Suara alarm telah membangunkan Celine. Begitu memeriksanya, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00.Celine teringat bahwa hari ini adalah hari yang ditentukan itu. Celine segera duduk.Wanita itu mengambil ponsel yang entah sejak kapan sudah ada dan terisi penuh di lemari ranjang. Dia bergegas menghubungi Cindy, "Apakah orang-orang itu sudah tiba di sana? Di mana ahli tafsir yang dihubungi Melvin? Selain itu perhiasannya ....""Bu Celine tenanglah! Semuanya sudah diatur beres."Beberapa set perhiasan itu sudah dibawa pergi oleh suami Bu Celine.Celine pun terdiam.Sudah diatur?Untuk menukar perhiasan, mereka harus membuat beberapa pengaturan khusus.Dia harus pergi ke sana sendiri.Ketika Celine baru turun dari ranjang, wanita itu pun menemukan Andreas berdiri di depan pintu sambil melipat tangannya di depan dada.Andreas memperhatikan Celine dan berkata, "Kamu yakin mau pergi seperti ini?"Celine agak tertegun. Dia menunduk dan menemukan bahwa dirinya hanya memakai baju tidur dengan bah
Andreas menatap Celine.Ketika tatapan mereka pun bertemu. Tiba-tiba saja muncul bayangan satu lemari penuh baju tidur seksi di dalam benak Celine. Wajahnya jadi terasa panas."Untuk apa dia datang?""Bu Celine, ahli tafsir ini didatangkan oleh Tuan. Selain itu, perhiasan-perhiasan itu juga sudah diserahkan kepada Tuan," bisik Cindy pada Celine.Celine kaget sekali.Cindy terus memanggilnya dengan sebutan tuan seperti pria itu adalah bos yang sesungguhnya.Selain itu, untuk apa menyerahkan perhiasan itu kepada Andreas?Berdasarkan rencana yang sudah disepakati, nanti akan ada sedikit keributan. Melvin akan memanfaatkan kesempatan untuk mengganti perhiasan itu ketika keributan sedang berlangsung. Dengan demikian, semuanya sudah beres.Sekarang, muncul sebuah ketidakpastian di tempat ini.Apalagi kedua belah pihak juga sudah mendatangkan ahli tafsir masing-masing. Wanita kaya itu membuka brankasnya. Ahli tafsir yang datang bersama dengan wanita kaya ini sudah selesai menafsir setengah pe
Kemunculan polisi tersebut membuat Celine benar-benar kaget.Para polisi itu mengelilingi wanita kaya tersebut bersama dengan orang-orangnya. Pimpinan mereka, Ketua Jacob segera berjalan mendekati Celine dan berkata, "Tuan Andreas, Tuan baik-baik saja, 'kan?"Ekspresi wajah Andreas terlihat sangat masam.Kalau tadi dia tidak bergerak cepat, orang itu pasti sudah melukai Celine.Andreas pun memperhatikan pengawal pribadi yang tersungkur ditendangnya dan berkata, "Dia! Dia sudah memukul istriku."Keringat dingin langsung membasahi kening Ketua Jacob.Satu jam yang lalu, mereka sudah menerima laporan Andreas. Kabarnya di Hotel Binara akan terjadi sebuah pertempuran.Kepolisian sebenarnya tidak terlalu peduli sampai akhirnya mereka menyadari bahwa orang yang membuat laporan adalah Andreas Jayadi.Di seluruh negeri ini, siapa yang tidak tahu nama Andreas Jayadi?Sosok tersebut adalah orang yang paling berkuasa di perusahaan keuangan terkemuka Jayadi.Ketua Jacob juga tidak berani berlama-la
