“Bagaimana hari pertama bekerja di sini?” Tanya Ester saat mereka berada di taman belakang. Ester sedang menyiram bunga, sedangkan Alexa membawakan cemilan untuk wanita paruh baya itu.
“Baik, aku suka bekerja di sini. Terima kasih sudah sabar memberitahuku Ester, kau baik.” Ucap Alexa dengan jujur.
“Itu sudah menjadi tugasku. Syukurlah kalau kau memang suka bekerja di sini, aku senang mendengarnya. Pekerjaanmu juga bagus, aku suka.” Puji Ester.
“Terima kasih Ester.”
“Alexa,” Panggil Olivia membuat Alexa berbalik menatap wanita itu.
“Iya Nyonya?” Sahut Alexa.
“Kau di sini ternyata, aku mencarimu kemana-mana.” Ungkap Olivia jujur.
“Ada apa Nyonya mencariku?” Tanya Alexa penasaran.
“Tidak apa, aku hanya ingin bertanya bagaimana bekerja di sini apa kau suka?” Alexa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“Aku suka, terima kasih sudah menerimaku.” Ucap Alexa dengan jujur.
“Pekerjaanmu juga bagus, aku suka. Anak-anakku juga tidak ada komentar tentangmu, mereka sepertinya suka denganmu. Biasanya mereka akan berterus terang jika tidak ada yang sesuai. Setelah tiga bulan kau mau lanjut di sini tak apa, kau tak perlu berhenti aku akan menerimamu juga.” Usul Olivia.
“Terima kasih Nyonya, aku akan memikirkan nanti. Apa aku boleh bertanya?” Tanya Alexa.
“Silahkan.” Jawab Olivia.
“Apa aku besok bisa keluar sebentar? Aku ingin bertemu dengan saudaraku sebentar, dia ada masalah aku ingin membantunya. Jika tidak bisa tak apa, aku akan memberitahunya nanti.”
“Ester sudah memberitahumu tentang peraturan di rumah ini bukan? Jadi silahkan jika memang mau keluar, kau punya waktu untuk keluar.” Alexa langsung saja tersenyum.
“Aku ingin memastikannya Nyonya, terima kasih sudah memberikanku izin.”
“Baiklah, kalau kau butuh sesuatu kau bisa mengatakannya pada Ester.”
“Baik Nyonya terima kasih.” Setelah itu Olivia pergi dari sana. “Apa aku boleh beristirahat sebentar Ester? Jika butuh sesuatu kau bisa memanggilku ke kamar.”
“Silahkan, selamat beristirahat.” Alexa pergi dari sana meninggalkan Ester yang melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Alexa ingin memberitahu pada orang yang ingin ia temui besok, bahwa ia bisa untuk bertemu.
***
“Mommy, Alexa sangat pintar. Aku tadi meminta bantuannya untuk memilihkan pakaian untukku ternyata dia tahu apa yang ku inginkan. Bahkan banyak yang memuji penampilanku tadi.” Kata James pada Olivia. Saat ini mereka sedang makan malam dan Alexa sedang menyajikan makanan tersebut di atas meja makan. Kali ini hanya Lucas saja yang tidak ada ikut bergabung makan malam.
“Benarkah? Aku tidak salah menerimanya dan menyuruhnya untuk membantu kalian di atas.” Jawab Olivia. “Terima kasih Alexa sudah membantu anakku.”
“Itu sudah menjadi tugasku Nyonya.” Balas Alexa.
“Terima kasih Alexa, kau sangat hebat. Aku akan mengandalkanmu untuk seterusnya, apa kau bersedia?” Alexa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
“Aku akan membantumu.” Jawab Alexa.
“Apa aku juga bisa di bantu dengan Alexa?” Tanya Calisto sambil menaikkan alisnya.
“Kau sudah punya Mommy, Dad.” Jawab James. “Aku belum punya pasangan, maka itu aku mengandalkan Alexa. Jadi silahkan andalkan Mommy, jangan merebut Alexa dariku.” Calisto langsung saja tertawa mendengarnya.
“Ternyata tetap saja di rumah ini kau mempunyai banyak pembela Olivia.” Ucap Calisto dengan tertawa.
