Share

Pangeran Tanpa Kuda?

Penulis: Harazuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Terik mentari memantul dari jendela. Orang tua angkat Veronica telah selesai membuat tubuh molek itu terlihat semakin cantik dengan balutan gaun merah muda. Ia berkaca, melihat pantulan wajahnya yang dipenuhi oleh riasan bedak dan gincu merah merona. Hari ini adalah hari dimana ia dilamar seseorang. Untuk itulah ayah dan ibu memberinya pakaian mahal, sepatu indah, dan mendadani Veronica bak putri raja. Harusnya ia bahagia sekarang, tapi ia justru khawatir karena sosok itu belum pernah ia lihat wajahnya satu kalipun dalam hidup. 

"Kenapa kau murung begitu?" Seruan kecil membuat Veronica menoleh pada ibu. Dia adalah sosok yang sudah membesarkannya semenjak ia diambil dari panti asuhan dua belas tahun lalu. Dia sangat menyayangi Veronica, tapi gadis itu tidak mengerti mengapa kasih sayangnya kini berubah menjadi amarah dan benci. "Jangan cemberut! Kau bisa membuat tuan muda tidak tertarik denganmu karena wajah masammu itu," Meskipun terpaksa, akhirnya senyuman itu terukir manis di bibirnya.

"Nah, begitu. Kau terlihat cantik sekali jika tersenyum, sayangku." Ucap wanita bernama Marry itu. Veronica senang saat tangan lembut ibunya mengelus rambut dengan sayang. Ia sebenarnya tidak mau berpisah darinya sekejam apapun wanita itu memperlakukannya. Dia tetap ibunya.

"Ibu.. Apakah aku harus menerima perjodohan ini?" Ucapan Veronica seketika membuat sentuhan pada rambutnya terhenti. Senyuman Marry yang sedang mengembang itu menjadi kempis, digantikan dengan raut datar dan tatapan dingin. "Apa maksudmu?"

Veronica menelan ludah. Dia tidak bermaksud membuat ibunya marah, tapi Marry sepertinya sudah terlanjur terpancing. "Katakan sekali lagi kalau kau menolaknya, maka sekarang juga aku akan menendangmu dari rumah ini."

Perih, hati Veronica sangat sakit ketika mendengar itu. Marry adalah satu-satunya wanita paling berharga yang ia punya. Veronica menyayanginya. "A-aku.. Hanya tidak mau berpisah dengan kalian.."

"Hei, dengarkan." Sejumput rambut pirang emas itu dijambak dengan sengaja. "Kau pikir aku tidak mengeluarkan uang untuk menghidupimu selama ini?"

"Akh, ibu.."

"Sudah cukup kau menyusahkan kami hingga detik ini. Sekarang saatnya kau keluar dan merasakan bagaimana rasanya hidup di luar sana. Lagipula, calon suamimu itu kaya raya. Tuan Arliando punya segudang mobil dan berpetak-petak tanah yang bisa menghidupi dirimu bahkan sampai tujuh turunan anak cucumu. Kau hanya perlu duduk manis di rumah sembari melayani dia dengan makanan cukup dan tubuh molekmu!" Ucap Marry, kemudian memberikan tatapan lebar tanpa segan-segan. Sebulir air mata hampir jatuh di pipi Veronica, mengendap di kelopak matanya. Gadis itu hanya bisa membisu sembari menahan tangis pilu kuat-kuat.

"Apa kau mendengarnya?"

"I-iya, ibu.."

"Bagus. Sekarang bereskan bedakmu itu, kau harus tampil cantik dan menawan di depan tuan muda." Veronica mengangguk, Marry tersenyum puas dibuatnya.

Tak lama suara menderu terdengar mendekati rumah mereka. Marry dengan langkah setengah berlari menuju jendela, mengintip orang yang datang. "Ah, sepertinya dia sudah tiba!" Ia terlihat sangat sumringah, "Kau tunggulah disini sebentar, aku akan menemani ayahmu untuk menyambut tuan Arliando di depan rumah."

