Melihat bibirnya yang membengkak lewat cermin, Celine merasa otaknya berdengung.Pikirannya langsung kembali ke adegan ciumannya dengan suaminya di jalur darurat, lalu tatapan menggoda Owen dan "sopir" tadi ....Astaga!Sekarang saja masih bengkak, bukannya berarti tadi lebih jelas lagi?Kejadian memalukan apa ini!Dia mana berani ketemu mereka lagi!Celine menutupi wajahnya yang tersipu dengan tangannya, rasanya ingin sekali dia bersembunyi ke dalam sebuah lubang.Andreas terkekeh, suasana hatinya sangat bagus....Ketika hari sudah malam, Andreas mengantar Celine ke lokasi acara perayaan, lalu melihatnya turun."Kamu benar-benar nggak mau ikut?" Sebelum pergi, Celine memastikan lagi.Andreas tersenyum tipis.Di acara malam ini, pasti ada Nicholas, Dylan juga pasti datang, terus Hansen ....Di babak final Perlombaan Desain Perhiasan kemarin, Hansen membantu Celine. Lalu, saat kamera merekam Hansen, matanya penuh dengan kekaguman kepada Celine.Terlalu banyak orang yang mau mendekati C
"Nona Celine ...."Orang itu adalah Hansen.Dia memakai setelan jas hitam buatan tangan, berjalan ke hadapan Celine lalu berkata, "Kamu ini ... mau pergi?"Setelah canggung sesaat karena ketahuan, Celine langsung tersenyum anggun."Ng ... nggak, aku cuma ... lagi cari Kak Nicholas, dia sepertinya lagi ada urusan."Celine mencari alasan secara asal.Hansen mengangkat alisnya, dia tahu Celine berbohong, tapi tidak mengatakan apa-apa."Waktu itu situasinya berbeda, jadi mau nggak mau harus mengungkap identitasmu sebagai Nona C. Kamu nggak bakal menyalahkanku, 'kan?" Hansen menatap Celine dengan penuh semangat.Hari ini Celine datang memang untuk berterima kasih pada Hansen atas bantuannya hari itu."Mana mungkin? Aku justru harus bilang terima kasih! Kalau bukan karena bantuanmu dan Kak Nicholas, aku pasti jadi yang diblokir karena mencuri karya orang lain! Kalian itu membantuku!"Begitu Celine selesai berbicara, Hansen terkekeh dan berkata, "Kalau begitu, bagaimana kamu akan berterima ka
Celine mendongak ke atas dan melihat sebuah topeng hitam.Cahaya berkilauan dari kolam renang terpantul pada topengnya, Celine pun pikir dia melihat hantu.Celine pun tidak bersuara.Dia menahan napasnya, berpura-pura tenang berharap "hantu" itu tidak melihatnya.Namun tiba-tiba topeng hitam itu membesar di depannya. "Hantu" itu jongkok lalu mengulurkan tangannya ke arah Celine ....Andreas ingin menariknya keluar, jadi dia menggenggam lengan Celine.Namun, Celine seperti disetrum, seluruh kepura-puraannya langsung hilang.Di benaknya hanya ada satu kata, yaitu lari!Celine langsung berbalik dan menyepak kedua kakinya di dinding kolam renang. Tenaganya itu membuatnya terpisah dari Andreas, tapi juga membuat Andreas jatuh ke dalam kolam.Andreas yang basah kuyup di dalam kolam pun memasang ekspresi suram.Memangnya dia semenakutkan itu?Andreas berenang menghampiri Celine lalu kembali menggenggam lengannya.Celine refleks menendang-nendang, ada beberapa kali dia bahkan hampir menendang
