Lucas terus melumat bibir Alexa. Sebelah tangannya tidak lagi di atas sofa, melainkan di tengkuk Alexa untuk memperdalam ciuman mereka. Lucas benar-benar membuat dirinya melayang hanya karena ciuman pria itu. Bahkan tanpa Alexa sadari, tangannya sudah tidak lagi meronta untuk dilepaskan melainkan meremas tangan Lucas erat.
Lucas berhenti dan menatapnya dengan kedua mata coklat miliknya. Alexa pikir Lucas sudah berhenti, tetapi pria itu malah tersenyum miring dan kembali mencium Alexa dengan sangat cepat dan dalam. Ciuman yang lembut tadi sudah berubah menjadi cepat, keras dan menuntut.
Tidak sampai disitu kini bibir pria itu sudah berpindah ke rahangnya, mengecupnya keras hingga ke leher jenjangnya. Mata Alexa menutup, tubuhnya menggeliat dalam sentuhan Lucas. Pria itu menarik tangannya dari kedua tangan Alexa lalu meletakkannya di bahu wanita itu. Ciumannya turun hingga ke leher Alexa membuat tangan Alexa yang terbebas segera meremas bahu Lucas.
"Akh!" pekik Alexa saat Lucas membuatnya terlentang di atas sofa. Tanpa memperdulikan pekikkan Alexa, Lucas melanjutkan ciumannya hingga turun ke dada wanita itu. Ia mencium Alexa dengan keras hingga meninggalkan bekas.
"Ahh." Desah Alexa setelah Lucas menarik bibirnya dan menatap kedua mata Alexa tajam. Ia menatap Alexa selama beberapa detik lalu menarik napas dalam.
Lucas kembali menciummnya dengan kuat dan dalam. Alexa mencoba untuk mendorong dada Lucas karena ia tidak mau hal ini berlanjut, akal sehat Alexa sadar bahwa ia tidak boleh melakukannuya dengan Lucas. Tetapi pria itu malah menahan tengkuknya dan memperdalam ciumannya. Lidahnya menjelajahi mulut panas Alexa membuat wanita itu kembali tergiur.
Lucas menciumya cukup lama dan sangat dalam. Ciuman yang cukup lembut itu perlahan membuat Alexa menutup matanya dan menikmatinya. Ciuman Lucas perlahan turun ke rahang Alexa. Mengecupya sekilas lalu beralih ke leher Alexa saat jemari gadis itu sudah meremas rambutnya erat.
"Ahh, Tuann." Desah Alexa saat Lucas mengecup lehernya kuat meninggalkan bekas disana.
Ciuman Lucas kembali naik ke bibir Alexa. Kali ini ia tidak mencium Alexa dengan lembut melainkan dengan keras dan menuntut hingga tanpa Alexa sadari Lucas sudah mengangkatnya dan membawanya ke atas ke kamar milik pria itu dengan masih berciuman. Dalam keadaan mabuk pria itu masih saja bisa menggendong Alexa.
Lucas membaringkan Alexa di atas ranjang tanpa melepas pagutan keduanya. Di atas Alexa, Lucas mengusap rambut wanita itu lalu perlahan ciumannya turun ke dada Alexa. Sebelah tangannya pun bergerak membuka kemeja yang dipakai wanita itu, hingga menunjukkan bra berwarna hitam yang digunakan Alexa. Sebelah tangan Lucas bergerak mengusap bukit kembar Alexa.
"Ahh.." Desah Alexa saat Lucas meremasnya lembut. Ciuman Lucas kini sudah berpindah di belahan dada wanita itu.
Meninggalkan tanda di sana, lalu ia menarik dirinya sebentar untuk membuka kemeja yang dipakainya. Tangan Alexa langsung merasakan padatnya dada Lucas. Kini Alexa sudah terbuai dan tidak peduli siapa Lucas, ia menyentuh dada bidang pria itu. Lucas menelusupkan tangannya ke punggung Alexa dan membuka kaitan bra wanita yang sedang menggeliat keenakan karena ciumannya itu. Begitu terbuka, ia langsung membuang bra Alexa sembarangan.
