhenti bernapas.Pertanyaan langsung begitu, benar-benar ....Bagus!Semua orang melihat Andreas, menunggu jawaban darinya. Orang-orang
"Menurutmu, kalau di rumah tambah satu anak perempuan, orang tua di rumah bakal senang, nggak?"Meski Albert bertanya, jelas terilah kalau dia sebenarnya sudah ada jawaban.Vicky terdiam.Mereka berdua selama ini sangat kompak. Biasanya hanya dengan satu kalimat dari Albert, Vicky sudah bisa tahu apa yang mau dia lakukan.Namun sekarang ... apa maksudnya?Vicky tidak bisa menebak.Tepat ketika dia mau bertanya lebih lanjut, Albert malah mengangguk seakan-akan merasa sangat puas. "Oke, begitu saja."Vicky kembali terdiam.Apanya begitu saja?"Bos ...." ujar Vicky.Albert malah tidak berencana menjawabnya.Seketika, Vicky kebingungan.Lebih parahnya, sedetik kemudian, dia melihat Albert tiba-tiba berdiri.Plak plak plak ....Suara tepukan tangan yang nyaring terdengar di seluruh ruangan.Sementara orang yang bertepuk tangan itu ....Orang-orang masih belum keluar dari kekagetan dan ketidaknyamanan mereka dengan Andreas yang "takut istri". Saat ini, tepukan tangan itu langsung menarik per
Carla diam-diam mengepalkan tangannya, tatapannya diam-diam mengarah ke Celine. Melihat senyuman di wajah Celine, Carla tertegun.Kenapa?Dia sedang menyombongkan diri? Menunjukkan kesenangannya?Seketika, kebencian Carla semakin bertambah.Api amarahnya berkobar dengan dahsyat di dalam hatinya, tapi dia tidak tahu kalau Celine tersenyum bukan karena dirinya, melainkan karena sekarang Albert yang ada di atas panggung sedang melihatnya.Entah kenapa, dia selalu merasa akrab dengan Albert.Sejak mereka kenal, Albert dan Vicky sangat baik padanya. Kebaikan yang tulus tanpa tujuan itu membuatnya sangat menghargai pertemanan ini.Dia dan Albert bertatapan, meski lumayan jauh, Celine tetap bisa merasakan tawa di mata Albert.Sangat normal kalau dia membalasnya dengan senyuman.Setelah melihat Celine sekilas, Albert melirik Vicky yang memberinya tanda.Saat itu juga, Albert tahu kalau semuanya sudah selesai.Dia sama sekali tidak mengulur waktu lagi dan langsung berkata, "Tadi Nona Carla bole