Mendengar sesuatu yang tidak beres terjadi di dalam sana, Bastian langsung kabur.Hanya saja begitu dia naik ke atas mobil, Owen segera menghalangi mobilnya. Polisi yang mengejarnya pun berhasil menangkapnya.Sebagai orang yang terlibat, Celine pun pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan.Di dalam kantor polisi, Andreas bersandar di samping pintu sambil memasukkan tangannya ke dalam saku bajunya. Dia menunggu Celine yang sedang membuat laporan di dalam sana."Tuan ...."Ketua Jacob segera mendekatinya. Ketika dia baru mengatakan "Tuan", Andreas langsung melihat ke ruang interogasi dengan ekspresi bersalah.Yakin bahwa Celine belum keluar, Andreas pun mengalihkan pandangannya dan berkata, "Istriku nggak suka orang lain memanggilku dengan sebutan Tuan Jayadi. Jadi, kamu panggil saja aku Tuan Andreas. Apalagi ketika berada di depan istriku. Ingat!"Ketua Jacob tertegun sejenak dan segera berkata, "Aku sudah ingat, Tuan Andreas!"Lily baru tiba di depan pintu. Dia sudah mendengar Andr
Celine sudah tiba di pemakaman yang berada di pinggiran kota tersebut."Ibu, aku datang untuk melihatmu."Celine memperhatikan foto sang ibu yang berada di makam tersebut. Matanya memang sangat persis dengan mata ibunya.Ibunya sangat cantik.Akan tetapi kecelakaan waktu itu, ketika jenazahnya ditemukan, wajahnya sudah sangat rusak. Perias terbaik di rumah duka juga tidak sanggup memulihkan kembali wajahnya.Celine menangis keras memanggil ibunya. Akan tetapi mau sekeras apa pun tangisan Celine, ibunya tetap saja memejamkan matanya.Paman Benny mengatakan bahwa ibunya sudah tiada.Lalu sekarang apakah Perusahaan Perhiasan Aurora juga sudah tidak ada lagi?"Andaikan saja aku lebih cepat mengetahui Bastian telah melakukan sesuatu di belakang sana, situasinya mungkin nggak akan seperti sekarang ...."Ada banyak masalah di perusahaan yang belum sempat dibereskan oleh Celine.Sejak Bastian merancang rencana serakah tersebut, dia sudah tahu bahwa masalah yang ada di Perusahaan Perhiasan Auro
"Benar! Numpang tinggal!""Rumah itu milik Tuan James. Entah Nona Celine atau Tuan Andreas yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuan James."Satpam itu sepertinya sadar bahwa dia sudah memberikan informasi tentang pemilik properti. Jadi, dia pun tidak banyak bicara lagi.Lily hanya berdiri di tempatnya.Entah kenapa dia merasa ada hal yang aneh.Dengan status Tuan Jayadi, pria itu bisa dengan enteng membeli seluruh properti yang ada di Kota Binara.Kenapa dia mau meminjam rumah James?Lily ingin sekali mengetahui jawabannya.Pada saat itu, dia pun mendapatkan pesan yang dikirimkan oleh Irina.Di dalamnya adalah sebuah video dan pesan suara.Lily lantas membuka pesan suara tersebut."Kak Lily, kenapa kamu masih belum datang juga? Hari ini kamu adalah bintang utamanya. Untuk merayakan kesialan yang akan menimpa Celine, malam ini aku ingin minum sebanyak-banyaknya."Sejak Bastian mengosongkan Perusahaan Perhiasan Aurora dan hanya menyerahkan rangka kosongnya kepada Celine,Irin
"Kamu sudah menikah? Gila!""Kamu menikah dengan gadis cantik itu? Gila!""Mana mungkin? Gila!"James sampai mengumpat berkali-kali.Rasanya informasi yang baru didengarnya ini benar-benar menggemparkan. James sampai berkeliling berkali-kali dan mengentakkan kakinya untuk menunjukkan rasa terkejutnya.Setelah rasa terkejut itu berakhir, James seperti menyadari sesuatu dan berkata, "Tapi pernikahan adalah pernikahan. Kenapa ada kesepakatan pernikahan?"Andreas hanya diam.Kenapa harus ada kesepakatan pernikahan ini?Dia tentu tidak bisa mengatakan bahwa dia sudah mendapatkan uang yang sangat banyak dari Celine sehingga mereka menikah, bukan?Bagaimanapun juga dia adalah Tuan Jayadi. Kalau James mengetahui Andreas menjual diri demi uang, mau taruh di mana lagi muka Andreas?Andreas lantas berdiam diri. Muncul sebuah drama besar di dalam benak James. Pria itu pun berkata, "Apa kamu pikir dia datang karena kamu adalah Tuan Jayadi dan menginginkan uangmu. Jadi, kamu bersikap waspada pada ga
