Carla bengong sejenak, lalu akal sehatnya kembali."Andreas, kamu bisa membantu Hansen agar Jessy tidak bisa mendapatkan sepeser pun, berarti kamu juga seharusnya bisa membantuku mendapatkan lebih banyak, 'kan?" Carla sama sekali tidak menyembunyikan nafsunya."Kamu mau Grup Jayadi?" Andreas tidak terkejut. "Mau berapa?"Dia setuju?Setujunya cepat juga!Perasaan Carla sangat rumit, dia menghirup napas dalam-dalam untuk menyadarkan dirinya atas situasinya saat ini. Dia fokus bernegosiasi dengan Andreas. "Setidaknya nggak lebih sedikit dari Hansen, tentu saja, lebih baik lagi kalau bisa menyingkirkan Hansen."Maksud dari kata-katanya adalah dia mau seluruh Grup Jayadi jadi miliknya."Nafsumu besar juga," ujar Andreas sambil tersenyum sinis.Dengan kemampuan Carla, dia belum tentu bisa menjaga Grup Jayadi!Sementara mau menyingkirkan Hansen ....Andreas melihat foto tadi, lalu muncul kegelapan di matanya. "Aku mau tahu lokasinya sekarang juga."Carla yang ada di seberang telepon terdiam
Nicholas mengernyit.Sebelum Sheryn selesai bicara, Nicholas sudah menyela, "Nggak usah dibicarakan lagi, aku sudah bilang akan tanggung jawab."Dia tidak ingin mengingat kembali kejadian malam itu, juga nggak ingin kejadian itu diungkit.Hanya tanggung jawab ....Sheryn sangat benci dua kata ini, tapi dia hanya bisa memanfaatkan dua kata ini untuk mengikat Nicholas.Sheryn menyeka air matanya dengan penuh rasa bersalah. "Tapi kalau nggak ada aku, kamu dan Kak Celly mungkin ....""Aku dan Celly ...."Jelas terdengar kekecewaan di suara Nicholas. Kalaupun tidak ada Sheryn dan tidak ada kejadian malam itu, dia dan Celine juga tidak mungkin.Mereka belum mulai, mana mungkin ada akhir?Kali ini, setelah bertemu Celine lagi, dia yakin ada orang yang sudah berakar di hati Celine.Bahkan orang itu bukan Hansen."Tapi ...." Sheryn masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Nicholas malas melanjutkan topik ini, dia tetap mengatakan, "Aku akan bertanggung jawab.""Tanggung jawab" kali ini membuat hati
Seakan-akan semuanya menunjuk ke Andreas."Winny, aku akan membalaskan dendammu. Siapa pun pelakunya, orang yang melukaimu pasti akan membayar akibatnya," gumam Celine sambil menggenggam tangan Winny, seakan-akan sedang bersumpah.Perlahan-lahan, Winny menjadi tenang.Setelah menunggu Winny benar-benar tidur dengan tenang, Celine baru berjalan ke jendela.Sekarang sudah jam tiga subuh, melihat keluar dari bangunan ini, kebetulan bisa melihat sebuah jalanan di luar rumah sakit.Di jalan itu, sebuah mobil berhenti lalu ada seseorang turun dari mobil.Celine seakan-akan melihat sosok Andreas.Namun, bagaimana mungkin?Dari jarak sejauh ini, mana mungkin bisa melihat wajah seseorang dengan jelas? Dia kenapa bisa merasa kalau orang itu adalah Andreas?Celine menggelengkan kepalanya, memutuskan untuk pergi mencuci mukanya. Dia harus berpikir baik-baik bagaimana caranya menemukan orang yang melukai Winny itu.Namun, dia tidak menyangka begitu dia keluar dari kamar pasien, tangannya digenggam
Namun, dia tidak tahu kalau perasaan Celine sekarang bertolak belakang dengannya.Dia maju, Celine pun mundur. Dia terus melihat Andreas dengan tatapan waspada. "Lokasi acara penutupan hari itu juga punya Grup Jayadi?""Iya," jawab Andreas dengan bingung.Namun, dia segera tersenyum menyanjung. "Kamu suka tempat itu? Kalau kamu suka ....""Aku nggak suka!" Celine kembali menyela kata-kata Andreas.Kali ini, dia tiba-tiba meningkatkan suaranya, Andreas pun akhirnya menyadari emosi Celine yang agak aneh.Celine tidak suka gedung acara itu, tatapannya bahkan menunjukkan kebencian!"Sayang ...."Andreas ingin mencari tahu, Celine pun mengatakan alasannya, "Winny terluka di sana!"Tubuh Andreas membeku.Dia baru sadar setelah dia ditipu untuk pergi dari sana, pasti terjadi sesuatu di sana. Ekspresi Andreas langsung berubah suram.Celine masih terus menginterogasinya."Kamu yang mengganti lokasi acaranya ke gedung acara milik Grup Jayadi?""Bukan!"Selama ini dia mengira acara penutupannya m
