“Ayo keluar.” James menarik tangan Alexa dan membawanya keluar dari kamar Lucas. Pria itu membawa Alexa kini masuk ke dalam kamarnya. “Mungkin kau kaget melihat sikap Lucas, tapi dia memang seperti itu. Dia suka marah dan berteriak, dia dingin pada semua orang. Dia bertahan di rumah ini karena ancaman Daddy, kalau bukan karena itu dia tidak tinggal di rumah ini. Maka rumah ini menjadi tempat singgah saja, dia hanya ada di pagi hari dan pulang tengah malam. Kau harus tahu itu.” Alexa tersenyum kecil menanggapinya, ia tidak tahu mau menjawab apa karena dirinya tak bertanya sama sekali mengenai itu.
“Apa kau perlu bantuanku Tuan? Tadi kau mencariku.”
“Jangan panggil aku Tuan, tadi sudah kukatakan bukan?” Alexa menghela napasnya.
“Maaf aku lupa, baiklah kau perlu sesuatu James?” Koreksi Alexa, James tersenyum senang mendengar Alexa memanggil namanya.
“Aku suka seperti itu.” Ungkap James jujur. “Aku ada pertemuan sebentar lagi, aku ingin kau membantuku untuk menyiapkan keperluanku seperti pakaian. Aku bingung ingin memakai pakaian seperti apa, kau bisa membantuku bukan?”
“Apa pertemuanmu di dalam ruangan? Pertemuan itu formal?” Tanya Alexa Sambil berjalan ke ruangan walk in closet milik James. Dengn cepat pria itu mengikuti langkah Alexa.
“Ya, aku akan menemani Daddy dalam pertemuan tersebut. Apa yang cocok untukku?” Alexa mulai melihat pakaian yang menggantung dengan rapi sedangkan James melihat ekpresi serius dari Alexa.
“Bagaimana dengan ini?” Tanya Alexa setelah memilih pakaian tersebut. James melihatnya lalu menganggukkan kepalanya.
“Bagus, aku akan memakainya. Bagaimana dengan dasi dan jamnya? Apa kau bisa memilihkannya juga untukku?” Kini Alexa melihat koleksi dasi pria itu beserta dengan jamnya.
“Ini lebih cocok untukmu.” Kata Alexa lagi sambil memberikannya pada James.
“Baiklah, aku akan memakainya.” James langsung saja melepaskan kaosnya.
“Apa yang kau lakukan?” Pekik Alexa kaget membuat James berhenti.
“Apa ada yang salah?” Alexa menghembuskan napasnya kasar.
“Aku akan menunggu di luar.” Alexa segera keluar dari ruangan tersebut dan menunggu di kamar pria itu sambil membersihkan tempat tidur berukuran besar itu. Tak butuh waktu lama, James keluar dan berdiri di hadapan Alexa.
“Bagaimana?” Alexa tersenyum senang melihatnya dan mendekati James, jarak keduanya sangat dekat bahkan James bisa merasakan hembusan napas Alexa di lehernya. Karena wanita itu kini sedang memperbaiki dasinya yang belum rapi.
“Sudah rapi, kau sangat tampan.” Puji Alexa sambil melihat James dari atas sampai bawah.
“Benarkah?” Tanya James sambil tertawa, pria itu sempat menahan napas saat Alexa berada di dekatnya. “Aku tampan karena kau memilih pakaian yang tepat untukku. Untuk seterusnya kau harus memilihkannya untukku.”
“Oke.” Jawab Alexa cepat. “Beritahu saja apa keperluanmu, aku akan melakukannya.” Lanjut wanita itu lagi.
“Kau juga cantik, kau tidak cocok bekerja sebagai pelayan. Bagaimana kalau kau menjadi sekretarisku saja?” Alexa mengernyitkan keningnya.
“Apa ada yang salah dengan pekerjaanku?” James menggelengkan kepalanya.
“Pekerjaanmu tak salah, kau yang tak cocok berada di pekerjaan ini. Kau terlalu cantik untuk menjadi seorang pelayan, sepertinya kau pintar. Kau bisa memilihkan baju yang bagus untukku.” Alexa tertawa.
“Itu karena aku masih muda, aku terbiasa melihatnya di jaman sekarang. Mungkin pelayan yang lain sudah tidak muda jadi kau tak bisa percaya pada mereka, benar bukan?” James menganggukkan kepalanya.
“Kau ada benarnya juga, berapa usiamu?” Lagi Alexa mengernyitkan keningnya. “Aku hanya ingin tahu umurmu, apakah salah? Tidak diberitahu juga tak apa, aku tak akan memaksa.”
