"Tuan, malam itu selain Tuan, tidak ada anggota Keluarga Jayadi yang muncul di sana. Tapi ... Tuan Muda Timothy adalah pelanggan tempat itu."Timothy?Hari itu Timothy juga pergi melihat pertunjukan."Mana Timothy sekarang?" tanya Andreas dengan tatapan dingin.Gian sudah memeriksa lokasi Timothy beberapa hari ini."Dia naik kapal pesiar keluar negeri, kencan dengan artis dan influencer, sama seperti biasanya, nggak ada yang berbeda. Tapi setelah hari itu, dia nggak pernah ke gedung acara itu lagi. Ini nggak cocok dengan kebiasaannya."Kalau ada yang di luar dari biasanya, pasti ada alasannya.Andreas merenung sejenak lalu berkata, "Awasi dia baik-baik. Terus aku ingat gedung acara itu dulunya ditangani Renald."Ada hubungan dengan keluarga mereka.Takutnya kejadian Winny ada hubungannya dengan keluarga mereka.Apa pun yang terjadi, dia akan memberikan penjelasan pada Celine.Sementara Celine, setelah turun, dia langsung menghubungi Hansen dan meminta bantuannya mencari tahu orang dari
Orang Keluarga Bakri?Keluarga Bakri yang mendukung Nona Bella Bakri itu?Hansen tiba-tiba mengungkit hal ini apa karena seperti yang dia pikirkan?Namun, saat ini Celine tidak punya waktu untuk berpikir terlalu banyak."Celly, Andreas ....""Kak, apa ada kesempatan supaya aku bisa bertemu dengan orang Keluarga Jayadi?"Celine menyela Hansen, nadanya yang mendesak segera mendapatkan balasan."Besok ayahnya Andreas ulang tahun. Di acara seperti itu, orang-orang Keluarga Jayadi harusnya akan hadir semua."Selain Andreas dan adiknya!Selama ini, Omar tidak dekat dengan Andreas dan Dylan. Di acara ulang tahun sebelum-sebelumnya, Andreas tak pernah hadir. Tahun ini juga tak terkecuali."Besok kamu ikut aku ke acara ulang tahunnya."Karena Andreas tak ada, dia harus pergi sendiri untuk melindungi Celine.Keesokan paginya, waktu Celine meninggalkan rumah sakit, Winny masih belum bangun.Ketika dia bangun, di dalam kamar hanya ada Nicholas.Winny melihat sekeliling dan tidak melihat Celine, di
Saat ini, wanita itu baru sadar kalau Timothy benar-benar marah.Apa karena kalung ini?Ketika Timothy berpakaian dan memasukkan kalung itu ke dalam saku jasnya, wanita itu melihat jelas kalung itu dan akhirnya mengenalinya.Dia ingat, di acara penutupan waktu itu, Winny memakai kalung itu!Dalam hati Timothy masih ada Winny?"Tuan Muda ...." Wanita itu berkata dengan lemah lembut, lalu memeluk Timothy dari belakang, sengaja menempelkan dadanya di punggung Timothy. "Beberapa hari ini main-mainnya seru, nggak?"Setelah acara penutupan itu, Timothy membantunya masuk ke tim tari.Setelah itu, dengan bantuannya, Timothy dan beberapa wanita cantik di tim tari pun bermain dengan sangat panas.Wanita ini mengira Timothy sudah melupakan Winny."Tetap ada yang kurang." Muncul sosok Winny di benak Timothy, lalu akhirnya dia menghela napas.Sayang ....Dia masih belum mencoba rasanya.Setelah Hansen membawa Winny pergi, dia sudah tidak bisa mendapatkan informasi tentang Winny, dia juga tidak tahu
Fera sengaja berpesan jangan menghabiskan uang, tapi nanti seluruh lukisan di pameran pasti akan direbut sampai tak tersisa satu pun.Seperti yang sudah diduga, meski para nyonya kaya itu berkata tidak akan menghabiskan uang, begitu berbalik melihat pameran, mereka semua segera membeli setiap lukisan di pameran.Kurang dari setengah jam, seluruh lukisan di pameran sudah terjual lebih dari setengah."Lukisan itu sangat aneh ...."Melihat sebuah lukisan di sudut, ada orang yang terkejut dan melihatnya berulang kali.Celine dan Hansen tiba di pameran.Jumlah orang yang sangat banyak di pameran membuat Celine terkejut.Ini acara ulang tahun ayahnya Andreas? Kalau tidak tahu, dia pasti mengira ini adalah pameran lukisan seorang pelukis terkenal.Hansen melihat kebingungan di wajah Celine, jadi dia menjelaskan, "Istri baru Omar adalah seorang pelukis yang lumayan terkenal. Setelah pensiun, Omar sendiri jadi suka melukis."Ternyata begitu!Omar adalah ayahnya Andreas.Omar menikah lagi, berar
