Setelah meninggalkan Kantor Hukum Themis, pikiran Celine sangat berantakan dan hatinya juga tidak bisa tenang.Paman Benny bilang masih ada satu surat wasiat rahasia yang ditinggalkan ibunya. Terlebih lagi, ibunya berpesan kalau surat wasiat itu baru boleh dibuka setelah dia mewarisi Perusahaan Perhiasan Aurora.Ibunya meninggalkan surat wasiatnya dengan penuh persiapan, seakan-akan ibunya tahu kalau dirinya akan meninggal.Sekarang, surat wasiat rahasia ini makin meningkatkan kecurigaan Celine kalau kecelakaan waktu itu pasti tidak sesederhana itu!Ketika dia sedang merenung, ponselnya tiba-tiba berbunyi, ada telepon dari Winny Tantra, teman baiknya.Begitu telepon terhubung, langsung terdengar suara khawatir Winny. "Celine, kamu nggak apa-apa, 'kan? Maaf, dua hari ini kelompok tariku lagi latihan untuk pertunjukan, jadi ponsel kami disita. Tadi aku baru tahu kabar tentangmu. Irina kok gitu, sih? Sebar-sebar rumor sembarangan. Kalau ada aku, pasti sudah kukoyak mulutnya!"Rumor Celine
Ada beberapa detik Celine sedikit tergoda.Namun, sebelum mengetahui kenyataan kasus kecelakaan ibunya, dia tidak rela meninggalkan Kota Binara.Tepat ketika dia sedang memikirkan bagaimana caranya menolak Nicholas, pria itu berkata dengan lembut, "Nggak usah buru-buru jawabnya, undangan ini berlaku selamanya!"Celine pun menghela napas lega....Saat ini, hari sudah gelap. Di kantor yang terletak di lantai paling atas Menara Jayadi, Andreas yang baru selesai mengecek situasi dan kinerja perusahaannya sedang duduk di kursinya. Tanpa sadar, dia sedang menanti telepon dari Celine.Tiba-tiba ponselnya berbunyi.Namun, ketika dia melihat nama di layar ponselnya, mata Andreas langsung berubah dingin. Dia menerima panggilan dan berkata dengan ketus, "Apa!"James yang berada di ujung satunya lagi langsung merinding, memikirkan apa kesalahannya.Tiba-tiba dia menyadari sesuatu, keinginannya untuk bergosip langsung muncul. "Bagaimana? Semalam bagaimana? Ada terjadi sesuatu yang luar biasa? Kala
Setengah jam kemudian, Celine dan Nicholas masuk ke Hotel Binara dengan terburu-buru. Reza dan Lily yang sudah menunggu dari tadi di dalam langsung melihat mereka.Begitu melihat Nicholas, Lily langsung iri.Dia berpura-pura berkata dengan polos, "Enaknya jadi Kakak yang cantik, di sisinya selalu ada pelindung."Di mata Reza langsung muncul kebencian. Dia langsung menelepon seseorang. "Dia bersama seorang pria, suruh dia pisah dengan pria itu."Di lobi hotel, Celine lagi-lagi menerima panggilan dari nomor tak dikenal itu. "Pisah dengan orang di sampingmu!"Celine tahu orang ini memang mencari masalah dengannya.Selama ini, Celine bukan orang yang punya banyak musuh, selain Reza!Kelihatannya tendangannya tadi kurang kuat.Celine memaksakan diri tersenyum lalu berbalik dan berkata pada Nicholas, "Kak Nicholas, makasih atas tumpangannya. Aku mau pergi bertemu seorang teman lama, Kakak pulang saja dulu."Namun, Nicholas tidak percaya.Ketika dia mau mengatakan sesuatu, Celine malah menjul
