Share

Bab 13

Di kamar lantai dua, Andreas sudah melepaskan gigitannya di bahu Celine.

Di kegelapan, matanya yang tajam menatap lurus ke Celine.

Di dokumen yang diberikan James semalam, Aurora meninggal di sebuah kecelakaan mobil sepuluh tahun lalu dan ditetapkan sebagai kecelakaan.

Jangan-jangan ada alasan tersembunyi di balik kematiannya?

Sementara Celine datang mencarinya juga bukan demi Reza, melainkan demi kematian ibunya?

Sekian lama tidak mendapatkan jawaban, Celine mulai panik. "Asalkan kamu memberitahuku kenyataan tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu, aku rela melakukan apa pun."

Mata Andreas menyipit. "Kalau aku mau kamu jadi milikku, kamu juga setuju?"

Celine tertegun, di benaknya tiba-tiba muncul wajah tampan "suami topnya".

Reaksi ini membuat ekspresi Andreas yang membaik kembali gusar, di suara kesalnya terdengar sedikit nada cemburu. "Kenapa? Kamu nggak rela meninggalkan tunanganmu itu?"

Celine langsung bingung.

Reza?

Dia mana pantas?

Menyadari wajah suaminya terus terbayang di benaknya, Celine mulai panik.

Reaksinya ini menjadi rasa bersalah di mata Andreas. Benar tebakannya, wanita ini benar-benar tidak rela meninggalkan Reza!

Andreas tersenyum sinis dan api amarah yang awalnya sudah mereda sedikit kembali berkobar hebat.

Awalnya, dia mau menghukum wanita ini lagi, tapi tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu lalu seseorang berkata dengan penuh hormat, "Paman sudah selesai istirahat?"

Reza Linoa!

Celine langsung tersentak dan jantungnya berdetak kencang.

Dia bahkan tidak sadar panggilan yang dipakai Reza untuk pria di depannya, benaknya penuh dengan kata-kata kalau sampai dia ketahuan berada di satu kamar dengan seorang pria, rencananya malam ini pasti gagal!

Merasakan ketegangan Celine, ekspresi Andreas makin gusar.

Tiba-tiba, dia bangun dari tubuh Celine lalu langsung pergi membuka pintu.

Belum sempat merasa lega ketika merasakan tekanan di atas tubuhnya hilang, Celine sudah mendengar suara pintu dibuka dan cahaya pun masuk dari luar.

Andreas berada dalam bayangan, membuat wajahnya tidak terlihat jelas.

Suara Reza kembali terdengar. "Acaranya sudah mau mulai ...."

Sebelum dia sempat berbicara, Andreas sudah menyela dengan nada dingin, "Ada sesuatu yang masuk ke kamarku ...."

Andreas tersenyum sinis, sengaja membuat Celine makin tegang.

Celine merasa jantungnya hampir melompat keluar. Dia harus segera meninggalkan kamar ini!

Dia ada di lantai dua, di kamar ada jendela, hanya saja ditutupi oleh gorden yang tebal. Itu adalah salah satunya jalan keluar, jadi Celine langsung berlari ke jendela.

Menyadari apa yang ingin dilakukan Celine, ekspresi Andreas langsung berubah.

Dia refleks menghampiri Celine untuk menangkapnya, tapi gerakan Celine sangat cepat seperti ular air. Dia langsung melintas di depan Andreas lalu membuka jendela dan lompat ke bawah.

Andreas merasa hatinya seperti diremas, dia mengatur napasnya dan hendak memerintahkan orang untuk menolong Celine.

Namun, tepat pada saat ini, Celine berdiri.

Dia sudah pernah datang ke kediaman Keluarga Linoa beberapa kali, jadi dia tahu di bawah kamar tamu adalah taman bunga yang tanahnya lunak. Dia juga pernah belajar ilmu bela diri, tahu bagaimana caranya mendarat dengan aman.

Jadi, dia baik-baik saja, hanya saja waktu melompat, roknya tersangkut sesuatu dan robek.

"Sayang sekali!"

Celine agak menyayangkan gaunnya, tapi ini lebih baik daripada tertangkap di situasi tadi.

Celine mendongak melihat kamar di lantai dua itu, jendelanya gelap, tetap tidak terlihat apa-apa.

Celine menghela napas lega, lalu dia mengoyak bagian rok yang rusak lalu dia buang ke semak-semak. Kemudian, dia berbalik pergi.

Di samping jendela kamar lantai dua, Andreas melihat semua yang Celine lakukan. Melihat sosok Celine yang berjalan pergi, muncul senyuman tipis di wajahnya yang dingin.

"Paman, ada yang jatuh?" Reza menyalakan lampu kamar dan segera masuk. Tadi, semuanya terjadi sangat cepat, dia juga tidak lihat apa yang terjadi.

Andreas masih menatap taman bunga di bawah. "Tadi di kamar ada kucing liar."

Kucing liar?

Di rumah kenapa bisa ada kucing liar?

Reza tidak bertanya lebih lanjut lagi, pikirannya saat ini penuh dengan pesta dansa yang akan segera dimulai. "Paman, pesta dansanya sudah mau dimulai, Paman tolong hadir. Paman masih belum ketemu dengan tunanganku, dia ada di bawah dan sangat menanti-nantikan bertemu dengan Paman."

Reza terus mengungkit tunangannya, membuat Andreas makin marah.

Dia menatap Reza dengan kesal.

Reza merinding melihat tatapan Andreas.

Dia merasa tatapan Andreas padanya berubah. Sebelumnya, tatapan Andreas kepadanya terasa jauh dan datar, seakan-akan dia sama sekali bukan apa-apa.

Namun, sekarang dia malah merasa aura permusuhan dari tatapan Andreas.

Ketika Reza gugup dan tidak tahu harus bagaimana, Andreas tiba-tiba berkata, "Aku penasaran juga dia benar-benar mau bertemu denganku atau nggak. Tapi pesta dansanya ... lebih baik diganti jadi pesta topeng!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Melly
menye menye
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status