Share

bab 22 jadinya?

Usai pembacaan keputusan, Sarah dan yang lainnya bersiap meninggalkan ruang persidangan. Namun, saat hendak melangkah mereka dikejutkan oleh seorang perempuan paruh baya yang meraung-raung di pojokan sana.

"Tidak! Dia pasti difitnah! Kalian semua kurang ajar. Mentang-mentang punya uang bisa seenaknya. Pokoknya keputusan ini tidak sah!" Perempuan yang baru mereka ketahui ternyata adalah ibu dari Burhan setelah beberapa sidang. Ibu itu baru hadir di sidang terakhir.

"Sudah, gak usah dilayani. Ganggu saja!" titah Farah, mereka pun sepakat untuk terus melangkah menuju pintu keluar.

****

"Halo, Sayang anak laki-lakinya ibu! Maaf ya Sayang, ibu tinggal terus." Begitu sampai di dalam rumah, Sarah langsung memeluk Emir yang tersenyum-senyum karena bertemu ibunya setelah berjam-jam ditinggal. Ia meninggalkan Sabrina di garasi setelah mencuci tangan terlebih dahulu di kran depan taman menggunakan sabun yang ia sediakan khusus ketika sehabis bepergian.

"Mbak, tadi ada yang nelpon. Katanya ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status