Lily terlihat sangat kasihan, tapi sengaja tidak mau mengatakan alasannya.Setelah Bastian dan Sarah bertanya terus, Lily baru berkata dengan tersedu-sedu, "Nenek Ratna kayaknya nggak suka aku. Semua ini salahku karena aku bukan Kakak, nggak bisa mewarisi Aurora. Kalaupun aku menikah dengan Kak Reza, aku nggak bisa membantu apa-apa!"Lily sangat sedih, seakan-akan dia menerima perlakuan yang sangat buruk di Keluarga Linoa.Sarah memeluk Lily dan ikut menangis."Semua ini karena aku, awalnya kamu adalah putri kandung ayahmu, tapi malah dianggap beban oleh semua orang. Bagaimana kalau sampai nanti setelah menikah kamu diperlakukan dengan buruk? Kalau nggak, nggak usah nikah lagi ....""Tapi ... tapi aku sudah tunangan sama Kak Reza. Kalau sampai batal nikah, nama baik Ayah dan Keluarga Maira pasti akan rusak."Lily terlihat semakin sedih.Bastian memasang ekspresi suram tanpa mengatakan apa-apa.Lily sangat menderita!Perusahaan Perhiasan Aurora adalah peninggalan Aurora, begitu Celine m
Pekerja magang itu tidak mengatakan apa-apa.Saat ini, Irina berjalan masuk dengan ekspresi sombong lalu menyerahkan sebuah surat pengunduran diri ke Celine."Kak Celine, selamat sudah berhasil mewarisi warisan dari ibumu!""Hari ini aku sengaja datang karena hubungan kita selama ini, jadi aku datang langsung untuk mengundurkan diri!""Oh iya, kamu bukannya mau tahu semua orang pada ke mana? Kamu tinggal lihat saja kotak masuk surel perusahaan!"Celine membuka surel perusahaan.Kumpulan surat pengunduran diri muncul di depan Celine."Semua pegawai inti perusahaan sudah mengundurkan diri, hanya tinggal pekerja magang yang nggak tahu apa-apa. Celine, menurutmu Aurora bisa bertahan berapa lama? Hehehe ....""Kamu pikir Paman benar-benar tulus menyerahkan Aurora ke kamu?"Irina tersenyum mengejek.Memangnya kenapa kalau Celine mewariskan Perusahaan Perhiasan Aurora?Perusahaan Aurora yang hanya ada dia seorang memangnya bisa bertahan berapa lama?Irina pergi sambil tertawa terbahak-bahak.
Perusahaan ini baru ada lima orang, jadi Celine langsung bersiap-siap mengumumkan lowongan pekerjaan.Sementara saat ini, Bastian sedang duduk di salah satu kantor di gedung perkantoran yang ada di seberang Menara Sailendra.Area perkantoran yang sangat luas ini, semua pekerja adalah pekerja yang sebelumnya bekerja di Aurora.Lily melihat papan nama Perusahaan.Tulisan "Perhiasan Lily Amore" terlihat sangat mencolok.Lily sangat terkejut dan senang.Ternyata dari dulu Ayah sudah diam-diam menjalankan sebuah perusahaan perhiasan.Sementara selama ini, semua sumber daya yang didapatkan melalui Aurora sudah dipindahkan ke sini!Heh!Memangnya kenapa kalau Celine mewariskan Perusahaan Perhiasan Aurora?Saat ini Aurora hanya perusahaan kosong!Lily benar-benar ingin menarik Celine ke sini, dia yakin ekspresi Celine pasti akan sangat menarik!Namun di permukaan, Lily tetap berlagak sangat mengkhawatirkan Celine. "Ayah, kalau Kakak sampai tahu perusahaan ini ...."Sebelum dia selesai berbicar
Begitu mendengar kata-kata Celine, wanita kaya itu tertegun sejenak."Nggak mungkin bukan palsu!"Bastian jelas-jelas sudah bilang kalau semua perhiasan ini palsu.Bastian tidak mungkin membohongi dia!Celine menyadari reaksi wanita itu. "Mau tahu asli atau palsu tinggal cari ahlinya untuk memeriksa keasliannya. Jangan-jangan kamu takut?""Siapa yang takut? Periksa ya periksa saja!"Wanita itu melihat Celine dengan penuh percaya diri.Seakan-akan takut Celine melakukan sesuatu, wanita itu langsung menyuruh pengawalnya menyimpan perhiasan-perhiasan itu dan perjanjian pembelian."Begini, agar adil, aku dan kamu masing-masing memanggil seorang ahli. Dua hari lagi kita ketemu di Hotel Binara!" saran Celine.Senyuman di wajahnya membuat wanita itu merasa tidak yakin.Namun, setelah berpikir-pikir, wanita itu merasa Celine sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa."Baik."Setelah mencapai persetujuan, wanita itu pergi membawa perhiasan-perhiasannya.Namun, dia masih tetap khawatir, jadi dia m
Begitu pulang ke Kota Binara, James langsung memaksa mereka berdua keluar minum-minum."Sini, sini, minum .... Hari ini kita nggak mabuk nggak pulang!" James berusaha memeriahkan suasana.Begitu masuk Bar Artemis, Andreas terus memasang wajah dingin dan memancarkan amarah. Dia terus minum tanpa mengatakan apa-apa.Sudah dua hari!Dia sudah dua hari tidak pulang ke Kompleks Tiara, tapi Celine sama sekali tidak bereaksi!Andreas semakin kesal dan langsung meneguk segelas alkohol keras, tapi kekesalannya sama sekali tidak berkurang.Hansen menatap Andreas lalu tiba-tiba dia tersenyum dan berkata, "Aku angkat telepon bentar."Hansen pun keluar dari ruangan.Tepat ketika Celine mengira Hansen tidak akan menerima panggilannya, teleponnya terhubung."Halo, Tuan Muda Hansen .... Maaf mengganggumu, ada satu hal yang butuh bantuanmu. Aku perlu beberapa material perhiasan, tapi ada masalah dengan perusahaanku. Setelah aku pikir-pikir, di seluruh Kota Binara aku hanya bisa meminta bantuanmu ...."
