Share

Bab 20

Kantor pusat Perusahaan Perhiasan Aurora ada di Menara Sailendra.

Begitu Celine naik lift, sederet sedan mewah berhenti di depan gedung.

Andreas turun dari mobil di bawah penjagaan para pengawal.

Owen yang berjalan di samping Andreas tanpa sadar menyuarakan isi hatinya, "Bisnis Keluarga Jayadi di Menara Sailendra cuma bisnis-bisnis kecil. Kebanyakan sudah berkumpul di Menara Jayadi. Jangan-jangan Tuan sengaja datang memeriksa situasi bisnis Keluarga Jayadi di Menara Sailendra karena Nona Celine?"

Andreas berhenti lalu tertawa sinis, kemudian berkata, "Heh, demi dia? Mana mungkin!"

Namun, ketika masuk lift, Andreas jelas-jelas menatap tombol lantai di mana Perusahaan Perhiasan Aurora berada sekian lama.

Owen terdiam.

Dia tahu tapi dia diam saja.

Tuan jelas-jelas tidak mau mengaku!

...

Celine baru pertama kalinya datang ke kantor pusat, jadi dia dihalangi oleh resepsionis.

Bisa-bisanya dia tidak bisa masuk perusahaan yang diwariskan ibunya kepadanya! Tidak masuk akal!

"Kamu tahu nggak aku siapa?"

Petugas resepsionis mengamati Celine dengan tatapan merendahkan lalu berkata, "Nggak peduli siapa orangnya, kalau nggak ada janji, anggota Keluarga Jayadi yang adalah keluarga terkaya di negara ini juga nggak bisa masuk!"

Celine mengernyit. Saat dia mau mengatakan sesuatu, Irina datang menghampirinya dengan niat buruk.

"Celine? Heh, sudah diusir sama Paman dari rumah saja masih berani datang ke sini?"

Irina sudah tidak berpura-pura lagi di depan Celine. Dia menatap wajah Celine yang cantik lalu melihat kemeja yang dipakai Celine dengan tatapan merendahkan. "Ck, kenapa kamu masih pakai kemeja cowok? Kenapa? Setelah diusir, kamu bahkan nggak punya uang untuk beli baju?"

Celine merasa wajah Irina sekarang sangat asing.

Dulu, Irina bukan hanya sepupunya, tapi juga teman terbaiknya selain Winny Tantra.

Dia menganggapnya sebagai sahabat, bahkan desain perhiasan yang membuat Irina terkenal juga adalah pemberiannya.

Ini namanya air susu dibalas air tuba!

Celine tersenyum mengejek, malas bertengkar dengan Irina. "Aku mau menemui ayahku."

"Paman nggak bakal mau ketemu kamu, kamu lebih baik pergi!" Irina sangat angkuh. Dia selalu iri dengan kecantikan dan bakat Celine. Oleh karena itu, dia merasa sangat puas bisa merendahkan Celine.

Irina tersenyum sinis sambil berpesan pada resepsionis, "Kenapa diam saja? Memangnya Perusahaan Perhiasan Aurora itu tempat yang bisa dimasuki siapa saja? Cepat suruh satpam usir dia!"

"Baik, Bu Irina."

Tak lama kemudian, satpam sudah naik dan membawa Celine ke lobi di bawah.

Celine menahan amarahnya lalu menelepon Bastian, tapi ternyata dia diblokir.

"Heh ...." Celine mencibir.

Terkadang dia benar-benar curiga kalau dia bukan anak kandung ayahnya.

Hatinya terasa sakit.

"Celine Maira!"

Tiba-tiba, terdengar suara penuh amarah dari belakang. Celine berbalik dan melihat Reza yang menghampirinya dengan langkah menggebu-gebu.

Begitu tiba di depan Celine, Reza mengangkat tangannya dan menampar Celine. Celine pun merasa wajahnya terasa sakit dan panas.

Saat ini, Reza memelototi Celine sambil bertanya dengan suara keras, "Siapa? Siapa cowok itu?"

Lily yang datang bersama Reza pura-pura terkejut dan tidak tahu harus bagaimana. "Ah, Kak Reza, jangan marah. Kakak bukannya sengaja mau mengkhianatimu ...."

Mereka berdua sangat kompak, seakan-akan Celine adalah wanita jahat yang suka selingkuh!

Seketika, orang-orang di sekitar mulai menunjuk-nunjuk Celine.

Tepat pada saat ini, Andreas yang baru saja keluar dari lift melihat Celine yang berada di tengah-tengah kerumunan sedang memegang wajah kirinya.

Kepalanya agak menunduk dan rambutnya berantakan menutupi wajahnya, terlihat seperti baru saja ditindas.

Mata Andreas langsung menyipit. Namun, ketika dia mau maju, dia melihat Celine mendongak.

Celine mencibir lalu tiba-tiba mengangkat kakinya dan menendang bagian selangkangan Reza.

"Ah!"

Teriakan kesakitan langsung menggema di seluruh lobi.

Para penonton yang hanya melihat saja juga ikut merasa sakit.

Andreas yang berdiri tidak jauh langsung teringat dengan adegan semalam di vila Keluarga Linoa saat dia menekan Celine ke pintu.

Untung saja waktu itu dia bereaksi cepat dan menahan lutut Celine, kalau tidak ....

Andreas melihat Reza yang membungkuk sambil memegang bagian yang sakit, dia tanpa sadar menelan ludahnya.

Melihat Celine tidak butuh bantuan, Andreas tidak menghabiskan waktu lagi. Dia menyadarkan Owen yang menganga lebar. "Kamu lihat apa? Ayo pergi!"

Owen sadar dari kekagetannya dan langsung mengejar Andreas. Namun, dia tanpa sadar menoleh ke belakang lalu diam-diam mengacungkan jempolnya ke Celine.

Sementara Celine yang berada di tengah kerumunan malas melihat Reza.

Dia berjalan keluar dari kerumunan dan tiba-tiba melihat sosok yang sangat familier di pintu masuk.

Celine langsung mengenali sosok itu. "Suami top?"

Kenapa dia bisa ada di sini?

Komen (5)
goodnovel comment avatar
mark adam
145 noh apa abs
goodnovel comment avatar
Lioni
Wooooyyyyyyyuy
goodnovel comment avatar
Lioni
Koplaaak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status