Begitu pulang ke Kota Binara, James langsung memaksa mereka berdua keluar minum-minum."Sini, sini, minum .... Hari ini kita nggak mabuk nggak pulang!" James berusaha memeriahkan suasana.Begitu masuk Bar Artemis, Andreas terus memasang wajah dingin dan memancarkan amarah. Dia terus minum tanpa mengatakan apa-apa.Sudah dua hari!Dia sudah dua hari tidak pulang ke Kompleks Tiara, tapi Celine sama sekali tidak bereaksi!Andreas semakin kesal dan langsung meneguk segelas alkohol keras, tapi kekesalannya sama sekali tidak berkurang.Hansen menatap Andreas lalu tiba-tiba dia tersenyum dan berkata, "Aku angkat telepon bentar."Hansen pun keluar dari ruangan.Tepat ketika Celine mengira Hansen tidak akan menerima panggilannya, teleponnya terhubung."Halo, Tuan Muda Hansen .... Maaf mengganggumu, ada satu hal yang butuh bantuanmu. Aku perlu beberapa material perhiasan, tapi ada masalah dengan perusahaanku. Setelah aku pikir-pikir, di seluruh Kota Binara aku hanya bisa meminta bantuanmu ...."
Setelah kembali ke Kompleks Tiara, langit sudah gelap.Akan tetapi, Celine belum kembali juga.Andreas pun menghubungi ponsel Celine. Sayang sekali, ponsel Celine tidak aktif.Saat itu, Celine sedang fokus memperhatikan layar komputer. Wanita itu meniru rancangan beberapa set perhiasan dengan mengandalkan ingatannya. Wanita itu sepertinya tidak menyadari kapan ponselnya itu sudah tidak aktif.Setelah wanita itu menyelesaikan rancangan yang terakhir, dia pun mencetak salinannya.Cindy melihat beberapa rancangan tersebut. Ekspresinya terlihat sangat tidak percaya ketika berkata, "Bukankah ... bukankah semua ini adalah rancangan beberapa set perhiasan sebelumnya?"Tadi situasinya benar-benar kacau.Cindy hanya bisa mengingat fitur-fitur yang mencolok dari beberapa set perhiasan tersebut.Akan tetapi, dalam waktu yang sangat singkat Celine bisa mengingat wujud perhiasan itu secara keseluruhan.Cindy pun melihat Celine dengan tatapan penuh kekaguman.Tiba-tiba saja, Celine bertanya pada Cin
Larut malam.Di bawah cahaya lampu yang lembut, Celine mengangkat tangannya dan menghapus bulir-bulir keringat yang ada di dahinya.Wanita itu sangat fokus dan tidak sadar bahwa Hansen dari tadi sudah memperhatikannya untuk waktu yang sangat lama dari pintu.Hansen pernah melihat karya buatan Celine.Hasil kerajinan dari liontin giok pada Perlombaan Desain Perhiasan kemarin adalah sebuah maha karya yang sulit ditandingi bahkan oleh pengrajin veteran.Celine baru berusia 20-an tahun. Gadis ini pasti sudah melatih kemampuan ini sejak kecil sehingga dia menjadi sangat berbakat."Ah!"Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan kaget.Begitu mendengarnya, Celine langsung menoleh ke arah Cindy. Ternyata, tangan Cindy terluka akibat terkena mesin yang digunakan.Celine pun segera maju untuk memeriksa keadaannya. Setelah yakin kondisinya tidak parah, Celine akhirnya merasa tenang.Hanya saja, untuk sementara ini Cindy tidak akan bisa melanjutkan pekerjaannya."Kamu pergilah ke rumah sakit dan oba
Celine melihat api yang ada di atas batu permata itu. Bentuknya sama persis seperti bentuk api yang biasa di gambarnya."Kamu sudah pernah melihatnya. Api!"Mengingat Hansen yang datang membantunya di kompetisi perhiasan kemarin, Celine merasa sangat berterima kasih.Akan tetapi, jelas bukan jawaban itu yang diinginkan oleh Hansen.Hansen langsung bangkit dan berjalan ke arah Celine, lalu bertanya, "Aku tahu ini adalah api. Tapi kenapa kamu bisa membuat tanda seperti ini?"Celine sudah memahami maksud pertanyaan Hansen.Kenapa dia bisa membuat tanda seperti itu?Celine berpikir dan membalas, "Mungkin karena kebiasaanku sejak kecil!"Di dalam kenangannya, setiap kali ibunya selesai mengerjakan sesuatu, sang ibu akan menggambar sebuah label di tempat tersembunyi.Celine melihat ekspresi Hansen yang sangat serius. Karena kebingungan dengan reaksinya, dia pun membalas, "Seharusnya hal ini bukan sesuatu yang aneh, bukan?"Wajar saja, 'kan?Hansen pun menatap Celine.Keluarga Nadine memulai
