Di kamar lantai dua, Andreas sudah melepaskan gigitannya di bahu Celine.Di kegelapan, matanya yang tajam menatap lurus ke Celine.Di dokumen yang diberikan James semalam, Aurora meninggal di sebuah kecelakaan mobil sepuluh tahun lalu dan ditetapkan sebagai kecelakaan.Jangan-jangan ada alasan tersembunyi di balik kematiannya?Sementara Celine datang mencarinya juga bukan demi Reza, melainkan demi kematian ibunya?Sekian lama tidak mendapatkan jawaban, Celine mulai panik. "Asalkan kamu memberitahuku kenyataan tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu, aku rela melakukan apa pun."Mata Andreas menyipit. "Kalau aku mau kamu jadi milikku, kamu juga setuju?"Celine tertegun, di benaknya tiba-tiba muncul wajah tampan "suami topnya".Reaksi ini membuat ekspresi Andreas yang membaik kembali gusar, di suara kesalnya terdengar sedikit nada cemburu. "Kenapa? Kamu nggak rela meninggalkan tunanganmu itu?"Celine langsung bingung.Reza?Dia mana pantas?Menyadari wajah suaminya terus terbayang di
"Baik, baik, aku siapkan sekarang juga." Reza langsung mengangguk setuju.Paman adalah orang yang misterius, pasti tidak ingin wajahnya dilihat terlalu banyak orang.Sementara Andreas sebenarnya hanya tidak ingin wajahnya dilihat si kucing liar itu.Saat ini, dia melihat sebuah tas kecil di kasur, milik Celine!Andreas tersenyum nakal lalu keluar sambil membawa tas kecil itu.Di bawah, Celine yang baru saja masuk aula tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia meninggalkan tasnya di kamar!Di dalam ada buku nikahnya!Tasnya boleh hilang, tapi buku nikah itu sangat penting untuk rencananya malam ini!Sekarang ini, pria yang tadi seharusnya sudah meninggalkan kamar, 'kan?Celine menggertakkan giginya, terpaksa bertaruh. Dia segera menghindari orang-orang dan kembali naik ke kamar yang tadi. Ketika tiba, kamarnya sudah kosong.Namun, pria tadi tidak ada, tasnya juga tidak ada!Pasti diambil sama pria tadi!Kalau dia mau mengambil kembali tasnya, dia harus mencari pria itu!Namun, siapa sebena
Suara ini membuktikan tebakan Celine benar.Dia orangnya! Sudah pasti!Celine terkejut setengah mati dan merasa seperti ada aliran listrik yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Dia refleks ingin mendorong Andreas.Namun, Andreas seakan-akan sudah bisa menebak isi pikirannya, tangannya langsung menekan punggung Celine agar jarak mereka makin dekat. "Jangan sembarangan bergerak! Atau kamu mau semua orang tahu tadi kamu masuk ke kamarku untuk menggodaku?""Aku ...." Mana ada menggodamu!Celine ingin melawan, tapi di bawah tatapannya yang penuh dengan ancaman, Celine menutup mulutnya!Senyuman di bawah topengnya sangat jelek, dia tetap berdansa mengikuti gerakan Andreas. Mereka terlihat sangat kompak.Namun, Andreas sepertinya masih kurang puas karena tubuh Celine terlalu kaku."Rileks sedikit!" Andreas menepuk pinggang Celine.Celine langsung terkejut.Gerakan provokatif ini! Pria ini sedang melecehkannya!Celine memelototi Andreas, tatapannya penuh dengan protes.Andreas tersenyum sambil me
Saat ini di tengah aula, suara musik sudah berhenti. Andreas masih belum puas. Meskipun selama mereka berdansa Celine menunjukkan dengan jelas kalau dia terpaksa, Andreas merasa Celine sangat menarik.Tangannya masih memegang pinggang Celine, tidak rela melepaskannya."Paman, sudah bisa lepaskan aku?" tanya Celine sambil tersenyum palsu.Andreas mengernyit lalu berkata dengan nada tegas dan sedikit cemburu, "Sejak kapan aku jadi pamanmu? Lain kali nggak boleh panggil aku paman lagi."Celine bingung dari mana asal cemburunya ini, tapi tiba-tiba Andreas mengembalikan tasnya.Tasnya!Celine langsung tersenyum senang dan ingin berterima kasih pada pria di depannya. Namun, dia teringat tadi pria ini menggigitnya, sampai sekarang bahunya masih sakit.Pria ini menggigitnya, terus mencuri tasnya!Celine berkata tanpa takut sambil menggertakkan giginya, "Sialan .... Dasar pencuri!"Suaranya sangat kecil karena bagaimanapun juga pria di depannya ini adalah orang yang sangat penting.Namun, Andre
