Saat ini di dalam kamar, setelah olahraga pagi yang panas, Andreas yang sudah berpakaian berdiri di depan jendela dengan suasana hati yang bagus.Dia mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan ke Owen, menyuruhnya mengantarkan satu set pakaian wanita. Kemudian, dia berbalik membelakangi jendela, menatap Celine yang berbaring telungkup di kasur sambil tersenyum.Tatapannya yang terang-terangan membuat wajah Celine memerah.Kemudian, dia memelototi Andreas dan tiba-tiba menyadari sesuatu. Semalam memang dia yang membuat inisiatif, berarti dia memang harus bayar!Namun, tadi jelas-jelas pria ini yang inisiatif duluan, dia dipaksa!Jadi, dia tidak mungkin bayar untuk yang tadi!Dia tidak mungkin keluar uang untuk membayar sesuatu yang bukan bagiannya!"Ehem ...." Celine berdeham, bersiap-siap mendiskusikan hal iniNamun, tiba-tiba pintu kamar terbuka."Celine?"Nicholas langsung berlari masuk. Melihat Celine yang hanya menunjukkan kedua lengan dan kepalanya di luar selimut, dia tetap tahu
"Kenapa? Kamu kenal orang yang marganya Jayadi juga?" Muncul kecanggungan di tatapan Andreas.Muncul topeng hitam itu di benak Celine.Teringat dia diculik dan hampir mati gara-gara pria itu, Celine merasa pria itu adalah pembawa kesialan baginya!"Ya itu, Tuan Muda Keluarga Jayadi. Menurutku ... dia itu bukan orang baik-baik!"Andreas mengernyit dan terdiam.Kenapa dia jadi bukan orang baik-baik?Ketika dia mau bertanya, Celine menepuk bahunya dan berkata, "Tapi kamu termasuk orang baik. Karena kamu sudah menyelamatkanku tiga kali, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik!"Andreas mengangkat alisnya dan berkata, "Oh gitu?"Bagaimana wanita ini mau memperlakukannya dengan baik?Andreas sangat tertarik, tapi ketika dia mau bertanya, dia mendengar Celine tertawa canggung, ekspresinya juga terlihat canggung. Kemudian, Celine berkata setelah meyakinkan diri, "Tadi ... maksudku yang tadi pagi, nggak dihitung, ya! Karena bukan aku yang minta! Kamu sendiri yang mau, hal ini harus dipisah .
Andreas langsung merasa seakan-akan hatinya diremas.Tepat ketika dia sedang khawatir ketahuan, Celine malah mengira Tuan Muda Keluarga Jayadi ada di belakangnya. Dia mengumpat lalu langsung menarik Andreas pergi secepat mungkin. Dia bahkan sambil jalan sambil berdoa, "Jangan sampai kelihatan, jangan sampai kelihatan ...."Manajer hotel yang ditinggalkan sudah meminta maaf panjang lebar, tapi ketika dia mendongak, tidak ada orang sama sekali. Dia pun bingung.Sementara Celine sudah menarik Andreas menjauh dari hotel. Setelah merasa sudah aman, dia baru berhenti.Celine menoleh melihat sederet mobil mewah itu. Setelah melihat tidak ada orang, dia baru menghela napas lega. "Hampir saja! Untung nggak kelihatan dia. Ingat, kalau kamu mendengar orang memanggil Tuan Muda Jayadi, kamu cepat-cepat lari sejauh mungkin. Mengerti?""Hah? Oh, ya." Andreas mengernyit sambil merenung menatap Celine.Tepat pada saat ini, Owen yang menyusul mereka baru saja mau bertanya apakah Tuan mau mobilnya dibawa
