Larut malam.Di bawah cahaya lampu yang lembut, Celine mengangkat tangannya dan menghapus bulir-bulir keringat yang ada di dahinya.Wanita itu sangat fokus dan tidak sadar bahwa Hansen dari tadi sudah memperhatikannya untuk waktu yang sangat lama dari pintu.Hansen pernah melihat karya buatan Celine.Hasil kerajinan dari liontin giok pada Perlombaan Desain Perhiasan kemarin adalah sebuah maha karya yang sulit ditandingi bahkan oleh pengrajin veteran.Celine baru berusia 20-an tahun. Gadis ini pasti sudah melatih kemampuan ini sejak kecil sehingga dia menjadi sangat berbakat."Ah!"Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan kaget.Begitu mendengarnya, Celine langsung menoleh ke arah Cindy. Ternyata, tangan Cindy terluka akibat terkena mesin yang digunakan.Celine pun segera maju untuk memeriksa keadaannya. Setelah yakin kondisinya tidak parah, Celine akhirnya merasa tenang.Hanya saja, untuk sementara ini Cindy tidak akan bisa melanjutkan pekerjaannya."Kamu pergilah ke rumah sakit dan oba
Celine melihat api yang ada di atas batu permata itu. Bentuknya sama persis seperti bentuk api yang biasa di gambarnya."Kamu sudah pernah melihatnya. Api!"Mengingat Hansen yang datang membantunya di kompetisi perhiasan kemarin, Celine merasa sangat berterima kasih.Akan tetapi, jelas bukan jawaban itu yang diinginkan oleh Hansen.Hansen langsung bangkit dan berjalan ke arah Celine, lalu bertanya, "Aku tahu ini adalah api. Tapi kenapa kamu bisa membuat tanda seperti ini?"Celine sudah memahami maksud pertanyaan Hansen.Kenapa dia bisa membuat tanda seperti itu?Celine berpikir dan membalas, "Mungkin karena kebiasaanku sejak kecil!"Di dalam kenangannya, setiap kali ibunya selesai mengerjakan sesuatu, sang ibu akan menggambar sebuah label di tempat tersembunyi.Celine melihat ekspresi Hansen yang sangat serius. Karena kebingungan dengan reaksinya, dia pun membalas, "Seharusnya hal ini bukan sesuatu yang aneh, bukan?"Wajar saja, 'kan?Hansen pun menatap Celine.Keluarga Nadine memulai
Suara alarm telah membangunkan Celine. Begitu memeriksanya, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00.Celine teringat bahwa hari ini adalah hari yang ditentukan itu. Celine segera duduk.Wanita itu mengambil ponsel yang entah sejak kapan sudah ada dan terisi penuh di lemari ranjang. Dia bergegas menghubungi Cindy, "Apakah orang-orang itu sudah tiba di sana? Di mana ahli tafsir yang dihubungi Melvin? Selain itu perhiasannya ....""Bu Celine tenanglah! Semuanya sudah diatur beres."Beberapa set perhiasan itu sudah dibawa pergi oleh suami Bu Celine.Celine pun terdiam.Sudah diatur?Untuk menukar perhiasan, mereka harus membuat beberapa pengaturan khusus.Dia harus pergi ke sana sendiri.Ketika Celine baru turun dari ranjang, wanita itu pun menemukan Andreas berdiri di depan pintu sambil melipat tangannya di depan dada.Andreas memperhatikan Celine dan berkata, "Kamu yakin mau pergi seperti ini?"Celine agak tertegun. Dia menunduk dan menemukan bahwa dirinya hanya memakai baju tidur dengan bah
