Reza langsung kegirangan.Tak lama kemudian, dia dibawa ke halaman belakang.Wajah Andreas saat ini sangat suram.Reza pikir Andreas akhirnya sudah melihat sifat asli Celine, dia langsung kembali menjelek-jelekkan Celine. "Paman, kamu sudah lihat, Celine adalah wanita seperti itu, sama sekali nggak pantas disukai oleh Paman!""Memangnya dia wanita seperti apa?" tanya Andreas dengan nada dingin.Reza segera menjelek-jelekkan Celine separah mungkin."Dia dulunya adalah tunanganku, demi mencelakaiku, dia tidur dengan seorang gigolo dan bahkan menikah dengan gigolo itu. Dia mendekati Paman dan Tuan Muda Hansen demi mendapatkan uang untuk menghidupi gigolo itu!"Andreas terdiam.Gigolo?Dari sikap Celine yang terus memberinya uang, sepertinya Celine memang menganggapnya sebagai seorang pekerja khusus.Andreas tanpa sadar tersenyum.Namun, Reza tidak menyadari ekspresi Andreas.Begitu teringat dengan uang satu triliun yang didapatkan Celine, Reza merasa sangat iri."Paman jangan mau dibohong
Terhadap dia, Celine selalu menghindar seakan-akan dia adalah bencana.Sementara terhadap "suaminya", Celine malah tersenyum secerah itu!Muncul sedikit kekesalan di hati Andreas."Halo?" Celine melihat ponselnya.Teleponnya masih terhubung, kenapa suaminya ini tidak bersuara?Andreas sadar kembali lalu berkata dengan ketus, "Aku pergi jemput kamu, sepuluh menit lagi ketemu di pintu masuk!"Kemudian, telepon langsung ditutup.Celine terdiam.Cara bicara penuh amarah ini .... Dia buat salah apa?...Hansen saat ini sudah pergi karena ada urusan.Nicholas yang mengantar Celine keluar.Di luar vila, Andreas sedang berdiri di samping mobil sedan biasa dengan punggung menghadap ke vila.Begitu melihat punggung itu, jantung Celine langsung berdetak kencang.Tuan Andreas?Namun ketika pria itu berbalik dan Celine melihat wajah tampan suaminya, dia langsung menghela napas lega.Andreas melirik Nicholas yang ada di samping Celine lalu berjalan maju dan menggandeng tangan Celine."Kak Nicholas,
Lily terlihat sangat kasihan, tapi sengaja tidak mau mengatakan alasannya.Setelah Bastian dan Sarah bertanya terus, Lily baru berkata dengan tersedu-sedu, "Nenek Ratna kayaknya nggak suka aku. Semua ini salahku karena aku bukan Kakak, nggak bisa mewarisi Aurora. Kalaupun aku menikah dengan Kak Reza, aku nggak bisa membantu apa-apa!"Lily sangat sedih, seakan-akan dia menerima perlakuan yang sangat buruk di Keluarga Linoa.Sarah memeluk Lily dan ikut menangis."Semua ini karena aku, awalnya kamu adalah putri kandung ayahmu, tapi malah dianggap beban oleh semua orang. Bagaimana kalau sampai nanti setelah menikah kamu diperlakukan dengan buruk? Kalau nggak, nggak usah nikah lagi ....""Tapi ... tapi aku sudah tunangan sama Kak Reza. Kalau sampai batal nikah, nama baik Ayah dan Keluarga Maira pasti akan rusak."Lily terlihat semakin sedih.Bastian memasang ekspresi suram tanpa mengatakan apa-apa.Lily sangat menderita!Perusahaan Perhiasan Aurora adalah peninggalan Aurora, begitu Celine m
Pekerja magang itu tidak mengatakan apa-apa.Saat ini, Irina berjalan masuk dengan ekspresi sombong lalu menyerahkan sebuah surat pengunduran diri ke Celine."Kak Celine, selamat sudah berhasil mewarisi warisan dari ibumu!""Hari ini aku sengaja datang karena hubungan kita selama ini, jadi aku datang langsung untuk mengundurkan diri!""Oh iya, kamu bukannya mau tahu semua orang pada ke mana? Kamu tinggal lihat saja kotak masuk surel perusahaan!"Celine membuka surel perusahaan.Kumpulan surat pengunduran diri muncul di depan Celine."Semua pegawai inti perusahaan sudah mengundurkan diri, hanya tinggal pekerja magang yang nggak tahu apa-apa. Celine, menurutmu Aurora bisa bertahan berapa lama? Hehehe ....""Kamu pikir Paman benar-benar tulus menyerahkan Aurora ke kamu?"Irina tersenyum mengejek.Memangnya kenapa kalau Celine mewariskan Perusahaan Perhiasan Aurora?Perusahaan Aurora yang hanya ada dia seorang memangnya bisa bertahan berapa lama?Irina pergi sambil tertawa terbahak-bahak.
