"Sayangnya hanya aku yang menyukai Nona Celine, sedangkan Nona Celine ...." Hansen memasang ekspresi kecewa.Suasana di ruangan langsung heboh.Pantas saja tatapan Tuan Muda Hansen kepada Celine tadi penuh dengan rasa cinta.Ternyata Tuan Muda Hansen diam-diam mencintai Celine?"Astaga! Kisah cinta apa ini! Jangan-jangan Nona Celine dulunya pernah menyelamatkan dunia ....""Tuan Muda Hansen tampan dan kaya. Selain Tuan Andreas, siapa yang bisa dibandingkan dengannya? Masa Nona Celine nggak suka padanya?""Jangan-jangan Nona Celine sukanya sama Tuan Andreas?"Orang-orang di sekitar langsung sibuk bergosip.Di halaman belakang, Andreas yang bersembunyi di kegelapan tadinya menatap Hansen dengan tatapan tajam.Tiba-tiba mendengar ada yang mengatakan kalau Celine suka padanya, muncul kilatan senang di matanya.Namun seketika, Celine memadamkan api yang baru saja mau berkobar. "Nggak, nggak, aku nggak suka Tuan Andreas!" ujar Celine dengan ekspresi serius.Awalnya dia masih kewalahan mengha
Reza langsung kegirangan.Tak lama kemudian, dia dibawa ke halaman belakang.Wajah Andreas saat ini sangat suram.Reza pikir Andreas akhirnya sudah melihat sifat asli Celine, dia langsung kembali menjelek-jelekkan Celine. "Paman, kamu sudah lihat, Celine adalah wanita seperti itu, sama sekali nggak pantas disukai oleh Paman!""Memangnya dia wanita seperti apa?" tanya Andreas dengan nada dingin.Reza segera menjelek-jelekkan Celine separah mungkin."Dia dulunya adalah tunanganku, demi mencelakaiku, dia tidur dengan seorang gigolo dan bahkan menikah dengan gigolo itu. Dia mendekati Paman dan Tuan Muda Hansen demi mendapatkan uang untuk menghidupi gigolo itu!"Andreas terdiam.Gigolo?Dari sikap Celine yang terus memberinya uang, sepertinya Celine memang menganggapnya sebagai seorang pekerja khusus.Andreas tanpa sadar tersenyum.Namun, Reza tidak menyadari ekspresi Andreas.Begitu teringat dengan uang satu triliun yang didapatkan Celine, Reza merasa sangat iri."Paman jangan mau dibohong
Terhadap dia, Celine selalu menghindar seakan-akan dia adalah bencana.Sementara terhadap "suaminya", Celine malah tersenyum secerah itu!Muncul sedikit kekesalan di hati Andreas."Halo?" Celine melihat ponselnya.Teleponnya masih terhubung, kenapa suaminya ini tidak bersuara?Andreas sadar kembali lalu berkata dengan ketus, "Aku pergi jemput kamu, sepuluh menit lagi ketemu di pintu masuk!"Kemudian, telepon langsung ditutup.Celine terdiam.Cara bicara penuh amarah ini .... Dia buat salah apa?...Hansen saat ini sudah pergi karena ada urusan.Nicholas yang mengantar Celine keluar.Di luar vila, Andreas sedang berdiri di samping mobil sedan biasa dengan punggung menghadap ke vila.Begitu melihat punggung itu, jantung Celine langsung berdetak kencang.Tuan Andreas?Namun ketika pria itu berbalik dan Celine melihat wajah tampan suaminya, dia langsung menghela napas lega.Andreas melirik Nicholas yang ada di samping Celine lalu berjalan maju dan menggandeng tangan Celine."Kak Nicholas,