Setelah Celine pergi, suasana di halaman belakang langsung berubah.Di paviliun, Andreas yang memakai jubah mandi sedang mengelap rambutnya yang basah dengan ekspresi suram, seakan-akan tidak melihat Hansen yang berdiri di depannya."Lama tak bertemu, nggak kusangka ketemu lagi akan di situasi seperti ini."Hansen berbicara duluan, merusak keheningan di antara mereka.Mereka berdua adalah orang terkenal di Mastika, tapi setelah kejadian tiga tahun lalu, mereka berdua kompak menghindari satu sama lain.Andreas memasang wajah datar, sama sekali tidak memberi reaksi apa pun terhadap kata-kata Hansen.Hansen tersenyum ringan lalu dia menatapi wajah Andreas, seakan-akan tidak ingin melewatkan sedikit pun reaksinya. "Kamu setuju jadi juri karena Celine?"Kali ini, kening Andreas berkerut."Mau memindahkan lokasi lomba juga demi dia, 'kan?"Hansen terdengar sangat yakin."Aku ingat di babak final pembawa acara bilang ada yang mengantar karya jadi Celine. Tapi aku sudah lihat CCTV, hari itu ng
"Bagus!"Hansen sangat puas dengan jawaban ini.Dia pun berdiri lalu jalan keluar dari paviliun tanpa melihat Andreas lagi.Saat ini, Celine masih memikirkan ucapan Andreas "hanya sementara" itu ketika tiba-tiba melihat Hansen berjalan ke arahnya.Celine langsung kaget.Namun, karena takut ketahuan menguping, dia bahkan tidak sempat meletakkan topeng di tangannya dan langsung pergi meninggalkan halaman belakang.Celine berhati-hati menghindar dari orang-orang menuju ke lantai dua untuk mengganti pakaiannya yang basah.Namun, dia kebetulan terlihat oleh Fiona.Fiona melirik sekilas ke Nicholas yang sedang mencari Celine di halaman depan.Awalnya Fiona tidak termasuk dalam daftar undangan acara hari ini, tapi karena tahu Nicholas akan datang, dia langsung meninggalkan pesta tunangan Lily.Fiona berpura-pura kebetulan bertemu dengan Nicholas, memakai segala cara dan bahkan menggunakan koneksi antara kedua orang tua mereka baru berhasil membuat Nicholas setuju membawanya kemari.Namun sela
Di vila Keluarga Linoa, Lily yang baru saja dikritik dan diberi pelajaran oleh Nyonya Ratna merasa sangat kesal.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, di layar tertulis nama Fiona.Mereka berdua sangat jarang berhubungan. Selama ini Fiona selalu merendahkan nona kedua Keluarga Maira ini.Namun setelah berpikir sejenak, Lily mengangkat telepon itu."Lily, aku kasih tahu kabar baik. Kakakmu malam ini hebat sekali, bahkan tuan muda Keluarga Nadine juga berhasil dia goda.""Aku harus kasih selamat ke kalian berdua. Kamu baru saja tunangan sama Reza, kakakmu takutnya akan segera tunangan juga dengan Tuan Muda Hansen!"Fiona sengaja membuat Lily marah.Sebelumnya, meski Irina yang mengajukan acara kumpul-kumpul di Bar Artemis untuk mempermalukan Celine, di acara tunangan Lily hari ini, Fiona bisa lihat kalau Irina hanyalah seorang kacung Lily, musuh Celine yang sebenarnya adalah Lily.Seperti dugaannya, suara Lily langsung terdengar iri dan penuh kebencian. "Aku dan Reza saling mencintai, sedangkan
Di dalam kamar, Celine yang sudah ganti pakaian melamun melihat sebuah foto yang digantung di dinding kamar.Di foto itu, ada tiga orang berdiri berdampingan. Dua pria dan satu wanita, mereka memakai seragam sekolah.Hanya saja, wajah mereka bertiga sudah dicoret dengan cat hitam.Gadis ini seharusnya adalah "Carla" yang disebut-sebut Tuan Muda Hansen.Kalau begitu, siapa dua orang lainnya?Tuan Andreas? Tuan Muda Hansen?Celine tidak berpikir terlalu lama. Dia segera mengelap rambutnya lalu membiarkannya jatuh ke belakang dan bersiap-siap keluar.Begitu dia membuka pintu, dua orang langsung menatapnya secara bersamaan."Tuan Muda Hansen ... Kak ... Kak Nicholas ...." Muncul ekspresi kaget di wajah Celine.Dia pikir setelah mengantarnya kemari, Tuan Muda Hansen seharusnya sudah pergi.Ternyata dia menunggunya di sini.Tidak hanya itu, Kak Nicholas sejak kapan ada di sini?Saat ini, Hansen melihat Celine dengan tatapan terkejut dan tidak fokus."Car ...."Hansen refleks ingin memanggil