"Kau sangat sexy," Kata Lucas saat menatap tubuh bagian atas Alexa yang polos. Sebelah tangannya langsung naik dan membelai bukit kembar Alexa dengan lembut. “Jangan tinggalkan aku.” Ucap Lucas di sela ciumannya. “Tetap di sisiku, aku tak akan pernah melepaskanmu.” Lanjutnya lagi.
Setelah itu Lucas meremasnya pelan dan mendaratkan ciumannya di sana. Alexa melengkungkan tubuhnya saat Lucas mencium dadanya dengan kuat. Sebelah tangan Lucas tidak lagi menopang tubuhnya, tetapi sudah berada di bukit kembar Alexa yang satunya sambil memainkannya.
Sentuhan Alexa di tubuh Lucas juga memberikan percikan gairah. Perlahan, ciuman Lucas turun hingga ke perut Alexa. Sebelah tangannya bergerak membuka celana jeans pendek yang mampu menutupi setengah pahaa wanita itu.
“Tuannn, jangannn.” Alexa menahan tangan Lucas yang ingin terlalu jauh. Saat Lucas menyentuh itu, akal sehat Alexa kembali sadar. Menurutnya ini salah, pria itu sedang mabuk dan tidak sadar atas apa yang dilakukannya. Ia hanyalah orang asing, pria itu saja tidak tahu siapa dirinya sebenarnya.
Namun Lucas tidak peduli dengan larangan Alexa. Pria itu tetap saja melakukannya, walaupun mabuk namun tenaga Lucas masih saja kuat dan Alexa tidak bisa menghindar. Selain karena tenaganya yang kalah, ia juga terlena akan permainan pria itu. Pada akhirnya Alexa sedikit membantu dengan mengangkat pantatnya agar memudakahkan Lucas untuk meloloskan celananya.
Setelah berhasil Lucas juga meloloskan celana dalam hitam yang senada dengan bra milik Alexa. Begitu melihat lembah yang berada di baliknya membuat Lucas semakin terpacu dan ia tersenyum menyeringai melihat keindahan yang Alexa miliki.
Tanpa pikir panjang Lucas segera menciumnya untuk merasakan rasa itu. Rasa dari wanita yang tidak di kenalnya itu. Tapi saat ini Lucas ingin menuntaskan gairah yang sedang menguasainya. Alkohol mampu membuatnya kehilangan akal dan membutuhkan ketuntasan. Entah mengapa secara tiba-tiba Lucas membutuhkan kehangatan untuk bisa memuaskannya.
Setelah merasa puas untuk merasakan milik Alexa, tanpa pikir panjang Lucas segera menanggalkan celananya dan segera memasukkan kepunyaannya ke dalam milik Alexa. Pria itu mengerang saat memasukkan kepunyaannya ke dalam lembah yang sempit itu. Begitu juga dengan Alexa yang memekik karena kepunyaan Lucas yang sangat besar membelahnya.
Setelah masuk dengan sempurna Lucas mulai memompanya maju mundur membuat Alexa membuka mulutnya guna menikmati pompaan pria itu. Saat mendekati puncaknya, Lucas semakin mempercepat pompaannya dan membuat Alexa berteriak.
“Arghhhhh yashhh Tuannn!”
Lucas semakin mempercepat kegiatannya itu setelah mendengar erangan wanita itu. Pria itu menghentakkannya dengan keras beberapa kali saat pelepasannya tiba. Tidak selesai hanya di situ saja, setelah menuntaskan pelepasannya Lucas membalikkan Alexa dengan kasar kemudian kembali memasukkannya dari belakang. Lagi Alexa di buat teriak karena perbuatan pria itu.
Alexa tidak tahu entah berapa kali Lucas terus saja memasukinya, berbagai cara sudah dilakukan pria itu. Bahkan Alexa juga tidak tahu berapa kali ia juga mendapatkan pelepasannya, Lucas benar-benar membuatnya menggila. Pria itu menghajarnya habis-habisan, bahkan permainan kasar Lucas meninggalkan beberapa bekas di tubuh Alexa.
Permainan itu berakhir ketika Lucas sudah tidak lagi sanggup dan akhirnya ambruk di atas ranjang meninggalkan Alexa yang masih sadar. Wanita itu mengatur napasnya yang masih tak beraturan sambil melihat pria yang ada di sampingnya. Baru saja pertama bekerja sudah mendapatkan hal yang tak terduga.
