Andreas mendongak melihat Hansen sekilas tanpa mengatakan apa-apa.Dia membuka mulut ingin bertanya tentang Celine, tapi jelas terlihat, Hansen tidak akan memberi tahu dia.Andreas hanya mendongak sebentar lalu menunduk lagi.Hansen mengangkat alisnya lalu kembali bekerja.Langit di luar jendela semakin gelap, di seluruh gedung hanya ada Hansen dan Andreas. Mereka berdua sangat kompak, fokus dengan pekerjaan masing-masing.Dua jam kemudian, Hansen berdiri hendak pergi.Begitu dia bergerak, Andreas juga meletakkan dokumen di tangannya dan mengambil jasnya lalu ikut keluar.Suara langkah kaki di belakang sangat jelas, Hansen tahu Andreas mengikutinya, tapi dia tidak berbalik dan langsung berjalan ke parkiran. Tidak hanya Andreas yang terus mengikuti Hansen seharian, bahkan mobilnya juga diparkir di samping mobil Hansen.Di saat Hansen masuk mobil, Andreas juga masuk mobil.Dua mobil itu satu di depan satu di belakang, menjaga jarak yang pas sampai ketika mobil Hansen masuk ke kediaman Ke
Carla memasang ekspresi kesal.Dia paling benci masa-masa saat keberadaannya tidak dianggap.Sudah bertahun-tahun hal ini tidak diungkit, dia bahkan sudah hampir melupakannya. Namun, beberapa pegawai tua di perusahaan tahu keberadaan Lala.Orang-orang yang tadi bergosip perlahan-lahan pergi.Carla tentu saja sudah menyadari keberadaan Hansen dan Andreas.Beberapa hari ini dia tidak datang ke kantor pusat, jadi dia baru tahu hari ini kalau Andreas datang ke kantor pusat setiap hari.Apakah karena Celine?Tak lama kemudian, Carla sudah mendapatkan jawaban atas tebakannya ini.Selain Lala, hanya Celine yang bisa memengaruhi dua orang ini.Begitu memikirkan Celine, kening Carla langsung berkerut.Dia sudah berhari-hari tidak melihat Celine!Carla duduk di satu tempat yang pas, lalu samar-samar dia mendengar suara dari meja Andreas dan Hansen."Perebutan harta Keluarga Nadine ... aku bisa membantumu!"Sejak datang ke kantin, Hansen dan Andreas fokus dengan makanan di depan mereka. Saat ini,
Sejak Winny bangun, dokter sudah memeriksanya dan pergi, tapi Winny tetap tidak mengatakan apa-apa. Matanya seakan-akan tidak fokus, juga kehilangan sinarnya. Seolah-olah tubuhnya sudah bangun tapi jiwanya masih tidak sadarkan diri."Winny?" Celine mencoba memanggil Winny, tapi dia tidak berani terlalu keras, takut mengagetkan Winny.Dia sudah memanggil Winny berkali-kali, tapi Winny terus menatap langit-langit, tidak memberikan reaksi apa pun.Kekhawatiran di hati Celine semakin lama semakin kuat."Winny, Kak Nicholas sudah datang, dia sengaja ke sini untuk menemanimu. Beberapa hari ini dia terus di sisimu, kamu jangan takut ...."Celine terus berkata tanpa henti.Dia menghibur diri sendiri, berkata Winny baru saja bangun, perlu sedikit waktu.Mendengar ada orang-orang yang dekat dengannya ada di sisinya, Winny akan "bangun".Namun setelah sekian lama, dia tetap tidak bereaksi.Rasa bersalah yang sangat kuat memenuhi hati Celine. Malam itu, kalau saja dia lebih waspada, kalau saja dia
"Tahu."Nicholas punya firasat kalau Winny mengungkit Keluarga Jayadi mungkin karena kejadian kali ini berhubungan dengan Keluarga Jayadi.Seperti dugaannya, Winny menatap Nicholas dengan tatapan serius. "Jangan ... sampai Celine ... mendekati ... orang Keluarga Jayadi, aku takut ... dia ...."Saat ini, Winny mengucapkan setiap kata dengan susah payah.Nicholas kasihan padanya, juga mengerti apa maksudnya.Tanpa menunggu Winny selesai bicara, Nicholas langsung menjawabnya, "Oke, kamu tenang saja, aku akan mengawasinya agar nggak berhubungan dengan Keluarga Jayadi."Winny baru tenang.Namun, mereka berdua tidak tahu entah sejak kapan Celine sudah kembali.Tangannya terletak di gagang pintu, dia seperti membeku di sana. Setelah setengah menit, dia baru melepaskan genggamannya. Dia yang awalnya mau masuk pergi dengan ekspresi kosong seakan-akan kehilangan rohnya."Kak Celly?"Ketika dia berjalan ke belokan, ada yang memanggilnya.Celine tidak mendengarnya dengan jelas, lalu orang itu mema
