"Kenapa? Kamu kenal orang yang marganya Jayadi juga?" Muncul kecanggungan di tatapan Andreas.Muncul topeng hitam itu di benak Celine.Teringat dia diculik dan hampir mati gara-gara pria itu, Celine merasa pria itu adalah pembawa kesialan baginya!"Ya itu, Tuan Muda Keluarga Jayadi. Menurutku ... dia itu bukan orang baik-baik!"Andreas mengernyit dan terdiam.Kenapa dia jadi bukan orang baik-baik?Ketika dia mau bertanya, Celine menepuk bahunya dan berkata, "Tapi kamu termasuk orang baik. Karena kamu sudah menyelamatkanku tiga kali, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik!"Andreas mengangkat alisnya dan berkata, "Oh gitu?"Bagaimana wanita ini mau memperlakukannya dengan baik?Andreas sangat tertarik, tapi ketika dia mau bertanya, dia mendengar Celine tertawa canggung, ekspresinya juga terlihat canggung. Kemudian, Celine berkata setelah meyakinkan diri, "Tadi ... maksudku yang tadi pagi, nggak dihitung, ya! Karena bukan aku yang minta! Kamu sendiri yang mau, hal ini harus dipisah .
Andreas langsung merasa seakan-akan hatinya diremas.Tepat ketika dia sedang khawatir ketahuan, Celine malah mengira Tuan Muda Keluarga Jayadi ada di belakangnya. Dia mengumpat lalu langsung menarik Andreas pergi secepat mungkin. Dia bahkan sambil jalan sambil berdoa, "Jangan sampai kelihatan, jangan sampai kelihatan ...."Manajer hotel yang ditinggalkan sudah meminta maaf panjang lebar, tapi ketika dia mendongak, tidak ada orang sama sekali. Dia pun bingung.Sementara Celine sudah menarik Andreas menjauh dari hotel. Setelah merasa sudah aman, dia baru berhenti.Celine menoleh melihat sederet mobil mewah itu. Setelah melihat tidak ada orang, dia baru menghela napas lega. "Hampir saja! Untung nggak kelihatan dia. Ingat, kalau kamu mendengar orang memanggil Tuan Muda Jayadi, kamu cepat-cepat lari sejauh mungkin. Mengerti?""Hah? Oh, ya." Andreas mengernyit sambil merenung menatap Celine.Tepat pada saat ini, Owen yang menyusul mereka baru saja mau bertanya apakah Tuan mau mobilnya dibawa
Celine?Saat ini, dia memakai kemeja putih polos dan celana jin, rambutnya panjang melewati bahu. Pertama kalinya James melihat orang aslinya, terlihat tanda-tanda terpesona di tatapannya.Selama empat tahun sejak dia pulang, dia sudah sering menemui nona-nona dari keluarga kaya di Kota Binara. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Celine, malah Andreas si "orang top di Kota Mastika" ini yang berhasil mendapatkan wanita itu.James menghela napas kecewa. Dia tentu saja tidak berani menyentuh wanita yang disukai Andreas.Kemudian, James melihat sudah ada balasan dari pesan undangan yang dia kirim ke Andreas."Ada urusan, nggak bisa." Tolakan yang simpel dan blak-blakan.James sangat kesal.Dia lembur kerja demi menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayahnya lalu buru-buru pulang dari Kota Penta demi mendengar gosip Andreas, tapi Andreas tidak memberinya kesempatan!James melihat ke arah Celine lalu menulis pesan lagi: "Aku kayaknya melihat Celine, cewek cantikmu itu."Selesai, kirim.Ti
Celine sama sekali tidak melihat Irina. "Dia ada urusan, nggak bisa datang."Ekspresi Bastian langsung berubah muram, dia sengaja memanggil semua orang datang untuk menekan suami barunya Celine.Suaminya tidak datang? Jadi, sia-sia dia menyiapkan semua ini?"Urusan apa yang lebih penting dari menemui ayah mertua? Kamu telepon dia sekarang juga, suruh dia datang," perintah Bastian.Celine tetap makan, seakan-akan tidak mendengar kata-kata ayahnya.Irina tiba-tiba tertawa sinis dan berkata, "Apa jangan-jangan Kakak Ipar nggak pantas ada di sini, jadi Kak Celine nggak mengizinkan dia datang? Jangan-jangan dia pria tua? Apa dia tahu malam itu kamu pergi main ke Bar Artemis?""Menurutku, kalau Kakak Ipar sudah tua, kamu lebih baik menikah dengan pria ganteng di Bar Artemis itu!"Celine yang sedang mengambil lobster dan hendak memasukkannya ke dalam mulut seketika berhenti.Heh ....Dia memang menikah dengan pria ganteng di Bar Artemis itu!Namun, Celine lega dia tidak menyuruh pria itu data