Namun, sebelum Celine melihat jelas nama lengkapnya, Reza merebut buku nikah itu lalu merobeknya jadi beberapa bagian.Reza merasa Celine sengaja membuat buku nikah palsu untuk membalasnya karena sudah selingkuh dengan Lily.Dia sama sekali tidak melihat Celine, melainkan melihat ke para tamu di sekitar dan tersenyum dengan penuh percaya diri. "Maaf saudara-saudara, Celine orangnya memang suka bercanda. Aku dan Celine akan segera menikah dan Tuan Muda Keluarga Jayadi akan jadi saksinya. Saat itu, mohon kehadiran kalian semua."Reza harus mendapatkan Perusahaan Perhiasan Aurora.Melihat kertas sobekan buku nikahnya di lantai, Celine merasa sayang, dia masih belum melihat nama lengkap "suami topnya"!Namun tak lama kemudian, dia kembali tersenyum sinis lalu mengumumkan di depan semua orang, "Aku sudah menikah dan pengantin prianya bukan Tuan Muda Reza. Kalau memang Tuan Muda Reza nggak percaya, silakan tanya saja ke KUA. Catatan di sana nggak mungkin palsu!"Kemudian, Celine langsung ber
Mata Andreas menyipit dan dia langsung membalik mobilnya tanpa ragu-ragu. Pada saat yang sama, dia menelepon Owen. "Di mobil Kevin ada seorang wanita, hentikan semua rencana kita. Aku balik sekarang juga, selanjutnya tunggu perintahku!"Owen terdiam.Tuan kenapa bisa tahu?"Tuan ...." Owen hendak menghentikan Andreas, tapi teleponnya sudah ditutup."Gawat!"Dia tiba-tiba menyadari kalau identitas wanita yang di mobil mungkin tidak sesimpel yang dia kira. Owen juga langsung mengemudi mengejar mobil Kevin.Sementara di sisi Celine saat ini, Kevin sedang mengemudi dan tatapannya makin menggila.Celine refleks marah-marah dalam hati, 'Pak, tolong kamu cari tahu dulu yang benar. Si Andreas Jayadi itu mana mungkin peduli sama aku yang bukan apa-apa ini? Kamu salah nyulik orang!'Dia dan Tuan Muda Keluarga Jayadi itu maksimal cuma punya hubungan satu bekas gigitan!Jadi, satu-satunya orang yang muncul di benaknya saat mau meminta tolong adalah "suami topnya"!Namun, sekarang satu-satunya hara
Tak lama kemudian, Andreas tiba di kamar Celine. Begitu melihatnya, Celine langsung turun dari kasur dan berlari ke arahnya.Kemudian dia menggantung diri di tubuh Andreas sambil mengadu dengan penuh semangat, "Aku pikir aku bakal mati tadi. Aku benar-benar sial, hampir saja mati gara-gara Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan itu."Tuan Muda ... sialan?Andreas mengernyit.Namun, Celine sama sekali tidak sadar, dia melanjutkan dengan menggebu-gebu, "Kalau tadi aku mati, aku bakal jadi setan dan muncul di kasurnya tiap malam! Biar dia nggak bisa tidur nyenyak!"Ketika melihat posisi mereka berdua, Owen yang baru saja sampai di pintu pun tercengang.Ini pertama kalinya dia melihat ada orang yang berani bersikap selancang di depan Tuan!Terus Nona Celine ini apa tidak tahu kalau "Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan" yang dia maksud itu ada di depannya?Tuan juga mengernyit, jelas terlihat dia agak kesal.Owen pikir tuannya akan mendorong dan memarahi wanita itu, tapi tuannya malah merangkul ping