“Dua puluh tiga.” Jawab Alexa dengan cepat.
“Masih sangat muda, kau sangat pekerja keras sekali. Aku saja sudah dua puluh tujuh.”
“Benarkah? Lalu Lucas berapa?” Tanya Alexa penasaran.
“Dia tiga puluh tahun.” Alexa menganggukkan kepalanya paham. “Kenapa kau mau menjadi pelayan?” Tanya James penasaran.
“Aku membutuhkan uang.” Jawab Alexa asal.
“Kau bisa bekerja denganku.” Alexa tertawa.
“Tak perlu, aku suka dengan pekerjaan ini. Kau pergi jam berapa? Kau bisa terlambat, aku akan membersihkan kamarmu setelah kau pergi.”
“Syukurlah kau mengingatkanku, baiklah terima kasih Alexa. Sampai bertemu nanti.” James berjalan keluar kamarnya dan meninggalkan wanita itu.
Alexa melanjutkan pekerjaannya yaitu membersihkan kamar James beserta dengan membawa pakaian kotor pria itu. Sebelum turun ke bawah ia masuk ke dalam kamar Lucas untuk dibersihkan. Ia sudah tidak melihat Lucas berada di kamar tersebut. Wanita itu berniat mengganti seprai tempat tidur milik pria itu. Alexa bisa melihat ada bekas cairan cinta keduanya melekat di sana. Melihat hal itu Alexa mengingat apa yang terjadi tadi malam.
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Kini Alexa di kagetkan dengan Lucas yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu hanya menggunakan handuk putih yang melekat di pinggangnya. Kini Alexa kembali melihat dada bidang pria itu, tadi malam ia menyentuhnya dan merasakannya. Melihat rambut Lucas basah semakin menunjukkan kesan sexy dari pria itu. “Kau melihat apa?” Tanya Lucas lagi membuat Alexa akhirnya sadar.
“Maaf Tuan, aku tidak tahu kalau kau masih ada di dalam. Aku pikir tadi kau sudah pergi, aku ingin membersihkan kamarmu.”
“Ya, aku harus mandi lagi karenamu.” Alexa mengernyitkan keningnya bingung.
“Maksudnya?” Tanyanya.
“Silahkan bersihkan, aku tidak akan menganggumu.” Lucas membuka lemarinya untuk mengambil pakaiannya. Pria itu membuka handuknya sehingga Alexa kembali melihat pria itu kembali telanjang seketika membuat Alexa memekik.
“Apa yang kau lakukan!” Alexa menutup matanya dan Lucas berbalik semakin menunjukkan kepunyaannya yang berdiri pada Alexa.
“Bukankah kau sudah melihatnya tadi malam? Kau juga sudah merasakannya, kenapa harus malu?” Alexa menggelengkan kepala tak percaya, ia langsung saja berjalan beranjak keluar. Namun Lucas menahannya dengan mencekal tangannya. “Kau mau pergi kemana?” Tanya Lucas pelan, kini jarak keduanya sangat dekat. Alexa bahkan bisa merasakan bau mint dari mulut Lucas.
“Kau tak menginginkannya? Bukankah tadi kau juga bilang bahwa kau juga menikmatinya?” Kini tangan Lucas menggenggam tangan Alexa dan diarahkan pada kepunyaannya. Alexa kaget ketika tangannya memegang kepunyaan Lucas yang terasa besar dan sudah menegang.
“Aku tid—“
“Kau bisa merasakannya lagi, kalau kau mau.” Potong Lucas dengan cepat. Jantung Alexa berpacu dengan sangat cepat saat ini.
“Tuan akk—“ Perkataan Alexa terhenti, ia membuka mulutnya sedikit dan memejamkan matanya ketika Lucas menyentuh titik sensitifnya. Daun telinga Alexa kini menjadi sasaran bibir Lucas, pria itu menjilatnya dengan intens di sana.
“Kau menikmatinya, aku tahu. Maka itu kau tak menghindar dan meninggalkanku bukan?” Kata Lucas di sela jilatannya, tangan pria itu juga kini memegang tengkuk Alexa dan mengecup leher jenjang wanita itu. “Bahkan tadi malam aku meninggalkan bekas di sini.” Lucas kembali meninggalkan jejak dengan menghisap leher Alexa sehingga meninggalkan bekas kemerahan.
