Celine refleks memberontak, tapi pria itu tiba-tiba jari-jari pria itu masuk ke sela-sela jarinya dan menggenggam tangan Celine dengan erat.Wajah pria itu bersandar di bahu Celine dan napasnya yang berat berembus di tulang selangka Celine, membuatnya merinding.Celine refleks gemetar dan tanpa sadar mau menendang bagian bawah pria itu. Namun, baru saja kakinya diangkat, lututnya sudah ditahan oleh tangan pria itu.Di kegelapan, tatapan Andreas yang ganas sangat menakutkan. Suaranya juga terdengar menyindir, "Kejam sekali!"Dua hari sebelumnya, wanita ini baru saja membeli satu malamnya. Malam ini, dia malah mau merusak kemampuan reproduksinya?Celine kurang ajar!Ketika Celine masuk kamar, Andreas sudah mengenalinya.Jadi, dia sengaja menuang alkohol ke lantai agar aroma alkohol memenuhi ruangan untuk menutupi aroma tubuhnya.Saat ini, dia juga sengaja merendahkan suaranya agar Celine tidak mengenalinya.Di benak Andreas, muncul noda lipstik yang ada di kerah baju Andreas. Api amarah
Di kamar lantai dua, Andreas sudah melepaskan gigitannya di bahu Celine.Di kegelapan, matanya yang tajam menatap lurus ke Celine.Di dokumen yang diberikan James semalam, Aurora meninggal di sebuah kecelakaan mobil sepuluh tahun lalu dan ditetapkan sebagai kecelakaan.Jangan-jangan ada alasan tersembunyi di balik kematiannya?Sementara Celine datang mencarinya juga bukan demi Reza, melainkan demi kematian ibunya?Sekian lama tidak mendapatkan jawaban, Celine mulai panik. "Asalkan kamu memberitahuku kenyataan tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu, aku rela melakukan apa pun."Mata Andreas menyipit. "Kalau aku mau kamu jadi milikku, kamu juga setuju?"Celine tertegun, di benaknya tiba-tiba muncul wajah tampan "suami topnya".Reaksi ini membuat ekspresi Andreas yang membaik kembali gusar, di suara kesalnya terdengar sedikit nada cemburu. "Kenapa? Kamu nggak rela meninggalkan tunanganmu itu?"Celine langsung bingung.Reza?Dia mana pantas?Menyadari wajah suaminya terus terbayang di
"Baik, baik, aku siapkan sekarang juga." Reza langsung mengangguk setuju.Paman adalah orang yang misterius, pasti tidak ingin wajahnya dilihat terlalu banyak orang.Sementara Andreas sebenarnya hanya tidak ingin wajahnya dilihat si kucing liar itu.Saat ini, dia melihat sebuah tas kecil di kasur, milik Celine!Andreas tersenyum nakal lalu keluar sambil membawa tas kecil itu.Di bawah, Celine yang baru saja masuk aula tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia meninggalkan tasnya di kamar!Di dalam ada buku nikahnya!Tasnya boleh hilang, tapi buku nikah itu sangat penting untuk rencananya malam ini!Sekarang ini, pria yang tadi seharusnya sudah meninggalkan kamar, 'kan?Celine menggertakkan giginya, terpaksa bertaruh. Dia segera menghindari orang-orang dan kembali naik ke kamar yang tadi. Ketika tiba, kamarnya sudah kosong.Namun, pria tadi tidak ada, tasnya juga tidak ada!Pasti diambil sama pria tadi!Kalau dia mau mengambil kembali tasnya, dia harus mencari pria itu!Namun, siapa sebena
Suara ini membuktikan tebakan Celine benar.Dia orangnya! Sudah pasti!Celine terkejut setengah mati dan merasa seperti ada aliran listrik yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Dia refleks ingin mendorong Andreas.Namun, Andreas seakan-akan sudah bisa menebak isi pikirannya, tangannya langsung menekan punggung Celine agar jarak mereka makin dekat. "Jangan sembarangan bergerak! Atau kamu mau semua orang tahu tadi kamu masuk ke kamarku untuk menggodaku?""Aku ...." Mana ada menggodamu!Celine ingin melawan, tapi di bawah tatapannya yang penuh dengan ancaman, Celine menutup mulutnya!Senyuman di bawah topengnya sangat jelek, dia tetap berdansa mengikuti gerakan Andreas. Mereka terlihat sangat kompak.Namun, Andreas sepertinya masih kurang puas karena tubuh Celine terlalu kaku."Rileks sedikit!" Andreas menepuk pinggang Celine.Celine langsung terkejut.Gerakan provokatif ini! Pria ini sedang melecehkannya!Celine memelototi Andreas, tatapannya penuh dengan protes.Andreas tersenyum sambil me