“Sudah pasti, kedua anak laki-lakiku harus membela Ibunya. Kau yang melarangku hamil lagi untuk memberimu anak perempuan. Padahal jika punya anak perempuan dia akan ada di pihakmu.”
“Dua anak laki-laki sudah cukup merepotkan untukku. Ini jauh lebih baik, setidaknya jika punya anak perempuan aku harus sangat gila menjaganya.”
“Aku sepertinya masih bisa memberimu anak perempuan jika kau berubah pikiran.” Balas Olivia dengan tersenyum jahil.
“Mommy berhenti, silahkan kalian membahasnya nanti tanpa ada aku di sini.” Potong James, hal itu membuat Calisto tertawa.
“Ada yang cemburu sepertinya.” Sindir Calisto.
Alexa bisa melihat bagaimana interaksi orangtua dan anak itu sangat baik. Keluarga yang hangat pikirnya, sangat berbeda dengan suasana tadi pagi saat ada Lucas di antara mereka. Alexa bahkan sampai berpikir siapa yang diikuti pria itu, karena Alexa bisa melihat bahwa Olivia dan Calisto orang yang baik dan ramah. Sedangkan Lucas pria yang cuek dan dingin.
“Apa yang sedang kau pikirkan Alexa?” Tanya James membuat Alexa terkejut. Padahal ia baru saja sebentar melamun, namun James sudah menyadari hal itu.
“Tak ada James.” Jawab Alexa berbohong.
“Kau berbohong.” Jawab James cepat.
“Hai Lucas, mari ikut makan.” Ajak Calisto saat melihat Lucas yang baru saja datang.
“Ada apa seorang Lucas Howard pulang dengan cepat? Apa ada sesuatu?” Sindir James melihat Lucas datang. Pria itu langsung saja menatap James dengan tajam membuat James diam.
“Ayo bergabung.” Ajak Olivia lagi.
“Aku sudah makan.” Setelah mengatakan itu Lucas langsung saja menatap Alexa. Pandangan keduanya bertemu, namun Alexa langsung saja mengalihkan pandangannya ia enggan lama-lama menatap Lucas.
“Aku akan menunggu di dapur.” Kata Alexa setelah menyelesaikan tugasnya. Alexa langsung saja pergi ke belakang, begitu juga dengan Lucas yang langsung naik ke atas menuju kamarnya.
***
“Apa kau bisa ke kamarku Alexa? Aku membutuhkan bantuanmu.” Ungkap James saat Alexa sedang membersihkan meja makan. Tinggal mereka berdua di sana, Olivia dan Calisto sudah masuk ke dalam kamar.
“Aku akan ke kamarmu setelah ini selesai.” Jawab Alexa.
“Baik, aku akan menunggumu.” James langsung saja naik ke atas. Sedangkan Alexa melanjutkan pekerjaannya. Tak butuh waktu lama untuk James menunggu, karena Alexa kini sudah berada di dalam kamar pria itu.
“Apa yang harus kulakukan?” Tanya Alexa.
“Tadi aku membeli beberapa pakaian, aku ingin kau menatanya dengan baik. Lalu bisakah kau mengubah isi lemariku agar terlihat lebih baik? Sepertinya pakaian di lemari sudah tidak rapi karena aku mengambilnya asal. Aku ingin kau juga menyusunnya sesuai dengan warnanya, apakah bisa? Itu memudahkanku untuk kedepannya memilih.” Alexa tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
“Boleh, aku akan melakukannya.” Alexa langsung saja berbalik dan membuka lemari James. “Kau bisa menunggu di luar James.” Pria itu duduk di tepi ranjang dan memperhatikan Alexa dari belakang.
“Aku ingin melihatmu bekerja.” Alexa menoleh sebentar melihat pria itu lalu melanjutkan pekerjaannya.
“Kau akan bosan melihatku bekerja.”
“Tidak, karena kau cukup menarik untuk di lihat.” Pria itu benar-benar melihat Alexa yang sedang bekerja itu.