Celine sampai mengumpat saking terkejutnya.Meski suaranya sangat kecil, Hansen dan Nicholas yang ada di sampingnya bisa mendengarnya."Ehem ....""Ehem ...."Setelah tertegun sejenak, mereka berdua kompak berdeham untuk menutupi suara Celine.Saat ini, di mata Celine hanya ada nol beruntun di belakang angka satu itu.Meski dia adalah pewaris Perusahaan Perhiasan Aurora, tapi setelah tamat kuliah, dia tidak pernah mendapatkan sepeser pun dari rumahnya.Sebelumnya, setelah membayar suaminya, jumlah uang di rekeningnya selalu sisa sedikit.Saat ini, tiba-tiba mendapatkan satu triliun, Celine hampir saja bersorak sorai saking senangnya.Melihat ekspresi kecilnya itu, tatapan Hansen semakin lembut. "Apakah ada yang mau Nona Celine katakan?"Begitu dipanggil, Celine langsung sadar kembali kalau saat ini semua orang sedang melihatnya.Celine tertawa canggung lalu mengangkat ponsel di tangannya dan berkata, "Uangnya ... sangat banyak, aku ... suka sekali!"Semua orang terdiam.Siapa yang tida
Apa ... yang terjadi?Andreas tidak mengerti.Hal lainnya yang tidak dia mengerti adalah dia benar-benar daftar kompetisi desain perhiasan yang sangat melelahkan ini.Ini sebenarnya hanya sebuah pikiran dari semalam.Dia mengira pikiran ini akan segera hilang, tapi ternyata tidak.Malah niatnya ini makin kuat, seakan-akan ada kekuatan tidak terlihat yang menariknya untuk ke sini. Kekuatan inilah yang membuat Andreas penasaran.Dia mau tahu apa yang menuntunnya ini.Hanya dalam tiga hari, dia sudah mendapatkan hasil babak pertama.Dia berhasil lolos ke babak selanjutnya!Selanjutnya adalah babak final.Babak final diadakan sepuluh hari lagi.Selama tiga hari ini, Andreas semakin merasa dirinya aneh.Pertama, dia setiap malam mimpi hal-hal yang aneh, di setiap mimpinya ada seorang wanita dan dia pernah melihat wanita itu.Di ingatannya, selain Lala, hanya wanita itu yang bisa dia ingat.Namun, dia jelas-jelas baru melihatnya beberapa kali.Dalam sehari, dia melihatnya tiga kali, benar-be
Di atas meja makan, suasananya sangat tegang seakan-akan ada bom yang akan meledak.Semuanya hanya karena ucapan Andreas tadi. "Aku memutuskan ikutan Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Kompetisi Desain Perhiasan Nasional?Kompetisi itu diadakan oleh Keluarga Nadine, pasti akan menarik perhatian media.Kalau sampai ketahuan ....Oleh karena itu, Lala yang tegang langsung kehilangan kendali atas emosinya.Namun, di bawah tatapan Andreas, dia langsung minder dan menghindari tatapan Andreas sambil menjelaskan, "Kak, kita sudah mau meninggalkan Binara. Dari waktunya, takutnya nggak bakal sempat. Lagian, keahlianmu itu di desain pakaian, kamu nggak pernah desain perhiasan ...."Sebelum Lala selesai bicara, Andreas sudah meletakkan sendoknya.Setelah itu, dia berdiri mengambil jaketnya dan keluar. Gerakannya sangat luwes.Begitu sampai di pintu, dia berkata, "Nggak akan memengaruhi rencana ke luar negeri." Setelah itu, dia pun menghilang dari penglihatan Lala, tidak peduli Lala mengejarnya