Wanita itu pergi keluar dari kamar. Veronica bergerak perlahan menuju jendela, turut mengintip ke luar. Tidak ia sangkal, Veronica juga diracuni oleh rasa penasaran luar biasa tentang sosok Arliando Magistra yang selalu kedua orang tuanya elu-elukan. Ibunya bilang, ia adalah sosok yang tampan sedangkan ayahnya berkata lelaki itu lebih gagah daripada lelaki gagah manapun. Apakah itu benar?

Perlahan tangannya meraih gorden jendela, menyibaknya pelan. Pupil berwarna coklat muda Veronica melebar perlahan. Ia terkejut melihat deretan mobil hitam yang terparkir di depan. Halaman rumahnya yang kecil hanya mampu menampung dua mobil saja, sehingga tiga mobil hitam yang lain berbaris di sepanjang pinggir jalan. Banyak orang keluar dari sana, tapi alih-alih para keluarga besar Arliando yang datang, orang-orang itu malah terlihat seperti para pembunuh bayaran.

Apakah mereka semua adalah bodyguard dari Arliando? Jika memang benar, alangkah pentingnya lelaki itu sehingga harus di dampingi oleh belasan penjaga seperti ini. Ia menjadi semakin bertanya-tanya tentang sosok sang tuan muda. 

Tak lama Veronica memperhatikan pintu mobil paling depan kedua terbuka perlahan. Ibu dan ayahnya yang berdiri menyambut menunjukkan sepertinya mobil itu adalah mobil utama yang ditumpangi calon suaminya. Kedua matanya terus memperhatikan lamat-lamat, sampai seorang pria keluar dari mobil itu, bulu mata lentik Veronica berkedip cepat. 

'Sebenarnya siapa kau, tuan Arliando?' Hati gadis cantik itu tak henti menuai pertanyaan. Sampai akhirnya pria yang ia tunggu benar-benar keluar dan berdiri di depan pintu mobil. Dari jendela Veronica bisa melihat betapa tegapnya tubuh tinggi itu. Garis rahangnya sangat tegas, parasnya rupawan seelok pangeran. Apakah salah jika Veronica memuji di dalam hati? Dia terpesona pada lelaki itu pada jarak sejauh ini. 

Veronica terdiam, berdiri di depan jendela sampai tidak sadar mata setajam elang itu bergulir padanya. Melirik ke arah dimana Veronica berada. 

Sraattt.. Gorden jendela ditutup cepat. Gadis cantik itu segera membalikkan badan agar Arliando tidak dapat melihatnya. Sebelum akhirnya dia kembali mengintip di balik kain transparan jendela, mengamati tuan muda diam-diam. 

"Tampan seperti pangeran.." Bibir itu berbisik pelan. Tanpa disadari detak jantung Veronica mulai berdetak kencang. Ia terhanyut dalam khayalan tentang seorang putri yang dijemput oleh pangeran berkuda dalam buku cerita yang saat kecil selalu ia baca. Tidak ia pungkiri, hingga detik ini ia masih memimpikan itu. Apakah Veronica akan menjadi gadis beruntung itu? Ia berdebar. Senyum kecil menghiasi bibirnya yang semanis gula. 

Rasa penasarannya membuncah. Veronica berjalan ke luar kamar dan mendekati tangga. Berdiri untuk melihat calon suaminya dari balik dinding tak jauh dari tempat Arliando berada. Dengan pelan Veronica membawa kepalanya mengintip ke ruang tamu, menumpukan pandangan tepat pada lelaki itu. Dia ada disana, calon suaminya. Tapi ntah mengapa lelaki itu tidak duduk dan mengobrol bersama kedua orangtua seperti bayangannya. Arliando berdiri sembari bersedekap dada, kedua matanya itu memandang ayah dan ibu Veronica bagai manusia rendahan. 

"Mana dia?"

"Dia masih di kamarnya, tuan."

"Cepat panggil si Veronica itu kemari,"

"Apakah anda tidak mau duduk dan minum teh dahulu?"

"Tidak perlu, aku sibuk dan tidak punya waktu berada disini lama-lama."