Wanita itu menilai wajah tampan milik Lucas Howard, setelah puas melihat wajah pria itu Alexa melihat tubuh telanjang milik Lucas. Tadi ia belum sempat melihat semuanya dan menilainya, ia suka dengan tubuh Lucas. Semuanya masuk ke dalam kriteria yang diinginkannya. Setelah napasnya mulai teratut, Alexa turun dari ranjang dan mulai memakai kembali bajunya yang berserakan di lantai.
Apakah ia menyesal, jawabannya tidak. Bagaimanapun ia menikmati permainan hangat yang diberikan Lucas. Satu pertanyaan di dalam benak Alexa apakah pria itu akan mengingat perbuatan mereka malam ini? Setelah selesai memakaikan kembali pakaiannya, ia menarik selimut untuk menyelimuti tubuh telanjang Lucas dan menghidupkan pendingin ruangan. Tubuh keduanya penuh dengan keringat karena permainan tersebut.
Sesampainya di kamar Alexa membersihkan tubuhnya untuk mandi. Bagaimanapun tubuhnya penuh dengan keringat dan sisa cairan milik Lucas. Setelah selesai mandi barulah Alexa tidur, kali ini ia tidur dengan cepat dan enak karena sudah kelelahan. Tidak lagi membutuhkan alkohol untuk membuatnya bisa tidur.
“Maaf aku terlambat bangun.” Kata Alexa sambil merapikan rambutnya yang berantakan, ia segera mengikat rambutnya menjadi satu bagian.“Apa yang terjadi dengan lehermu Alexa?” Tanya Ester saat melihat penampilan Alexa. Wanita itu langsung saja menyentuh lehernya, ia lupa menutupi lehernya. Hampir saja Alexa melupakan apa yang terjadi padanya tadi malam.“Tadi malam di kamarku ada binatang kecil dan ini ulahnya, aku tak bisa tidur dibuatnya jadi aku terlambat bangun karena itu.” Alexa mendapat alasan yang tepat saat ini.“Oh ya? Sebelumnya tidak pernah ada binatang di rumah ini, lebih baik kau bersihkan kembali kamarmu nanti.”“Baik Ester, apa aku bisa membawa makanannya ke depan sekarang?”“Sebentar lagi, bawa piring dan gelas ke depan. Untuk pakaianmu nanti akan datang, apa kau yakin akan berpakaian seperti itu?” Tanya Ester dengan tak yakin sambil menilai Alexa.“Apa ada yang salah?” Tanya Alexa balik sambil ikut melihat dirinya kembali. Wanita itu hanya menggunakan kaos dan celana p
“Ayo keluar.” James menarik tangan Alexa dan membawanya keluar dari kamar Lucas. Pria itu membawa Alexa kini masuk ke dalam kamarnya. “Mungkin kau kaget melihat sikap Lucas, tapi dia memang seperti itu. Dia suka marah dan berteriak, dia dingin pada semua orang. Dia bertahan di rumah ini karena ancaman Daddy, kalau bukan karena itu dia tidak tinggal di rumah ini. Maka rumah ini menjadi tempat singgah saja, dia hanya ada di pagi hari dan pulang tengah malam. Kau harus tahu itu.” Alexa tersenyum kecil menanggapinya, ia tidak tahu mau menjawab apa karena dirinya tak bertanya sama sekali mengenai itu.“Apa kau perlu bantuanku Tuan? Tadi kau mencariku.”“Jangan panggil aku Tuan, tadi sudah kukatakan bukan?” Alexa menghela napasnya.“Maaf aku lupa, baiklah kau perlu sesuatu James?” Koreksi Alexa, James tersenyum senang mendengar Alexa memanggil namanya.“Aku suka seperti itu.” Ungkap James jujur. “Aku ada pertemuan sebentar lagi, aku ingin kau membantuku untuk menyiapkan keperluanku seperti
