Tak lama kemudian, Andreas tiba di kamar Celine. Begitu melihatnya, Celine langsung turun dari kasur dan berlari ke arahnya.Kemudian dia menggantung diri di tubuh Andreas sambil mengadu dengan penuh semangat, "Aku pikir aku bakal mati tadi. Aku benar-benar sial, hampir saja mati gara-gara Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan itu."Tuan Muda ... sialan?Andreas mengernyit.Namun, Celine sama sekali tidak sadar, dia melanjutkan dengan menggebu-gebu, "Kalau tadi aku mati, aku bakal jadi setan dan muncul di kasurnya tiap malam! Biar dia nggak bisa tidur nyenyak!"Ketika melihat posisi mereka berdua, Owen yang baru saja sampai di pintu pun tercengang.Ini pertama kalinya dia melihat ada orang yang berani bersikap selancang di depan Tuan!Terus Nona Celine ini apa tidak tahu kalau "Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan" yang dia maksud itu ada di depannya?Tuan juga mengernyit, jelas terlihat dia agak kesal.Owen pikir tuannya akan mendorong dan memarahi wanita itu, tapi tuannya malah merangkul ping
Kantor pusat Perusahaan Perhiasan Aurora ada di Menara Sailendra.Begitu Celine naik lift, sederet sedan mewah berhenti di depan gedung.Andreas turun dari mobil di bawah penjagaan para pengawal.Owen yang berjalan di samping Andreas tanpa sadar menyuarakan isi hatinya, "Bisnis Keluarga Jayadi di Menara Sailendra cuma bisnis-bisnis kecil. Kebanyakan sudah berkumpul di Menara Jayadi. Jangan-jangan Tuan sengaja datang memeriksa situasi bisnis Keluarga Jayadi di Menara Sailendra karena Nona Celine?"Andreas berhenti lalu tertawa sinis, kemudian berkata, "Heh, demi dia? Mana mungkin!"Namun, ketika masuk lift, Andreas jelas-jelas menatap tombol lantai di mana Perusahaan Perhiasan Aurora berada sekian lama.Owen terdiam.Dia tahu tapi dia diam saja.Tuan jelas-jelas tidak mau mengaku!...Celine baru pertama kalinya datang ke kantor pusat, jadi dia dihalangi oleh resepsionis.Bisa-bisanya dia tidak bisa masuk perusahaan yang diwariskan ibunya kepadanya! Tidak masuk akal!"Kamu tahu nggak ak
Celine ingin mengejar suaminya, tapi begitu dia melangkah, pergelangan tangannya ditarik oleh Lily.Lily juga melihat sosok yang tadi dan juga tahu kalau orang itu adalah Tuan Muda Keluarga Jayadi!Celine mau pergi menggoda dia?Lily mana mungkin memberinya kesempatan itu?Mereka berdua diam di tempat sampai akhirnya sosok itu hilang, Lily baru melepaskan genggamannya.Dia menyindir Celine, "Kamu pikir dia benar-benar suka sama kamu? Kalaupun ya, dia juga nggak mungkin menikahimu!"Celine bingung.Suami top ... tidak mungkin menikahinya?Namun, mereka sudah punya buku nikah!Meskipun hanya perjanjian, Celine tidak mungkin memberi tahu Lily kenyataan ini.Celine melirik Reza yang masih kesakitan setengah mati lalu mengangkat alisnya sambil mencibir, "Kamu nggak pergi lihat kondisi Kak Reza-mu itu? Kalau sampai itunya rusak, kamu mau menggodanya pakai apa lagi?""Kamu ...." Lily tahu apa maksud Celine.Namun, Celine tidak memedulikan mereka lagi dan langsung berjalan keluar Menara Sailen