Kenapa? Kenapa dia sombong sekali? Kedua alis Veronica melengkung keheranan. Ia terkejut, sangat. Wajah itu memang tampan. Bahkan meski tidak bertatap muka secara langsung pun Veronica bisa melihat bagaimana wajah Arliando bak pangeran yang turun dari syurga. Tapi perilakunya itu sangat terbalik dengan apa yang ia bayangkan. Veronica mundur dengan kekagetan luar biasa, tangannya terkatup di depan bibir dengan wajah tak dapat dijelaskan.

"Veronica?" Panggilan sang ibu membuyarkan lamunannya. Derap langkah terdengar menuju ke arahnya. Dengan cepat gadis itu kembali masuk ke dalam kamar seperti tak terjadi apapun semenit lalu.

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Lelaki Tak Punya Hati

    Veronica diam termenung, memikirkan bayangan sang pangeran yang ternyata begitu diluar perkiraan. Namun bulir air mata yang tak sengaja menetes itu dengan segera ia hapus saat sang ibu memasuki kamarnya. "Ayo, Veronica. Calon suamimu sudah tidak sabar ingin bertemu." Tangan itu menariknya sedikit keras. Tapi kedua kaki Veronica tidak mau berjalan. "Ibu.." Panggilan itu membuat Marry mengerutkan alisnya. Veronica menatap takut sembari mulai berbicara. "A-apakah dia lelaki yang akan ibu jodohkan padaku?" Oh, ternyata tikus kecil ini sudah melihatnya? "Iya, benar. Tampan bukan? Dia sangat cocok denganmu yang cantik jelita ini." Marry berkata dengan wajah seperti marah sekali. "Jangan banyak bertanya, ayo ikut aku keluar sekarang. Dia bisa marah besar jika kita tidak mematuhi perintah." Tapi lagi-lagi Veronica tidak mau berjalan. Gadis itu malah menunduk dengan air mata berlinang. "Kenapa kau mal

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Istana yang Sepi

    Veronica terdiam sepanjang perjalanan. Mimpi bahwa ia akan dijemput oleh pangeran berkuda pupuslah sudah. Yang terjadi kini ia duduk sendiri di kursi tengah mobil, hanya bertiga bersama Carol dan supir alih-alih duduk bersanding bersama calon suami. Jangankan obrolan ringan, tatap matanya itu selalu menusuk ke dalam hatinya."Nona Veronica?" Panggilan seseorang membuat perempuan itu terbangun dari lamunan. Dipandangnya Carol yang ternyata sudah memanggilnya beberapa kali tadi. "Kita sudah sampai." Ucapnya.Veronica menghapus bekas air mata di pipinya kemudian mengintip ke luar jendela. Di depan sana, terdapat pagar raksasa yang menjulang tinggi bagaikan sebuah benteng perlindungan. Tidak ada yang bisa dilihat dari luar sebelum akhirnya gerbang ganda besar dibuka perlahan. Kedua mata cantik Veronica tidak bisa berkedip menyaksikan bangunan megah yang berdiri di tengah luasnya halaman. Sungguh lebarnya taman berkali lipat dari Padang rumput di desanya. Belum berhenti ia

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Pernikahan Tiba-Tiba

    Malam hari yang telah tiba membuat degub jantung Veronica semakin bertalu-talu. Ia berjalan menuruni tangga seperti seorang putri raja bersama para pelayan yang setia memegangi gaun panjangnya. Dia cantik, sekali. Tapi bagaimana dengan pangerannya? Sampai di altar pernikahan pun dia tidak dapat menemukan kehadiran lelaki itu. "Tuan Arliando kemana?" Pertanyaan itu hanya mengalun di udara tanpa bisa dijawab oleh pelayan-pelayan disana. Mereka juga tidak mengetahuinya. Jam terus berdentang hingga hampir jam sepuluh malam. Para pelayan yang melihat nona mereka berdiri menjadi kasihan. Wanita itu hanya ditemani pendeta yang juga menunggu di sampingnya. Ruangan yang lebar dan sunyi ini menjadi saksi betapa sabarnya Veronica berdiri menunggu calon suaminya. Beruntung beberapa menit kemudian Arliando muncul di pintu utama. Sayangnya tanpa adanya jas pernikahan atau hanya sekedar setangkai bunga. Lelaki itu berjalan ke depan pendeta dengan raut dingin di wajahnya.