Celine tidak terlalu memikirkannya.Sesampainya di perusahaan, semua orang sedang mengerjakan kesibukan masing-masing di tempat kerja.Celine mengira dirinya mengalami delusi.Beberapa hari lalu, perusahaan ini hanya beranggotakan 5 orang, termasuk dirinya.Tak seorang pun yang menanggapi iklan perekrutan yang dibuat oleh Melvin, tetapi sekarang ...."Pagi, Bu Celine."Staf resepsionis yang cantik menyapa sambil tersenyum.Celine berulang kali memastikan papan nama perusahaan, memang Perusahaan Perhiasan Aurora. Baru setelah itu, dia tersenyum dan membalas, "Pagi!"Di sepanjang jalan menuju kantor, semua orang tersenyum saat menyapanya.Celine pun tersenyum dan membalas mereka satu per satu.Begitu masuk ke kantor, Celine langsung memanggil Melvin dan bertanya, "Ada apa ini?"Melvin sendiri pun kebingungan. "Aku nggak tahu. Pagi ini, banyak sekali yang datang untuk melamar pekerjaan dan semuanya sangat berpengalaman. Aku menerima beberapa orang yang kelihatannya cocok. Sekarang, Chandr
Tanpa menunggu Lina berbicara, dia langsung berkata, "Aku nggak melihat apa pun, nggak tahu apa pun."Setelah itu, dia mengalihkan tatapannya dari Celine.Waktu dia berbalik mau pergi, langkahnya terhenti lalu dia menambahkan dengan suara kecil, "Selamat pulang kembali."Jeremy tersenyum lalu langkahnya jadi cepat.Ketika sosoknya sudah menghilang, Lina baru sadar kembali lalu melihat Celine. "Bu Celine ...."Lina terlihat tidak yakin dengan sikap Jeremy.Namun, Celine sangat yakin."Tenang saja, dia nggak bakal kasih tahu siapa-siapa." Celine memikirkan kesenangan yang terkandung dalam "selamat pulang kembali" itu.Jeremy berharap dia hidup, mana mungkin mengkhianatinya?Jeremy ....Dia tidak banyak berinteraksi dengan Jeremy, tidak pernah benar-benar mengenal "Tuan Muda Jeremy" ini. Namun sekarang, dia merasa sepertinya dia bertambah seorang teman.Benar, teman.Karena mereka itu teman, mereka pasti berharap satu sama lain baik-baik saja.Lina pun merasa lega.Dia segera kembali ke t
Dia juga!Namun, Tuan Muda Hansen bilang mau memberi Nona Lala sebuah kejutan, jadi ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk dilihat Nona Lala.Celine orang yang pintar.Melihat Lina agak ragu, Celine bertanya, "Apa yang perlu kulakukan?""Bu Celine tenang saja, aku nggak akan benar-benar melukaimu. Hanya saja, Nona Lala ingin mempermalukan Bu Celine. Dia menginginkan topengmu, terus mau melepas gaunmu, bahkan mau ...."Teringat dengan perintah Lala tadi, Lina pun marah."Nona Lala ... benar-benar jahat. Jelas-jelas dia nggak tahu kamu itu Bu Celine, tapi dia juga sejahat itu sama orang yang nggak dia kenal."Celine tersenyum tipis.Lily memang begitu!Lily orangnya pendendam. Waktu dia masih di Keluarga Maira, di depan dia selalu pura-pura tidak peduli, tapi dia bakal diam-diam balas dendam.Seperti waktu dia menggoda Reza Linoa.Sekarang Lily memakai wajah dan identitas nona pertama Keluarga Nadine, dia semakin bisa berbuat sesuka hati.Kejahatan di hatinya pun semakin besar.Satu