“Arghh!” Pekik Alexa membuat Lucas tersenyum senang. Dengan cepat Alexa mendorong Lucas dengan keras membuat keduanya berjarak.
“Tuan maaf,” Setelah mengatakan itu Alexa langsung saja keluar dari kamar pria itu. Lucas kali ini tidak menahan Alexa, ia tersenyum penuh arti dan membiarkan pelayannya itu keluar.
“Bagaimana hari pertama bekerja di sini?” Tanya Ester saat mereka berada di taman belakang. Ester sedang menyiram bunga, sedangkan Alexa membawakan cemilan untuk wanita paruh baya itu.“Baik, aku suka bekerja di sini. Terima kasih sudah sabar memberitahuku Ester, kau baik.” Ucap Alexa dengan jujur.“Itu sudah menjadi tugasku. Syukurlah kalau kau memang suka bekerja di sini, aku senang mendengarnya. Pekerjaanmu juga bagus, aku suka.” Puji Ester.“Terima kasih Ester.”“Alexa,” Panggil Olivia membuat Alexa berbalik menatap wanita itu.“Iya Nyonya?” Sahut Alexa.“Kau di sini ternyata, aku mencarimu kemana-mana.” Ungkap Olivia jujur.“Ada apa Nyonya mencariku?” Tanya Alexa penasaran.“Tidak apa, aku hanya ingin bertanya bagaimana bekerja di sini apa kau suka?” Alexa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.“Aku suka, terima kasih sudah menerimaku.” Ucap Alexa dengan jujur.“Pekerjaanmu juga bagus, aku suka. Anak-anakku juga tidak ada komentar tentangmu, mereka sepertinya suka denganmu. Biasa
“Ada perlu apa mencariku Tuan? Apa yang bisa kulakukan?” Tanya Alexa pada Lucas. Wanita itu memilih berdiri jauh dari Lucas.“Mendekatlah, apa aku bau sehingga kau menjauh dariku?” Tanya Lucas dengan sarkas.“Tidak Tuan, aku han—““Mendekatlah.” Kata Lucas dengan nada memerintah, wajah pria itu terlihat serius membuat Alexa sedikit takut. Maka Alexa segera mendekat sesuai dengan keinginan Lucas. “Kenapa kau lama sekali datang?” Desis Lucas, pria itu kini menarik pinggang Alexa agar mendekat padanya. Wanita itu kini menahan napasnya karena jaraknya sangat dekat dengan Lucas.“Ada Ester di sebelah, dia bisa melihat kita seperti ini. Aku tidak mau ji—““Kenapa dengan Ester? Apa ada yang salah dengan yang kita lakukan saat ini?” Tanya Lucas pelan dan mendekatkan bibirnya pada telinga Alexa membuat wanita itu menghindar.“Aku hanya tidak mau dia salah paham dengan kita.” Lucas berdecak.“Aku tidak peduli dengan apa yang dipikirkannya. Tadi kau bertanya apa yang harus kau lakukan bukan?” Al
Lucas menahan pinggul Alexa menekankannya lebih dalam dan pria itu menembakkan cairannya ke dalam milik Alexa. Suara deru napas mereka berdua berkejar-kejaran. Alexa jatuh lemas ke dalam dada bidang Lucas. Wanita itu lelah sekali setelah mendapatkan pelepasannya secara berturut-turut.Tetapi hanya sebentar saja Alexa mengambil napas. Hasrat kembali menerjang wanita itu. Alexa mulai bergerak-gerak berusaha mendapatkan kenikmatan dari kepunyaan Lucas yang masih berada di dalam miliknya."Aargghh, Alexaaa." Sekali ini Lucas membiarkan Alexa yang mengejar kenikmatannya sendiri.Lucas tak menyangka kalau Alexa ternyata wanita yang begitu hebat dan liar. Padahal saat mereka melakukannya pertama kali waktu itu Alexa tidak seperti ini. Ia tidak menyangka kalau Alexa bisa seperti ini. Baru Alexalah yang bisa mengimbangi seorang Lucas sampai tak berkutik seperti ini. Lucas saja sampai kewalahan, Alexa memang wanita yang berbeda dari semua wanita yang pernah Lucas kenal.Kedua tangan wanita it