Celine?Saat ini, dia memakai kemeja putih polos dan celana jin, rambutnya panjang melewati bahu. Pertama kalinya James melihat orang aslinya, terlihat tanda-tanda terpesona di tatapannya.Selama empat tahun sejak dia pulang, dia sudah sering menemui nona-nona dari keluarga kaya di Kota Binara. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Celine, malah Andreas si "orang top di Kota Mastika" ini yang berhasil mendapatkan wanita itu.James menghela napas kecewa. Dia tentu saja tidak berani menyentuh wanita yang disukai Andreas.Kemudian, James melihat sudah ada balasan dari pesan undangan yang dia kirim ke Andreas."Ada urusan, nggak bisa." Tolakan yang simpel dan blak-blakan.James sangat kesal.Dia lembur kerja demi menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayahnya lalu buru-buru pulang dari Kota Penta demi mendengar gosip Andreas, tapi Andreas tidak memberinya kesempatan!James melihat ke arah Celine lalu menulis pesan lagi: "Aku kayaknya melihat Celine, cewek cantikmu itu."Selesai, kirim.Ti
Celine sama sekali tidak melihat Irina. "Dia ada urusan, nggak bisa datang."Ekspresi Bastian langsung berubah muram, dia sengaja memanggil semua orang datang untuk menekan suami barunya Celine.Suaminya tidak datang? Jadi, sia-sia dia menyiapkan semua ini?"Urusan apa yang lebih penting dari menemui ayah mertua? Kamu telepon dia sekarang juga, suruh dia datang," perintah Bastian.Celine tetap makan, seakan-akan tidak mendengar kata-kata ayahnya.Irina tiba-tiba tertawa sinis dan berkata, "Apa jangan-jangan Kakak Ipar nggak pantas ada di sini, jadi Kak Celine nggak mengizinkan dia datang? Jangan-jangan dia pria tua? Apa dia tahu malam itu kamu pergi main ke Bar Artemis?""Menurutku, kalau Kakak Ipar sudah tua, kamu lebih baik menikah dengan pria ganteng di Bar Artemis itu!"Celine yang sedang mengambil lobster dan hendak memasukkannya ke dalam mulut seketika berhenti.Heh ....Dia memang menikah dengan pria ganteng di Bar Artemis itu!Namun, Celine lega dia tidak menyuruh pria itu data
"Celine, Celine, nggak kusangka sekarang kamu maunya sama seorang ...."Irina sangat senang, dia memasang ekspresi mengejek, hendak memanfaatkan kesempatan ini untuk mempermalukan Celine. Namun, sebelum dia selesai berbicara, Celine sudah maju lalu menampar Irina."Ah ...." Irina mengelus wajahnya dan berkata, "Celine, kamu ....""Aku harusnya sudah menamparmu dari tadi. Malam itu, kalau bukan karena kamu ...."Celine menatap Irina dengan tatapan tajam, membuatnya merasa tertekan.Irina langsung merasa bersalah, karena takut Celine mengatakan kalau dia yang menaruh obat di minuman Celine, Irina langsung berseru duluan, "Celine, pacarku adalah manajer Perusahaan Jayadi, sangat dihargai oleh Tuan Jayadi. Kamu berani memukulku? Kamu nggak takut pacarku meminta tolong Tuan Jayadi menghancurkan Keluarga Maira?"Mendengar ini, Bastian lagi-lagi langsung mengangkat tangannya ke arah Celine.Namun, sebelum tangan itu sampai ke Celine, sudah digenggam oleh Andreas.Melihat kelakuan ayahnya, Cel