Di kamar presidensial di Hotel Binara, Andreas sedang berdiri di depan jendela besar, diam-diam melihat ke bawah.Tadi di bawah, dia melihat mobil itu, yang berarti Celine dan pria itu juga datang ke Hotel Binara!Begitu teringat kucing liarnya itu mungkin sedang melakukan hal-hal yang tidak pantas di salah satu kamar bersama pria lain, Andreas merasa sangat tidak tenang.Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk, lalu seorang pengawal berkata dengan canggung, "Tuan, Tuan Muda Reza mengirim sebuah ... hadiah."Andreas pun mengernyit.Reza Linoa?Andreas makin kesal, dia hampir saja menyuruh pengawal itu pergi, tapi tiba-tiba dia berubah pikiran."Ya," jawab Andreas datar.Ya?Pengawal di luar pintu langsung berkeringat dingin. Pak Owen ditugaskan untuk menangani masalah Keluarga Ganta, jadi dia disuruh menggantikan Pak Owen untuk sementara. Namun, dia tidak mengerti pikiran Tuan, apa maksud kata "ya" ini?Dia panik lalu membuka pintu kamar Andreas.Begitu masuk, Lily langsung merasakan a
Tubuh Celine lemas dan teras panas. Perasaan seperti ini benar-benar sangat familier.Kali ini berbeda dengan sebelumnya, sebelumnya dia masih bisa memilih targetnya, tapi kali ini dia sepertinya tidak punya kesempatan memilih."Hehe. Sayang, aku sudah datang ...."Tiba-tiba, dia mendengar suara yang menjijikkan.Celine mendongak dan melihat seorang pria tua yang botak dan gendut menghampirinya dengan hanya memakai handuk di pinggangnya.Celine refleks mengumpat, "Reza sialan!"Bisa-bisanya dia mencari pria menjijikkan seperti ini!Sunarsa sama sekali tidak peduli kenapa yang datang bukan Lily. Melihat wanita yang jauh lebih cantik dari Lily, matanya langsung bersinar dan dia seketika menerjang ke arah Celine.Celine menggertakkan giginya. Tepat ketika Sunarsa sudah di depannya, Celine berusaha sekuat tenaga untuk lari lewat bawah lengan Sunarsa ke toilet lalu mengunci pintunya!Ekspresi Sunarsa langsung berubah. Dia pun membujuk dengan suara lembut yang menjijikkan, "Cantik, ngapain k
Kemudian, bibir Celine yang panas menempel ke bibir Andreas.Andreas tertegun sejenak. Celine seperti peri api, jelas-jelas teknik ciumannya sangat jelek, tapi bisa mengobarkan nafsu Andreas dengan sangat mudah."Sial, kamu yang minta," umpat Andreas.Untuk apa ke rumah sakit?Celine yang memulai, dia harus tanggung jawab!Suhu di dalam kamar mandi langsung meningkat.Sunarsa yang tadinya di luar kamar mandi sudah dibawa keluar kamar oleh pengawal Andreas.Keesokan harinya, saat langit mulai cerah.Celine perlahan-lahan bangun, merasa kepalanya sakit. Selain kepala, tubuhnya juga seperti habis ditindih truk, pegal di mana-mana.Tiba-tiba di benaknya muncul ingatan di kamar mandi semalam, dilanjutkan dengan ingatan-ingatan lainnya. Di kamar mandi, di kasur ....Celine langsung tersentak dan duduk, lalu menoleh melihat pria yang berbaring di sampingnya. Celine pun membeku selama lebih dari lima detik.Astaga!Apa lagi yang telah dia perbuat!Sepertinya dia lagi-lagi meniduri ....Celine
Saat ini di dalam kamar, setelah olahraga pagi yang panas, Andreas yang sudah berpakaian berdiri di depan jendela dengan suasana hati yang bagus.Dia mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan ke Owen, menyuruhnya mengantarkan satu set pakaian wanita. Kemudian, dia berbalik membelakangi jendela, menatap Celine yang berbaring telungkup di kasur sambil tersenyum.Tatapannya yang terang-terangan membuat wajah Celine memerah.Kemudian, dia memelototi Andreas dan tiba-tiba menyadari sesuatu. Semalam memang dia yang membuat inisiatif, berarti dia memang harus bayar!Namun, tadi jelas-jelas pria ini yang inisiatif duluan, dia dipaksa!Jadi, dia tidak mungkin bayar untuk yang tadi!Dia tidak mungkin keluar uang untuk membayar sesuatu yang bukan bagiannya!"Ehem ...." Celine berdeham, bersiap-siap mendiskusikan hal iniNamun, tiba-tiba pintu kamar terbuka."Celine?"Nicholas langsung berlari masuk. Melihat Celine yang hanya menunjukkan kedua lengan dan kepalanya di luar selimut, dia tetap tahu