Setelah kembali ke Kompleks Tiara, langit sudah gelap.Akan tetapi, Celine belum kembali juga.Andreas pun menghubungi ponsel Celine. Sayang sekali, ponsel Celine tidak aktif.Saat itu, Celine sedang fokus memperhatikan layar komputer. Wanita itu meniru rancangan beberapa set perhiasan dengan mengandalkan ingatannya. Wanita itu sepertinya tidak menyadari kapan ponselnya itu sudah tidak aktif.Setelah wanita itu menyelesaikan rancangan yang terakhir, dia pun mencetak salinannya.Cindy melihat beberapa rancangan tersebut. Ekspresinya terlihat sangat tidak percaya ketika berkata, "Bukankah ... bukankah semua ini adalah rancangan beberapa set perhiasan sebelumnya?"Tadi situasinya benar-benar kacau.Cindy hanya bisa mengingat fitur-fitur yang mencolok dari beberapa set perhiasan tersebut.Akan tetapi, dalam waktu yang sangat singkat Celine bisa mengingat wujud perhiasan itu secara keseluruhan.Cindy pun melihat Celine dengan tatapan penuh kekaguman.Tiba-tiba saja, Celine bertanya pada Cin
Larut malam.Di bawah cahaya lampu yang lembut, Celine mengangkat tangannya dan menghapus bulir-bulir keringat yang ada di dahinya.Wanita itu sangat fokus dan tidak sadar bahwa Hansen dari tadi sudah memperhatikannya untuk waktu yang sangat lama dari pintu.Hansen pernah melihat karya buatan Celine.Hasil kerajinan dari liontin giok pada Perlombaan Desain Perhiasan kemarin adalah sebuah maha karya yang sulit ditandingi bahkan oleh pengrajin veteran.Celine baru berusia 20-an tahun. Gadis ini pasti sudah melatih kemampuan ini sejak kecil sehingga dia menjadi sangat berbakat."Ah!"Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan kaget.Begitu mendengarnya, Celine langsung menoleh ke arah Cindy. Ternyata, tangan Cindy terluka akibat terkena mesin yang digunakan.Celine pun segera maju untuk memeriksa keadaannya. Setelah yakin kondisinya tidak parah, Celine akhirnya merasa tenang.Hanya saja, untuk sementara ini Cindy tidak akan bisa melanjutkan pekerjaannya."Kamu pergilah ke rumah sakit dan oba
Celine melihat api yang ada di atas batu permata itu. Bentuknya sama persis seperti bentuk api yang biasa di gambarnya."Kamu sudah pernah melihatnya. Api!"Mengingat Hansen yang datang membantunya di kompetisi perhiasan kemarin, Celine merasa sangat berterima kasih.Akan tetapi, jelas bukan jawaban itu yang diinginkan oleh Hansen.Hansen langsung bangkit dan berjalan ke arah Celine, lalu bertanya, "Aku tahu ini adalah api. Tapi kenapa kamu bisa membuat tanda seperti ini?"Celine sudah memahami maksud pertanyaan Hansen.Kenapa dia bisa membuat tanda seperti itu?Celine berpikir dan membalas, "Mungkin karena kebiasaanku sejak kecil!"Di dalam kenangannya, setiap kali ibunya selesai mengerjakan sesuatu, sang ibu akan menggambar sebuah label di tempat tersembunyi.Celine melihat ekspresi Hansen yang sangat serius. Karena kebingungan dengan reaksinya, dia pun membalas, "Seharusnya hal ini bukan sesuatu yang aneh, bukan?"Wajar saja, 'kan?Hansen pun menatap Celine.Keluarga Nadine memulai
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s