Perusahaan ini baru ada lima orang, jadi Celine langsung bersiap-siap mengumumkan lowongan pekerjaan.Sementara saat ini, Bastian sedang duduk di salah satu kantor di gedung perkantoran yang ada di seberang Menara Sailendra.Area perkantoran yang sangat luas ini, semua pekerja adalah pekerja yang sebelumnya bekerja di Aurora.Lily melihat papan nama Perusahaan.Tulisan "Perhiasan Lily Amore" terlihat sangat mencolok.Lily sangat terkejut dan senang.Ternyata dari dulu Ayah sudah diam-diam menjalankan sebuah perusahaan perhiasan.Sementara selama ini, semua sumber daya yang didapatkan melalui Aurora sudah dipindahkan ke sini!Heh!Memangnya kenapa kalau Celine mewariskan Perusahaan Perhiasan Aurora?Saat ini Aurora hanya perusahaan kosong!Lily benar-benar ingin menarik Celine ke sini, dia yakin ekspresi Celine pasti akan sangat menarik!Namun di permukaan, Lily tetap berlagak sangat mengkhawatirkan Celine. "Ayah, kalau Kakak sampai tahu perusahaan ini ...."Sebelum dia selesai berbicar
Begitu mendengar kata-kata Celine, wanita kaya itu tertegun sejenak."Nggak mungkin bukan palsu!"Bastian jelas-jelas sudah bilang kalau semua perhiasan ini palsu.Bastian tidak mungkin membohongi dia!Celine menyadari reaksi wanita itu. "Mau tahu asli atau palsu tinggal cari ahlinya untuk memeriksa keasliannya. Jangan-jangan kamu takut?""Siapa yang takut? Periksa ya periksa saja!"Wanita itu melihat Celine dengan penuh percaya diri.Seakan-akan takut Celine melakukan sesuatu, wanita itu langsung menyuruh pengawalnya menyimpan perhiasan-perhiasan itu dan perjanjian pembelian."Begini, agar adil, aku dan kamu masing-masing memanggil seorang ahli. Dua hari lagi kita ketemu di Hotel Binara!" saran Celine.Senyuman di wajahnya membuat wanita itu merasa tidak yakin.Namun, setelah berpikir-pikir, wanita itu merasa Celine sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa."Baik."Setelah mencapai persetujuan, wanita itu pergi membawa perhiasan-perhiasannya.Namun, dia masih tetap khawatir, jadi dia m
Begitu pulang ke Kota Binara, James langsung memaksa mereka berdua keluar minum-minum."Sini, sini, minum .... Hari ini kita nggak mabuk nggak pulang!" James berusaha memeriahkan suasana.Begitu masuk Bar Artemis, Andreas terus memasang wajah dingin dan memancarkan amarah. Dia terus minum tanpa mengatakan apa-apa.Sudah dua hari!Dia sudah dua hari tidak pulang ke Kompleks Tiara, tapi Celine sama sekali tidak bereaksi!Andreas semakin kesal dan langsung meneguk segelas alkohol keras, tapi kekesalannya sama sekali tidak berkurang.Hansen menatap Andreas lalu tiba-tiba dia tersenyum dan berkata, "Aku angkat telepon bentar."Hansen pun keluar dari ruangan.Tepat ketika Celine mengira Hansen tidak akan menerima panggilannya, teleponnya terhubung."Halo, Tuan Muda Hansen .... Maaf mengganggumu, ada satu hal yang butuh bantuanmu. Aku perlu beberapa material perhiasan, tapi ada masalah dengan perusahaanku. Setelah aku pikir-pikir, di seluruh Kota Binara aku hanya bisa meminta bantuanmu ...."