"Kenapa? Kamu kenal orang yang marganya Jayadi juga?" Muncul kecanggungan di tatapan Andreas.Muncul topeng hitam itu di benak Celine.Teringat dia diculik dan hampir mati gara-gara pria itu, Celine merasa pria itu adalah pembawa kesialan baginya!"Ya itu, Tuan Muda Keluarga Jayadi. Menurutku ... dia itu bukan orang baik-baik!"Andreas mengernyit dan terdiam.Kenapa dia jadi bukan orang baik-baik?Ketika dia mau bertanya, Celine menepuk bahunya dan berkata, "Tapi kamu termasuk orang baik. Karena kamu sudah menyelamatkanku tiga kali, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik!"Andreas mengangkat alisnya dan berkata, "Oh gitu?"Bagaimana wanita ini mau memperlakukannya dengan baik?Andreas sangat tertarik, tapi ketika dia mau bertanya, dia mendengar Celine tertawa canggung, ekspresinya juga terlihat canggung. Kemudian, Celine berkata setelah meyakinkan diri, "Tadi ... maksudku yang tadi pagi, nggak dihitung, ya! Karena bukan aku yang minta! Kamu sendiri yang mau, hal ini harus dipisah .
"Tiga hari lagi, semoga kamu berhasil, juga semoga aku ... berhasil!"Lily terdiam.Dia bisa mengerti kalau mendoakan dia berhasil, tapi Nyonya mendoakan dirinya sendiri ....Setelah sadar kembali, Lily tetap tidak mengerti, tapi dia menambahkan, "Semoga kita berhasil."Nyonya pasti merasa kalau dia berhasil, Nyonya juga berhasil.Fera tahu Lily tidak mengerti, dia tidak menjelaskan, juga tidak berharap Lily mengerti. Ini urusan dan rencananya sendiri ... masa depannya sendiri!Malam ini, Andreas tidak pulang.Celine yang awalnya menunggu Andreas menerima telepon dari Albert. Albert bilang Andreas ada urusan yang sangat penting, tidak bisa pulang, suruh Celine jangan menunggu Andreas.Sebelum menutup telepon, dia masih berkata dengan misterius, "Celly, besok aku dan Paman bakal mengunjungimu, aku ada kejutan untukmu."Kejutan?Kejutan apa?Celine tertawa, dia pun mulai menantikannya.Demi "kejutan" ini, Albert hampir semalaman tidak tidur. Sejak awalnya percaya diri, perlahan-lahan mul
Hari ini mereka bisa muncul bersamaan hanya karena Fera mau pulang untuk mengambil barang-barangnya. Mendengar kabar ini, Omar sengaja buru-buru ke sana."Fera, aku bisa memaafkanmu, nggak usah cerai lagi." Omar sudah berpikir sangat lama.Waktu mengurus masalah perusahaan, dia tidak pernah bertele-tele, kebalikan dengan waktu menemui masalah perasaan.Baik dulu Shella, ataupun sekarang Fera, sama saja.Setelah hari itu, Omar berpikir sangat lama.Fera memang mengkhianatinya, tapi sebenarnya dia juga ada salah. Selama ini, di hatinya tetap ada Shella, dia masih memikirkan orang di masa lalu, melukai hati Fera."Heh ...."Di kegelapan malam, terdengar suara Fera mencibir.Fera tiba-tiba berbalik melihat Omar, senyumannya tidak bisa dideskripsikan, tidak seanggun dan selembut dulu. Omar tidak pernah melihat senyuman ini."Fera ....""Omar ...."Fera tidak lagi memanggilnya "Kak Omar" dengan lembut. "Kamu kenapa begini? Kamu memaafkanku karena mencintaiku? Atau karena setelah bersama sela