Saat ini di tengah aula, suara musik sudah berhenti. Andreas masih belum puas. Meskipun selama mereka berdansa Celine menunjukkan dengan jelas kalau dia terpaksa, Andreas merasa Celine sangat menarik.Tangannya masih memegang pinggang Celine, tidak rela melepaskannya."Paman, sudah bisa lepaskan aku?" tanya Celine sambil tersenyum palsu.Andreas mengernyit lalu berkata dengan nada tegas dan sedikit cemburu, "Sejak kapan aku jadi pamanmu? Lain kali nggak boleh panggil aku paman lagi."Celine bingung dari mana asal cemburunya ini, tapi tiba-tiba Andreas mengembalikan tasnya.Tasnya!Celine langsung tersenyum senang dan ingin berterima kasih pada pria di depannya. Namun, dia teringat tadi pria ini menggigitnya, sampai sekarang bahunya masih sakit.Pria ini menggigitnya, terus mencuri tasnya!Celine berkata tanpa takut sambil menggertakkan giginya, "Sialan .... Dasar pencuri!"Suaranya sangat kecil karena bagaimanapun juga pria di depannya ini adalah orang yang sangat penting.Namun, Andre
Namun, sebelum Celine melihat jelas nama lengkapnya, Reza merebut buku nikah itu lalu merobeknya jadi beberapa bagian.Reza merasa Celine sengaja membuat buku nikah palsu untuk membalasnya karena sudah selingkuh dengan Lily.Dia sama sekali tidak melihat Celine, melainkan melihat ke para tamu di sekitar dan tersenyum dengan penuh percaya diri. "Maaf saudara-saudara, Celine orangnya memang suka bercanda. Aku dan Celine akan segera menikah dan Tuan Muda Keluarga Jayadi akan jadi saksinya. Saat itu, mohon kehadiran kalian semua."Reza harus mendapatkan Perusahaan Perhiasan Aurora.Melihat kertas sobekan buku nikahnya di lantai, Celine merasa sayang, dia masih belum melihat nama lengkap "suami topnya"!Namun tak lama kemudian, dia kembali tersenyum sinis lalu mengumumkan di depan semua orang, "Aku sudah menikah dan pengantin prianya bukan Tuan Muda Reza. Kalau memang Tuan Muda Reza nggak percaya, silakan tanya saja ke KUA. Catatan di sana nggak mungkin palsu!"Kemudian, Celine langsung ber
Mata Andreas menyipit dan dia langsung membalik mobilnya tanpa ragu-ragu. Pada saat yang sama, dia menelepon Owen. "Di mobil Kevin ada seorang wanita, hentikan semua rencana kita. Aku balik sekarang juga, selanjutnya tunggu perintahku!"Owen terdiam.Tuan kenapa bisa tahu?"Tuan ...." Owen hendak menghentikan Andreas, tapi teleponnya sudah ditutup."Gawat!"Dia tiba-tiba menyadari kalau identitas wanita yang di mobil mungkin tidak sesimpel yang dia kira. Owen juga langsung mengemudi mengejar mobil Kevin.Sementara di sisi Celine saat ini, Kevin sedang mengemudi dan tatapannya makin menggila.Celine refleks marah-marah dalam hati, 'Pak, tolong kamu cari tahu dulu yang benar. Si Andreas Jayadi itu mana mungkin peduli sama aku yang bukan apa-apa ini? Kamu salah nyulik orang!'Dia dan Tuan Muda Keluarga Jayadi itu maksimal cuma punya hubungan satu bekas gigitan!Jadi, satu-satunya orang yang muncul di benaknya saat mau meminta tolong adalah "suami topnya"!Namun, sekarang satu-satunya hara
Tak lama kemudian, Andreas tiba di kamar Celine. Begitu melihatnya, Celine langsung turun dari kasur dan berlari ke arahnya.Kemudian dia menggantung diri di tubuh Andreas sambil mengadu dengan penuh semangat, "Aku pikir aku bakal mati tadi. Aku benar-benar sial, hampir saja mati gara-gara Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan itu."Tuan Muda ... sialan?Andreas mengernyit.Namun, Celine sama sekali tidak sadar, dia melanjutkan dengan menggebu-gebu, "Kalau tadi aku mati, aku bakal jadi setan dan muncul di kasurnya tiap malam! Biar dia nggak bisa tidur nyenyak!"Ketika melihat posisi mereka berdua, Owen yang baru saja sampai di pintu pun tercengang.Ini pertama kalinya dia melihat ada orang yang berani bersikap selancang di depan Tuan!Terus Nona Celine ini apa tidak tahu kalau "Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan" yang dia maksud itu ada di depannya?Tuan juga mengernyit, jelas terlihat dia agak kesal.Owen pikir tuannya akan mendorong dan memarahi wanita itu, tapi tuannya malah merangkul ping