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Tamu atau Musuh?

    "Veronica..""T-tuan jangan..""Jadilah istriku malam ini, Veronica.."Kelopak mata cantik itu mengerjap. Terbuka tiba-tiba. Veronica dengan segera mendudukkan diri sembari memeriksa tubuhnya sendiri. Malam tadi ia bermimpi sesuatu yang memalukan hingga membuat pipinya bersemu kemerahan. Meskipun mimpinya bersama lelaki yang sudah menjadi suaminya kini, bagaimanapun dia masih malu untuk melakukannya. Namun saat ia menatap sekeliling, ia tak menemukan sosok itu. "Arliand.." Perlahan ia menjejakkan kaki turun dari ranjang. Berjalan pelan keluar kamar."Anda sudah bangun, nyonya." Elisa menyapa bersama para pelayan lainnya. Nampaknya dia menunggu ia bangun sedari tadi. "Uhumm.." Dibalas anggukan. Dia sedikit canggung saat dipanggil nyonya, walaupun nyatanya dia sudah resmi menjadi nyonya di villa besar ini. "Elisa, apakah kau tau kemana Arliando pergi?""Tuan muda pergi keluar dini hari tadi, nyonya. Maafkan aku, tapi aku juga tidak tahu kemana tuan m

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Kemurkaan yang Manis

    Brakkk!!Malam ini tuan muda pulang dalam keadaan lain dari biasanya. Para pengawal tidak berani mendekati Arliando karena emosinya yang meluap-luap. Pintu mobil ditutup keras, langkah lelaki itu menghentak ketika memasuki Villa. Sedangkan Veronica nampak sudah siap menyambut tanpa menyadari adanya bahaya."Tuan Arliando kau sudah pul-"Tanpa adanya pelukan hangat, pria itu malah dengan cepat meraih lengan kecil Veronica. Tangannya yang kuat menarik wanita itu dan menghadapkannya ke depan wajahnya. Veronica meringis pelan, kedua lengannya terkunci di atas kepala membuatnya tak bisa bergerak. Sedangkan para pelayan dan bodyguard yang berdiri disana tak kuasa membantu dan hanya berani melihat tuan mereka menyiksa nyonya."T-tuan..""Katakan padaku." Suara itu menyapa telinga Veronica bagai es yang dingin. Veronica memejam ketakutan saat pria itu berbisik begitu dekat di depan wajahnya. "Apa yang Karin lalukan padamu siang tadi."Pertanyaan yan

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Rencana Kecil Veronica

    Pagi buta Veronica sudah terjaga. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bertanya pada Arliando mengenai kehidupannya. Setidaknya dia ingin menemani suaminya itu mengenakan dasi atau melihatnya pergi kerja kali ini. Arliando membuka perlahan kelopak matanya, tersentak saat perempuan di sampingnya sudah duduk sembari melihatnya dengan mata bulat. "Kenapa kau sudah bangun?""Ah, aku.. uhmm.." Tidak mungkinkan Veronica bilang ingin mengintrogasi lelaki itu? "Aku hanya terbangun dan tidak bisa tidur lagi."Mata Veronica terlihat memerah, sepertinya wanita itu memang tidak tertidur dengan lelap. "Dari jam berapa?""Jam tiga lalu.."Sekarang sudah pukul lima pagi. Berarti sudah dua jam wanita itu menatapnya dalam keadaan seperti ini. "Tidurlah lagi," Arliando bangkit tanpa tambahan kata apapun sembari berjalan ke arah kamar mandi. Veronica membungkam bibirnya lagi, ingin berucap tapi pintu terlanjur di tutup dari dalam."Humm.." Wanita itu menguap l