Menurutnya Alexa sangat cantik, apa lagi di saat sedang serius seperti itu. Kini James memperhatikan bentuk tubuh Alexa yang menurutnya sangat bagus. James bangkit berdiri dan mendekati Alexa saat melihat wanita itu kesulitan mengambil pakaian yang terletak di paling atas. Pakaian pelayan yang digunakan oleh Alexa itu kini naik, karena pakaian tersebut seperti dress dan sangat indah melekat di tubuh Alexa.
Pakaian tersebut membuat lekuk tubuh Alexa terbentuk dan hanya menutupi sampai setengah paha wanita itu. Maka saat Alexa menaikkan tangannya ke atas, gaun pelayan itu juga terangkat naik ke atas dan sedikit lagi akan menunjukkan bokong indah milik Alexa. Sebelum hal itu terjadi James membantu Alexa.
“Jika kesulitan mengambilnya, minta bantuanku.” Ucap James tiba-tiba membuat Alexa kaget. Pasalnya pria itu menempelkan tubuhnya pada tubuh Alexa sehingga pria itu berbicara di telinga Alexa. Tidak hanya sampai di situ, James menyentuh bokong indah milik Alexa dengan kepunyaannya. Sehingga Alexa bisa merasakan milik pria itu yang menonjol.
“Ku pikir aku bisa melakukannya.” Balas Alexa dengan terbata. Wanita itu berbalik dan kini mereka sangat dekat. James tersenyum penuh arti lalu menarik tangan Alexa pelan.
“Panggil saja aku nanti.” Kata James sambil meletakkan pakaian yang sudah di ambilnya itu ke tangan Alexa.
Setelah itu James kembali duduk di tepi ranjang dan memperhatikan Alexa yang bekerja. Wanita itu bolak-balik berjalan antara lemari dan sofa yang ada di dalam kamarnya. Alexa akan menatanya di sofa dan meletakkannya di kamar. Saat sudah tersusun ia akan menatanya kembali ke dalam lemari. Pria itu benar-benar tak mengalihkan pandangannya dari tubuh indah milik Alexa.
“Apa kau punya kekasih?” Pertanyaan James membuat Alexa langsung saja berhenti.
“Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?” Tanya Alexa bingung.
“Aku hanya bertanya saja. Pasti kau sudah punya kekasih, kau cantik pasti banyak yang mau denganmu. Dia sangat beruntung bisa memilikimu.” Alexa bangkit berdiri dan mendekati James.
“Kenapa? Apa yang spesial dariku?” Tanya Alexa sambil melipat tangannya di depan dada. James tersenyum penuh arti lalu ikut bangkit berdiri dan mendekati Alexa.
“Kau cantik, sangat cantik.” Puji James. “Dia tidak akan pernah bosan saat melihatmu setiap hari.” James mengelus pipi Alexa pelan sambil tersenyum. “Pasti banyak laki-laki yang menginginkanmu bukan?” Tanya James sambil menatap bibir ranum milik wanita itu.
“Aku tidak tahu.” Jawab Alexa pelan, ia bingung mau bersikap bagaimana. Wanita itu terlalu kaget dengan James yang mendekatinya dan bersikap seperti itu.
“Aku sangat yakin pasti banyak yang menginginkanmu. Selain cantik kau juga sexy, kau sangat menggoda Alexa. Apa kau tidak tahu tentang itu?” Kini James sudah menyentuh bibirnya dan mengelusnya pelan. Tangan James satu lagi kini menarik pinggang Alexa agar mendekat padanya. Kini keduanya semakin dekat, hanya berjarak beberapa sentimeter saja.
“Benarkah? Apa aku seperti itu?” James tersenyum lalu menganggukkan kepalanya pelan.
“Kau juga pintar, satu lagi kau sangat wangi dan menggoda Alexa.” Kini James mengatakan hal itu di telinga Alexa membuat wanita itu menahan napasnya. “Tetaplah seperti ini, aku suka denganmu yang seperti ini.” Ungkap James jujur. Terakhir James mengecup pipi Alexa tanpa mengatakan apapun.
“Aku pergi sebentar, terima kasih sudah mau membantuku Alexa.” Ucap James dengan tersenyum.