Kata "suami" yang keluar dari mulut Celine terdengar sangat manis.Andreas pun tertegun sejenak."Aku sudah nggak punya apa-apa .... Aku diusir dari rumah, semua uangku juga sudah kukasih ke kamu. Aku ... aku cuma punya kamu."Celine terlihat sangat kasihan.Andreas teringat tadi di Restoran Meridian, jelas-jelas Celine terus menahan emosi saat disindir dan dipermalukan, tapi akhirnya Celine membalas orang-orang itu demi dia.Andreas pun menarik kembali tangannya yang tadi hendak mendorong Celine."Kalau kamu mau membalas mereka, aku bisa membantumu!" Dia jarang-jarang berinisiatif membantu orang, tapi karena Celine hari ini membelanya, dia ... boleh membuat pengecualian.Namun, setelah menunggu sekian lama, orang di pelukannya tidak bersuara.Andreas mengernyit lalu menunduk melihat Celine. Ternyata wanita ini sudah tertidur!Andreas pun terdiam.Wajah Celine menempel di dada Andreas dan air liur mengalir keluar dari mulutnya."Jorok banget!"Andreas memasang ekspresi jijik, tapi dia
Celine tiba-tiba tegang ditatap oleh Andreas seperti itu.Dia pun terdiam.Hal ini ... memangnya boleh dikatakan secara terang-terangan?"Nggak, nggak ...." Celine tertawa canggung lalu kabur.Setelah itu, dia sibuk sana-sini di depan mesin pencetak lalu dia membawa sebuah perjanjian ke depan Andreas."Ini adalah perjanjian pernikahan kita. Sebelumnya aku nggak ada waktu, jadi baru dicetak sekarang."Andreas melirik isi perjanjian itu. Di atasnya tertulis jelas kalau pernikahan mereka adalah sebuah perjanjian. Setelah satu bulan, mereka akan cerai dan tidak berhubungan lagi. Juga tertulis bahwa Celine akan membayar sisa utangnya yang hampir 10 miliar itu sebelum mereka cerai.Andreas tidak tahu kenapa dia merasa kesal. "Satu bulan? Kamu yakin bisa bayar sembilan miliar dalam satu bulan?"Celine menepuk dadanya dan berkata dengan penuh percaya diri, "Tentu saja, satu bulan sudah cukup! Cepat tanda tangan!"Perlombaan Desain Perhiasan akan diadakan satu bulan lagi. Nanti setelah dia mena
Gadis itu mengejar poster itu seakan-akan itu sangat berharga. Namun, waktu mendongak melihat pria di depannya, dia langsung tertegun.Tampan sekali!Gadis itu tertegun.Temannya yang ikut mengejar poster itu juga tertegun."Nih."Suara pria itu sangat memesona, membuatnya merasa mau menikahinya hanya karena suaranya.Tampan sekali ....Sampai setelah pria itu menyerahkan poster itu dan pergi jauh, gadis itu dan temannya baru sadar kembali.Setelah itu, mereka berbalik melihat sosok pria tampan itu."Ganteng sekali, suaranya juga sangat enak didengar.""Mukanya mirip sekali dengan seseorang. Dylan! Benar, mirip Dylan Retno. Mereka mirip sekali, tapi sepertinya dia lebih ganteng.""Sayang sekali dia sudah punya pacar, pacarnya beruntung sekali!"Mereka berdua terlihat sangat iri.Suara itu dibawa angin sampai ke depan. Kata "pacar" itu membuat Lala sangat senang, dia pun menoleh melihat pria di sampingnya.Ekspresi Andreas sangat tenang.Dia juga tidak menyangkal kata "pacar" itu.Bagus
Setelah keluar dari bar, Andreas menunggu Lala menjemputnya.Tidak disangka, dia malah melihat wanita itu lagi!Wanita itu tetap, tapi pria di sampingnya sudah berubah.Dia memang sangat cantik, tatapannya terhadap pria membuat orang ingin melindunginya. Wanita ini memang hebat!Andreas merasa hatinya dipenuhi kekesalan.Sebuah api amarah yang tidak diketahui asalnya berkobar, tapi kemudian dia tertawa.Seseorang yang tidak ada hubungan apa pun dengannya, untuk apa dia marah?"Kak Tuvin ...."Pikiran Andreas buyar dan melihat Lala berlari ke hadapannya.Napasnya terengah-engah, sepertinya tadi dia lari dengan sangat terburu-buru. "Kak, kenapa kamu di sini? Nggak terjadi apa-apa, 'kan?"Lala menatap Andreas lalu diam-diam mencari tahu."Aku terlalu bosan, jadi jalan-jalan ke sini."Apa benar dia jalan-jalan sampai ke sini?Tempat mereka berpisah berjarak beberapa kilometer dari sini. Kalau benar tidak sengaja jalan ke sini, kenapa bukan ke tempat lain?Lala melihat bar yang ada di belak