“Siapa? Aku tak paham dengan perkataanmu, coba jelaskan padaku.” Lucas bingung ketika mendapat pertanyaan tersebut.“Kau memohon untuk tidak ditinggalkan, siapa yang meninggalkanmu? Kekasihmu? Kau mau aku menjadi kekasihmu, tapi kau sendiri masih punya kekasih? Kau sangat jahat Lucas!” Pria itu langsung saja menahan Alexa yang hendak bangkit itu.“Aku mabuk, aku tak sadar bagaimana aku tahu siapa yang sedang kupikirkan saat itu?” Lucas langsung saja membela dirinya. “Aku terbiasa mengatakan hal yang aneh di saat mabuk, percayalah padaku. Aku tidak mempunyai kekasih, hanya kau satu-satunya yang kuinginkan menjadi kekasih. Aku berani bersumpah jika kau mau aku melakukan hal itu.” Pungkas Lucas dengan tegas.“Kau sedang tidak berbohong bukan? Jika kau ketahuan berbohong, aku tidak akan pernah me
Alexa terbangun dari tidurnya, ia segera melihat jam yang ada di dinding. Wanita itu langsung saja bangkit dari turunnya dan turun dari ranjang. Lucas menggeliat karena aksi Alexa itu. Dengan cepat ia memakaikan kembali pakaiannya yang berserakan di lantai. Semuanya sudah tidak sesuai dengan apa yang di rencanakannya.Semuanya gagal karena Lucas terus saja menyerangnya, ia kelelahan dan membuat wanita itu terlambat bangun. Alexasedikit takut, jika ia turun dan ada yang melihatnya. Sebisa mungkin Alexa memperbaiki penampilannya, walaupun sebenernya ia tak yakin.“Kau baru bangun?” Tanya Lucas saat ia membuka matanya sedikit, ia masih mengantuk dan ingin tidur lagi.“Ya, aku terlambat bangun dan ini semua karenamu!” Jawab Alexa dengan ketus. “Jika aku terkena masalah aku akan menyalahkanmu.” Setelah mengatakan i
“Aku ingin berbicara penting denganmu,” Kata Calisto Howard dengan tegas.“Katakan saja di sini langsung, aku tak punya waktu jika harus melakukannya khusus denganmu di ruang kerjamu. Aku sangat sibuk.” Jawab Lucas dengan dingin, ia mengatakan itu sambil memakan sarapannya. Alexa masih ada di sana membantu yang lainnya.“Kau sudah lama tidak menjalin hubungan dengan seorang wanita dengan serius, aku bahkan lupa kapan kau membawa pulang seorang wanita ke rumah. Apa kau tak punya kekasih yang ingin kau nikahi?” Tanya Calisto langsung membuat Lucas berhenti untuk makan. Bahkan Alexa juga yang sedang menyendokkan ayam ke dalam piring James berhenti. Wanita itu menatap Lucas, namun tidak dengan pria itu.“Itu akan jadi masalahku, aku bisa mengatasinya sendiri. Kau tak perlu terlibat tentang hubunganku dengan
“Duduk saja, lanjutkan.” Ucap pria itu dengan memerintah. “Aku yang mengganggumu, aku hanya ingin melihat bagaimana keadaan tanganmu. Apakah tak bermasalah? Jika kau mau aku bisa membawamu ke rumah sakit.” Alexasedikit tertawa mendengarnya.“Aku tidak perlu ke rumah sakit, ini akan membaik setelah di beri salep. Terima kasih atas tawarannya James, tapi kurasa tak perlu. Tenang saja, ini tak parah. Hanya terkena sop bukan air panas. Jika air panas mungkin akan melepuh, ini kasus yang berbeda.” James terkesima dengan Alexa yang tertawa bahkan banyak bicara itu. Pria itu menatap Alexadengan lekat membuat Alexa jadi salah tingkah sendiri.“Kau kenapa? Apa ada yang salah dengan wajahku? Kau menatapku sangat serius.” Tanya Alexa jadi tak enak hati.“Kau sangat cantik jika tertawa seperti tadi aku m
Alexa mengintip keadaan pos penjagaan depan yang sedang kosong, wanita itu tahu kapan pos depan kosong karena harus keliling untuk mengontrol. Alexa yang mempunyai kunci cadangan hasil duplikat memakaikan kesempaatn itu untuk membuka gerbang depan agar ia bisa masuk. Dengan perlahan wanita membukanya agar tidak menimbulkan suara.Begitu berhasil dengan cepat wanita itu masuk lalu menguncinya kembali. Dengan jalan mengendap-endap wanita itu masuk ke dalam rumah dengan kunci yang dimiliknya juga. Begitu masuk keadaan ruangan tersebut jelas gelap. Sebisa mungkin Alexa berjalan dengan sangat hati-hati agar tidak menabrak apapun.Ia berjalan menuju kamarnya yang ada di belakang. Namun ketika sudah setengah jalan wanita itu ingat bahwa ia tidak lagi tidur di kamar belakang. Maka Alexa kembali ke depan untuk naik tangga menuju kamarnya. Alexa dengan sangat hati-hati agar tidak ketahuan ba