Setelah itu James keluar dari kamarnya dan meninggalkan Alexa. Selepas James pergi, Alexa menghela napasnya kasar. Akhirnya ia bisa bernapas dengan lega, wanita itu tak menyangka kalau James ternyata cukup berani mendekatinya. Baik itu Lucas maupun James secara terus terang mendekatinya membuat Alexa dilanda kebingungan.
“Alexa,” Wanita itu terkejut saat pintu terbuka tiba-tiba dan ada yang memanggil namanya. Karena Alexa sedang sibuk dengan pikirannya sendiri tadi.
“Kau mengejutkanku Ester.” Pekik Alexa kaget, ia bahkan memegang dadanya.
“Maafkan aku sudah mengejutkanmu. Aku mencarimu dari tadi, ternyata kau ada di sini. Aku tidak tahu kau sedang bekerja, Tuan James yang mengatakannya padaku tadi. Tuan Lucas mencarimu, dia memintamu untuk datang ke kamarnya.”
“Bisakah kau katakan pada Tuan Lucas aku akan datang sebentar lagi. Setelah menyelesaikan pekerjaan ini, aku akan kesana. Tuan James memintaku merapikannya, aku akan melakukannya dengan cepat.”
“Aku saja yang melanjutkan, Tuan Lucas tak suka menunggu lama. Dia akan marah jika tidak sesuai dengan yang diinginkan. Kau harus paham itu, Tuan Lucas dan Tuan James sangat berbeda. Mungkin kau nanti akan mengerti, cepat pergi ke kamar Tuan Lucas sekarang.”
“Kau yakin ingin melanjutkannya Ester?” Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya.
“Baiklah, terima kasih sudah membantuku Ester. Tinggal di masukkan saja ke dalam lemari, aku sudah menyusunnya berdasarkan warna.”
“Oke, cepat pergi.” Perintah Ester, wanita itu sangat serius dan bahkan napasnya juga tak beraturan.
Alexa bisa bayangkan bagaimana Ester dari tadi mencarinya dengan berlari. Kenapa semua orang sepertinya sangat takut dengan Lucas? Bahkan tadi saat di meja makan, James saja langsung diam saat di tatap oleh Lucas. Hal itu membuat Alexa jadi penasaran dengan sosok Lucas. Alexa langsung saja pergi menuju kamar Lucas, namun pria itu kini sudah menunggunya di depan kamar membuat langkah Alexa melambat.
“Ada perlu apa mencariku Tuan? Apa yang bisa kulakukan?” Tanya Alexa pada Lucas. Wanita itu memilih berdiri jauh dari Lucas.“Mendekatlah, apa aku bau sehingga kau menjauh dariku?” Tanya Lucas dengan sarkas.“Tidak Tuan, aku han—““Mendekatlah.” Kata Lucas dengan nada memerintah, wajah pria itu terlihat serius membuat Alexa sedikit takut. Maka Alexa segera mendekat sesuai dengan keinginan Lucas. “Kenapa kau lama sekali datang?” Desis Lucas, pria itu kini menarik pinggang Alexa agar mendekat padanya. Wanita itu kini menahan napasnya karena jaraknya sangat dekat dengan Lucas.“Ada Ester di sebelah, dia bisa melihat kita seperti ini. Aku tidak mau ji—““Kenapa dengan Ester? Apa ada yang salah dengan yang kita lakukan saat ini?” Tanya Lucas pelan dan mendekatkan bibirnya pada telinga Alexa membuat wanita itu menghindar.“Aku hanya tidak mau dia salah paham dengan kita.” Lucas berdecak.“Aku tidak peduli dengan apa yang dipikirkannya. Tadi kau bertanya apa yang harus kau lakukan bukan?” Al
Lucas menahan pinggul Alexa menekankannya lebih dalam dan pria itu menembakkan cairannya ke dalam milik Alexa. Suara deru napas mereka berdua berkejar-kejaran. Alexa jatuh lemas ke dalam dada bidang Lucas. Wanita itu lelah sekali setelah mendapatkan pelepasannya secara berturut-turut.Tetapi hanya sebentar saja Alexa mengambil napas. Hasrat kembali menerjang wanita itu. Alexa mulai bergerak-gerak berusaha mendapatkan kenikmatan dari kepunyaan Lucas yang masih berada di dalam miliknya."Aargghh, Alexaaa." Sekali ini Lucas membiarkan Alexa yang mengejar kenikmatannya sendiri.Lucas tak menyangka kalau Alexa ternyata wanita yang begitu hebat dan liar. Padahal saat mereka melakukannya pertama kali waktu itu Alexa tidak seperti ini. Ia tidak menyangka kalau Alexa bisa seperti ini. Baru Alexalah yang bisa mengimbangi seorang Lucas sampai tak berkutik seperti ini. Lucas saja sampai kewalahan, Alexa memang wanita yang berbeda dari semua wanita yang pernah Lucas kenal.Kedua tangan wanita it