"Celine, Celine, nggak kusangka sekarang kamu maunya sama seorang ...."Irina sangat senang, dia memasang ekspresi mengejek, hendak memanfaatkan kesempatan ini untuk mempermalukan Celine. Namun, sebelum dia selesai berbicara, Celine sudah maju lalu menampar Irina."Ah ...." Irina mengelus wajahnya dan berkata, "Celine, kamu ....""Aku harusnya sudah menamparmu dari tadi. Malam itu, kalau bukan karena kamu ...."Celine menatap Irina dengan tatapan tajam, membuatnya merasa tertekan.Irina langsung merasa bersalah, karena takut Celine mengatakan kalau dia yang menaruh obat di minuman Celine, Irina langsung berseru duluan, "Celine, pacarku adalah manajer Perusahaan Jayadi, sangat dihargai oleh Tuan Jayadi. Kamu berani memukulku? Kamu nggak takut pacarku meminta tolong Tuan Jayadi menghancurkan Keluarga Maira?"Mendengar ini, Bastian lagi-lagi langsung mengangkat tangannya ke arah Celine.Namun, sebelum tangan itu sampai ke Celine, sudah digenggam oleh Andreas.Melihat kelakuan ayahnya, Cel
Kata "suami" yang keluar dari mulut Celine terdengar sangat manis.Andreas pun tertegun sejenak."Aku sudah nggak punya apa-apa .... Aku diusir dari rumah, semua uangku juga sudah kukasih ke kamu. Aku ... aku cuma punya kamu."Celine terlihat sangat kasihan.Andreas teringat tadi di Restoran Meridian, jelas-jelas Celine terus menahan emosi saat disindir dan dipermalukan, tapi akhirnya Celine membalas orang-orang itu demi dia.Andreas pun menarik kembali tangannya yang tadi hendak mendorong Celine."Kalau kamu mau membalas mereka, aku bisa membantumu!" Dia jarang-jarang berinisiatif membantu orang, tapi karena Celine hari ini membelanya, dia ... boleh membuat pengecualian.Namun, setelah menunggu sekian lama, orang di pelukannya tidak bersuara.Andreas mengernyit lalu menunduk melihat Celine. Ternyata wanita ini sudah tertidur!Andreas pun terdiam.Wajah Celine menempel di dada Andreas dan air liur mengalir keluar dari mulutnya."Jorok banget!"Andreas memasang ekspresi jijik, tapi dia
Celine tiba-tiba tegang ditatap oleh Andreas seperti itu.Dia pun terdiam.Hal ini ... memangnya boleh dikatakan secara terang-terangan?"Nggak, nggak ...." Celine tertawa canggung lalu kabur.Setelah itu, dia sibuk sana-sini di depan mesin pencetak lalu dia membawa sebuah perjanjian ke depan Andreas."Ini adalah perjanjian pernikahan kita. Sebelumnya aku nggak ada waktu, jadi baru dicetak sekarang."Andreas melirik isi perjanjian itu. Di atasnya tertulis jelas kalau pernikahan mereka adalah sebuah perjanjian. Setelah satu bulan, mereka akan cerai dan tidak berhubungan lagi. Juga tertulis bahwa Celine akan membayar sisa utangnya yang hampir 10 miliar itu sebelum mereka cerai.Andreas tidak tahu kenapa dia merasa kesal. "Satu bulan? Kamu yakin bisa bayar sembilan miliar dalam satu bulan?"Celine menepuk dadanya dan berkata dengan penuh percaya diri, "Tentu saja, satu bulan sudah cukup! Cepat tanda tangan!"Perlombaan Desain Perhiasan akan diadakan satu bulan lagi. Nanti setelah dia mena
Di Menara Jayadi, para direktur perusahaan sangat tegang karena semalam mereka tiba-tiba dikumpulkan untuk rapat lewat konferensi video, mereka pikir hari ini di Menara Jayadi pasti akan ada angin topan dan hujan badai.Namun, ketika Andreas datang, dia yang biasanya memasang wajah dingin tiba-tiba tersenyum.Semua orang langsung bengong.Termasuk Owen!Semalam Andreas menyuruhnya pulang kerja duluan. Apakah ada hal menyenangkan yang terjadi ketika dia tidak ada?"Tuan, ini adalah dokumen dan surat yang diterima pagi ini." Owen menaruh dokumen-dokumen itu di meja kerja, ingin bertanya tapi tidak berani.Andreas membalik-balik dokumen-dokumen itu lalu tatapannya jatuh pada sebuah surat tanpa nama. Saat dia membuka surat itu, dia lagi-lagi melihat sebuah foto.Foto itu adalah adegan yang terjadi di dalam kamar hotel kemarin pagi.Awalnya Andreas mau mencari tahu asal foto ini, tapi di foto itu terlihat Celine yang ada di atas kasur sedang panik. Celine sedang mengkhawatirkan dia!Andreas
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s