Dylan tidak menyangka bisa bertemu Celine di sini.Dia juga tidak menyangka kalau Celine mengenal tempat di lukisan ini.Apakah Andreas pernah membawanya ke sana?Sikap Andreas terhadapnya benar-benar spesial."Kita lagi-lagi bertemu!" ujar Dylan sambil tersenyum.Suara yang tiba-tiba itu membuat Celine langsung menoleh. Begitu melihat orang itu, Celine langsung mengenalinya.Dylan masih tetap memakai topi untuk menutupi sebagian wajahnya, lalu masker hitam yang menutupi hampir seluruh mukanya. Namun, matanya yang melengkung ke atas itu adalah ciri khasnya.Visual nomor satu di dunia hiburan, Dylan Retno!Teringat dengan wajah itu, muncul kekagetan di wajah Celine. "Kamu juga datang untuk melihat pameran?"Meski Celine tidak merasa Dylan punya jiwa yang suka menikmati seni, dia sama sekali tidak merasa Dylan datang untuk menghadiri acara ulang tahun Omar.Dylan mengangkat alisnya dan berkata, "Bisa dibilang begitu. Kamu sendirian?""Nggak."Dia datang bersama Hansen, tapi Dylan malah s
Fera menghirup napas dalam-dalam beberapa kali lalu berpesan pada asistennya dengan nada tenang. Setelah itu, dia melepaskan genggamannya di gagang pintu."Baik, saya pergi sekarang juga."Setelah asistennya pergi dengan terburu-buru, Fera merapikan pakaiannya sambil tersenyum sinis, kemudian naik ke lantai tiga dengan santai dan masuk ke kamar di ujung koridor.Ketika Dylan naik ke lantai dua, dia tidak melihat Fera, malah melihat asistennya Fera berdiri di dekat tangga."Tuan Muda Dylan, Anda nggak boleh naik ...."Asistennya Fera menghalangi jalan Dylan dengan ekspresi tegang, dia terus mundur karena takut dengan tatapan Dylan yang penuh amarah.Fera menyuruhnya menghalangi Dylan sambil berpura-pura takut, diam-diam menuntun Dylan ke kamar ujung koridor di lantai tiga.Saat ini, dia benar-benar takut dengan Dylan."Awas!" seru Dylan sambil menggertakkan giginya.Wajah asistennya Fera memucat.Dia sudah dengar kabar kalau sifat Dylan sangat bebas, tapi dia tidak pernah melihat Dylan
"Dyl ...."Panggilan itu membuat kepala Dylan semakin sakit."Dyl, begini saja, aku ambilkan daftar lukisannya untukmu. Untungnya mereka membuatkan versi digital dari semua lukisan hari ini untukku. Sini, coba kamu lihat ...."Fera mengeluarkan ponselnya lalu berdiri menghampiri Dylan lalu menyerahkan ponselnya.Lukisan-lukisan muncul bergantian secara otomatis.Awalnya, tidak ada lukisan yang spesial, semua hanya lukisan yang ada di pameran.Namun tiba-tiba, di antara lukisan-lukisan itu muncul sebuah foto yang lewat sekilas.Di dalam lukisan itu ada seorang wanita, wanita itu sedang melukis di tepi danau. Di lukisan itu, wanita itu hanya terlihat tampak sampingnya, angin meniup rambut dan roknya, membuat lukisan ini terlihat indah dan damai.Sementara wanita yang ada di lukisan itu ....Dylan merasa seperti ada sesuatu yang masuk ke hatinya, kepalanya juga semakin sakit.Lukisan-lukisan terus lewat di hadapannya, di antara lukisan-lukisan itu, terkadang ada beberapa foto seorang wani
Dylan melihat pintu itu lalu masuk ke dalam.Melihat pintu itu tertutup, senyuman sombong di wajah Fera semakin lebar.Dia merasa beruntung hari ini mengadakan pameran di sini. Tempat ini milik Keluarga Jayadi. Karena "dia", Omar sangat jarang datang ke sini, tapi benda-benda di kamar itu masih ada.Kebetulan ....Fera sangat senang dengan rencananya.Dia melihat pintu itu untuk terakhir kalinya lalu keluar.Di luar, asisten wanitanya menunggu dengan gelisah. Begitu melihat Fera keluar, dia langsung menghampirinya. "Nyonya, Tuan Muda ....""Dia nggak apa-apa, aku juga baik-baik saja."Fera langsung menyela asistennya dengan tenang lalu berpesan padanya, "Panggil Tuan Muda Andreas ke sini."Tuan Muda Andreas?Hanya namanya saja sudah membuat asistennya takut.Hari ini ulang tahun Omar, selama beberapa tahun dia bekerja dengan Fera, dia tidak pernah melihat Andreas hadir di acara ulang tahun Omar.Bagaimana caranya dia memanggil Andreas datang?"Nyonya ...."Begitu dia berbicara, Fera su