“Siapa? Aku tak paham dengan perkataanmu, coba jelaskan padaku.” Lucas bingung ketika mendapat pertanyaan tersebut.“Kau memohon untuk tidak ditinggalkan, siapa yang meninggalkanmu? Kekasihmu? Kau mau aku menjadi kekasihmu, tapi kau sendiri masih punya kekasih? Kau sangat jahat Lucas!” Pria itu langsung saja menahan Alexa yang hendak bangkit itu.“Aku mabuk, aku tak sadar bagaimana aku tahu siapa yang sedang kupikirkan saat itu?” Lucas langsung saja membela dirinya. “Aku terbiasa mengatakan hal yang aneh di saat mabuk, percayalah padaku. Aku tidak mempunyai kekasih, hanya kau satu-satunya yang kuinginkan menjadi kekasih. Aku berani bersumpah jika kau mau aku melakukan hal itu.” Pungkas Lucas dengan tegas.“Kau sedang tidak berbohong bukan? Jika kau ketahuan berbohong, aku tidak akan pernah me
Alexa terbangun dari tidurnya, ia segera melihat jam yang ada di dinding. Wanita itu langsung saja bangkit dari turunnya dan turun dari ranjang. Lucas menggeliat karena aksi Alexa itu. Dengan cepat ia memakaikan kembali pakaiannya yang berserakan di lantai. Semuanya sudah tidak sesuai dengan apa yang di rencanakannya.Semuanya gagal karena Lucas terus saja menyerangnya, ia kelelahan dan membuat wanita itu terlambat bangun. Alexasedikit takut, jika ia turun dan ada yang melihatnya. Sebisa mungkin Alexa memperbaiki penampilannya, walaupun sebenernya ia tak yakin.“Kau baru bangun?” Tanya Lucas saat ia membuka matanya sedikit, ia masih mengantuk dan ingin tidur lagi.“Ya, aku terlambat bangun dan ini semua karenamu!” Jawab Alexa dengan ketus. “Jika aku terkena masalah aku akan menyalahkanmu.” Setelah mengatakan i
“Aku ingin berbicara penting denganmu,” Kata Calisto Howard dengan tegas.“Katakan saja di sini langsung, aku tak punya waktu jika harus melakukannya khusus denganmu di ruang kerjamu. Aku sangat sibuk.” Jawab Lucas dengan dingin, ia mengatakan itu sambil memakan sarapannya. Alexa masih ada di sana membantu yang lainnya.“Kau sudah lama tidak menjalin hubungan dengan seorang wanita dengan serius, aku bahkan lupa kapan kau membawa pulang seorang wanita ke rumah. Apa kau tak punya kekasih yang ingin kau nikahi?” Tanya Calisto langsung membuat Lucas berhenti untuk makan. Bahkan Alexa juga yang sedang menyendokkan ayam ke dalam piring James berhenti. Wanita itu menatap Lucas, namun tidak dengan pria itu.“Itu akan jadi masalahku, aku bisa mengatasinya sendiri. Kau tak perlu terlibat tentang hubunganku dengan
“Duduk saja, lanjutkan.” Ucap pria itu dengan memerintah. “Aku yang mengganggumu, aku hanya ingin melihat bagaimana keadaan tanganmu. Apakah tak bermasalah? Jika kau mau aku bisa membawamu ke rumah sakit.” Alexasedikit tertawa mendengarnya.“Aku tidak perlu ke rumah sakit, ini akan membaik setelah di beri salep. Terima kasih atas tawarannya James, tapi kurasa tak perlu. Tenang saja, ini tak parah. Hanya terkena sop bukan air panas. Jika air panas mungkin akan melepuh, ini kasus yang berbeda.” James terkesima dengan Alexa yang tertawa bahkan banyak bicara itu. Pria itu menatap Alexadengan lekat membuat Alexa jadi salah tingkah sendiri.“Kau kenapa? Apa ada yang salah dengan wajahku? Kau menatapku sangat serius.” Tanya Alexa jadi tak enak hati.“Kau sangat cantik jika tertawa seperti tadi aku m
