Carla memasang ekspresi kesal.Dia paling benci masa-masa saat keberadaannya tidak dianggap.Sudah bertahun-tahun hal ini tidak diungkit, dia bahkan sudah hampir melupakannya. Namun, beberapa pegawai tua di perusahaan tahu keberadaan Lala.Orang-orang yang tadi bergosip perlahan-lahan pergi.Carla tentu saja sudah menyadari keberadaan Hansen dan Andreas.Beberapa hari ini dia tidak datang ke kantor pusat, jadi dia baru tahu hari ini kalau Andreas datang ke kantor pusat setiap hari.Apakah karena Celine?Tak lama kemudian, Carla sudah mendapatkan jawaban atas tebakannya ini.Selain Lala, hanya Celine yang bisa memengaruhi dua orang ini.Begitu memikirkan Celine, kening Carla langsung berkerut.Dia sudah berhari-hari tidak melihat Celine!Carla duduk di satu tempat yang pas, lalu samar-samar dia mendengar suara dari meja Andreas dan Hansen."Perebutan harta Keluarga Nadine ... aku bisa membantumu!"Sejak datang ke kantin, Hansen dan Andreas fokus dengan makanan di depan mereka. Saat ini,
Sejak Winny bangun, dokter sudah memeriksanya dan pergi, tapi Winny tetap tidak mengatakan apa-apa. Matanya seakan-akan tidak fokus, juga kehilangan sinarnya. Seolah-olah tubuhnya sudah bangun tapi jiwanya masih tidak sadarkan diri."Winny?" Celine mencoba memanggil Winny, tapi dia tidak berani terlalu keras, takut mengagetkan Winny.Dia sudah memanggil Winny berkali-kali, tapi Winny terus menatap langit-langit, tidak memberikan reaksi apa pun.Kekhawatiran di hati Celine semakin lama semakin kuat."Winny, Kak Nicholas sudah datang, dia sengaja ke sini untuk menemanimu. Beberapa hari ini dia terus di sisimu, kamu jangan takut ...."Celine terus berkata tanpa henti.Dia menghibur diri sendiri, berkata Winny baru saja bangun, perlu sedikit waktu.Mendengar ada orang-orang yang dekat dengannya ada di sisinya, Winny akan "bangun".Namun setelah sekian lama, dia tetap tidak bereaksi.Rasa bersalah yang sangat kuat memenuhi hati Celine. Malam itu, kalau saja dia lebih waspada, kalau saja dia
"Tahu."Nicholas punya firasat kalau Winny mengungkit Keluarga Jayadi mungkin karena kejadian kali ini berhubungan dengan Keluarga Jayadi.Seperti dugaannya, Winny menatap Nicholas dengan tatapan serius. "Jangan ... sampai Celine ... mendekati ... orang Keluarga Jayadi, aku takut ... dia ...."Saat ini, Winny mengucapkan setiap kata dengan susah payah.Nicholas kasihan padanya, juga mengerti apa maksudnya.Tanpa menunggu Winny selesai bicara, Nicholas langsung menjawabnya, "Oke, kamu tenang saja, aku akan mengawasinya agar nggak berhubungan dengan Keluarga Jayadi."Winny baru tenang.Namun, mereka berdua tidak tahu entah sejak kapan Celine sudah kembali.Tangannya terletak di gagang pintu, dia seperti membeku di sana. Setelah setengah menit, dia baru melepaskan genggamannya. Dia yang awalnya mau masuk pergi dengan ekspresi kosong seakan-akan kehilangan rohnya."Kak Celly?"Ketika dia berjalan ke belokan, ada yang memanggilnya.Celine tidak mendengarnya dengan jelas, lalu orang itu mema
Sheryn mulai panik."Kak Celly, awalnya kita sudah menentukan akan menikah di akhir bulan ini, tapi Nicho mengkhawatirkan Winny, jadi dia mau menundanya ...."Sheryn terlihat sangat sedih. "Aku tahu aku seharusnya mengerti, juga ingin mendukung keputusannya, lagi pula ditunda atau nggak, kita tetap akan menikah. Tapi ... perutku ... kalau sudah besar baru mengadakan pesta pernikahan, takutnya akan merusak nama baik Nicho."Celine pernah mendengar Winny cerita kalau Nicholas akan menikah.Sekarang dia juga sudah tahu pasangan Nicholas adalah Sheryn.Namun, untuk apa Sheryn mengatakan ini padanya?Celine malas menebak, juga tidak mengatakan apa-apa.Malah Sheryn yang tidak sabar.Tiba-tiba, Sheryn menggenggam tangan Celine dan berkata, "Kak Celly, coba kamu bilang ke Nicho jangan menunda pernikahannya. Keluarga Tantra sudah menyiapkan semuanya, nantinya juga hanya perlu satu hari. Setelah itu, Nicho bisa datang menemani Winny lagi."Celine malah merasa hal ini sangat lucu. "Hal seperti i