Andreas menatap Celine.Ketika tatapan mereka pun bertemu. Tiba-tiba saja muncul bayangan satu lemari penuh baju tidur seksi di dalam benak Celine. Wajahnya jadi terasa panas."Untuk apa dia datang?""Bu Celine, ahli tafsir ini didatangkan oleh Tuan. Selain itu, perhiasan-perhiasan itu juga sudah diserahkan kepada Tuan," bisik Cindy pada Celine.Celine kaget sekali.Cindy terus memanggilnya dengan sebutan tuan seperti pria itu adalah bos yang sesungguhnya.Selain itu, untuk apa menyerahkan perhiasan itu kepada Andreas?Berdasarkan rencana yang sudah disepakati, nanti akan ada sedikit keributan. Melvin akan memanfaatkan kesempatan untuk mengganti perhiasan itu ketika keributan sedang berlangsung. Dengan demikian, semuanya sudah beres.Sekarang, muncul sebuah ketidakpastian di tempat ini.Apalagi kedua belah pihak juga sudah mendatangkan ahli tafsir masing-masing. Wanita kaya itu membuka brankasnya. Ahli tafsir yang datang bersama dengan wanita kaya ini sudah selesai menafsir setengah pe
Kemunculan polisi tersebut membuat Celine benar-benar kaget.Para polisi itu mengelilingi wanita kaya tersebut bersama dengan orang-orangnya. Pimpinan mereka, Ketua Jacob segera berjalan mendekati Celine dan berkata, "Tuan Andreas, Tuan baik-baik saja, 'kan?"Ekspresi wajah Andreas terlihat sangat masam.Kalau tadi dia tidak bergerak cepat, orang itu pasti sudah melukai Celine.Andreas pun memperhatikan pengawal pribadi yang tersungkur ditendangnya dan berkata, "Dia! Dia sudah memukul istriku."Keringat dingin langsung membasahi kening Ketua Jacob.Satu jam yang lalu, mereka sudah menerima laporan Andreas. Kabarnya di Hotel Binara akan terjadi sebuah pertempuran.Kepolisian sebenarnya tidak terlalu peduli sampai akhirnya mereka menyadari bahwa orang yang membuat laporan adalah Andreas Jayadi.Di seluruh negeri ini, siapa yang tidak tahu nama Andreas Jayadi?Sosok tersebut adalah orang yang paling berkuasa di perusahaan keuangan terkemuka Jayadi.Ketua Jacob juga tidak berani berlama-la
Mendengar sesuatu yang tidak beres terjadi di dalam sana, Bastian langsung kabur.Hanya saja begitu dia naik ke atas mobil, Owen segera menghalangi mobilnya. Polisi yang mengejarnya pun berhasil menangkapnya.Sebagai orang yang terlibat, Celine pun pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan.Di dalam kantor polisi, Andreas bersandar di samping pintu sambil memasukkan tangannya ke dalam saku bajunya. Dia menunggu Celine yang sedang membuat laporan di dalam sana."Tuan ...."Ketua Jacob segera mendekatinya. Ketika dia baru mengatakan "Tuan", Andreas langsung melihat ke ruang interogasi dengan ekspresi bersalah.Yakin bahwa Celine belum keluar, Andreas pun mengalihkan pandangannya dan berkata, "Istriku nggak suka orang lain memanggilku dengan sebutan Tuan Jayadi. Jadi, kamu panggil saja aku Tuan Andreas. Apalagi ketika berada di depan istriku. Ingat!"Ketua Jacob tertegun sejenak dan segera berkata, "Aku sudah ingat, Tuan Andreas!"Lily baru tiba di depan pintu. Dia sudah mendengar Andr
Celine sudah tiba di pemakaman yang berada di pinggiran kota tersebut."Ibu, aku datang untuk melihatmu."Celine memperhatikan foto sang ibu yang berada di makam tersebut. Matanya memang sangat persis dengan mata ibunya.Ibunya sangat cantik.Akan tetapi kecelakaan waktu itu, ketika jenazahnya ditemukan, wajahnya sudah sangat rusak. Perias terbaik di rumah duka juga tidak sanggup memulihkan kembali wajahnya.Celine menangis keras memanggil ibunya. Akan tetapi mau sekeras apa pun tangisan Celine, ibunya tetap saja memejamkan matanya.Paman Benny mengatakan bahwa ibunya sudah tiada.Lalu sekarang apakah Perusahaan Perhiasan Aurora juga sudah tidak ada lagi?"Andaikan saja aku lebih cepat mengetahui Bastian telah melakukan sesuatu di belakang sana, situasinya mungkin nggak akan seperti sekarang ...."Ada banyak masalah di perusahaan yang belum sempat dibereskan oleh Celine.Sejak Bastian merancang rencana serakah tersebut, dia sudah tahu bahwa masalah yang ada di Perusahaan Perhiasan Auro