"Tuan, malam itu selain Tuan, tidak ada anggota Keluarga Jayadi yang muncul di sana. Tapi ... Tuan Muda Timothy adalah pelanggan tempat itu."Timothy?Hari itu Timothy juga pergi melihat pertunjukan."Mana Timothy sekarang?" tanya Andreas dengan tatapan dingin.Gian sudah memeriksa lokasi Timothy beberapa hari ini."Dia naik kapal pesiar keluar negeri, kencan dengan artis dan influencer, sama seperti biasanya, nggak ada yang berbeda. Tapi setelah hari itu, dia nggak pernah ke gedung acara itu lagi. Ini nggak cocok dengan kebiasaannya."Kalau ada yang di luar dari biasanya, pasti ada alasannya.Andreas merenung sejenak lalu berkata, "Awasi dia baik-baik. Terus aku ingat gedung acara itu dulunya ditangani Renald."Ada hubungan dengan keluarga mereka.Takutnya kejadian Winny ada hubungannya dengan keluarga mereka.Apa pun yang terjadi, dia akan memberikan penjelasan pada Celine.Sementara Celine, setelah turun, dia langsung menghubungi Hansen dan meminta bantuannya mencari tahu orang dari
Orang Keluarga Bakri?Keluarga Bakri yang mendukung Nona Bella Bakri itu?Hansen tiba-tiba mengungkit hal ini apa karena seperti yang dia pikirkan?Namun, saat ini Celine tidak punya waktu untuk berpikir terlalu banyak."Celly, Andreas ....""Kak, apa ada kesempatan supaya aku bisa bertemu dengan orang Keluarga Jayadi?"Celine menyela Hansen, nadanya yang mendesak segera mendapatkan balasan."Besok ayahnya Andreas ulang tahun. Di acara seperti itu, orang-orang Keluarga Jayadi harusnya akan hadir semua."Selain Andreas dan adiknya!Selama ini, Omar tidak dekat dengan Andreas dan Dylan. Di acara ulang tahun sebelum-sebelumnya, Andreas tak pernah hadir. Tahun ini juga tak terkecuali."Besok kamu ikut aku ke acara ulang tahunnya."Karena Andreas tak ada, dia harus pergi sendiri untuk melindungi Celine.Keesokan paginya, waktu Celine meninggalkan rumah sakit, Winny masih belum bangun.Ketika dia bangun, di dalam kamar hanya ada Nicholas.Winny melihat sekeliling dan tidak melihat Celine, di
Saat ini, wanita itu baru sadar kalau Timothy benar-benar marah.Apa karena kalung ini?Ketika Timothy berpakaian dan memasukkan kalung itu ke dalam saku jasnya, wanita itu melihat jelas kalung itu dan akhirnya mengenalinya.Dia ingat, di acara penutupan waktu itu, Winny memakai kalung itu!Dalam hati Timothy masih ada Winny?"Tuan Muda ...." Wanita itu berkata dengan lemah lembut, lalu memeluk Timothy dari belakang, sengaja menempelkan dadanya di punggung Timothy. "Beberapa hari ini main-mainnya seru, nggak?"Setelah acara penutupan itu, Timothy membantunya masuk ke tim tari.Setelah itu, dengan bantuannya, Timothy dan beberapa wanita cantik di tim tari pun bermain dengan sangat panas.Wanita ini mengira Timothy sudah melupakan Winny."Tetap ada yang kurang." Muncul sosok Winny di benak Timothy, lalu akhirnya dia menghela napas.Sayang ....Dia masih belum mencoba rasanya.Setelah Hansen membawa Winny pergi, dia sudah tidak bisa mendapatkan informasi tentang Winny, dia juga tidak tahu
Fera sengaja berpesan jangan menghabiskan uang, tapi nanti seluruh lukisan di pameran pasti akan direbut sampai tak tersisa satu pun.Seperti yang sudah diduga, meski para nyonya kaya itu berkata tidak akan menghabiskan uang, begitu berbalik melihat pameran, mereka semua segera membeli setiap lukisan di pameran.Kurang dari setengah jam, seluruh lukisan di pameran sudah terjual lebih dari setengah."Lukisan itu sangat aneh ...."Melihat sebuah lukisan di sudut, ada orang yang terkejut dan melihatnya berulang kali.Celine dan Hansen tiba di pameran.Jumlah orang yang sangat banyak di pameran membuat Celine terkejut.Ini acara ulang tahun ayahnya Andreas? Kalau tidak tahu, dia pasti mengira ini adalah pameran lukisan seorang pelukis terkenal.Hansen melihat kebingungan di wajah Celine, jadi dia menjelaskan, "Istri baru Omar adalah seorang pelukis yang lumayan terkenal. Setelah pensiun, Omar sendiri jadi suka melukis."Ternyata begitu!Omar adalah ayahnya Andreas.Omar menikah lagi, berar
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s