Kantor pusat Perusahaan Perhiasan Aurora ada di Menara Sailendra.Begitu Celine naik lift, sederet sedan mewah berhenti di depan gedung.Andreas turun dari mobil di bawah penjagaan para pengawal.Owen yang berjalan di samping Andreas tanpa sadar menyuarakan isi hatinya, "Bisnis Keluarga Jayadi di Menara Sailendra cuma bisnis-bisnis kecil. Kebanyakan sudah berkumpul di Menara Jayadi. Jangan-jangan Tuan sengaja datang memeriksa situasi bisnis Keluarga Jayadi di Menara Sailendra karena Nona Celine?"Andreas berhenti lalu tertawa sinis, kemudian berkata, "Heh, demi dia? Mana mungkin!"Namun, ketika masuk lift, Andreas jelas-jelas menatap tombol lantai di mana Perusahaan Perhiasan Aurora berada sekian lama.Owen terdiam.Dia tahu tapi dia diam saja.Tuan jelas-jelas tidak mau mengaku!...Celine baru pertama kalinya datang ke kantor pusat, jadi dia dihalangi oleh resepsionis.Bisa-bisanya dia tidak bisa masuk perusahaan yang diwariskan ibunya kepadanya! Tidak masuk akal!"Kamu tahu nggak ak
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s
Dia pernah membayangkan berbagai macam skenario waktu mereka bertemu, tapi dia tetap tidak berani.Asistennya seakan-akan bisa menebak apa yang dia pikirkan. "Nyonya mau bertemu Nona?"Nyonya kalau mau bertemu Nona, dia akan segera mengaturnya.Namun, setelah merenung sekian lama, wanita itu akhirnya menggeleng. "Nggak, nanti saja ...."Nanti saja ....Jelas-jelas baik di Mastika maupun di Binara, Nyonya selalu diam-diam melihat Nona. Namun, setiap kali selalu hanya melihat dari jauh, tidak berani mendekat.Dia sepertinya takut mendekati Nona.Asisten itu tidak bertanya lagi.Suasana di dalam kamar hening sampai wanita itu tiba-tiba berkata, "Bagaimana dengan dia?"Waktu mengucapkan kata "dia", mata wanita itu terlihat dingin, sampai-sampai membuat asistennya merinding."Dia ada di Asia." Asisten terus mengikuti lokasi terbaru "dia"."Sudah di Asia?" ujar wanita itu sambil mengangkat alisnya.Dia seperti orang yang sedang bermain dengan kucing peliharaannya, sangat menikmati kesenangan
Sebenarnya mananya yang salah?Celine terus berpikir, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban.Albert dan Dylan bertatapan, menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Mereka tidak tahu harus bagaimana menghibur Celine.Beberapa hari ini, waktu mereka sedang mencari Andreas, mereka selalu merasa ada sepasang tangan tidak terlihat yang terus menghalangi mereka.Sebenarnya masalahnya di mana?Mereka juga ingin tahu.Sementara saat ini, di suatu tempat di Binara.Di sebuah ruangan yang sangat luas, di depan jendela panorama, seorang wanita duduk di sofa sambil memegang segelas arak.Dia mengaduk anggur merah di tangannya, membentuk lengkungan yang indah di gelasnya, tapi wanita itu tidak meminumnya.Dia melihat ke luar jendela dengan ekspresi serius, seperti sedang memikirkan sesuatu.Asisten wanita di sebelahnya tiba-tiba menerima sebuah panggilan, lalu berkata pada wanita di sebelahnya, "Nyonya, mereka sudah mau naik pesawat, apakah mau dihentikan?"Mereka yang dia maksud adalah Andreas dan Lala y