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Kaburnya Nyonya Muda

    Suara langkah kaki membuat nona muda itu kembali menyelip diantara tembok besar. Menghindari satu persatu bodyguard yang tengah berjaga di sekitar area. Setelan gaun santai berwarna merah muda itu sebenarnya sangat kontras dengan warna-warna pakaian orang lain disana, andaikan mereka dapat melihat seseorang yang tengah bersembunyi itu. Untungnya badan Veronica begitu ramping sehingga ia dapat berkamuflase di balik tiang-tiang yang tinggi."Siapa saja yang akan menghadiri pertemuan?"Gema suara terdengar disusul dengan derap yang perlahan menampakkan kumpulan orang. Veronica kembali berjongkok untuk menyembunyikan tubuhnya, mengintip sosok yang menjadi incaran utama. Arliando disana, tengah berjalan bersama para pengawal."Selain dari Baron, beberapa kalangan dari Tagran juga akan datang dalam pertemuan, tuan."Kakinya yang jenjang itu terlihat semakin mendekat padanya. Untung saja dia tidak menyadari sosok tubuh kecil Veronica hingga akhirnya perempuan it

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Prolog

    Taman bermain itu penuh dengan anak-anak. Namun diantara mereka ada satu gadis cilik berparas manis berlarian kesana-kemari bagai kupu-kupu yang sangat indah. Dia adalah Veronica Madeline, bocah berusia 8 tahun yang hidup tanpa kedua orang tua sejak ia hadir ke dunia. Begitu pula anak-anak lainnya, kebanyakan dari mereka bernasib sama. Meski begitu, Veronica hidup bahagia di panti asuhan bersama dengan bimbingan suster suster dari gereja yang merawat mereka."Veronica," Panggilan pelan terdengar dari teras panti asuhan. Gadis itu melongok dengan penasaran, kemudian segera mendekat saat suster Helena melambaikan tangan padanya. "Ada apa suster?" Mata bulat itu tanpa sadar membuat Helena berkaca-kaca. Ia tidak menyangka kesempatan ini akhirnya hadir pada salah satu anak asuh kesayangannya."Veronica, ada yang ingin bertemu denganmu." Veronica melihat Helena dengan tatapan penasaran, tak lama dua orang lelaki dan perempuan mendatangi mereka. Veronica nampak sedikit

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Kaburnya Nyonya Muda

    Suara langkah kaki membuat nona muda itu kembali menyelip diantara tembok besar. Menghindari satu persatu bodyguard yang tengah berjaga di sekitar area. Setelan gaun santai berwarna merah muda itu sebenarnya sangat kontras dengan warna-warna pakaian orang lain disana, andaikan mereka dapat melihat seseorang yang tengah bersembunyi itu. Untungnya badan Veronica begitu ramping sehingga ia dapat berkamuflase di balik tiang-tiang yang tinggi."Siapa saja yang akan menghadiri pertemuan?"Gema suara terdengar disusul dengan derap yang perlahan menampakkan kumpulan orang. Veronica kembali berjongkok untuk menyembunyikan tubuhnya, mengintip sosok yang menjadi incaran utama. Arliando disana, tengah berjalan bersama para pengawal."Selain dari Baron, beberapa kalangan dari Tagran juga akan datang dalam pertemuan, tuan."Kakinya yang jenjang itu terlihat semakin mendekat padanya. Untung saja dia tidak menyadari sosok tubuh kecil Veronica hingga akhirnya perempuan it

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Rencana Kecil Veronica

    Pagi buta Veronica sudah terjaga. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bertanya pada Arliando mengenai kehidupannya. Setidaknya dia ingin menemani suaminya itu mengenakan dasi atau melihatnya pergi kerja kali ini. Arliando membuka perlahan kelopak matanya, tersentak saat perempuan di sampingnya sudah duduk sembari melihatnya dengan mata bulat. "Kenapa kau sudah bangun?""Ah, aku.. uhmm.." Tidak mungkinkan Veronica bilang ingin mengintrogasi lelaki itu? "Aku hanya terbangun dan tidak bisa tidur lagi."Mata Veronica terlihat memerah, sepertinya wanita itu memang tidak tertidur dengan lelap. "Dari jam berapa?""Jam tiga lalu.."Sekarang sudah pukul lima pagi. Berarti sudah dua jam wanita itu menatapnya dalam keadaan seperti ini. "Tidurlah lagi," Arliando bangkit tanpa tambahan kata apapun sembari berjalan ke arah kamar mandi. Veronica membungkam bibirnya lagi, ingin berucap tapi pintu terlanjur di tutup dari dalam."Humm.." Wanita itu menguap l