Alexa mengintip keadaan pos penjagaan depan yang sedang kosong, wanita itu tahu kapan pos depan kosong karena harus keliling untuk mengontrol. Alexa yang mempunyai kunci cadangan hasil duplikat memakaikan kesempaatn itu untuk membuka gerbang depan agar ia bisa masuk. Dengan perlahan wanita membukanya agar tidak menimbulkan suara.Begitu berhasil dengan cepat wanita itu masuk lalu menguncinya kembali. Dengan jalan mengendap-endap wanita itu masuk ke dalam rumah dengan kunci yang dimiliknya juga. Begitu masuk keadaan ruangan tersebut jelas gelap. Sebisa mungkin Alexa berjalan dengan sangat hati-hati agar tidak menabrak apapun.Ia berjalan menuju kamarnya yang ada di belakang. Namun ketika sudah setengah jalan wanita itu ingat bahwa ia tidak lagi tidur di kamar belakang. Maka Alexa kembali ke depan untuk naik tangga menuju kamarnya. Alexa dengan sangat hati-hati agar tidak ketahuan ba
“Hah, kau mengkagetkanku Lucas!” Protes Alexa saat wanita itu keluar kamar namun ada Lucas yang berdiri di depan kamarnya dengan lampu yang belum menyala. “Kenapa kau sudah bangun jam segini?” Tanya wanita itu penasaran.“Aku hanya tak bisa lagi tidur. Apa kau mau ke bawah?” Alexa menganggukkan kepalanya.“Ini sudah jadwalnya aku ke bawah, mau ku buatkan sesuatu untuk membantumu bisa tidur kembali? Kau juga baru tidur beberapa jam sama sepertiku.”“Bagaimana kalau kau menemaniku saja? Mungkin itu akan membantuku untuk bisa tidur kembali. Alexa menghela napasnya panjang lalu menggelengkan kepalanya.“Maaf Lucas, aku tak bisa. Itu akan membuat orang curiga padaku, aku yakin ini saja aku akan ditegur oleh Ester karena tadi malam pulang lama. Kau mau aku
“Lucas! Apa yang kau lakukan! Jangan gila! Kau menyakitiku!” teriak Yaraline.Lucas tak mendengarkan teriakan dari Yaraline, Lucas menarik dengan kasar bra milik Yaraline. Lalu menarik paksa pakaian dalam milik Yaraline sehingga kini wanita itu telanjang. Alexa membelakkan matanya melihat Lucas melakukan itu pada Yaraline.Setelah itu Lucas memotret Yaraline dengan ponselnya dan mengambil handphone Yaraline dari tasnya. Yaraline panik dan langsung bangkit berdiri berusaha mengambil ponselnya, namn Lucas menahannya.“Apa yang mau kau lakukan?” teriak Yaraline.“Aku ingin memastikan apakah benar kau sedang hamil anakku,” ejek Lucas. “Lihatlah tubuhmu sekarang apa yang menarik? Jauh lebih menarik milik Alexa. Lagi pula mana mungkin kau hamil, aku saja baru menimpa perutm
Kini Alexa kembali ke rumah di mana ia bertemu dengan Lucas. Cukup lama Alexa melihat rumah besar dan megah itu, begitu banyak kenangan manis sekaligus pahit yang dialaminya di rumah tersebut. Lucas sedang menurunkan barang-barang miliknya dengan Edward.“Apa yang sedang kau pikirkan Baby?” tanya Lucas lembut sambil memeluk pinggang Alexa posesif membuat Alexa tersadar dari lamunannya.“Tidak apa,” jawab Alexa pelan.“Jangan membohongiku, apa yang sedang kau pikirkan? Kau memikirkan perbuatan Daddy? Tenang saja, dia tak akan kembali ke rumah ini. Dia tidak tinggal di sini sekarang,” kata Lucas berusaha menenangkan.“Aku hanya teringat saja, bagaimanapun tempat ini membuatku bertemu denganmu. Di tempat ini juga aku mempunyai alasan untuk pergi,” ungkap Alexa juju