Celine langsung menyangkal tebakan ini.Tidak, Jeremy tidak mengenalinya.Saat ini, bagi Jeremy, dia hanya orang asing. Mungkin tadi dia mendengar sesuatu, makanya berbaik hati memperingatkan dia untuk hati-hati."Terima kasih, Tuan Muda Jeremy."Celine berterima kasih dengan tulus.Jeremy yang tadinya mau meneguk anggur merah pun tertegun. Dari tadi dia tidak melihat wanita di belakangnya, tapi sekarang dia perlahan-lahan berbalik dan melihat orang di depannya.Topeng kucing itu menutupi lebih dari setengah wajahnya, senyumannya sangat lembut, membuat orang merasa akrab dan nyaman.Senyuman ini ....Jeremy seketika bingung.Dia merasa lucu dengan pikiran yang tiba-tiba muncul lalu menghilang dalam sekejap dari otaknya.Celine? Dia kenapa bisa merasa orang di depannya ini adalah Celine?Celine sudah ....Setelah menahan desahan napasnya, Jeremy tersenyum sopan ke orang di depannya dan berkata, "Nggak apa-apa, ingat hati-hati, cepat pergi dari sini."Setelah itu, Jeremy pun pergi.Celin
Lily memang tidak pernah suka warna hitam, tapi hari ini dia terpaksa menerimanya.Di dalam kamar, Lily kembali mengganti riasannya. Karena gaunnya tidak memuaskan, setidaknya riasannya harus mencolok.Sementara wajah Jeremy yang menguping di luar sudah sangat suram.Lala ini ....Seperti dugaannya, tidak sepolos dan seramah yang dia perlihatkan. Dari dua tamparan ke asistennya tadi saja sudah membuat orang merasa jijik padanya.Dari percakapan tadi, Jeremy bisa menebak kalau ganti gaun memang rencananya.Tadi di luar dia sengaja mau mengotori gaunnya, tapi meski gaunnya sudah kotor, ada masalah dengan gaun penggantinya.Dia ... tidak berhasil memakai gaun yang dia mau?Muncul rasa jijik di mata Jeremy, dia ahli membaca orang, terutama wanita. Tiba-tiba, dia merasa Lala ini sepertinya mirip seseorang.Orang itu juga wanita yang sangat licik, sangat pintar berakting, membuat orang tidak bisa menyukainya.Namun, orang itu ... sudah mati.Dari informasi yang dia dapat, wanita itu mati kar
Kali ini adalah pertama kalinya Lina melakukan kesalahan.Satu-satunya kesalahan ini malah di hal yang sepenting ini. Lily sibuk ingin melampiaskan amarah di hatinya. "Aku nggak jadi naikkan pangkatmu!"Lina tertegun.Kemudian, dia seakan-akan sangat terpukul dan segera maju dua langkah sambil berlutut lalu memohon pada atasannya."Nona, aku bisa memperbaikinya, aku bisa melakukan yang lain. Nona, kamu perintah saja, aku pasti melakukannya dengan baik. Yang penting Nona jangan kecewa padaku, jangan batalkan kenaikan pangkatku."Lina memohon-mohon.Untuk sesaat, Lily merasa seakan-akan dia bisa menentukan hidup orang di depannya.Tidak, bukan seakan-akan.Sekarang dia punya 59% saham Grup Nadine, dia pemegang saham terbesar. Di masa depan, seluruh Grup Nadine akan jadi miliknya. Dia memang bisa menentukan hidup semua pegawai Grup Nadine.Rasa puas yang sangat besar ini membuat amarah di hati Celine berkurang sedikit."Heh, kamu ingin naik pangkat?" Lily mengangkat alisnya sambil tertawa
Jessy langsung merasa tidak puas.Si Lala itu tidak di Keluarga Nadine selama itu, sama sekali tidak melakukan apa-apa untuk Grup Nadine, kenapa dia dapatnya sebanyak itu?Hanya karena Hansen menyayanginya?Jessy ingin banting meja, juga ingin banting piring.Kenapa bukan dia yang tumpahin anggur merah tadi? Dia ingin tuang minuman ke Lala, sampai ke wajahnya.Namun, dia tidak bisa.Meski di rapat pemegang saham tadi sahamnya sudah dibagi, tapi hanya lewat kata-kata, masih harus diproses sampai jadi sah.Kalau dia menyerang Lala, Hansen pasti marah.Saat itu, justru dia yang bakal rugi.Jessy merasa kesal, tapi hanya bisa terus minum."Bu, jangan minum lagi, nanti mabuk." Hari ini Jeremy datang untuk menemani Jessy.Sebagai anak, dia sangat mengerti Jessy.Begitu dia dengar Jessy sangat tidak senang dengan keputusan Hansen memberikan semua bagian sahamnya ke Lala, dia langsung tahu malam ini dia harus menemani ibunya ini.Dia harus mengawasi ibunya agar tidak membuat keributan.Sejujur