“Ada apa dengan tanganmu? Apa ada yang menyakitimu? James yang melakukannya?” tanya Lucas dengan khawatir, Alexa menggelengkan kepalanya sambil merintih kesakitan. “Maafkan aku Alexa, aku tidak tahu tanganmu sakit.” Alexa menatap Lucas dengan sendu.“Kenapa kau tak pernah percaya padaku? Kenapa kau selalu saja bersikap kasar padaku? Apa kau tak bisa sedikit saja percaya padaku? Apa kau juga tak bisa bersikap lembut padaku sedikit saja? Apa kau benar-benar hanya ingin bercinta saja denganku? Kau bilang kau menyukaiku, apa begini caranya bersikap dengan seseorang yang kau sukai?” tanya Alexa dengan serius dan itu membuat Lucas jelas kaget. Karena tak biasanya Alexa bertanya seperti itu padanya.“Bukan seperti itu Alexa, kau jelas tahu aku benar-benar menyukaimu bukan hanya karena ingin bercinta denganmu. Aku tulus padamu, hanya saja aku tak s
Alexa yang sedang membuang sampah keluar itu, langsung saja ditarik dengan seorang pria dengan cara paksa. Wanita itu memberontak dan meminta untuk dilepaskan. Namun pria yang sedang menariknya itu tak mendengarkan permintaan Alexa dan terus saja menarik Alexa agar menjauh dari pintu gerbang utama.“Apa yang kau lakukan di sini? Aku sudah mengatakan padamu, jangan pernah datang ke sini! Lebih baik kau pergi sekarang!” Desis Alexa saat keduanya sudah saling berhadapan.“Kau yang menghindar, kau tak membalas pesanku bahkan tak mengangkat panggilanku. Apakah kau sudah melupakanku? Kau sudah nyaman berada di sini? Kau ingin meninggalkanku begitu saja?” Tanya pria itu sama marahnya.“Aku sibuk! Kau tau pekerjaanku juga tak mudah! Lagi pula aku sudah bilang jangan pernah menemuiku lagi! Aku tak mau bertemu denganmu! Jadi
Maka Alexa tak lagi bisa menolak, wanita itu duduk dan bersandar di kepala ranjang. Calisto langsung saja meletakkan kepalanya di atas paha Alexa. Pria itu bisa merasakan lembutnya paha Alexa karena rok yang dipakai Alexa sedikit tersingkap membuat Calisto bisa merasakan kulit halus tersebut. Calisto tersenyum dan menarik tangan Alexa dan diletakkan di kepalanya.“Lakukanlah.” Pinta Calisto, maka Alexa mulai memijat. “Kau bisa menambah kekuatannya,” Pinta paruh baya itu lagi dan Alexa melakukannya. Alexa berusaha melakukan tugasnya dengan sangat hati-hati.“Berapa umurmu?” Tanya Calisto.“Dua puluh tiga tahun Tuan.” Jawab Alexa.“Masih sangat muda, kau juga cantik dan berbakat. Kenapa kau mau jadi pelayan?” Tanya Calisto yang ingin tahu tentang Alexa
“Apa yang harus saya lakukan Tuan?” Tanya Alexa pada Calisto.“Aku ingin kau membantuku untuk membersihkan daguku.” Pinta Calisto dan masuk ke dalam kamar mandi. “Ayo masuk.” Ajak Calisto, Alexa akhirnya ikut masuk ke dalam kamar mandi dan melihat Calisto sudah duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar mandi tersebut.“Orang yang biasanya melakukannya sedang tak bisa datang, biasanya Ester atau Olivia yang melakukannya. Tapi mereka sedang tidak ada, jadi tolong lakukan.” Alexa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Ia mengambil handuk yang sudah tersedia dan membuatnya di leher pria paruh baya tersebut.“Maaf Tuan, apakah Tuan bisa bersandar saja dan mendongakkan kepala ke atas?” Tanya Alexa dengan hati-hati.“Oke.” Calisto melakukan a