"Benar! Numpang tinggal!""Rumah itu milik Tuan James. Entah Nona Celine atau Tuan Andreas yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuan James."Satpam itu sepertinya sadar bahwa dia sudah memberikan informasi tentang pemilik properti. Jadi, dia pun tidak banyak bicara lagi.Lily hanya berdiri di tempatnya.Entah kenapa dia merasa ada hal yang aneh.Dengan status Tuan Jayadi, pria itu bisa dengan enteng membeli seluruh properti yang ada di Kota Binara.Kenapa dia mau meminjam rumah James?Lily ingin sekali mengetahui jawabannya.Pada saat itu, dia pun mendapatkan pesan yang dikirimkan oleh Irina.Di dalamnya adalah sebuah video dan pesan suara.Lily lantas membuka pesan suara tersebut."Kak Lily, kenapa kamu masih belum datang juga? Hari ini kamu adalah bintang utamanya. Untuk merayakan kesialan yang akan menimpa Celine, malam ini aku ingin minum sebanyak-banyaknya."Sejak Bastian mengosongkan Perusahaan Perhiasan Aurora dan hanya menyerahkan rangka kosongnya kepada Celine,Irin
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s
Dia pernah membayangkan berbagai macam skenario waktu mereka bertemu, tapi dia tetap tidak berani.Asistennya seakan-akan bisa menebak apa yang dia pikirkan. "Nyonya mau bertemu Nona?"Nyonya kalau mau bertemu Nona, dia akan segera mengaturnya.Namun, setelah merenung sekian lama, wanita itu akhirnya menggeleng. "Nggak, nanti saja ...."Nanti saja ....Jelas-jelas baik di Mastika maupun di Binara, Nyonya selalu diam-diam melihat Nona. Namun, setiap kali selalu hanya melihat dari jauh, tidak berani mendekat.Dia sepertinya takut mendekati Nona.Asisten itu tidak bertanya lagi.Suasana di dalam kamar hening sampai wanita itu tiba-tiba berkata, "Bagaimana dengan dia?"Waktu mengucapkan kata "dia", mata wanita itu terlihat dingin, sampai-sampai membuat asistennya merinding."Dia ada di Asia." Asisten terus mengikuti lokasi terbaru "dia"."Sudah di Asia?" ujar wanita itu sambil mengangkat alisnya.Dia seperti orang yang sedang bermain dengan kucing peliharaannya, sangat menikmati kesenangan
Sebenarnya mananya yang salah?Celine terus berpikir, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban.Albert dan Dylan bertatapan, menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Mereka tidak tahu harus bagaimana menghibur Celine.Beberapa hari ini, waktu mereka sedang mencari Andreas, mereka selalu merasa ada sepasang tangan tidak terlihat yang terus menghalangi mereka.Sebenarnya masalahnya di mana?Mereka juga ingin tahu.Sementara saat ini, di suatu tempat di Binara.Di sebuah ruangan yang sangat luas, di depan jendela panorama, seorang wanita duduk di sofa sambil memegang segelas arak.Dia mengaduk anggur merah di tangannya, membentuk lengkungan yang indah di gelasnya, tapi wanita itu tidak meminumnya.Dia melihat ke luar jendela dengan ekspresi serius, seperti sedang memikirkan sesuatu.Asisten wanita di sebelahnya tiba-tiba menerima sebuah panggilan, lalu berkata pada wanita di sebelahnya, "Nyonya, mereka sudah mau naik pesawat, apakah mau dihentikan?"Mereka yang dia maksud adalah Andreas dan Lala y