Lily terlihat sangat kasihan, tapi sengaja tidak mau mengatakan alasannya.Setelah Bastian dan Sarah bertanya terus, Lily baru berkata dengan tersedu-sedu, "Nenek Ratna kayaknya nggak suka aku. Semua ini salahku karena aku bukan Kakak, nggak bisa mewarisi Aurora. Kalaupun aku menikah dengan Kak Reza, aku nggak bisa membantu apa-apa!"Lily sangat sedih, seakan-akan dia menerima perlakuan yang sangat buruk di Keluarga Linoa.Sarah memeluk Lily dan ikut menangis."Semua ini karena aku, awalnya kamu adalah putri kandung ayahmu, tapi malah dianggap beban oleh semua orang. Bagaimana kalau sampai nanti setelah menikah kamu diperlakukan dengan buruk? Kalau nggak, nggak usah nikah lagi ....""Tapi ... tapi aku sudah tunangan sama Kak Reza. Kalau sampai batal nikah, nama baik Ayah dan Keluarga Maira pasti akan rusak."Lily terlihat semakin sedih.Bastian memasang ekspresi suram tanpa mengatakan apa-apa.Lily sangat menderita!Perusahaan Perhiasan Aurora adalah peninggalan Aurora, begitu Celine m
Pekerja magang itu tidak mengatakan apa-apa.Saat ini, Irina berjalan masuk dengan ekspresi sombong lalu menyerahkan sebuah surat pengunduran diri ke Celine."Kak Celine, selamat sudah berhasil mewarisi warisan dari ibumu!""Hari ini aku sengaja datang karena hubungan kita selama ini, jadi aku datang langsung untuk mengundurkan diri!""Oh iya, kamu bukannya mau tahu semua orang pada ke mana? Kamu tinggal lihat saja kotak masuk surel perusahaan!"Celine membuka surel perusahaan.Kumpulan surat pengunduran diri muncul di depan Celine."Semua pegawai inti perusahaan sudah mengundurkan diri, hanya tinggal pekerja magang yang nggak tahu apa-apa. Celine, menurutmu Aurora bisa bertahan berapa lama? Hehehe ....""Kamu pikir Paman benar-benar tulus menyerahkan Aurora ke kamu?"Irina tersenyum mengejek.Memangnya kenapa kalau Celine mewariskan Perusahaan Perhiasan Aurora?Perusahaan Aurora yang hanya ada dia seorang memangnya bisa bertahan berapa lama?Irina pergi sambil tertawa terbahak-bahak.
Perusahaan ini baru ada lima orang, jadi Celine langsung bersiap-siap mengumumkan lowongan pekerjaan.Sementara saat ini, Bastian sedang duduk di salah satu kantor di gedung perkantoran yang ada di seberang Menara Sailendra.Area perkantoran yang sangat luas ini, semua pekerja adalah pekerja yang sebelumnya bekerja di Aurora.Lily melihat papan nama Perusahaan.Tulisan "Perhiasan Lily Amore" terlihat sangat mencolok.Lily sangat terkejut dan senang.Ternyata dari dulu Ayah sudah diam-diam menjalankan sebuah perusahaan perhiasan.Sementara selama ini, semua sumber daya yang didapatkan melalui Aurora sudah dipindahkan ke sini!Heh!Memangnya kenapa kalau Celine mewariskan Perusahaan Perhiasan Aurora?Saat ini Aurora hanya perusahaan kosong!Lily benar-benar ingin menarik Celine ke sini, dia yakin ekspresi Celine pasti akan sangat menarik!Namun di permukaan, Lily tetap berlagak sangat mengkhawatirkan Celine. "Ayah, kalau Kakak sampai tahu perusahaan ini ...."Sebelum dia selesai berbicar
Begitu mendengar kata-kata Celine, wanita kaya itu tertegun sejenak."Nggak mungkin bukan palsu!"Bastian jelas-jelas sudah bilang kalau semua perhiasan ini palsu.Bastian tidak mungkin membohongi dia!Celine menyadari reaksi wanita itu. "Mau tahu asli atau palsu tinggal cari ahlinya untuk memeriksa keasliannya. Jangan-jangan kamu takut?""Siapa yang takut? Periksa ya periksa saja!"Wanita itu melihat Celine dengan penuh percaya diri.Seakan-akan takut Celine melakukan sesuatu, wanita itu langsung menyuruh pengawalnya menyimpan perhiasan-perhiasan itu dan perjanjian pembelian."Begini, agar adil, aku dan kamu masing-masing memanggil seorang ahli. Dua hari lagi kita ketemu di Hotel Binara!" saran Celine.Senyuman di wajahnya membuat wanita itu merasa tidak yakin.Namun, setelah berpikir-pikir, wanita itu merasa Celine sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa."Baik."Setelah mencapai persetujuan, wanita itu pergi membawa perhiasan-perhiasannya.Namun, dia masih tetap khawatir, jadi dia m