“Bagaimana hari pertama bekerja di sini?” Tanya Ester saat mereka berada di taman belakang. Ester sedang menyiram bunga, sedangkan Alexa membawakan cemilan untuk wanita paruh baya itu.“Baik, aku suka bekerja di sini. Terima kasih sudah sabar memberitahuku Ester, kau baik.” Ucap Alexa dengan jujur.“Itu sudah menjadi tugasku. Syukurlah kalau kau memang suka bekerja di sini, aku senang mendengarnya. Pekerjaanmu juga bagus, aku suka.” Puji Ester.“Terima kasih Ester.”“Alexa,” Panggil Olivia membuat Alexa berbalik menatap wanita itu.“Iya Nyonya?” Sahut Alexa.“Kau di sini ternyata, aku mencarimu kemana-mana.” Ungkap Olivia jujur.“Ada apa Nyonya mencariku?” Tanya Alexa penasaran.“Tidak apa, aku hanya ingin bertanya bagaimana bekerja di sini apa kau suka?” Alexa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.“Aku suka, terima kasih sudah menerimaku.” Ucap Alexa dengan jujur.“Pekerjaanmu juga bagus, aku suka. Anak-anakku juga tidak ada komentar tentangmu, mereka sepertinya suka denganmu. Biasa
“Apa kau yakin mau bekerja sebagai pelayan di rumah ini?” Tanya Olivia Howard dengan tak yakin.Olivia Howard memang sedang mencari pelayan untuk di rumahnya, karena pelayan sebelumnya sedang cuti selama tiga bulan. Maka itu Olivia harus mencari penggantinya agar ada yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Pelayan yang di miliki Olivia memang tidak hanya satu, tetapi semuanya sudah mempunyai bagian-bagian tertentu.“Saya yakin nyonya.” Jawab Alexa dengan yakin.Sama sekali tidak ada keraguan di dalam diri wanita itu ketika ingin menjadi seorang pelayan di rumah besar yang ada di hadapannya saat ini. Saat mendapat informasi bahwa dibutuhkan seorang pelayan, tanpa pikir panjang Alexa langsung saja datang ke rumah tersebut untuk mencalonkan diri.“Kau sangat tidak cocok jadi seorang pelayan, apa kau yakin seorang pelayan? Kau sangat tak cocok menjadi pelayan.” Ucap Olivia jujur. Wanita paruh baya itu menilai Alexa Barnes yang ada di hadapannya. Alexa menggunakan dress pendek yang hanya menu
“Bagaimana hari pertama bekerja di sini?” Tanya Ester saat mereka berada di taman belakang. Ester sedang menyiram bunga, sedangkan Alexa membawakan cemilan untuk wanita paruh baya itu.“Baik, aku suka bekerja di sini. Terima kasih sudah sabar memberitahuku Ester, kau baik.” Ucap Alexa dengan jujur.“Itu sudah menjadi tugasku. Syukurlah kalau kau memang suka bekerja di sini, aku senang mendengarnya. Pekerjaanmu juga bagus, aku suka.” Puji Ester.“Terima kasih Ester.”“Alexa,” Panggil Olivia membuat Alexa berbalik menatap wanita itu.“Iya Nyonya?” Sahut Alexa.“Kau di sini ternyata, aku mencarimu kemana-mana.” Ungkap Olivia jujur.“Ada apa Nyonya mencariku?” Tanya Alexa penasaran.“Tidak apa, aku hanya ingin bertanya bagaimana bekerja di sini apa kau suka?” Alexa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.“Aku suka, terima kasih sudah menerimaku.” Ucap Alexa dengan jujur.“Pekerjaanmu juga bagus, aku suka. Anak-anakku juga tidak ada komentar tentangmu, mereka sepertinya suka denganmu. Biasa
“Ayo keluar.” James menarik tangan Alexa dan membawanya keluar dari kamar Lucas. Pria itu membawa Alexa kini masuk ke dalam kamarnya. “Mungkin kau kaget melihat sikap Lucas, tapi dia memang seperti itu. Dia suka marah dan berteriak, dia dingin pada semua orang. Dia bertahan di rumah ini karena ancaman Daddy, kalau bukan karena itu dia tidak tinggal di rumah ini. Maka rumah ini menjadi tempat singgah saja, dia hanya ada di pagi hari dan pulang tengah malam. Kau harus tahu itu.” Alexa tersenyum kecil menanggapinya, ia tidak tahu mau menjawab apa karena dirinya tak bertanya sama sekali mengenai itu.“Apa kau perlu bantuanku Tuan? Tadi kau mencariku.”“Jangan panggil aku Tuan, tadi sudah kukatakan bukan?” Alexa menghela napasnya.“Maaf aku lupa, baiklah kau perlu sesuatu James?” Koreksi Alexa, James tersenyum senang mendengar Alexa memanggil namanya.“Aku suka seperti itu.” Ungkap James jujur. “Aku ada pertemuan sebentar lagi, aku ingin kau membantuku untuk menyiapkan keperluanku seperti
