"Nona Celine ...."Orang itu adalah Hansen.Dia memakai setelan jas hitam buatan tangan, berjalan ke hadapan Celine lalu berkata, "Kamu ini ... mau pergi?"Setelah canggung sesaat karena ketahuan, Celine langsung tersenyum anggun."Ng ... nggak, aku cuma ... lagi cari Kak Nicholas, dia sepertinya lagi ada urusan."Celine mencari alasan secara asal.Hansen mengangkat alisnya, dia tahu Celine berbohong, tapi tidak mengatakan apa-apa."Waktu itu situasinya berbeda, jadi mau nggak mau harus mengungkap identitasmu sebagai Nona C. Kamu nggak bakal menyalahkanku, 'kan?" Hansen menatap Celine dengan penuh semangat.Hari ini Celine datang memang untuk berterima kasih pada Hansen atas bantuannya hari itu."Mana mungkin? Aku justru harus bilang terima kasih! Kalau bukan karena bantuanmu dan Kak Nicholas, aku pasti jadi yang diblokir karena mencuri karya orang lain! Kalian itu membantuku!"Begitu Celine selesai berbicara, Hansen terkekeh dan berkata, "Kalau begitu, bagaimana kamu akan berterima ka
Celine mendongak ke atas dan melihat sebuah topeng hitam.Cahaya berkilauan dari kolam renang terpantul pada topengnya, Celine pun pikir dia melihat hantu.Celine pun tidak bersuara.Dia menahan napasnya, berpura-pura tenang berharap "hantu" itu tidak melihatnya.Namun tiba-tiba topeng hitam itu membesar di depannya. "Hantu" itu jongkok lalu mengulurkan tangannya ke arah Celine ....Andreas ingin menariknya keluar, jadi dia menggenggam lengan Celine.Namun, Celine seperti disetrum, seluruh kepura-puraannya langsung hilang.Di benaknya hanya ada satu kata, yaitu lari!Celine langsung berbalik dan menyepak kedua kakinya di dinding kolam renang. Tenaganya itu membuatnya terpisah dari Andreas, tapi juga membuat Andreas jatuh ke dalam kolam.Andreas yang basah kuyup di dalam kolam pun memasang ekspresi suram.Memangnya dia semenakutkan itu?Andreas berenang menghampiri Celine lalu kembali menggenggam lengannya.Celine refleks menendang-nendang, ada beberapa kali dia bahkan hampir menendang
Setelah Celine pergi, suasana di halaman belakang langsung berubah.Di paviliun, Andreas yang memakai jubah mandi sedang mengelap rambutnya yang basah dengan ekspresi suram, seakan-akan tidak melihat Hansen yang berdiri di depannya."Lama tak bertemu, nggak kusangka ketemu lagi akan di situasi seperti ini."Hansen berbicara duluan, merusak keheningan di antara mereka.Mereka berdua adalah orang terkenal di Mastika, tapi setelah kejadian tiga tahun lalu, mereka berdua kompak menghindari satu sama lain.Andreas memasang wajah datar, sama sekali tidak memberi reaksi apa pun terhadap kata-kata Hansen.Hansen tersenyum ringan lalu dia menatapi wajah Andreas, seakan-akan tidak ingin melewatkan sedikit pun reaksinya. "Kamu setuju jadi juri karena Celine?"Kali ini, kening Andreas berkerut."Mau memindahkan lokasi lomba juga demi dia, 'kan?"Hansen terdengar sangat yakin."Aku ingat di babak final pembawa acara bilang ada yang mengantar karya jadi Celine. Tapi aku sudah lihat CCTV, hari itu ng
"Bagus!"Hansen sangat puas dengan jawaban ini.Dia pun berdiri lalu jalan keluar dari paviliun tanpa melihat Andreas lagi.Saat ini, Celine masih memikirkan ucapan Andreas "hanya sementara" itu ketika tiba-tiba melihat Hansen berjalan ke arahnya.Celine langsung kaget.Namun, karena takut ketahuan menguping, dia bahkan tidak sempat meletakkan topeng di tangannya dan langsung pergi meninggalkan halaman belakang.Celine berhati-hati menghindar dari orang-orang menuju ke lantai dua untuk mengganti pakaiannya yang basah.Namun, dia kebetulan terlihat oleh Fiona.Fiona melirik sekilas ke Nicholas yang sedang mencari Celine di halaman depan.Awalnya Fiona tidak termasuk dalam daftar undangan acara hari ini, tapi karena tahu Nicholas akan datang, dia langsung meninggalkan pesta tunangan Lily.Fiona berpura-pura kebetulan bertemu dengan Nicholas, memakai segala cara dan bahkan menggunakan koneksi antara kedua orang tua mereka baru berhasil membuat Nicholas setuju membawanya kemari.Namun sela