Setelah kembali ke Kompleks Tiara, langit sudah gelap.Akan tetapi, Celine belum kembali juga.Andreas pun menghubungi ponsel Celine. Sayang sekali, ponsel Celine tidak aktif.Saat itu, Celine sedang fokus memperhatikan layar komputer. Wanita itu meniru rancangan beberapa set perhiasan dengan mengandalkan ingatannya. Wanita itu sepertinya tidak menyadari kapan ponselnya itu sudah tidak aktif.Setelah wanita itu menyelesaikan rancangan yang terakhir, dia pun mencetak salinannya.Cindy melihat beberapa rancangan tersebut. Ekspresinya terlihat sangat tidak percaya ketika berkata, "Bukankah ... bukankah semua ini adalah rancangan beberapa set perhiasan sebelumnya?"Tadi situasinya benar-benar kacau.Cindy hanya bisa mengingat fitur-fitur yang mencolok dari beberapa set perhiasan tersebut.Akan tetapi, dalam waktu yang sangat singkat Celine bisa mengingat wujud perhiasan itu secara keseluruhan.Cindy pun melihat Celine dengan tatapan penuh kekaguman.Tiba-tiba saja, Celine bertanya pada Cin
Apa ... yang terjadi?Andreas tidak mengerti.Hal lainnya yang tidak dia mengerti adalah dia benar-benar daftar kompetisi desain perhiasan yang sangat melelahkan ini.Ini sebenarnya hanya sebuah pikiran dari semalam.Dia mengira pikiran ini akan segera hilang, tapi ternyata tidak.Malah niatnya ini makin kuat, seakan-akan ada kekuatan tidak terlihat yang menariknya untuk ke sini. Kekuatan inilah yang membuat Andreas penasaran.Dia mau tahu apa yang menuntunnya ini.Hanya dalam tiga hari, dia sudah mendapatkan hasil babak pertama.Dia berhasil lolos ke babak selanjutnya!Selanjutnya adalah babak final.Babak final diadakan sepuluh hari lagi.Selama tiga hari ini, Andreas semakin merasa dirinya aneh.Pertama, dia setiap malam mimpi hal-hal yang aneh, di setiap mimpinya ada seorang wanita dan dia pernah melihat wanita itu.Di ingatannya, selain Lala, hanya wanita itu yang bisa dia ingat.Namun, dia jelas-jelas baru melihatnya beberapa kali.Dalam sehari, dia melihatnya tiga kali, benar-be
Di atas meja makan, suasananya sangat tegang seakan-akan ada bom yang akan meledak.Semuanya hanya karena ucapan Andreas tadi. "Aku memutuskan ikutan Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Kompetisi Desain Perhiasan Nasional?Kompetisi itu diadakan oleh Keluarga Nadine, pasti akan menarik perhatian media.Kalau sampai ketahuan ....Oleh karena itu, Lala yang tegang langsung kehilangan kendali atas emosinya.Namun, di bawah tatapan Andreas, dia langsung minder dan menghindari tatapan Andreas sambil menjelaskan, "Kak, kita sudah mau meninggalkan Binara. Dari waktunya, takutnya nggak bakal sempat. Lagian, keahlianmu itu di desain pakaian, kamu nggak pernah desain perhiasan ...."Sebelum Lala selesai bicara, Andreas sudah meletakkan sendoknya.Setelah itu, dia berdiri mengambil jaketnya dan keluar. Gerakannya sangat luwes.Begitu sampai di pintu, dia berkata, "Nggak akan memengaruhi rencana ke luar negeri." Setelah itu, dia pun menghilang dari penglihatan Lala, tidak peduli Lala mengejarnya