Gadis itu mengejar poster itu seakan-akan itu sangat berharga. Namun, waktu mendongak melihat pria di depannya, dia langsung tertegun.Tampan sekali!Gadis itu tertegun.Temannya yang ikut mengejar poster itu juga tertegun."Nih."Suara pria itu sangat memesona, membuatnya merasa mau menikahinya hanya karena suaranya.Tampan sekali ....Sampai setelah pria itu menyerahkan poster itu dan pergi jauh, gadis itu dan temannya baru sadar kembali.Setelah itu, mereka berbalik melihat sosok pria tampan itu."Ganteng sekali, suaranya juga sangat enak didengar.""Mukanya mirip sekali dengan seseorang. Dylan! Benar, mirip Dylan Retno. Mereka mirip sekali, tapi sepertinya dia lebih ganteng.""Sayang sekali dia sudah punya pacar, pacarnya beruntung sekali!"Mereka berdua terlihat sangat iri.Suara itu dibawa angin sampai ke depan. Kata "pacar" itu membuat Lala sangat senang, dia pun menoleh melihat pria di sampingnya.Ekspresi Andreas sangat tenang.Dia juga tidak menyangkal kata "pacar" itu.Bagus
Setelah keluar dari bar, Andreas menunggu Lala menjemputnya.Tidak disangka, dia malah melihat wanita itu lagi!Wanita itu tetap, tapi pria di sampingnya sudah berubah.Dia memang sangat cantik, tatapannya terhadap pria membuat orang ingin melindunginya. Wanita ini memang hebat!Andreas merasa hatinya dipenuhi kekesalan.Sebuah api amarah yang tidak diketahui asalnya berkobar, tapi kemudian dia tertawa.Seseorang yang tidak ada hubungan apa pun dengannya, untuk apa dia marah?"Kak Tuvin ...."Pikiran Andreas buyar dan melihat Lala berlari ke hadapannya.Napasnya terengah-engah, sepertinya tadi dia lari dengan sangat terburu-buru. "Kak, kenapa kamu di sini? Nggak terjadi apa-apa, 'kan?"Lala menatap Andreas lalu diam-diam mencari tahu."Aku terlalu bosan, jadi jalan-jalan ke sini."Apa benar dia jalan-jalan sampai ke sini?Tempat mereka berpisah berjarak beberapa kilometer dari sini. Kalau benar tidak sengaja jalan ke sini, kenapa bukan ke tempat lain?Lala melihat bar yang ada di belak
Artemis ....Entah kenapa, bar ini membuatnya merasa familier.Seakan-akan dia pernah ke sini.Namun, meski sudah berusaha mengingat, dia tidak ada ingatan tentang tempat ini. Dia berdiri sangat lama di depan lalu akhirnya berjalan masuk.Awalnya, dia memesan segelas arak.Mungkin karena refleksnya ingin mencari tahu dari mana asal rasa familier itu, dia tidak peduli dengan araknya, melainkan mengamati setiap sudut dari bar ini. Waktu dia melihat salah satu meja, tatapannya tidak bisa berpaling lagi.Seakan-akan meja itu ada kekuatan ajaib yang menariknya, dia pun menghampiri meja itu.Begitu dia duduk di meja itu, di benaknya muncul sebuah adegan. Namun, waktu dia mau menangkap adegan itu, ponselnya berbunyi.Telepon dari Lala.Suasana di bar sangat berisik.Tidak jauh darinya, dia mendengar seruan kaget seorang wanita lalu suara minta maaf seorang pelayan. Dia tidak melihat ke arah suara itu, melainkan mengernyit sambil berjalan keluar untuk mengangkat telepon.Lala yang sudah selesa
Berbagai macam pertanyaan muncul di benak James."Ponselnya kenapa bisa ada di kamu?" tanya James panik. Saat ini, di hatinya muncul firasat buruk.Andreas ...."Dia menghilang." Suara Celine terdengar dari telepon, juga dari telinganya.James tertegun sekian lama baru menggumam, "Menghilang? Kok bisa? Andreas mana mungkin bisa hilang?"Dia sangat mengenal Andreas.Siapa orang yang bisa membuatnya menghilang?Namun Celine tidak terlihat seperti sedang bercanda.Perlahan-lahan, dia baru menerima informasi yang mengejutkan ini. Celine pun menceritakan secara garis besar kejadian di Mastika.Meski nada suaranya sangat tenang,James bisa merasakan perasaan di balik ketenangan itu.Celine adalah orang yang paling khawatir, takut, dan ingin secepatnya menemukan Andreas untuk memastikan kalau dia baik-baik saja.Melihat senyuman di wajah Celine, James merasa sangat kasihan padanya."Celly, pasti bakal ketemu. Dia mungkin bakal tiba-tiba muncul di depanmu. Andreas nggak tega meninggalkanmu!"J