“Ya, aku sangat yakin. Aku akan memberimu hartaku seluruhnya kalau kau mau, bagaimanapun kelak itu untuk anak kita. Aku tak membutuhkan itu, aku hanya membutuhkanmu dan anak kita. Aku juga tak masalah dengan tuntutanmu pada Daddy, aku akan membantumu kalau kau mau. Dia pantas untuk mendapatkan hukuman, kalau aku sudah memberi semuanya untukmu apa kau juga akan menikah denganku?” tanya Lucas memastikan.“Ya, kita juga bisa membuat surat untuk itu kalau kau takut aku akan lari,” kata Alexa dengan tegas. “Tapi apa kau baik-baik saja dengan Daddymu yang akan dipenjara? Bagaimanapun dia Daddymu bukan?” tanya Alexa lagi dengan heran. Lucas menghela napasnya panjang setelah Alexa bertanya seperti itu.“Ada hal yang sebenarnya kau tak tahu, ini sebuah rahasia dan sudah terbuka saat kau pergi saat itu,” kata Lucas pelan. Akhirnya pria itu menceritakan semuanya pada Alexa, mengenai kebenaran yang selama ini disimpannya sendiri dan alasan dibalik semua sikapnya selama ini. “Jadi alasanku saat itu
“Aku harus bagaimana sekarang? Aku tak mau Lucas mengambil anak ini, apa aku harus mengatakannya pada Daddy supaya bisa membantuku?” tanya Alexa yang terlihat sangat panik. Begitu sampai rumah wanita itu terlihat sangat gelisah sedangkan Edward terlihat cukup santai dan duduk melihat Alexa yang berjalan mondar-mandir.“Apakah menurutmu setelah Daddymu tahu dan mau membantumu, pria itu akan berhenti? Kau tak mendengar perkataannya tadi? Dia tak akan menyerah dan akan memperjuangkanmu, sepertinya kau tak akan bisa lari lagi darinya. Kau harus berhenti sampai di sini.” Alexa langsung saja menatap Edward tak suka.“Kau ingin aku bersamanya?” tanya Alexa tak suka.“Kau bisa jujur padaku bagaimana perasaanmu yang sebenarnya padanya? Aku tahu kau punya perasaan padanya, kau tak bisa bohongi itu. Kau mencintainya, apa aku salah?” tanya Edward membuat Alexa terdiam. “Apa kau tak mau jujur tentang perasaanmu?” tanya Edward lagi membuat Alexa menghela napasnya panjang dan ikut duduk.“Bagaimana b
“Mungkin aku akan memakai cara lain. Kau pasti mengenalku Baby, aku akan memakai cara apapun untuk bisa mendapatkanmu. Aku bisa memaksamu dan mungkin mengambil anak yang sedang kau kandung itu.” Alexa mengernyitkan keningnya dan menatap Lucas dengan lekat.“Apa maksudmu?” tanya Alexa tak suka.“Bukankah anak yang kau kandung itu anakku? Kau lari dariku dan takut jika anakmu akan ku ambil, apakah aku salah?” tanya Lucas dengan senyum kemenangan. “Kau belum menikah dengan pria ini dan anak yang kau kandung juga bukan anaknya. Tetapi anakku, maka itu kau tak bisa menjawab pertanyaanku kapan kalian menikah. Karena kau tak tahu jawabannya, jika kau salah menjawab maka aku akan tahu bahwa kau sedang berbohong. Karena jika melihat usia kandunganmu saat ini, pasti sama saat terakhir kali kita melakukannya dan setelah itu kau pergi dariku. Apa aku s
“Maaf Lucas, aku tak bisa. Pertama aku bukanlah Alexa, aku Kate Johansson. Kedua, aku sudah memberikanmu kesempatan tapi kau tak memakai kesempatan itu. Jika kau memilihku saat itu, aku akan jujur semuanya tentang siapa aku. Tapi kau tak melakukannya. Lalu yang ketiga, aku tak bisa bersamamu karena perasaanku tak sebesar itu untukmu. Kau harus mundur untuk itu, Alexa hanyalah pelayan nakal yang mungkin terlihat menggoda bagimu. Tapi aku adalah Kate Johansson bukan Alexa si pelayan nakal. Aku juga sudah bersama dengan pria lain, aku juga sudah mengandung anaknya. Kita sudah menikah, kita tak lagi bisa bersama.” kata Alexa tegas sambil menggenggam tangan pria yang ada di sampingnya.“Perkenalkan ini Edward, pria yang akan selamanya bersamaku.” Kata Alexa memperkenalkan, Lucas langsung saja menatap pria yang ada di samping Alexa itu. Sedangkan James jelas sangat terkejut mendengarnya.
