Share

Gagal mendapat Tumbal

Tatapan Adiaz berubah ganas. Mirip rentenir ketika menagih hutang. Anton bergidik ketakutan. Tangannya bergetar, meja di hadapannya tampak ikut bergerak, karena kakinya mengetuk-ngetuk tak henti.

“Kenapa? Kamu punya masalah besar, ‘kan? Sudahlah, jangan terlalu pusingkan soal haram atau tidaknya. Yang penting masalah kamu bisa selesaikan?" Kedua tangan Adiaz mencengkeram erat bahu Anton. Pria itu mati kutu, tidak bisa beranjak dan melarikan diri.

“Ta–tapi, Pak … saya tidak pernah pakai yang begituan. Saya tidak mau jadi pecandu. Kalau Bapak mau menggunakannya, silakan saja. Tapi jangan ajak-ajak saya," ucapnya ragu.

“Lho, kenapa? ‘Kan saya hanya memberikan kamu solusi. Bukannya memaksa, tapi coba pikirkan baik-baik. Apa salahnya mencoba? Toh kamu tetap bekerja, tapi pikirkan kamu bisa jadi lebih plong dan masa bodoh." Kali ini Adiaz berkata seraya menyodorkan benda itu lebih dekat lagi pada Anton.

Kedua tangan Adiaz dihempaskan secara kasar oleh Anton. Dia sudah tak dapat lagi untu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status