Selamanya adalah adiknya ....Celine tertegun sejenak, lalu diam-diam menghela napas lega. Dia salah paham ....Untung saja dia hanya salah paham!Sebelum suasana canggung di antara mereka sempat menghilang, Hansen merapikan rambut Celine dan berkata, "Kamu belum kasih tahu aku, apa yang mau kamu lakukan?"Aksi ini membuat Celine bengong sesaat.Waktu kecil, dia selalu melihat Nicholas suka merapikan rambut Winny, dia juga pernah merasa iri dengan hubungan saudara antara mereka.Sepertinya sekarang dia juga sudah punya kakak?"Kak, aku ingin beli bunga.""Oke, ayo kita pergi.""Kak, aku nggak bawa uang.""Nggak apa-apa, aku punya.""Kak ...."Selama perjalanan, mulut Celine seperti keran yang terbuka dan tidak bisa ditutup. Panggilannya terhadap Hansen juga sudah bukan "Kak Hansen" seperti dulu.Setelah Kakek pergi, dia masih punya keluarga!Hansen membawanya ke sebuah toko bunga, di seluruh jalanan, hanya satu toko ini yang masih buka.Penerangannya sangat lembut, menerangi bunga dan
Carla bengong sejenak, lalu akal sehatnya kembali."Andreas, kamu bisa membantu Hansen agar Jessy tidak bisa mendapatkan sepeser pun, berarti kamu juga seharusnya bisa membantuku mendapatkan lebih banyak, 'kan?" Carla sama sekali tidak menyembunyikan nafsunya."Kamu mau Grup Jayadi?" Andreas tidak terkejut. "Mau berapa?"Dia setuju?Setujunya cepat juga!Perasaan Carla sangat rumit, dia menghirup napas dalam-dalam untuk menyadarkan dirinya atas situasinya saat ini. Dia fokus bernegosiasi dengan Andreas. "Setidaknya nggak lebih sedikit dari Hansen, tentu saja, lebih baik lagi kalau bisa menyingkirkan Hansen."Maksud dari kata-katanya adalah dia mau seluruh Grup Jayadi jadi miliknya."Nafsumu besar juga," ujar Andreas sambil tersenyum sinis.Dengan kemampuan Carla, dia belum tentu bisa menjaga Grup Jayadi!Sementara mau menyingkirkan Hansen ....Andreas melihat foto tadi, lalu muncul kegelapan di matanya. "Aku mau tahu lokasinya sekarang juga."Carla yang ada di seberang telepon terdiam
Nicholas mengernyit.Sebelum Sheryn selesai bicara, Nicholas sudah menyela, "Nggak usah dibicarakan lagi, aku sudah bilang akan tanggung jawab."Dia tidak ingin mengingat kembali kejadian malam itu, juga nggak ingin kejadian itu diungkit.Hanya tanggung jawab ....Sheryn sangat benci dua kata ini, tapi dia hanya bisa memanfaatkan dua kata ini untuk mengikat Nicholas.Sheryn menyeka air matanya dengan penuh rasa bersalah. "Tapi kalau nggak ada aku, kamu dan Kak Celly mungkin ....""Aku dan Celly ...."Jelas terdengar kekecewaan di suara Nicholas. Kalaupun tidak ada Sheryn dan tidak ada kejadian malam itu, dia dan Celine juga tidak mungkin.Mereka belum mulai, mana mungkin ada akhir?Kali ini, setelah bertemu Celine lagi, dia yakin ada orang yang sudah berakar di hati Celine.Bahkan orang itu bukan Hansen."Tapi ...." Sheryn masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Nicholas malas melanjutkan topik ini, dia tetap mengatakan, "Aku akan bertanggung jawab.""Tanggung jawab" kali ini membuat hati
Seakan-akan semuanya menunjuk ke Andreas."Winny, aku akan membalaskan dendammu. Siapa pun pelakunya, orang yang melukaimu pasti akan membayar akibatnya," gumam Celine sambil menggenggam tangan Winny, seakan-akan sedang bersumpah.Perlahan-lahan, Winny menjadi tenang.Setelah menunggu Winny benar-benar tidur dengan tenang, Celine baru berjalan ke jendela.Sekarang sudah jam tiga subuh, melihat keluar dari bangunan ini, kebetulan bisa melihat sebuah jalanan di luar rumah sakit.Di jalan itu, sebuah mobil berhenti lalu ada seseorang turun dari mobil.Celine seakan-akan melihat sosok Andreas.Namun, bagaimana mungkin?Dari jarak sejauh ini, mana mungkin bisa melihat wajah seseorang dengan jelas? Dia kenapa bisa merasa kalau orang itu adalah Andreas?Celine menggelengkan kepalanya, memutuskan untuk pergi mencuci mukanya. Dia harus berpikir baik-baik bagaimana caranya menemukan orang yang melukai Winny itu.Namun, dia tidak menyangka begitu dia keluar dari kamar pasien, tangannya digenggam
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s