Setelah meninggalkan Kantor Hukum Themis, pikiran Celine sangat berantakan dan hatinya juga tidak bisa tenang.Paman Benny bilang masih ada satu surat wasiat rahasia yang ditinggalkan ibunya. Terlebih lagi, ibunya berpesan kalau surat wasiat itu baru boleh dibuka setelah dia mewarisi Perusahaan Perhiasan Aurora.Ibunya meninggalkan surat wasiatnya dengan penuh persiapan, seakan-akan ibunya tahu kalau dirinya akan meninggal.Sekarang, surat wasiat rahasia ini makin meningkatkan kecurigaan Celine kalau kecelakaan waktu itu pasti tidak sesederhana itu!Ketika dia sedang merenung, ponselnya tiba-tiba berbunyi, ada telepon dari Winny Tantra, teman baiknya.Begitu telepon terhubung, langsung terdengar suara khawatir Winny. "Celine, kamu nggak apa-apa, 'kan? Maaf, dua hari ini kelompok tariku lagi latihan untuk pertunjukan, jadi ponsel kami disita. Tadi aku baru tahu kabar tentangmu. Irina kok gitu, sih? Sebar-sebar rumor sembarangan. Kalau ada aku, pasti sudah kukoyak mulutnya!"Rumor Celine
Ada beberapa detik Celine sedikit tergoda.Namun, sebelum mengetahui kenyataan kasus kecelakaan ibunya, dia tidak rela meninggalkan Kota Binara.Tepat ketika dia sedang memikirkan bagaimana caranya menolak Nicholas, pria itu berkata dengan lembut, "Nggak usah buru-buru jawabnya, undangan ini berlaku selamanya!"Celine pun menghela napas lega....Saat ini, hari sudah gelap. Di kantor yang terletak di lantai paling atas Menara Jayadi, Andreas yang baru selesai mengecek situasi dan kinerja perusahaannya sedang duduk di kursinya. Tanpa sadar, dia sedang menanti telepon dari Celine.Tiba-tiba ponselnya berbunyi.Namun, ketika dia melihat nama di layar ponselnya, mata Andreas langsung berubah dingin. Dia menerima panggilan dan berkata dengan ketus, "Apa!"James yang berada di ujung satunya lagi langsung merinding, memikirkan apa kesalahannya.Tiba-tiba dia menyadari sesuatu, keinginannya untuk bergosip langsung muncul. "Bagaimana? Semalam bagaimana? Ada terjadi sesuatu yang luar biasa? Kala
Setengah jam kemudian, Celine dan Nicholas masuk ke Hotel Binara dengan terburu-buru. Reza dan Lily yang sudah menunggu dari tadi di dalam langsung melihat mereka.Begitu melihat Nicholas, Lily langsung iri.Dia berpura-pura berkata dengan polos, "Enaknya jadi Kakak yang cantik, di sisinya selalu ada pelindung."Di mata Reza langsung muncul kebencian. Dia langsung menelepon seseorang. "Dia bersama seorang pria, suruh dia pisah dengan pria itu."Di lobi hotel, Celine lagi-lagi menerima panggilan dari nomor tak dikenal itu. "Pisah dengan orang di sampingmu!"Celine tahu orang ini memang mencari masalah dengannya.Selama ini, Celine bukan orang yang punya banyak musuh, selain Reza!Kelihatannya tendangannya tadi kurang kuat.Celine memaksakan diri tersenyum lalu berbalik dan berkata pada Nicholas, "Kak Nicholas, makasih atas tumpangannya. Aku mau pergi bertemu seorang teman lama, Kakak pulang saja dulu."Namun, Nicholas tidak percaya.Ketika dia mau mengatakan sesuatu, Celine malah menjul
