Andreas tersenyum.Dia kelihatan seperti sedang bercanda, tapi kata-katanya bagaikan petir menggelegar.Tuan Andreas bilang, keka ... orang yang dicintai!Jeda sejenak itu seakan-akan ingin bilang "kekasih", tapi tiba-tiba diganti.Lalu Tuan Andreas juga bilang pulangnya dia harus tidur di sofa!Apakah mereka salah dengar?Semua ini seperti kata-kata yang diucapkan orang yang sudah menikah, sedangkan Tuan Andreas ....Setelah tadi tebakan mereka salah, juga sudah berpengalaman dengan akibat dari salah tebak tadi, semua orang tidak berani menebak sembarangan lagi meski sekarang mereka sangat penasaran.Ada yang tidak tahan lagi."Tuan Andreas, ada sebuah pertanyaan yang entah boleh ditanyakan atau tidak."Andreas langsung menjawab, "Tanya saja!""Siapa keka ... orang yang dicintai Tuan Andreas?"Begitu pertanyaan ini ditanyakan, semua orang yang hadir berhenti bernapas.Pertanyaan langsung begitu, benar-benar ....Bagus!Semua orang melihat Andreas, menunggu jawaban darinya. Orang-orang
"Menurutmu, kalau di rumah tambah satu anak perempuan, orang tua di rumah bakal senang, nggak?"Meski Albert bertanya, jelas terilah kalau dia sebenarnya sudah ada jawaban.Vicky terdiam.Mereka berdua selama ini sangat kompak. Biasanya hanya dengan satu kalimat dari Albert, Vicky sudah bisa tahu apa yang mau dia lakukan.Namun sekarang ... apa maksudnya?Vicky tidak bisa menebak.Tepat ketika dia mau bertanya lebih lanjut, Albert malah mengangguk seakan-akan merasa sangat puas. "Oke, begitu saja."Vicky kembali terdiam.Apanya begitu saja?"Bos ...." ujar Vicky.Albert malah tidak berencana menjawabnya.Seketika, Vicky kebingungan.Lebih parahnya, sedetik kemudian, dia melihat Albert tiba-tiba berdiri.Plak plak plak ....Suara tepukan tangan yang nyaring terdengar di seluruh ruangan.Sementara orang yang bertepuk tangan itu ....Orang-orang masih belum keluar dari kekagetan dan ketidaknyamanan mereka dengan Andreas yang "takut istri". Saat ini, tepukan tangan itu langsung menarik per
Carla diam-diam mengepalkan tangannya, tatapannya diam-diam mengarah ke Celine. Melihat senyuman di wajah Celine, Carla tertegun.Kenapa?Dia sedang menyombongkan diri? Menunjukkan kesenangannya?Seketika, kebencian Carla semakin bertambah.Api amarahnya berkobar dengan dahsyat di dalam hatinya, tapi dia tidak tahu kalau Celine tersenyum bukan karena dirinya, melainkan karena sekarang Albert yang ada di atas panggung sedang melihatnya.Entah kenapa, dia selalu merasa akrab dengan Albert.Sejak mereka kenal, Albert dan Vicky sangat baik padanya. Kebaikan yang tulus tanpa tujuan itu membuatnya sangat menghargai pertemanan ini.Dia dan Albert bertatapan, meski lumayan jauh, Celine tetap bisa merasakan tawa di mata Albert.Sangat normal kalau dia membalasnya dengan senyuman.Setelah melihat Celine sekilas, Albert melirik Vicky yang memberinya tanda.Saat itu juga, Albert tahu kalau semuanya sudah selesai.Dia sama sekali tidak mengulur waktu lagi dan langsung berkata, "Tadi Nona Carla bole
Suara Albert bergema di dalam ruangan.Satu kalimatnya mengandung terlalu banyak informasi, membuat orang-orang kesusahan mencernanya.Orang yang dia sayangi?Siapa orang yang dia sayangi?Menghabiskan 600 miliar hanya untuk sebuah hadiah .... Sepertinya sangat berlebihan.Fokus semua orang tertuju pada keroyalan Albert.Namun, orang-orang yang tahu siapa yang dimaksud Albert fokus pada poin yang berbeda.Hadiah dari anggota keluarga baru?Apa maksud Albert?"Jangan-jangan dia mau ...." Vicky orang pertama yang menebak tujuan Albert. Meski dia memahami Albert, Vicky tetap sangat terkejut.Namun, selain tebakannya ini, dia tidak terpikirkan tebakan lain lagi.Tak lama kemudian, kata-kata Albert selanjutnya membuktikan kalau tebakannya benar."Aku dan dia kenal nggak lama, tapi langsung akrab, seakan-akan dia memang keluargaku. Hari ini kebetulan aku bisa meminjam acara Nona Carla ini. Aku harap saudara-saudara bisa menjadi saksi."Albert tersenyum lalu melihat ke bawah panggung. "Celine