Artemis ....Entah kenapa, bar ini membuatnya merasa familier.Seakan-akan dia pernah ke sini.Namun, meski sudah berusaha mengingat, dia tidak ada ingatan tentang tempat ini. Dia berdiri sangat lama di depan lalu akhirnya berjalan masuk.Awalnya, dia memesan segelas arak.Mungkin karena refleksnya ingin mencari tahu dari mana asal rasa familier itu, dia tidak peduli dengan araknya, melainkan mengamati setiap sudut dari bar ini. Waktu dia melihat salah satu meja, tatapannya tidak bisa berpaling lagi.Seakan-akan meja itu ada kekuatan ajaib yang menariknya, dia pun menghampiri meja itu.Begitu dia duduk di meja itu, di benaknya muncul sebuah adegan. Namun, waktu dia mau menangkap adegan itu, ponselnya berbunyi.Telepon dari Lala.Suasana di bar sangat berisik.Tidak jauh darinya, dia mendengar seruan kaget seorang wanita lalu suara minta maaf seorang pelayan. Dia tidak melihat ke arah suara itu, melainkan mengernyit sambil berjalan keluar untuk mengangkat telepon.Lala yang sudah selesa
Berbagai macam pertanyaan muncul di benak James."Ponselnya kenapa bisa ada di kamu?" tanya James panik. Saat ini, di hatinya muncul firasat buruk.Andreas ...."Dia menghilang." Suara Celine terdengar dari telepon, juga dari telinganya.James tertegun sekian lama baru menggumam, "Menghilang? Kok bisa? Andreas mana mungkin bisa hilang?"Dia sangat mengenal Andreas.Siapa orang yang bisa membuatnya menghilang?Namun Celine tidak terlihat seperti sedang bercanda.Perlahan-lahan, dia baru menerima informasi yang mengejutkan ini. Celine pun menceritakan secara garis besar kejadian di Mastika.Meski nada suaranya sangat tenang,James bisa merasakan perasaan di balik ketenangan itu.Celine adalah orang yang paling khawatir, takut, dan ingin secepatnya menemukan Andreas untuk memastikan kalau dia baik-baik saja.Melihat senyuman di wajah Celine, James merasa sangat kasihan padanya."Celly, pasti bakal ketemu. Dia mungkin bakal tiba-tiba muncul di depanmu. Andreas nggak tega meninggalkanmu!"J
Waktu James turun, dia kebetulan bertemu dengan pelayan yang mengambil pesanan Celine tadi.Dia pun bertanya secara asal, "Nona itu pesan apa?"Alkohol apa pun yang Celine pesan, harus dia yang bayar.Kalau sampai Andreas tahu Celine mengeluarkan uang di sini, pasti tidak akan mengampuninya.Oleh karena itu, dia sangat tahu diri.Namun, pelayan itu menjawab, "Dia bilang alkoholnya terserah, terus dia meminta segelas air hangat."Tidak aneh meminta segelas air hangat.Namun, pelayan itu mengernyit. "Awalnya dia meminta jus, setelah itu dia memesan sebotol alkohol, tapi sepertinya dia nggak ingin minum alkohol."Tidak ingin minum alkohol?James melirik Celine lalu berkata, "Kita nggak ada jus?"Pelayan itu tertegun, di menu mereka memang tidak ada jus!James sepertinya juga tahu di menu tidak ada pilihan jus, tapi ...."Ada buah, nggak?"Pelayan itu mengangguk sambil berkata, "Ada.""Blender sekarang juga!" perintah James. Kalau Celine mau minum jus, dia mana mungkin tidak memberikannya?