Gadis itu mengejar poster itu seakan-akan itu sangat berharga. Namun, waktu mendongak melihat pria di depannya, dia langsung tertegun.Tampan sekali!Gadis itu tertegun.Temannya yang ikut mengejar poster itu juga tertegun."Nih."Suara pria itu sangat memesona, membuatnya merasa mau menikahinya hanya karena suaranya.Tampan sekali ....Sampai setelah pria itu menyerahkan poster itu dan pergi jauh, gadis itu dan temannya baru sadar kembali.Setelah itu, mereka berbalik melihat sosok pria tampan itu."Ganteng sekali, suaranya juga sangat enak didengar.""Mukanya mirip sekali dengan seseorang. Dylan! Benar, mirip Dylan Retno. Mereka mirip sekali, tapi sepertinya dia lebih ganteng.""Sayang sekali dia sudah punya pacar, pacarnya beruntung sekali!"Mereka berdua terlihat sangat iri.Suara itu dibawa angin sampai ke depan. Kata "pacar" itu membuat Lala sangat senang, dia pun menoleh melihat pria di sampingnya.Ekspresi Andreas sangat tenang.Dia juga tidak menyangkal kata "pacar" itu.Bagus
Setelah keluar dari bar, Andreas menunggu Lala menjemputnya.Tidak disangka, dia malah melihat wanita itu lagi!Wanita itu tetap, tapi pria di sampingnya sudah berubah.Dia memang sangat cantik, tatapannya terhadap pria membuat orang ingin melindunginya. Wanita ini memang hebat!Andreas merasa hatinya dipenuhi kekesalan.Sebuah api amarah yang tidak diketahui asalnya berkobar, tapi kemudian dia tertawa.Seseorang yang tidak ada hubungan apa pun dengannya, untuk apa dia marah?"Kak Tuvin ...."Pikiran Andreas buyar dan melihat Lala berlari ke hadapannya.Napasnya terengah-engah, sepertinya tadi dia lari dengan sangat terburu-buru. "Kak, kenapa kamu di sini? Nggak terjadi apa-apa, 'kan?"Lala menatap Andreas lalu diam-diam mencari tahu."Aku terlalu bosan, jadi jalan-jalan ke sini."Apa benar dia jalan-jalan sampai ke sini?Tempat mereka berpisah berjarak beberapa kilometer dari sini. Kalau benar tidak sengaja jalan ke sini, kenapa bukan ke tempat lain?Lala melihat bar yang ada di belak
Artemis ....Entah kenapa, bar ini membuatnya merasa familier.Seakan-akan dia pernah ke sini.Namun, meski sudah berusaha mengingat, dia tidak ada ingatan tentang tempat ini. Dia berdiri sangat lama di depan lalu akhirnya berjalan masuk.Awalnya, dia memesan segelas arak.Mungkin karena refleksnya ingin mencari tahu dari mana asal rasa familier itu, dia tidak peduli dengan araknya, melainkan mengamati setiap sudut dari bar ini. Waktu dia melihat salah satu meja, tatapannya tidak bisa berpaling lagi.Seakan-akan meja itu ada kekuatan ajaib yang menariknya, dia pun menghampiri meja itu.Begitu dia duduk di meja itu, di benaknya muncul sebuah adegan. Namun, waktu dia mau menangkap adegan itu, ponselnya berbunyi.Telepon dari Lala.Suasana di bar sangat berisik.Tidak jauh darinya, dia mendengar seruan kaget seorang wanita lalu suara minta maaf seorang pelayan. Dia tidak melihat ke arah suara itu, melainkan mengernyit sambil berjalan keluar untuk mengangkat telepon.Lala yang sudah selesa
Berbagai macam pertanyaan muncul di benak James."Ponselnya kenapa bisa ada di kamu?" tanya James panik. Saat ini, di hatinya muncul firasat buruk.Andreas ...."Dia menghilang." Suara Celine terdengar dari telepon, juga dari telinganya.James tertegun sekian lama baru menggumam, "Menghilang? Kok bisa? Andreas mana mungkin bisa hilang?"Dia sangat mengenal Andreas.Siapa orang yang bisa membuatnya menghilang?Namun Celine tidak terlihat seperti sedang bercanda.Perlahan-lahan, dia baru menerima informasi yang mengejutkan ini. Celine pun menceritakan secara garis besar kejadian di Mastika.Meski nada suaranya sangat tenang,James bisa merasakan perasaan di balik ketenangan itu.Celine adalah orang yang paling khawatir, takut, dan ingin secepatnya menemukan Andreas untuk memastikan kalau dia baik-baik saja.Melihat senyuman di wajah Celine, James merasa sangat kasihan padanya."Celly, pasti bakal ketemu. Dia mungkin bakal tiba-tiba muncul di depanmu. Andreas nggak tega meninggalkanmu!"J