Asli?Mana mungkin asli?Nyonya Fera dan Tuan Andreas satunya ibu tiri, satunya lagi anak dari mantan istri. Di permukaan mereka terlihat damai, tapi sebenarnya musuh bebuyutan.Sementara kali ini, Tuan berpura-pura juga untuk menipu Nyonya Fera.Nyonya Fera berkali-kali mencoba untuk mencelakai Nyonya Celine, mana mungkin mengkhawatirkan Tuan?Saat Gian sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara dari ruang operasi."Andreas ...." Yuni memanggil sambil langsung terburu-buru berjalan ke sana dengan bantuan tongkat.Yang lainnya langsung mengikutinya. Akhirnya, di depan ruang operasi, mereka melihat Andreas didorong keluar.Matanya tertutup, di wajahnya masih ada luka dari kecelakaan. Tangan, kaki dan dada meski tertutup, tapi wajahnya jelas terlihat sangat pucat, seperti orang mati.Dari baru setelah kecelakaan, tidak terlihat ada perkembangan."Andreas, Andreas, ini Nenek. Kamu harus bertahan ...." Yuni seakan-akan sedang memohon.Omar juga memanggil Andreas dengan suara kecil.Kata do
"Paman, kamu tenang saja, kalau hal sekecil ini saja nggak bisa diselesaikan Andreas, dia nggak bakal dipanggil Tuan Andreas di Mastika."Dari kata-katanya, bisa dilihat Albert sebenarnya mengakui Andreas.Cuma karena Andreas setiap hari menempel dengan Celine, dia merasa Andreas sangat menyebalkan!Sekarang ...."Seenggaknya selama dua hari ini dia harus tinggal di rumah sakit, nggak bisa pergi." Albert sangat puas, dia merasa sangat pintar bisa terpikirkan ide seperti ini.Ekspresi Donny pun berubah jadi lebih baik. "Benar juga, akting harus sempurna. Dia dirawat di rumah sakit karena luka parah, sudah seharusnya ada buktinya. Tapi, beberapa hari ke depan nggak ada yang masak untuk Celly ...."Donny mengernyit, lagi-lagi kesusahan."Memangnya kenapa, lagian bukan cuma Andreas yang bisa masak!" Albert tidak peduli.Donny menatapnya dan bertanya, "Kamu bisa?"Albert terdiam.Dia mana bisa?Namun ...."Nggak bisa, tapi bisa belajar. Nggak ada yang lahir langsung bisa masak, semua harus
Suasana di meja makan sangat aneh.Donny dan Albert tersenyum lembut sambil mengambilkan makanan untuknya. "Celly, makan ini, kesukaanmu ...."Begitu makanan itu ditaruh ke piring Celine, seseorang langsung berkata, "Sayang, aku yang masak."Andreas melihat Celine dengan wajah meminta pujian."Huh! Nggak enak!"Albert menunjukkan kekesalannya pada Andreas tanpa menyembunyikannya sama sekali. Dia memainkan makanan di piringnya lalu makan sesuap, awalnya ingin dia muntahkan, tapi tadi siang dia datang supaya bisa makan siang bersama Celly, jadi dia tidak makan siang.Siang belum makan, sudah kenyang karena emosi.Namun, meski marah, tapi waktu makanan ini masuk ke mulutnya, dia merasa sedikit lapar.Tidak disangka keahlian masak Andreas ini ... lumayan juga?Albert "memaksakan diri" menelan, tapi awalnya dia mau memuntahkannya untuk mengejek Andreas. Sekarang terpaksa ....Albert menekan bibirnya, kembali berkata, "Nggak enak! Nggak enak banget!"Namun, kecepatannya mengambil makanan tid
Berkali-kali ada yang datang, Andreas membiarkan mereka menunggu ....Begitu teringat rasa malu tiap kali dia dan Andreas turun untuk menghadapi Donny dan Albert, wajah Celine langsung memerah.Namun, wajahnya yang merona ini membuat Andreas semakin kehilangan kendali diri.Nafsu di matanya sudah tidak bisa disembunyikan lagi.Suasana di dalam kamar langsung memanas.Di bawah, Donny dan Albert sudah minum beberapa gelas teh.Albert akhirnya kehilangan kesabaran dan melihat Owen yang berdiri di samping dengan sangat canggung."Tuanmu itu nggak seharusnya tinggal di sini!" Albert tidak menemukan tempat pelampiasan, jadi dia terpaksa melampiaskan amarahnya ke Owen.Sudah berapa lama mereka menunggu?Setiap kali datang, mereka harus menunggu.Andreas apa tidak bisa menahan diri?Owen yang dipelototi dua orang dalam hati menangis.Dulu Tuan Andreas tidak seperti ini, dia juga tidak tahu kenapa tuannya jadi tidak bisa menahan diri begini.Namun ...."Tuan dan Nyonya itu suami istri, mesra be