Lalu mata Lucas jatuh pada perut Alexa yang membesar, sama seperti yang disampaikan oleh James tadi bahwa Alexa benar sedang hamil. James datang dengan berlari dan mendekati Lucas, pria itu cukup kaget denga napa yang terjadi.“Alexa!” pekik James. Kini pandangan mata Wanita itu bertemu dengan James. “Jangan menghindar seperti ini Alexa, kita selesaikan semuanya. Jangan lari lagi, selama ini kami sudah mencarimu kemana-mana. Lucas hampir saja gila karenamu, tolong jangan pergi lagi.” Pinta James, pria itu mau mendekat. Namun langsung saja ditahan oleh pria berbaju Wanita hitam yang lainnya.“Bawa mereka keluar, karena sudah mengganggu Kate.” Kata pria yang ada di samping Alexa itu dengan tegas.“Tunggu.” Kata Wanita itu pelan. Lalu Wanita itu berjalan mendekati Lucas dan James.
“Apa kau mengenal pengusaha Johansson? Rumah itu milik keluarga Johansson, setahuku itu rumah anak perempuannya. Sudah lama anak perempuannya tidak pulang dan tak lama ini dia kembali dan tinggal di sana.” Jelas pria tua itu.“Johansson? Bukankah dia hanya punya dua orang anak laki-laki? Bagaimana bisa dia punya seorang anak perempuan?” tanya Lucas saat sadar. Lucas sangat mengenal pengusaha Johansson, bagaimana mungkin ia tak tahu. Johansson adalah salah satu seorang pria yang sangat kaya dan mempunyai kuasa. Lucas pernah hampir menjalin kerjasama dengan perusahaan tersebut, walaupun pada akhirnya tak jadi.“Dia mempunyai anak bungsu dan seorang perempuan. Memang tidak banyak yang mengenalnya, karena dia tidak terlibat dengan perusahaan keluarga karena tidak mau. Aku sering melihat Johansson datang ke rumah itu, beberapa kali juga mereka sering membua
Pria itu sadar dan langsung saja mengejar Alexa. Wajah dan suara jelas milik Alexa, bagaimana bisa Alexa mengatakan bahwa itu bukan dirinya? Hal itu memenuhi pikiran James saat ini. Namun saat mengejar Alexa, pria itu kehilangan jejak. Sampai akhirnya James menghela napasnya dan berakhir dengan kekecewaan.James ingin sampai di hotel dan memberitahu Lucas apa yang dilihatnya. Namun saat menuju parkiran, James Kembali melihat Alexa dan masuk ke dalam sebuah mobil. Maka James akhirnya memilih mengikuti Alexa secara diam-diam dari belakang.Kali ini James tidak mau kehilangan Alexa lagi. Sampai akhirnya mobil yang dipakai Alexa berhenti di sebuah rumah mewah dan besar. Mobil tersebut masuk dan James berhenti tak jauh dari rumah tersebut. James langsung saja menghubungi Lucas untuk menyuruh saudaranya itu untuk datang.“Ada apa lagi? Kau mengg