"Siapa itu?" Tiba-tiba terdengar suara seseorang.Lala langsung tersentak dan menoleh melihat Andreas di sampingnya.Tadi Andreas mendengar gumaman Lala yang meminta maaf pada kakaknya. Dia pun mengikuti arah pandang Lala dan melihat sosok itu.Sosok itu ....Andreas mengernyit.Lala menyadari sesuatu dan langsung menjelaskan, "Orang itu dari belakang mirip kakakku, tapi cuma mirip, bukan dia.""Oh ya?"Di ingatan Andreas sepertinya tidak ada informasi tentang kakaknya Lala.Dia tidak tertarik dengan kakaknya Lala, tapi sosok itu ...."Aku kenal dia?" ujar Andreas tiba-tiba. Dia merasa sosok itu agak familier.Lala terkejut di dalam hati. "Kamu mana mungkin bisa kenal dia? Kamu nggak kenal dia!"Tidak kenal?Muncul kekecewaan di mata Andreas. Kemudian, dia melihat sosok yang tadinya buru-buru pergi itu tiba-tiba berhenti.Lala juga melihatnya.Menyadari sesuatu, Lala langsung merangkul lengan Andreas dan menariknya ke samping.Ketika Hansen berbalik, sebuah tiang kebetulan menutupi mer
Dua pertanyaan ini terus berputar di benak Celine.Semakin dia pikirkan, hatinya semakin gelisah.Dari telepon saja Hansen bisa merasakan suasana hati Celine saat ini."Celly, dengarkan aku, jangan memikirkan ini lagi. Kamu tunggu aku, aku ...." Saat berbicara sampai sini, Hansen tiba-tiba melihat sosok yang familier di antara kerumunan orang.Hanya dalam sekilas, dia sudah mengenali orang itu."Andreas ... " gumam Hansen.Dia seketika lupa kalau dia sedang berbicara dengan Celine di telepon, dia langsung berlari ke arah sosok itu."Kak, kamu bilang apa?" Celine menyadari keanehan Hansen.Namun, pertanyaannya ini tidak mendapatkan jawaban.Saat ini di benak Hansen hanya ada sosok itu, dia pun berlari ke kerumunan. Jelas-jelas dia terus menatap sosok itu, sama sekali tidak melepaskannya,tapi waktu dia tiba di tempat dia melihat sosok itu, orang itu sudah hilang.Hansen segera melihat sekeliling, dia melihat setiap orang yang berlalu lalang secara saksama. Waktu melihat sosok yang mirip
Jantung Celine berdetak sangat kuat.Kegelisahan yang dia rasakan semakin kuat, dia segera meninggalkan kursinya lalu berpesan pada staf dan kembali ke belakang panggung.Rekaman CCTV pun diputar.Staf yang ada di samping Celine sama sekali tidak berani lengah, dia mencari sosok orang itu dengan saksama.Namun ....Orang yang mengantarkan cincin itu seakan-akan menghilang tanpa jejak, seolah-olah orang ini tidak pernah ada."Kenapa ... kenapa bisa begini? Jelas-jelas ... tadi seorang pria yang memberikannya padaku. Orangnya nggak tinggi, dia pakai masker, yang lainnya biasa-biasa saja ...."Staf yang tadi berusaha mendeskripsikan orang itu.Namun, ketika mereka mencari-cari orang yang sesuai dengan deskripsi dia, tetap tidak menemukan orang itu.Celine semakin merasa hal ini tidak normal.Siapa sebenarnya? Apa yang mau dia lakukan dengan mengantarkan cincin ini?Kenapa harus "Penantian"?Celine melihat cincin di tangannya, satunya diberikan oleh Andreas, sedang dipakai di jari manis ki
Namun, orang-orang yang hadir adalah orang-orang penting. Setelah pertunjukan selesai, mereka pun tenang kembali dan fokus ke kompetisi yang dilanjutkan kembali.Begitu Celine kembali ke kursi juri, staf di belakang panggung pun memberi tanda "mulai" kepada pembawa acara."Selanjutnya, kita persilakan desainer selanjutnya ...."Seiring dengan ucapan pembawa acara, desainer yang dia maksud naik ke panggung. Layar proyektor yang tadi menunjukkan video memalukan pun menunjukkan karya desainer.Setelah itu, satu per satu karya desainer dipertunjukkan ke para juri dan penonton.Celine melihat karya-karya itu, tapi entah kenapa di benaknya muncul nama "Tuvin Sarwen".Tidak hanya itu, dia bahkan merasa gelisah, seakan-akan ada sesuatu yang semakin jauh darinya, dia akan segera kehilangan sesuatu itu.Ada apa dengannya?Jelas-jelas sudah terbukti kalau Tuvin Sarwen bukan Andreas.Kenapa tiba-tiba dia merasa seperti ini lagi?Celine merasa hatinya sangat tidak enak, dia refleks menyentuh cincin