Dia pernah membayangkan berbagai macam skenario waktu mereka bertemu, tapi dia tetap tidak berani.Asistennya seakan-akan bisa menebak apa yang dia pikirkan. "Nyonya mau bertemu Nona?"Nyonya kalau mau bertemu Nona, dia akan segera mengaturnya.Namun, setelah merenung sekian lama, wanita itu akhirnya menggeleng. "Nggak, nanti saja ...."Nanti saja ....Jelas-jelas baik di Mastika maupun di Binara, Nyonya selalu diam-diam melihat Nona. Namun, setiap kali selalu hanya melihat dari jauh, tidak berani mendekat.Dia sepertinya takut mendekati Nona.Asisten itu tidak bertanya lagi.Suasana di dalam kamar hening sampai wanita itu tiba-tiba berkata, "Bagaimana dengan dia?"Waktu mengucapkan kata "dia", mata wanita itu terlihat dingin, sampai-sampai membuat asistennya merinding."Dia ada di Asia." Asisten terus mengikuti lokasi terbaru "dia"."Sudah di Asia?" ujar wanita itu sambil mengangkat alisnya.Dia seperti orang yang sedang bermain dengan kucing peliharaannya, sangat menikmati kesenangan
Sebenarnya mananya yang salah?Celine terus berpikir, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban.Albert dan Dylan bertatapan, menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Mereka tidak tahu harus bagaimana menghibur Celine.Beberapa hari ini, waktu mereka sedang mencari Andreas, mereka selalu merasa ada sepasang tangan tidak terlihat yang terus menghalangi mereka.Sebenarnya masalahnya di mana?Mereka juga ingin tahu.Sementara saat ini, di suatu tempat di Binara.Di sebuah ruangan yang sangat luas, di depan jendela panorama, seorang wanita duduk di sofa sambil memegang segelas arak.Dia mengaduk anggur merah di tangannya, membentuk lengkungan yang indah di gelasnya, tapi wanita itu tidak meminumnya.Dia melihat ke luar jendela dengan ekspresi serius, seperti sedang memikirkan sesuatu.Asisten wanita di sebelahnya tiba-tiba menerima sebuah panggilan, lalu berkata pada wanita di sebelahnya, "Nyonya, mereka sudah mau naik pesawat, apakah mau dihentikan?"Mereka yang dia maksud adalah Andreas dan Lala y
"Siapa itu?" Tiba-tiba terdengar suara seseorang.Lala langsung tersentak dan menoleh melihat Andreas di sampingnya.Tadi Andreas mendengar gumaman Lala yang meminta maaf pada kakaknya. Dia pun mengikuti arah pandang Lala dan melihat sosok itu.Sosok itu ....Andreas mengernyit.Lala menyadari sesuatu dan langsung menjelaskan, "Orang itu dari belakang mirip kakakku, tapi cuma mirip, bukan dia.""Oh ya?"Di ingatan Andreas sepertinya tidak ada informasi tentang kakaknya Lala.Dia tidak tertarik dengan kakaknya Lala, tapi sosok itu ...."Aku kenal dia?" ujar Andreas tiba-tiba. Dia merasa sosok itu agak familier.Lala terkejut di dalam hati. "Kamu mana mungkin bisa kenal dia? Kamu nggak kenal dia!"Tidak kenal?Muncul kekecewaan di mata Andreas. Kemudian, dia melihat sosok yang tadinya buru-buru pergi itu tiba-tiba berhenti.Lala juga melihatnya.Menyadari sesuatu, Lala langsung merangkul lengan Andreas dan menariknya ke samping.Ketika Hansen berbalik, sebuah tiang kebetulan menutupi mer
Dua pertanyaan ini terus berputar di benak Celine.Semakin dia pikirkan, hatinya semakin gelisah.Dari telepon saja Hansen bisa merasakan suasana hati Celine saat ini."Celly, dengarkan aku, jangan memikirkan ini lagi. Kamu tunggu aku, aku ...." Saat berbicara sampai sini, Hansen tiba-tiba melihat sosok yang familier di antara kerumunan orang.Hanya dalam sekilas, dia sudah mengenali orang itu."Andreas ... " gumam Hansen.Dia seketika lupa kalau dia sedang berbicara dengan Celine di telepon, dia langsung berlari ke arah sosok itu."Kak, kamu bilang apa?" Celine menyadari keanehan Hansen.Namun, pertanyaannya ini tidak mendapatkan jawaban.Saat ini di benak Hansen hanya ada sosok itu, dia pun berlari ke kerumunan. Jelas-jelas dia terus menatap sosok itu, sama sekali tidak melepaskannya,tapi waktu dia tiba di tempat dia melihat sosok itu, orang itu sudah hilang.Hansen segera melihat sekeliling, dia melihat setiap orang yang berlalu lalang secara saksama. Waktu melihat sosok yang mirip