“Maaf aku terlambat bangun.” Kata Alexa sambil merapikan rambutnya yang berantakan, ia segera mengikat rambutnya menjadi satu bagian.“Apa yang terjadi dengan lehermu Alexa?” Tanya Ester saat melihat penampilan Alexa. Wanita itu langsung saja menyentuh lehernya, ia lupa menutupi lehernya. Hampir saja Alexa melupakan apa yang terjadi padanya tadi malam.“Tadi malam di kamarku ada binatang kecil dan ini ulahnya, aku tak bisa tidur dibuatnya jadi aku terlambat bangun karena itu.” Alexa mendapat alasan yang tepat saat ini.“Oh ya? Sebelumnya tidak pernah ada binatang di rumah ini, lebih baik kau bersihkan kembali kamarmu nanti.”“Baik Ester, apa aku bisa membawa makanannya ke depan sekarang?”“Sebentar lagi, bawa piring dan gelas ke depan. Untuk pakaianmu nanti akan datang, apa kau yakin akan berpakaian seperti itu?” Tanya Ester dengan tak yakin sambil menilai Alexa.“Apa ada yang salah?” Tanya Alexa balik sambil ikut melihat dirinya kembali. Wanita itu hanya menggunakan kaos dan celana p
Lucas terus melumat bibir Alexa. Sebelah tangannya tidak lagi di atas sofa, melainkan di tengkuk Alexa untuk memperdalam ciuman mereka. Lucas benar-benar membuat dirinya melayang hanya karena ciuman pria itu. Bahkan tanpa Alexa sadari, tangannya sudah tidak lagi meronta untuk dilepaskan melainkan meremas tangan Lucas erat.Lucas berhenti dan menatapnya dengan kedua mata coklat miliknya. Alexa pikir Lucas sudah berhenti, tetapi pria itu malah tersenyum miring dan kembali mencium Alexa dengan sangat cepat dan dalam. Ciuman yang lembut tadi sudah berubah menjadi cepat, keras dan menuntut.Tidak sampai disitu kini bibir pria itu sudah berpindah ke rahangnya, mengecupnya keras hingga ke leher jenjangnya. Mata Alexa menutup, tubuhnya menggeliat dalam sentuhan Lucas. Pria itu menarik tangannya dari kedua tangan Alexa lalu meletakkannya di bahu wanita itu. Ciumannya turun hingga ke leher Alexa membuat tangan Alexa yang terbebas segera meremas bahu Lucas."Akh!" pekik Alexa saat Lucas membuatn
“Apa kau yakin mau bekerja sebagai pelayan di rumah ini?” Tanya Olivia Howard dengan tak yakin.Olivia Howard memang sedang mencari pelayan untuk di rumahnya, karena pelayan sebelumnya sedang cuti selama tiga bulan. Maka itu Olivia harus mencari penggantinya agar ada yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Pelayan yang di miliki Olivia memang tidak hanya satu, tetapi semuanya sudah mempunyai bagian-bagian tertentu.“Saya yakin nyonya.” Jawab Alexa dengan yakin.Sama sekali tidak ada keraguan di dalam diri wanita itu ketika ingin menjadi seorang pelayan di rumah besar yang ada di hadapannya saat ini. Saat mendapat informasi bahwa dibutuhkan seorang pelayan, tanpa pikir panjang Alexa langsung saja datang ke rumah tersebut untuk mencalonkan diri.“Kau sangat tidak cocok jadi seorang pelayan, apa kau yakin seorang pelayan? Kau sangat tak cocok menjadi pelayan.” Ucap Olivia jujur. Wanita paruh baya itu menilai Alexa Barnes yang ada di hadapannya. Alexa menggunakan dress pendek yang hanya menu