Semua orang yang ada di sana melihat ke arah suara itu.Mereka melihat gaun Nona Lala yang kotor, sedangkan hal yang menyebabkannya adalah ....Dia awalnya memegang segelas anggur merah, sekarang gelasnya kosong. Hanya dalam sekilas, semua orang sudah tahu kalau anggur merahnya tumpah mengenai gaunnya.Sementara orang yang menyebabkan anggurnya tumpah itu ....Tadi waktu Lily menabrak orang itu, akibatnya lebih parah dari yang dia perkirakan.Awalnya dia berencana cuma menumpahkan sedikit, yang penting bisa mengotori gaunnya. Namun dia tidak menyangka, tadi dia cuma menyentuh sebentar, tapi wanita gaun merah itu malah tiba-tiba berbalik.Tenaga dari putaran itu membuat minumannya tumpah semua.Menyedihkan!Tanpa perlu bercermin, Lily sudah tahu sekarang dia pasti terlihat menyedihkan!Setelah berseru kaget, dia berencana marah-marah.Namun, tatapan di sekitar tertuju padanya, membuatnya tidak berani marah-marah. Tidak hanya itu, dia harus berusaha untuk mengendalikan ekspresinya.Bahka
Ditambah efek lampu, suasananya menjadi sangat bagus.Para tamu bahkan sudah mulai minum-minum di taman.Melihat orang-orang banyak yang datang demi dia memakai topeng, Lily pun tertegun.Tepat pada saat ini, ada yang mengantarkan dua topeng.Lily melihat Hansen dengan ekspresi terkejut dan berkata, "Kak, ini ....""Waktu aku minta mereka siapkan acara ini, aku minta mereka untuk lebih kreatif. Mungkin ini ide mereka," ujar Hansen sambil mengambil topeng itu.Dia simpan yang untuk pria lalu menyerahkan yang untuk wanita ke Lily. "Seru juga, kalau nggak ... coba pakai saja?"Topeng prianya model ksatria hitam.Sementara yang topeng wanita model rubah putih, di bagian bawah dihias dengan mutiara putih yang berkilauan, sangat bagus.Topeng putih itu sangat cocok dengan gaun putihnya sekarang.Namun, kalau dipakai dengan gaun merah yang mau dia pakai nanti, jadi kurang cocok.Akan tetapi, sekarang di tidak punya alasan untuk mengganti topeng. Lily berpikir dalam hati, tunggu sebentar lagi,
Mastika adalah kota besar, ada banyak tempat-tempat berkelas. Keluarga Nadine juga punya banyak properti, di antara begitu banyak vila yang lokasinya bagus, kenapa malah memilih tempat ini?"Kamu nggak suka tempat ini?" Hansen mengernyit. "Waktu kecil kamu pernah bilang kamu paling suka tempat ini!"Waktu kecil ....Lily langsung panik. "Mana mungkin nggak suka? Suka, suka banget. Cuma aku nggak menyangka Kakak akan mengadakan pestanya di sini."Lily sangat berhati-hati.Di dokumen yang diberi Fera, tidak ada informasi tentang vila ini.Namun, Lily juga tidak curiga.Fera tidak mungkin tahu semua yang terjadi sebelum Lala menghilang.Apalagi tempat ini mungkin hanya diketahui Lala dan Hansen. Dia terpaksa menghadapi krisis seperti ini sesuai kondisinya.Seperti yang dia duga, dia mendengar suara Hansen yang seperti sedang mengenang masa lalu. "Waktu itu kamu baru saja datang ke Keluarga Nadine. Pertama kali merayakan ulang tahunmu, kita ke sini, kamu bilang kamu paling suka tempat ini.