Sheryn mulai panik."Kak Celly, awalnya kita sudah menentukan akan menikah di akhir bulan ini, tapi Nicho mengkhawatirkan Winny, jadi dia mau menundanya ...."Sheryn terlihat sangat sedih. "Aku tahu aku seharusnya mengerti, juga ingin mendukung keputusannya, lagi pula ditunda atau nggak, kita tetap akan menikah. Tapi ... perutku ... kalau sudah besar baru mengadakan pesta pernikahan, takutnya akan merusak nama baik Nicho."Celine pernah mendengar Winny cerita kalau Nicholas akan menikah.Sekarang dia juga sudah tahu pasangan Nicholas adalah Sheryn.Namun, untuk apa Sheryn mengatakan ini padanya?Celine malas menebak, juga tidak mengatakan apa-apa.Malah Sheryn yang tidak sabar.Tiba-tiba, Sheryn menggenggam tangan Celine dan berkata, "Kak Celly, coba kamu bilang ke Nicho jangan menunda pernikahannya. Keluarga Tantra sudah menyiapkan semuanya, nantinya juga hanya perlu satu hari. Setelah itu, Nicho bisa datang menemani Winny lagi."Celine malah merasa hal ini sangat lucu. "Hal seperti i
Selamanya adalah adiknya ....Celine tertegun sejenak, lalu diam-diam menghela napas lega. Dia salah paham ....Untung saja dia hanya salah paham!Sebelum suasana canggung di antara mereka sempat menghilang, Hansen merapikan rambut Celine dan berkata, "Kamu belum kasih tahu aku, apa yang mau kamu lakukan?"Aksi ini membuat Celine bengong sesaat.Waktu kecil, dia selalu melihat Nicholas suka merapikan rambut Winny, dia juga pernah merasa iri dengan hubungan saudara antara mereka.Sepertinya sekarang dia juga sudah punya kakak?"Kak, aku ingin beli bunga.""Oke, ayo kita pergi.""Kak, aku nggak bawa uang.""Nggak apa-apa, aku punya.""Kak ...."Selama perjalanan, mulut Celine seperti keran yang terbuka dan tidak bisa ditutup. Panggilannya terhadap Hansen juga sudah bukan "Kak Hansen" seperti dulu.Setelah Kakek pergi, dia masih punya keluarga!Hansen membawanya ke sebuah toko bunga, di seluruh jalanan, hanya satu toko ini yang masih buka.Penerangannya sangat lembut, menerangi bunga dan
Carla bengong sejenak, lalu akal sehatnya kembali."Andreas, kamu bisa membantu Hansen agar Jessy tidak bisa mendapatkan sepeser pun, berarti kamu juga seharusnya bisa membantuku mendapatkan lebih banyak, 'kan?" Carla sama sekali tidak menyembunyikan nafsunya."Kamu mau Grup Jayadi?" Andreas tidak terkejut. "Mau berapa?"Dia setuju?Setujunya cepat juga!Perasaan Carla sangat rumit, dia menghirup napas dalam-dalam untuk menyadarkan dirinya atas situasinya saat ini. Dia fokus bernegosiasi dengan Andreas. "Setidaknya nggak lebih sedikit dari Hansen, tentu saja, lebih baik lagi kalau bisa menyingkirkan Hansen."Maksud dari kata-katanya adalah dia mau seluruh Grup Jayadi jadi miliknya."Nafsumu besar juga," ujar Andreas sambil tersenyum sinis.Dengan kemampuan Carla, dia belum tentu bisa menjaga Grup Jayadi!Sementara mau menyingkirkan Hansen ....Andreas melihat foto tadi, lalu muncul kegelapan di matanya. "Aku mau tahu lokasinya sekarang juga."Carla yang ada di seberang telepon terdiam
"Aku sewa kamu selama semalam, harganya terserah kamu."Di Bar Artemis, Celine Maira meminum minuman yang diberi obat!Seluruh tubuhnya terasa panas. Sebelum dia mempermalukan diri sendiri di depan semua orang, dia memilih pria yang ada di depannya ini.Bar Artemis adalah bar terkenal di Kota Binara yang menyediakan gigolo. Para pria di sini berusaha keras untuk menyenangkan hati tamu-tamu wanita yang ada di sisinya. Hanya pria ini yang duduk sendirian di meja sudut.Pria ini memakai kemeja satin berwarna hitam, wajahnya tampan dan terlihat berwibawa, auranya sangat tidak cocok dengan bar ini.Hanya saja, tatapannya melihat Celine terlihat kesal.Apa pria ini khawatir dia tidak sanggup bayar?"Kamu tenang saja, aku ini kaya banget." Celine ingin mengeluarkan kartu di tasnya untuk membuktikan kekayaannya.Namun, tiba-tiba kakinya lemas dan dia pun jatuh menimpa pria itu.Langsung terlihat kegusaran di mata Andreas Jayadi. Dia menganggap Celine seperti para wanita yang sebelumnya mempers