Di kamar presidensial di Hotel Binara, Andreas sedang berdiri di depan jendela besar, diam-diam melihat ke bawah.Tadi di bawah, dia melihat mobil itu, yang berarti Celine dan pria itu juga datang ke Hotel Binara!Begitu teringat kucing liarnya itu mungkin sedang melakukan hal-hal yang tidak pantas di salah satu kamar bersama pria lain, Andreas merasa sangat tidak tenang.Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk, lalu seorang pengawal berkata dengan canggung, "Tuan, Tuan Muda Reza mengirim sebuah ... hadiah."Andreas pun mengernyit.Reza Linoa?Andreas makin kesal, dia hampir saja menyuruh pengawal itu pergi, tapi tiba-tiba dia berubah pikiran."Ya," jawab Andreas datar.Ya?Pengawal di luar pintu langsung berkeringat dingin. Pak Owen ditugaskan untuk menangani masalah Keluarga Ganta, jadi dia disuruh menggantikan Pak Owen untuk sementara. Namun, dia tidak mengerti pikiran Tuan, apa maksud kata "ya" ini?Dia panik lalu membuka pintu kamar Andreas.Begitu masuk, Lily langsung merasakan a
Tubuh Celine lemas dan teras panas. Perasaan seperti ini benar-benar sangat familier.Kali ini berbeda dengan sebelumnya, sebelumnya dia masih bisa memilih targetnya, tapi kali ini dia sepertinya tidak punya kesempatan memilih."Hehe. Sayang, aku sudah datang ...."Tiba-tiba, dia mendengar suara yang menjijikkan.Celine mendongak dan melihat seorang pria tua yang botak dan gendut menghampirinya dengan hanya memakai handuk di pinggangnya.Celine refleks mengumpat, "Reza sialan!"Bisa-bisanya dia mencari pria menjijikkan seperti ini!Sunarsa sama sekali tidak peduli kenapa yang datang bukan Lily. Melihat wanita yang jauh lebih cantik dari Lily, matanya langsung bersinar dan dia seketika menerjang ke arah Celine.Celine menggertakkan giginya. Tepat ketika Sunarsa sudah di depannya, Celine berusaha sekuat tenaga untuk lari lewat bawah lengan Sunarsa ke toilet lalu mengunci pintunya!Ekspresi Sunarsa langsung berubah. Dia pun membujuk dengan suara lembut yang menjijikkan, "Cantik, ngapain k
Gadis itu mengejar poster itu seakan-akan itu sangat berharga. Namun, waktu mendongak melihat pria di depannya, dia langsung tertegun.Tampan sekali!Gadis itu tertegun.Temannya yang ikut mengejar poster itu juga tertegun."Nih."Suara pria itu sangat memesona, membuatnya merasa mau menikahinya hanya karena suaranya.Tampan sekali ....Sampai setelah pria itu menyerahkan poster itu dan pergi jauh, gadis itu dan temannya baru sadar kembali.Setelah itu, mereka berbalik melihat sosok pria tampan itu."Ganteng sekali, suaranya juga sangat enak didengar.""Mukanya mirip sekali dengan seseorang. Dylan! Benar, mirip Dylan Retno. Mereka mirip sekali, tapi sepertinya dia lebih ganteng.""Sayang sekali dia sudah punya pacar, pacarnya beruntung sekali!"Mereka berdua terlihat sangat iri.Suara itu dibawa angin sampai ke depan. Kata "pacar" itu membuat Lala sangat senang, dia pun menoleh melihat pria di sampingnya.Ekspresi Andreas sangat tenang.Dia juga tidak menyangkal kata "pacar" itu.Bagus
Setelah keluar dari bar, Andreas menunggu Lala menjemputnya.Tidak disangka, dia malah melihat wanita itu lagi!Wanita itu tetap, tapi pria di sampingnya sudah berubah.Dia memang sangat cantik, tatapannya terhadap pria membuat orang ingin melindunginya. Wanita ini memang hebat!Andreas merasa hatinya dipenuhi kekesalan.Sebuah api amarah yang tidak diketahui asalnya berkobar, tapi kemudian dia tertawa.Seseorang yang tidak ada hubungan apa pun dengannya, untuk apa dia marah?"Kak Tuvin ...."Pikiran Andreas buyar dan melihat Lala berlari ke hadapannya.Napasnya terengah-engah, sepertinya tadi dia lari dengan sangat terburu-buru. "Kak, kenapa kamu di sini? Nggak terjadi apa-apa, 'kan?"Lala menatap Andreas lalu diam-diam mencari tahu."Aku terlalu bosan, jadi jalan-jalan ke sini."Apa benar dia jalan-jalan sampai ke sini?Tempat mereka berpisah berjarak beberapa kilometer dari sini. Kalau benar tidak sengaja jalan ke sini, kenapa bukan ke tempat lain?Lala melihat bar yang ada di belak