Seperti dugaan Celine, suara itu memang terdengar tidak puas.Celine merasakan firasat buruk, dia konsentrasi penuh, pura-pura tidak dengar.Andreas yang duduk di sofa tidak jauh dari Celine pun mengernyit.Aneh, sangat aneh.Dia sudah melihat Celine selama ini, biasanya Celine harusnya bisa merasakan dan membalas tatapannya supaya dia bisa melanjutkan rencananya.Namun ....Apa Celine tidak merasakan tatapannya?Andreas bahkan sudah memainkan matanya, memperjelas tatapannya, tapi Celine tetap tidak bereaksi.Aneh, sangat aneh!Oleh karena itu, dia terpaksa memakai cara lain. "Sayang ...."Panggil sekali, Celine tetap tidak bereaksi?Kerutan di dahi Andreas semakin dalam.Tidak seharusnya begini, apa suaranya kurang kencang?"Sayang ...." Lagi-lagi.Tetap tidak ada reaksi, apa pesonanya kurang?"Sayang ...." Sekali lagi.Setiap panggilan itu membuat hati Celine seakan diremas semakin kuat. Dia tahu nggak ada yang baik dari panggilan ini. Namun, sepertinya kalau terus pura-pura tidak de
Lily mengira Hansen percaya padanya seratus persen, seketika dia pun semakin tenang. Dia semakin yakin kalau semua yang pernah dia lakukan sebelumnya tidak boleh diketahui Hansen selamanya.Sementara di masa depan ....Dia cuma perlu jadi Lala, jadi adiknya Hansen dan menikmati kebahagiaan ini!"Kak, ayo kita pulang istirahat." Lily pun langsung lega dan mulai bersikap manja pada Hansen.Dia segera menarik Hansen keluar, tanpa sadar begitu dia balik badan, mata Hansen langsung dipenuhi dengan kejijikan.Hansen ingin mengibaskan tangan Lily.Namun dia menahan diri, memberi tahu diri sendiri kalau dia harus memikirkan rencana mereka.Tinggal sebentar lagi, begitu Lily menunjukkan ekor rubahnya, mereka sudah boleh mulai menyerang!Saat ini, Hansen pun merasa iri dengan Andreas.Dengan satu kecelakaan, Andreas keluar dari perhatian publik.Hampir semua orang mengira kalau orang yang terluka parah di kecelakaan hari itu adalah Andreas.Hampir semua orang mengira kalau Andreas tidak muncul b
Tatapan itu sangat dingin.Selama ini Hansen selalu melihatnya dengan lembut, mana mungkin seperti ini?Namun tak lama kemudian, emosi dingin di matanya menghilang. Waktu Lily melihat Hansen lagi, tatapannya sudah kembali lembut.Namun tadi ... apa cuma bayangannya saja?Tidak, bukan!Hatinya jelas-jelas gemetar karena kedinginan itu, tidak mungkin cuma perasaannya saja.Lily mengernyit, dia mau mencari tahu.Tepat ketika dia sedang berpikir, dia mendengar Hansen berkata secara perlahan, "Aku cuma sisa satu adik, apa yang harus kulakukan?"Suaranya penuh dengan penderitaan.Lily segera sadar kembali. Semakin Hansen sedih, semakin dia harus menunjukkan kegunaannya. "Kak, aku bakal menemanimu seumur hidup!"Sisa satu adik itu sudah pasti dia!"Apakah sepuluh persen cukup?" tanya Hansen.Kalau tadi menghibur Hansen adalah misinya, maka sekarang waktu mendengar pertanyaan ini, dia langsung semangat.Tidak cukup! Tentu saja tidak cukup!Dia mau semuanya, seluruh Grup Nadine! Namun, takutnya