“Hai Lucas, bagaimana liburanmu?” Tanya Calisto saat melihat anak sulungnya sudah pulang.“Aku lelah.” Lucas langsung saja memilih naik menuju kamarnya dari pada harus mengatakan banyak hal pada Daddynya itu. Alexa masuk ke dalam dan bertemu dengan kedua orang tua Lucas.“Alexa bagaimana liburannya di sana? Apakah semua berjalan dengan baik?” Tanya Olivia.“Baik Nyonya.” Jawab Alexa seadanya, wanita paruh baya itu tersenyum.“Baiklah, terima kasih Alexa.” Wanita itu memlih ke atas membawa barang milik Lucas. Setelah itu ia ke dapur untuk bertemu dengan Ester dan melakukan beberapa hal.***Alexa baru saja selesai mandi, namun wanita i
“Menikmatinya hmm?” Tanya Lucas pada Alexa yang sedang menikmati udara pagi di belakang villa yang mereka tempat itu.“Astaga Lucas! Kau membuatku kaget!” Pekik Alexa membuat Lucas tertawa dan memeluk Alexa dari belakang.Wanita itu menoleh ke belakang dan Lucas langsung saja mencium Alexa. Wanita itu jelas kaget, bukan Lucas namanya jika tidak melakukan itu dan melumat bibir Alexa dengan menuntut. Alexa terbuai, namun akhirnya ia sadar dan mendorong dada pria itu.“Kenapa?” Protes Lucas.“Ada Yaraline, bahaya.” Lucas berdecak.“Sekarang dia tak ada.” Lucas ingin kembali memeluk, namun Alexa langsung saja menghindar membuat pria itu menghela napasnya. Lucas memilih mengalah dan berdiri di samping wanita itu. &ldqu
Tangan Alexa menekan kepala Lucas lebih dekat lagi dengan miliknya, cairan cinta Alexa semakin banyak keluar membasahi wajah Lucas. Pria itu semakin bergairah, suara jilatan dan isapan Lucas memenuhi ruang makan itu. Alexa merasakan gelombang kenikmatan mengalir, pelepasannya datang membuat wanita itu membusungkan tubuhnya hingga bukit kembar Alexa mencuat ke atas.“Aaahhhh." Desah Alexa tubuhnya tersentak, pinggulnya naik ke atas sementara tangannya mencengkram rambut Lucas dengan kuatnya.Semprotan cairan cinta Alexa langsung di minum dengan rakusnya oleh Lucas, pria itu terus menjilati milik Alexa sampai cairan cinta wanita itu bersih tak tersisa. Alexa tergeletak di atas meja lemas akibat pelepasannya yang luar biasa. Sementara Lucas segera melepaskan pakaiannya, kini pria itu berdiri telanjang di hadapan Alexa dengan kepunyaannya yang besar dan yang telah mengeras.
“Dia tak sempat menyentuhmu bukan?” Alexa menggelengkan kepalanya.“Aku akan membereskan kekacauan yang dilakukannya.” Alexa bangkit berdiri hendak ke dapur namun Lucas menahannya.“Tak perlu, aku akan menyuruh orang untuk membersihkannya. Aku ingin kau bebas dan tidak melakukan apapun saat bersamaku. Aku sengaja membawamu pergi supaya kau tak melakukan hal itu, aku ingin kau menemaniku saja seperti ini.” Alexa tersenyum.“Tapi bagaimana jika dia mengatakan pa—”“Kau tenang saja, kau tak perlu memikirkan hal itu. Biarkan itu menjadi urusanku nanti.” Alexa menganggukkan kepalanya paham. Tak lama Yaraline kembali keluar dengan keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.“Pergilah, aku ingin makan.&rdqu
“Kenapa? Kau berubah pikiran bukan?” Tanya Yaraline dengan semangat, Lucas menggelengkan kepalanya.“Sekalian buatkan aku jus, aku ingin minuman yang segar.” Wajah Yaraline seketika berubah dan semakin kesal, ia mengepal tangannya. “Oh iya apa kau yakin mau memasak dengan berpakaian seperti itu?” Tanya Lucas sambil memperhatikan pakaian wanita itu dari atas sampai bawah.Yaraline melihat pakaiannya dan tersenyum menatap Lucas. Ia sudah menyiapkan pakaian yang sexy, ia hanya memakai lingerie yang begitu menggoda untuk Lucas. Namun sayang Lucas tak tergoda sama sekali walaupun lekuk tubuh wanita itu kini tercetak jelas, bahkan puncak bukit kembar wanita itu juga dapat Lucas lihat.“Apa kau menyukainya?” Tanya Yaraline dengan tersenyum penuh arti, Lucas tertawa kecil melihatnya. “Aku memakainya