Hal ini sangat simpel kalau dua belah pihak hanya orang biasa.Namun, menghadapi keluarga di balik Albert ... masih belum diketahui apa pengaruhnya terhadap keluarganya jika dia mengangkat seorang adik."Tuan Albert, Celly sudah menolak," ujar Carla tiba-tiba.Seakan-akan takut kalau dia tidak membantu Celine menolak, apa yang harus dia lakukan kalau Celine setuju?Namun, kata-katanya membuat ekspresi Albert berubah suram.Tatapannya yang tajam langsung tertuju ke Carla, "Kamu kenapa ikut campur?"Suara Albert yang tajam membuat Carla merinding, tapi dia tetap berusaha keras untuk menghentikan hal ini. "Celly adalah cucu angkat Keluarga Nadine. Sebelumnya cucu angkat Keluarga Nadine nggak pernah sembarangan mengakui kakak. Mungkin ... Celly, kamu mau putus hubungan dengan Keluarga Nadine lalu mengakui Tuan Albert sebagai keluargamu?"Carla tentu saja berniat buruk.Kalau tidak bisa menghentikan Albert mengangkat Celine sebagai adik, bagus juga kalau dia memanfaatkan kesempatan ini untu
"Pakaian Tuan Richard bisa aku ...."Karena panik, Hansen langsung menyela Andreas.Namun, dia tiba-tiba menyadari takutnya berapa pun harga yang dia tawarkan, Albert tidak akan menjual pakaian itu kepadanya!Albert Tjangnaka ....Dia sudah bayar dan tanda tangan kontrak untuk mendapatkan hak milik pakaian itu, sepertinya memang untuk menghentikan Hansen!Hansen merasa sangat marah di dalam hati.Saat ini dia sangat menyesal.Kalau bukan karena tadi dia melamun karena Lala, dia tidak akan membiarkan Albert mendapatkan pakaian itu!Namun sekarang ....Hansen melihat Albert, senyumannya sangat menusuk mata.Albert juga terkejut Andreas membantunya.Namun, setelah kekagetan itu hilang, dia segera memanfaatkan kesempatan ini. "Celly, nggak apa-apa, kalaupun kamu nggak setuju jadi adikku, aku tetap akan memberikan pakaian ini ke kamu!"Albert tersenyum tulus, sangat cocok dengan deskripsi Vicky tadi.Wajah tampan yang biasanya memasang ekspresi sombong sekarang terlihat sangat kasihan, memb
Tuan, kenapa aku lihat Nyonya dan Tuan Albert ... agak mirip?" Gian merasa tidak tahan dan mengungkapkan pendapatnya dengan suara rendah pada Andreas.Namun, tanpa menunggu Andreas memberi komentar, Gian sudah membuat kesimpulan sendiri. "Nyonya cantik, Tuan Albert juga tampan, normal kalau orang-orang cantik dan tampan terlihat mirip."Namun, apakah benar hanya karena alasan ini?Andreas menatap dua orang yang ada di atas panggung. Teringat dengan percakapan telepon semalam dengan James, dia tersenyum tanpa mengatakan apa-apa.Semua orang yang ada di ruanganfokus pada Celine dan Albert.Saat ini, Albert mengangkat tangannya lalu mengelus kepala Celine. "Kamu bersedia jadi adikku?"Celine tentu saja bersedia.Celine mengangguk sambil tersenyum.Dia sebenarnya memang merasa akrab dengan Albert, begitu mengangguk, Celine merasa ada sesuatu di hatinya yang seketika membuat dia lega.Dia tidak tahu apa itu.Dia hanya tahu dia pernah merasakan perasaan ini waktu melihat Kakek."Kak Albert
"Kakak kenapa?" Terdengar suara Lala dari samping.Hansen tertegun sejenak.Dia merasakan kehangatan dari tangan Lala, lalu mendengar suara Lala lagi."Kakak, namanya Celine, ya? Aku senang sekali, di saat aku nggak ada, Kakak punya adik yang baru. Aku sangat berterima kasih padanya, dia bisa menggantikanku menemani Kakak."Lala berbicara sambil tersenyum, tapi Hansen mendengar kesedihan di suaranya.Hansen pun merasa kasihan padanya. "Lala, Celly ...."Hansen refleks ingin menjelaskan.Namun, Lala malah tersenyum cerah dan menghibur Hansen."Kakak jangan merasa bersalah, kamu bisa jadi kakakku, juga bisa jadi kakak orang lain, seperti Celine ....""Dia itu adikmu, juga bisa jadi adik orang lain, ini hal yang biasa.""Asalkan di dalam hati Kakak masih ada tempat untuk Lala, Lala sudah puas.""Jadi, Lala nggak sedih, Kakak juga nggak usah sedih!"Kening Hansen semakin berkerut.Benar, Celine bisa jadi adiknya, juga bisa jadi adik orang lain!Namun ... apa benar tidak usah merasa sedih?
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s