Artemis ....Entah kenapa, bar ini membuatnya merasa familier.Seakan-akan dia pernah ke sini.Namun, meski sudah berusaha mengingat, dia tidak ada ingatan tentang tempat ini. Dia berdiri sangat lama di depan lalu akhirnya berjalan masuk.Awalnya, dia memesan segelas arak.Mungkin karena refleksnya ingin mencari tahu dari mana asal rasa familier itu, dia tidak peduli dengan araknya, melainkan mengamati setiap sudut dari bar ini. Waktu dia melihat salah satu meja, tatapannya tidak bisa berpaling lagi.Seakan-akan meja itu ada kekuatan ajaib yang menariknya, dia pun menghampiri meja itu.Begitu dia duduk di meja itu, di benaknya muncul sebuah adegan. Namun, waktu dia mau menangkap adegan itu, ponselnya berbunyi.Telepon dari Lala.Suasana di bar sangat berisik.Tidak jauh darinya, dia mendengar seruan kaget seorang wanita lalu suara minta maaf seorang pelayan. Dia tidak melihat ke arah suara itu, melainkan mengernyit sambil berjalan keluar untuk mengangkat telepon.Lala yang sudah selesa
Berbagai macam pertanyaan muncul di benak James."Ponselnya kenapa bisa ada di kamu?" tanya James panik. Saat ini, di hatinya muncul firasat buruk.Andreas ...."Dia menghilang." Suara Celine terdengar dari telepon, juga dari telinganya.James tertegun sekian lama baru menggumam, "Menghilang? Kok bisa? Andreas mana mungkin bisa hilang?"Dia sangat mengenal Andreas.Siapa orang yang bisa membuatnya menghilang?Namun Celine tidak terlihat seperti sedang bercanda.Perlahan-lahan, dia baru menerima informasi yang mengejutkan ini. Celine pun menceritakan secara garis besar kejadian di Mastika.Meski nada suaranya sangat tenang,James bisa merasakan perasaan di balik ketenangan itu.Celine adalah orang yang paling khawatir, takut, dan ingin secepatnya menemukan Andreas untuk memastikan kalau dia baik-baik saja.Melihat senyuman di wajah Celine, James merasa sangat kasihan padanya."Celly, pasti bakal ketemu. Dia mungkin bakal tiba-tiba muncul di depanmu. Andreas nggak tega meninggalkanmu!"J
Waktu James turun, dia kebetulan bertemu dengan pelayan yang mengambil pesanan Celine tadi.Dia pun bertanya secara asal, "Nona itu pesan apa?"Alkohol apa pun yang Celine pesan, harus dia yang bayar.Kalau sampai Andreas tahu Celine mengeluarkan uang di sini, pasti tidak akan mengampuninya.Oleh karena itu, dia sangat tahu diri.Namun, pelayan itu menjawab, "Dia bilang alkoholnya terserah, terus dia meminta segelas air hangat."Tidak aneh meminta segelas air hangat.Namun, pelayan itu mengernyit. "Awalnya dia meminta jus, setelah itu dia memesan sebotol alkohol, tapi sepertinya dia nggak ingin minum alkohol."Tidak ingin minum alkohol?James melirik Celine lalu berkata, "Kita nggak ada jus?"Pelayan itu tertegun, di menu mereka memang tidak ada jus!James sepertinya juga tahu di menu tidak ada pilihan jus, tapi ...."Ada buah, nggak?"Pelayan itu mengangguk sambil berkata, "Ada.""Blender sekarang juga!" perintah James. Kalau Celine mau minum jus, dia mana mungkin tidak memberikannya?