Waktu James turun, dia kebetulan bertemu dengan pelayan yang mengambil pesanan Celine tadi.Dia pun bertanya secara asal, "Nona itu pesan apa?"Alkohol apa pun yang Celine pesan, harus dia yang bayar.Kalau sampai Andreas tahu Celine mengeluarkan uang di sini, pasti tidak akan mengampuninya.Oleh karena itu, dia sangat tahu diri.Namun, pelayan itu menjawab, "Dia bilang alkoholnya terserah, terus dia meminta segelas air hangat."Tidak aneh meminta segelas air hangat.Namun, pelayan itu mengernyit. "Awalnya dia meminta jus, setelah itu dia memesan sebotol alkohol, tapi sepertinya dia nggak ingin minum alkohol."Tidak ingin minum alkohol?James melirik Celine lalu berkata, "Kita nggak ada jus?"Pelayan itu tertegun, di menu mereka memang tidak ada jus!James sepertinya juga tahu di menu tidak ada pilihan jus, tapi ...."Ada buah, nggak?"Pelayan itu mengangguk sambil berkata, "Ada.""Blender sekarang juga!" perintah James. Kalau Celine mau minum jus, dia mana mungkin tidak memberikannya?
Ternyata keputusan ini dilakukan demi Celine.Saat itu, Noni semakin yakin dengan kebaikan Lina terhadap Celine.Di kursi kelas bisnis,Noni melihat kelelahan di wajah Celine. Dia pun berkata dengan penuh perhatian, "Nona Celine, kamu tidur saja dulu. Aku bakal membangunkanmu waktu kita sudah sampai di Binara."Bekerja di bagian desain,Celine tidak terbiasa dengan panggilan "Bu Celine", jadi dia meminta mereka memanggilnya "Nona Celine".Lina memanggilnya Kak Celly, pegawai bagian desain lainnya memanggilnya Nona Celine. Meski ada perbedaan, sekarang sudah tidak ada orang yang merasa cemburu.Celine tidak menolak sarannya.Noni menyerahkan sebuah penutup mata yang baru, Celine pun tersenyum dan berkata, "Terima kasih."Senyumannya sangat tulus, begitu juga ucapan terima kasihnya.Celine memakai penutup mata lalu menutup matanya. Dia memang sedikit lelah, jadi dia langsung mengantuk. Sebelum tidur, di benaknya terngiang kata-kata Carla waktu mengantarnya di bandara tadi.Waktu itu, Car
"Celly ...." Hansen langsung membuka mulut ingin menasihati Celine.Namun, Celine malah berkata, "Babak final kompetisi ini tetap di Binara. Aku dan Andreas kenalan di Binara, kalau dihitung-hitung, sudah mau setahun."Lebih tepatnya, masih ada sepuluh hari sampai waktu dia bertemu dengan Andreas tahun lalu di Binara.Belakangan ini, Celine sering teringat dengan setiap detail mereka bertemu di Binara.Tekadnya itu perlahan-lahan menguat.Dia mau kembali ke Binara!Setelah Celine selesai bicara, tiga orang lainnya tahu apa yang dipikirkan Celine.Awalnya mereka mau membujuknya, tapi sekarang mereka tidak tega mengecewakan Celine.Namun, meski begitu, kesehatan Celine tetap penting, jadi mereka bertiga membuat perjanjian."Boleh saja ke Binara, tapi untuk Kompetisi Desainer Nasional, kamu cuma boleh jadi juri di babak final. Kamu nggak boleh mengurus yang lain," ujar Hansen.Celine pun mengangguk."Begini saja, kita temani kamu," ujar Hansen lagi.Dua orang lainnya juga segera menambahk