Ternyata keputusan ini dilakukan demi Celine.Saat itu, Noni semakin yakin dengan kebaikan Lina terhadap Celine.Di kursi kelas bisnis,Noni melihat kelelahan di wajah Celine. Dia pun berkata dengan penuh perhatian, "Nona Celine, kamu tidur saja dulu. Aku bakal membangunkanmu waktu kita sudah sampai di Binara."Bekerja di bagian desain,Celine tidak terbiasa dengan panggilan "Bu Celine", jadi dia meminta mereka memanggilnya "Nona Celine".Lina memanggilnya Kak Celly, pegawai bagian desain lainnya memanggilnya Nona Celine. Meski ada perbedaan, sekarang sudah tidak ada orang yang merasa cemburu.Celine tidak menolak sarannya.Noni menyerahkan sebuah penutup mata yang baru, Celine pun tersenyum dan berkata, "Terima kasih."Senyumannya sangat tulus, begitu juga ucapan terima kasihnya.Celine memakai penutup mata lalu menutup matanya. Dia memang sedikit lelah, jadi dia langsung mengantuk. Sebelum tidur, di benaknya terngiang kata-kata Carla waktu mengantarnya di bandara tadi.Waktu itu, Car
"Celly ...." Hansen langsung membuka mulut ingin menasihati Celine.Namun, Celine malah berkata, "Babak final kompetisi ini tetap di Binara. Aku dan Andreas kenalan di Binara, kalau dihitung-hitung, sudah mau setahun."Lebih tepatnya, masih ada sepuluh hari sampai waktu dia bertemu dengan Andreas tahun lalu di Binara.Belakangan ini, Celine sering teringat dengan setiap detail mereka bertemu di Binara.Tekadnya itu perlahan-lahan menguat.Dia mau kembali ke Binara!Setelah Celine selesai bicara, tiga orang lainnya tahu apa yang dipikirkan Celine.Awalnya mereka mau membujuknya, tapi sekarang mereka tidak tega mengecewakan Celine.Namun, meski begitu, kesehatan Celine tetap penting, jadi mereka bertiga membuat perjanjian."Boleh saja ke Binara, tapi untuk Kompetisi Desainer Nasional, kamu cuma boleh jadi juri di babak final. Kamu nggak boleh mengurus yang lain," ujar Hansen.Celine pun mengangguk."Begini saja, kita temani kamu," ujar Hansen lagi.Dua orang lainnya juga segera menambahk
Lala berkata dengan penuh perhatian.Di dalam hatinya, dia merasa tidak berdaya.Waktu dia membawa Andreas ke Master Gion, Andreas bangun dengan tiba-tiba. Agar Andreas tidak curiga, dia membuat sebuah identitas untuk Andreas.Tuvin Sarwen!Cucu Master Gion yang benar-benar ada.Hanya saja, tidak ada yang tahu kalau Tuvin yang asli sudah mati tiga tahun yang lalu.Lala memberi Andreas identitas "Tuvin Sarwen", lalu memberitahunya banyak ingatan yang setengah asli setengah palsu. Di antaranya, pekerjaan dan hobi Tuvin itu asli!Dia dari awal sudah berencana ke luar negeri.Dia akan lebih tenang kalau meninggalkan negeri ini.Sekarang Celine melakukan hal seperti ini, membuatnya semakin bertekad untuk pergi secepatnya!"Oke."Suara Andreas yang berat terdengar sedikit tanpa emosi.Mendengar jawabannya, Lala langsung tersenyum cerah. "Kalau begitu, aku siap-siap secepat mungkin."......."Penantian" dari Perusahaan Perhiasan Nadine seketika menghebohkan seluruh negeri.Saat ini, Celine su
Lala langsung tertegun.Dia menoleh melihat Andreas, begitu melihat mata Andreas yang masih tertutup rapat, dia baru tenang kembali.Namun, nama "Celine" yang disebut Andreas tadi membuat hatinya bergejolak.Pasti karena hari ini Andreas melihat Celine, makanya bisa begini.Dia tidak bisa menunggu lagi.Lala langsung mendesak Master Gion. "Kakek, cepat."Lala mundur beberapa langkah, Master Gion pun tidak berlama-lama lagi dan langsung mengeluarkan sebuah jarum suntik, hendak menyuntikkan sesuatu ke Andreas.Saat ini, mimpi Andreas masih berlanjut.Dia tidak tahu kenapa dia bisa bermimpi seperti itu. Dia memimpikan desainer wanita yang dia lihat di TV hari ini.Di mimpi, desainer itu tersenyum padanya.Senyuman itu entah kenapa membuatnya merasa hangat.Melihat desainer itu sedang sarapan, hatinya terasa sangat puas.Adegan di depannya terus berubah, setiap adegan terlihat desainer itu, terkadang sedang tersenyum, terkadang terlihat dingin. Setiap ekspresinya memengaruhi perasaan Andre