Suara alarm telah membangunkan Celine. Begitu memeriksanya, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00.Celine teringat bahwa hari ini adalah hari yang ditentukan itu. Celine segera duduk.Wanita itu mengambil ponsel yang entah sejak kapan sudah ada dan terisi penuh di lemari ranjang. Dia bergegas menghubungi Cindy, "Apakah orang-orang itu sudah tiba di sana? Di mana ahli tafsir yang dihubungi Melvin? Selain itu perhiasannya ....""Bu Celine tenanglah! Semuanya sudah diatur beres."Beberapa set perhiasan itu sudah dibawa pergi oleh suami Bu Celine.Celine pun terdiam.Sudah diatur?Untuk menukar perhiasan, mereka harus membuat beberapa pengaturan khusus.Dia harus pergi ke sana sendiri.Ketika Celine baru turun dari ranjang, wanita itu pun menemukan Andreas berdiri di depan pintu sambil melipat tangannya di depan dada.Andreas memperhatikan Celine dan berkata, "Kamu yakin mau pergi seperti ini?"Celine agak tertegun. Dia menunduk dan menemukan bahwa dirinya hanya memakai baju tidur dengan bah
Andreas menatap Celine.Ketika tatapan mereka pun bertemu. Tiba-tiba saja muncul bayangan satu lemari penuh baju tidur seksi di dalam benak Celine. Wajahnya jadi terasa panas."Untuk apa dia datang?""Bu Celine, ahli tafsir ini didatangkan oleh Tuan. Selain itu, perhiasan-perhiasan itu juga sudah diserahkan kepada Tuan," bisik Cindy pada Celine.Celine kaget sekali.Cindy terus memanggilnya dengan sebutan tuan seperti pria itu adalah bos yang sesungguhnya.Selain itu, untuk apa menyerahkan perhiasan itu kepada Andreas?Berdasarkan rencana yang sudah disepakati, nanti akan ada sedikit keributan. Melvin akan memanfaatkan kesempatan untuk mengganti perhiasan itu ketika keributan sedang berlangsung. Dengan demikian, semuanya sudah beres.Sekarang, muncul sebuah ketidakpastian di tempat ini.Apalagi kedua belah pihak juga sudah mendatangkan ahli tafsir masing-masing. Wanita kaya itu membuka brankasnya. Ahli tafsir yang datang bersama dengan wanita kaya ini sudah selesai menafsir setengah pe
Kemunculan polisi tersebut membuat Celine benar-benar kaget.Para polisi itu mengelilingi wanita kaya tersebut bersama dengan orang-orangnya. Pimpinan mereka, Ketua Jacob segera berjalan mendekati Celine dan berkata, "Tuan Andreas, Tuan baik-baik saja, 'kan?"Ekspresi wajah Andreas terlihat sangat masam.Kalau tadi dia tidak bergerak cepat, orang itu pasti sudah melukai Celine.Andreas pun memperhatikan pengawal pribadi yang tersungkur ditendangnya dan berkata, "Dia! Dia sudah memukul istriku."Keringat dingin langsung membasahi kening Ketua Jacob.Satu jam yang lalu, mereka sudah menerima laporan Andreas. Kabarnya di Hotel Binara akan terjadi sebuah pertempuran.Kepolisian sebenarnya tidak terlalu peduli sampai akhirnya mereka menyadari bahwa orang yang membuat laporan adalah Andreas Jayadi.Di seluruh negeri ini, siapa yang tidak tahu nama Andreas Jayadi?Sosok tersebut adalah orang yang paling berkuasa di perusahaan keuangan terkemuka Jayadi.Ketua Jacob juga tidak berani berlama-la
Mendengar sesuatu yang tidak beres terjadi di dalam sana, Bastian langsung kabur.Hanya saja begitu dia naik ke atas mobil, Owen segera menghalangi mobilnya. Polisi yang mengejarnya pun berhasil menangkapnya.Sebagai orang yang terlibat, Celine pun pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan.Di dalam kantor polisi, Andreas bersandar di samping pintu sambil memasukkan tangannya ke dalam saku bajunya. Dia menunggu Celine yang sedang membuat laporan di dalam sana."Tuan ...."Ketua Jacob segera mendekatinya. Ketika dia baru mengatakan "Tuan", Andreas langsung melihat ke ruang interogasi dengan ekspresi bersalah.Yakin bahwa Celine belum keluar, Andreas pun mengalihkan pandangannya dan berkata, "Istriku nggak suka orang lain memanggilku dengan sebutan Tuan Jayadi. Jadi, kamu panggil saja aku Tuan Andreas. Apalagi ketika berada di depan istriku. Ingat!"Ketua Jacob tertegun sejenak dan segera berkata, "Aku sudah ingat, Tuan Andreas!"Lily baru tiba di depan pintu. Dia sudah mendengar Andr