Begitu pulang ke Kota Binara, James langsung memaksa mereka berdua keluar minum-minum."Sini, sini, minum .... Hari ini kita nggak mabuk nggak pulang!" James berusaha memeriahkan suasana.Begitu masuk Bar Artemis, Andreas terus memasang wajah dingin dan memancarkan amarah. Dia terus minum tanpa mengatakan apa-apa.Sudah dua hari!Dia sudah dua hari tidak pulang ke Kompleks Tiara, tapi Celine sama sekali tidak bereaksi!Andreas semakin kesal dan langsung meneguk segelas alkohol keras, tapi kekesalannya sama sekali tidak berkurang.Hansen menatap Andreas lalu tiba-tiba dia tersenyum dan berkata, "Aku angkat telepon bentar."Hansen pun keluar dari ruangan.Tepat ketika Celine mengira Hansen tidak akan menerima panggilannya, teleponnya terhubung."Halo, Tuan Muda Hansen .... Maaf mengganggumu, ada satu hal yang butuh bantuanmu. Aku perlu beberapa material perhiasan, tapi ada masalah dengan perusahaanku. Setelah aku pikir-pikir, di seluruh Kota Binara aku hanya bisa meminta bantuanmu ...."
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s
Dia pernah membayangkan berbagai macam skenario waktu mereka bertemu, tapi dia tetap tidak berani.Asistennya seakan-akan bisa menebak apa yang dia pikirkan. "Nyonya mau bertemu Nona?"Nyonya kalau mau bertemu Nona, dia akan segera mengaturnya.Namun, setelah merenung sekian lama, wanita itu akhirnya menggeleng. "Nggak, nanti saja ...."Nanti saja ....Jelas-jelas baik di Mastika maupun di Binara, Nyonya selalu diam-diam melihat Nona. Namun, setiap kali selalu hanya melihat dari jauh, tidak berani mendekat.Dia sepertinya takut mendekati Nona.Asisten itu tidak bertanya lagi.Suasana di dalam kamar hening sampai wanita itu tiba-tiba berkata, "Bagaimana dengan dia?"Waktu mengucapkan kata "dia", mata wanita itu terlihat dingin, sampai-sampai membuat asistennya merinding."Dia ada di Asia." Asisten terus mengikuti lokasi terbaru "dia"."Sudah di Asia?" ujar wanita itu sambil mengangkat alisnya.Dia seperti orang yang sedang bermain dengan kucing peliharaannya, sangat menikmati kesenangan
Sebenarnya mananya yang salah?Celine terus berpikir, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban.Albert dan Dylan bertatapan, menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Mereka tidak tahu harus bagaimana menghibur Celine.Beberapa hari ini, waktu mereka sedang mencari Andreas, mereka selalu merasa ada sepasang tangan tidak terlihat yang terus menghalangi mereka.Sebenarnya masalahnya di mana?Mereka juga ingin tahu.Sementara saat ini, di suatu tempat di Binara.Di sebuah ruangan yang sangat luas, di depan jendela panorama, seorang wanita duduk di sofa sambil memegang segelas arak.Dia mengaduk anggur merah di tangannya, membentuk lengkungan yang indah di gelasnya, tapi wanita itu tidak meminumnya.Dia melihat ke luar jendela dengan ekspresi serius, seperti sedang memikirkan sesuatu.Asisten wanita di sebelahnya tiba-tiba menerima sebuah panggilan, lalu berkata pada wanita di sebelahnya, "Nyonya, mereka sudah mau naik pesawat, apakah mau dihentikan?"Mereka yang dia maksud adalah Andreas dan Lala y