Waktu James turun, dia kebetulan bertemu dengan pelayan yang mengambil pesanan Celine tadi.Dia pun bertanya secara asal, "Nona itu pesan apa?"Alkohol apa pun yang Celine pesan, harus dia yang bayar.Kalau sampai Andreas tahu Celine mengeluarkan uang di sini, pasti tidak akan mengampuninya.Oleh karena itu, dia sangat tahu diri.Namun, pelayan itu menjawab, "Dia bilang alkoholnya terserah, terus dia meminta segelas air hangat."Tidak aneh meminta segelas air hangat.Namun, pelayan itu mengernyit. "Awalnya dia meminta jus, setelah itu dia memesan sebotol alkohol, tapi sepertinya dia nggak ingin minum alkohol."Tidak ingin minum alkohol?James melirik Celine lalu berkata, "Kita nggak ada jus?"Pelayan itu tertegun, di menu mereka memang tidak ada jus!James sepertinya juga tahu di menu tidak ada pilihan jus, tapi ...."Ada buah, nggak?"Pelayan itu mengangguk sambil berkata, "Ada.""Blender sekarang juga!" perintah James. Kalau Celine mau minum jus, dia mana mungkin tidak memberikannya?
Ternyata keputusan ini dilakukan demi Celine.Saat itu, Noni semakin yakin dengan kebaikan Lina terhadap Celine.Di kursi kelas bisnis,Noni melihat kelelahan di wajah Celine. Dia pun berkata dengan penuh perhatian, "Nona Celine, kamu tidur saja dulu. Aku bakal membangunkanmu waktu kita sudah sampai di Binara."Bekerja di bagian desain,Celine tidak terbiasa dengan panggilan "Bu Celine", jadi dia meminta mereka memanggilnya "Nona Celine".Lina memanggilnya Kak Celly, pegawai bagian desain lainnya memanggilnya Nona Celine. Meski ada perbedaan, sekarang sudah tidak ada orang yang merasa cemburu.Celine tidak menolak sarannya.Noni menyerahkan sebuah penutup mata yang baru, Celine pun tersenyum dan berkata, "Terima kasih."Senyumannya sangat tulus, begitu juga ucapan terima kasihnya.Celine memakai penutup mata lalu menutup matanya. Dia memang sedikit lelah, jadi dia langsung mengantuk. Sebelum tidur, di benaknya terngiang kata-kata Carla waktu mengantarnya di bandara tadi.Waktu itu, Car
"Celly ...." Hansen langsung membuka mulut ingin menasihati Celine.Namun, Celine malah berkata, "Babak final kompetisi ini tetap di Binara. Aku dan Andreas kenalan di Binara, kalau dihitung-hitung, sudah mau setahun."Lebih tepatnya, masih ada sepuluh hari sampai waktu dia bertemu dengan Andreas tahun lalu di Binara.Belakangan ini, Celine sering teringat dengan setiap detail mereka bertemu di Binara.Tekadnya itu perlahan-lahan menguat.Dia mau kembali ke Binara!Setelah Celine selesai bicara, tiga orang lainnya tahu apa yang dipikirkan Celine.Awalnya mereka mau membujuknya, tapi sekarang mereka tidak tega mengecewakan Celine.Namun, meski begitu, kesehatan Celine tetap penting, jadi mereka bertiga membuat perjanjian."Boleh saja ke Binara, tapi untuk Kompetisi Desainer Nasional, kamu cuma boleh jadi juri di babak final. Kamu nggak boleh mengurus yang lain," ujar Hansen.Celine pun mengangguk."Begini saja, kita temani kamu," ujar Hansen lagi.Dua orang lainnya juga segera menambahk