Share

Bab 12

Celine refleks memberontak, tapi pria itu tiba-tiba jari-jari pria itu masuk ke sela-sela jarinya dan menggenggam tangan Celine dengan erat.

Wajah pria itu bersandar di bahu Celine dan napasnya yang berat berembus di tulang selangka Celine, membuatnya merinding.

Celine refleks gemetar dan tanpa sadar mau menendang bagian bawah pria itu. Namun, baru saja kakinya diangkat, lututnya sudah ditahan oleh tangan pria itu.

Di kegelapan, tatapan Andreas yang ganas sangat menakutkan. Suaranya juga terdengar menyindir, "Kejam sekali!"

Dua hari sebelumnya, wanita ini baru saja membeli satu malamnya. Malam ini, dia malah mau merusak kemampuan reproduksinya?

Celine kurang ajar!

Ketika Celine masuk kamar, Andreas sudah mengenalinya.

Jadi, dia sengaja menuang alkohol ke lantai agar aroma alkohol memenuhi ruangan untuk menutupi aroma tubuhnya.

Saat ini, dia juga sengaja merendahkan suaranya agar Celine tidak mengenalinya.

Di benak Andreas, muncul noda lipstik yang ada di kerah baju Andreas. Api amarah yang ada di hati Andreas seketika berkobar. "Siapa yang menyuruhmu ke sini? Reza?"

Celine teringat dengan kertas yang dia dapatkan. "Bukannya kamu yang menyuruhku datang?"

Andreas tersenyum mengejek. Reza memberi tahu wanita ini kalau dia yang menyuruhnya datang?

"Heh ...." Reza ini murah hati banget, sampai-sampai mengirim tunangannya ke sini.

Apakah Reza tahu kejadian di Bar Artemis dan juga malam yang penuh gairah itu?

Atau semua itu adalah rencana Celine dan Reza?

Muncul cahaya tajam di mata Andreas yang ganas. Kemudian, dia menggenggam pergelangan tangan Celine lalu melemparnya ke kasur, seperti ingin balas dendam.

"Ah ...."

Celine merasa pusing sejenak lalu dia merasa pria itu menimpanya. Kedua kaki pria yang panjang menahannya dengan kuat di bawah.

Aura berbahaya menyebar dari tubuh pria itu.

Celine menelan ludahnya lalu memperingatkan dengan galak, "Kamu tahu aku siapa, nggak? Reza Linoa adalah tunanganku. Kalau kamu berani macam-macam, dia nggak akan mengampunimu!"

Meskipun dia dan Reza sudah tidak punya hubungan apa-apa, saat ini dia hanya bisa menggunakan nama Reza yang adalah tuan rumah supaya bisa menakuti pria ini.

Namun, Andreas malah tertawa sinis.

Wanita ini hanya ingat kalau Reza adalah tunangannya, tapi sama sekali tidak ingat kemarin mereka sudah pergi mengurus buku nikah?

Andreas menyipitkan matanya lalu mengembuskan napas di telinga Celine seperti sedang menghukumnya.

Tubuh Celine langsung gemetar. Dia jelas-jelas sedang dalam bahaya, tapi saat ini dia malah merasa tidak asing dengan orang ini.

Siapa sebenarnya pria ini?

Tepat ketika dia sedang memikirkan dari mana asal rasa familier ini, napas Andreas berhenti di bahunya lalu tiba-tiba bahunya digigit ....

"Ah ...."

Tubuh Celine gemetar karena kesakitan.

Andreas terus menggigitnya, seperti seekor binatang buas yang menggigit mangsanya.

Suasana hati Andreas akhirnya membaik sedikit. Mencium aroma wangi tubuh Celine, dia pun mengurangi tenaga gigitannya.

Tubuh Celine seperti ada sihir ajaib yang membuat orang tergoda tanpa sadar.

Andreas bukan orang yang nafsuan, tapi malam itu dia terus menginginkan Celine berulang kali.

Merasakan gigitan pria yang melemah, Celine tidak bergerak lagi. Dia teringat dengan tulisan di kertas tadi dan memutuskan untuk mencoba bertanya, "Sebenarnya kenapa ibuku bisa mati?"

Celine menunggu jawaban dengan tegang di dalam kegelapan.

...

Sementara saat ini di bawah, pesta dansa akan segera dimulai, tapi Reza tidak menemukan Celine. Dia pun mengumpat dengan suara kecil, "Celine sialan ini, jangan sampai dia merusak rencanaku!"

Lily berkata dengan lembut di samping, "Kakak pasti ada urusan penting."

Saat ini, Sunarsa yang berada di kamar lantai dua seharusnya sudah bertemu Celine.

"Aku panggil Paman turun dulu," ujar Reza sambil naik ke lantai dua.

Sosok punggung Tuan Muda Keluarga Jayadi tadi masih terbayang-bayang di benak Lily. Dia ingin ikut naik untuk mencari kesempatan berkenalan dengan orang itu. Namun, tiba-tiba dia menerima pesan dari Sunarsa: "Sayang, kamu di mana? Kalau kamu nggak datang-datang juga, aku cari kamu ke bawah, lho."

Wajah Lily langsung berubah. Apa yang terjadi?

Celine tidak pergi ke kamar Sunarsa?

Dia menjebak Celine dengan informasi kematian ibunya, Celine tidak mungkin mengabaikannya!

Melihat sosok Reza yang berbelok ke arah sebaliknya, Lily menggertakkan giginya dan memutuskan untuk pergi melihat situasi di kamar Sunarsa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status