Ternyata keputusan ini dilakukan demi Celine.Saat itu, Noni semakin yakin dengan kebaikan Lina terhadap Celine.Di kursi kelas bisnis,Noni melihat kelelahan di wajah Celine. Dia pun berkata dengan penuh perhatian, "Nona Celine, kamu tidur saja dulu. Aku bakal membangunkanmu waktu kita sudah sampai di Binara."Bekerja di bagian desain,Celine tidak terbiasa dengan panggilan "Bu Celine", jadi dia meminta mereka memanggilnya "Nona Celine".Lina memanggilnya Kak Celly, pegawai bagian desain lainnya memanggilnya Nona Celine. Meski ada perbedaan, sekarang sudah tidak ada orang yang merasa cemburu.Celine tidak menolak sarannya.Noni menyerahkan sebuah penutup mata yang baru, Celine pun tersenyum dan berkata, "Terima kasih."Senyumannya sangat tulus, begitu juga ucapan terima kasihnya.Celine memakai penutup mata lalu menutup matanya. Dia memang sedikit lelah, jadi dia langsung mengantuk. Sebelum tidur, di benaknya terngiang kata-kata Carla waktu mengantarnya di bandara tadi.Waktu itu, Car
"Celly ...." Hansen langsung membuka mulut ingin menasihati Celine.Namun, Celine malah berkata, "Babak final kompetisi ini tetap di Binara. Aku dan Andreas kenalan di Binara, kalau dihitung-hitung, sudah mau setahun."Lebih tepatnya, masih ada sepuluh hari sampai waktu dia bertemu dengan Andreas tahun lalu di Binara.Belakangan ini, Celine sering teringat dengan setiap detail mereka bertemu di Binara.Tekadnya itu perlahan-lahan menguat.Dia mau kembali ke Binara!Setelah Celine selesai bicara, tiga orang lainnya tahu apa yang dipikirkan Celine.Awalnya mereka mau membujuknya, tapi sekarang mereka tidak tega mengecewakan Celine.Namun, meski begitu, kesehatan Celine tetap penting, jadi mereka bertiga membuat perjanjian."Boleh saja ke Binara, tapi untuk Kompetisi Desainer Nasional, kamu cuma boleh jadi juri di babak final. Kamu nggak boleh mengurus yang lain," ujar Hansen.Celine pun mengangguk."Begini saja, kita temani kamu," ujar Hansen lagi.Dua orang lainnya juga segera menambahk
Lala berkata dengan penuh perhatian.Di dalam hatinya, dia merasa tidak berdaya.Waktu dia membawa Andreas ke Master Gion, Andreas bangun dengan tiba-tiba. Agar Andreas tidak curiga, dia membuat sebuah identitas untuk Andreas.Tuvin Sarwen!Cucu Master Gion yang benar-benar ada.Hanya saja, tidak ada yang tahu kalau Tuvin yang asli sudah mati tiga tahun yang lalu.Lala memberi Andreas identitas "Tuvin Sarwen", lalu memberitahunya banyak ingatan yang setengah asli setengah palsu. Di antaranya, pekerjaan dan hobi Tuvin itu asli!Dia dari awal sudah berencana ke luar negeri.Dia akan lebih tenang kalau meninggalkan negeri ini.Sekarang Celine melakukan hal seperti ini, membuatnya semakin bertekad untuk pergi secepatnya!"Oke."Suara Andreas yang berat terdengar sedikit tanpa emosi.Mendengar jawabannya, Lala langsung tersenyum cerah. "Kalau begitu, aku siap-siap secepat mungkin."......."Penantian" dari Perusahaan Perhiasan Nadine seketika menghebohkan seluruh negeri.Saat ini, Celine su
Lala langsung tertegun.Dia menoleh melihat Andreas, begitu melihat mata Andreas yang masih tertutup rapat, dia baru tenang kembali.Namun, nama "Celine" yang disebut Andreas tadi membuat hatinya bergejolak.Pasti karena hari ini Andreas melihat Celine, makanya bisa begini.Dia tidak bisa menunggu lagi.Lala langsung mendesak Master Gion. "Kakek, cepat."Lala mundur beberapa langkah, Master Gion pun tidak berlama-lama lagi dan langsung mengeluarkan sebuah jarum suntik, hendak menyuntikkan sesuatu ke Andreas.Saat ini, mimpi Andreas masih berlanjut.Dia tidak tahu kenapa dia bisa bermimpi seperti itu. Dia memimpikan desainer wanita yang dia lihat di TV hari ini.Di mimpi, desainer itu tersenyum padanya.Senyuman itu entah kenapa membuatnya merasa hangat.Melihat desainer itu sedang sarapan, hatinya terasa sangat puas.Adegan di depannya terus berubah, setiap adegan terlihat desainer itu, terkadang sedang tersenyum, terkadang terlihat dingin. Setiap ekspresinya memengaruhi perasaan Andre