Di vila Keluarga Linoa, Lily yang baru saja dikritik dan diberi pelajaran oleh Nyonya Ratna merasa sangat kesal.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, di layar tertulis nama Fiona.Mereka berdua sangat jarang berhubungan. Selama ini Fiona selalu merendahkan nona kedua Keluarga Maira ini.Namun setelah berpikir sejenak, Lily mengangkat telepon itu."Lily, aku kasih tahu kabar baik. Kakakmu malam ini hebat sekali, bahkan tuan muda Keluarga Nadine juga berhasil dia goda.""Aku harus kasih selamat ke kalian berdua. Kamu baru saja tunangan sama Reza, kakakmu takutnya akan segera tunangan juga dengan Tuan Muda Hansen!"Fiona sengaja membuat Lily marah.Sebelumnya, meski Irina yang mengajukan acara kumpul-kumpul di Bar Artemis untuk mempermalukan Celine, di acara tunangan Lily hari ini, Fiona bisa lihat kalau Irina hanyalah seorang kacung Lily, musuh Celine yang sebenarnya adalah Lily.Seperti dugaannya, suara Lily langsung terdengar iri dan penuh kebencian. "Aku dan Reza saling mencintai, sedangkan
Di dalam kamar, Celine yang sudah ganti pakaian melamun melihat sebuah foto yang digantung di dinding kamar.Di foto itu, ada tiga orang berdiri berdampingan. Dua pria dan satu wanita, mereka memakai seragam sekolah.Hanya saja, wajah mereka bertiga sudah dicoret dengan cat hitam.Gadis ini seharusnya adalah "Carla" yang disebut-sebut Tuan Muda Hansen.Kalau begitu, siapa dua orang lainnya?Tuan Andreas? Tuan Muda Hansen?Celine tidak berpikir terlalu lama. Dia segera mengelap rambutnya lalu membiarkannya jatuh ke belakang dan bersiap-siap keluar.Begitu dia membuka pintu, dua orang langsung menatapnya secara bersamaan."Tuan Muda Hansen ... Kak ... Kak Nicholas ...." Muncul ekspresi kaget di wajah Celine.Dia pikir setelah mengantarnya kemari, Tuan Muda Hansen seharusnya sudah pergi.Ternyata dia menunggunya di sini.Tidak hanya itu, Kak Nicholas sejak kapan ada di sini?Saat ini, Hansen melihat Celine dengan tatapan terkejut dan tidak fokus."Car ...."Hansen refleks ingin memanggil
Celine sampai mengumpat saking terkejutnya.Meski suaranya sangat kecil, Hansen dan Nicholas yang ada di sampingnya bisa mendengarnya."Ehem ....""Ehem ...."Setelah tertegun sejenak, mereka berdua kompak berdeham untuk menutupi suara Celine.Saat ini, di mata Celine hanya ada nol beruntun di belakang angka satu itu.Meski dia adalah pewaris Perusahaan Perhiasan Aurora, tapi setelah tamat kuliah, dia tidak pernah mendapatkan sepeser pun dari rumahnya.Sebelumnya, setelah membayar suaminya, jumlah uang di rekeningnya selalu sisa sedikit.Saat ini, tiba-tiba mendapatkan satu triliun, Celine hampir saja bersorak sorai saking senangnya.Melihat ekspresi kecilnya itu, tatapan Hansen semakin lembut. "Apakah ada yang mau Nona Celine katakan?"Begitu dipanggil, Celine langsung sadar kembali kalau saat ini semua orang sedang melihatnya.Celine tertawa canggung lalu mengangkat ponsel di tangannya dan berkata, "Uangnya ... sangat banyak, aku ... suka sekali!"Semua orang terdiam.Siapa yang tida
"Sayangnya hanya aku yang menyukai Nona Celine, sedangkan Nona Celine ...." Hansen memasang ekspresi kecewa.Suasana di ruangan langsung heboh.Pantas saja tatapan Tuan Muda Hansen kepada Celine tadi penuh dengan rasa cinta.Ternyata Tuan Muda Hansen diam-diam mencintai Celine?"Astaga! Kisah cinta apa ini! Jangan-jangan Nona Celine dulunya pernah menyelamatkan dunia ....""Tuan Muda Hansen tampan dan kaya. Selain Tuan Andreas, siapa yang bisa dibandingkan dengannya? Masa Nona Celine nggak suka padanya?""Jangan-jangan Nona Celine sukanya sama Tuan Andreas?"Orang-orang di sekitar langsung sibuk bergosip.Di halaman belakang, Andreas yang bersembunyi di kegelapan tadinya menatap Hansen dengan tatapan tajam.Tiba-tiba mendengar ada yang mengatakan kalau Celine suka padanya, muncul kilatan senang di matanya.Namun seketika, Celine memadamkan api yang baru saja mau berkobar. "Nggak, nggak, aku nggak suka Tuan Andreas!" ujar Celine dengan ekspresi serius.Awalnya dia masih kewalahan mengha