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Kemurkaan yang Manis

    Brakkk!!Malam ini tuan muda pulang dalam keadaan lain dari biasanya. Para pengawal tidak berani mendekati Arliando karena emosinya yang meluap-luap. Pintu mobil ditutup keras, langkah lelaki itu menghentak ketika memasuki Villa. Sedangkan Veronica nampak sudah siap menyambut tanpa menyadari adanya bahaya."Tuan Arliando kau sudah pul-"Tanpa adanya pelukan hangat, pria itu malah dengan cepat meraih lengan kecil Veronica. Tangannya yang kuat menarik wanita itu dan menghadapkannya ke depan wajahnya. Veronica meringis pelan, kedua lengannya terkunci di atas kepala membuatnya tak bisa bergerak. Sedangkan para pelayan dan bodyguard yang berdiri disana tak kuasa membantu dan hanya berani melihat tuan mereka menyiksa nyonya."T-tuan..""Katakan padaku." Suara itu menyapa telinga Veronica bagai es yang dingin. Veronica memejam ketakutan saat pria itu berbisik begitu dekat di depan wajahnya. "Apa yang Karin lalukan padamu siang tadi."Pertanyaan yan

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Tamu atau Musuh?

    "Veronica..""T-tuan jangan..""Jadilah istriku malam ini, Veronica.."Kelopak mata cantik itu mengerjap. Terbuka tiba-tiba. Veronica dengan segera mendudukkan diri sembari memeriksa tubuhnya sendiri. Malam tadi ia bermimpi sesuatu yang memalukan hingga membuat pipinya bersemu kemerahan. Meskipun mimpinya bersama lelaki yang sudah menjadi suaminya kini, bagaimanapun dia masih malu untuk melakukannya. Namun saat ia menatap sekeliling, ia tak menemukan sosok itu. "Arliand.." Perlahan ia menjejakkan kaki turun dari ranjang. Berjalan pelan keluar kamar."Anda sudah bangun, nyonya." Elisa menyapa bersama para pelayan lainnya. Nampaknya dia menunggu ia bangun sedari tadi. "Uhumm.." Dibalas anggukan. Dia sedikit canggung saat dipanggil nyonya, walaupun nyatanya dia sudah resmi menjadi nyonya di villa besar ini. "Elisa, apakah kau tau kemana Arliando pergi?""Tuan muda pergi keluar dini hari tadi, nyonya. Maafkan aku, tapi aku juga tidak tahu kemana tuan m

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Pernikahan Tiba-Tiba

    Malam hari yang telah tiba membuat degub jantung Veronica semakin bertalu-talu. Ia berjalan menuruni tangga seperti seorang putri raja bersama para pelayan yang setia memegangi gaun panjangnya. Dia cantik, sekali. Tapi bagaimana dengan pangerannya? Sampai di altar pernikahan pun dia tidak dapat menemukan kehadiran lelaki itu. "Tuan Arliando kemana?" Pertanyaan itu hanya mengalun di udara tanpa bisa dijawab oleh pelayan-pelayan disana. Mereka juga tidak mengetahuinya. Jam terus berdentang hingga hampir jam sepuluh malam. Para pelayan yang melihat nona mereka berdiri menjadi kasihan. Wanita itu hanya ditemani pendeta yang juga menunggu di sampingnya. Ruangan yang lebar dan sunyi ini menjadi saksi betapa sabarnya Veronica berdiri menunggu calon suaminya. Beruntung beberapa menit kemudian Arliando muncul di pintu utama. Sayangnya tanpa adanya jas pernikahan atau hanya sekedar setangkai bunga. Lelaki itu berjalan ke depan pendeta dengan raut dingin di wajahnya.

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Istana yang Sepi

    Veronica terdiam sepanjang perjalanan. Mimpi bahwa ia akan dijemput oleh pangeran berkuda pupuslah sudah. Yang terjadi kini ia duduk sendiri di kursi tengah mobil, hanya bertiga bersama Carol dan supir alih-alih duduk bersanding bersama calon suami. Jangankan obrolan ringan, tatap matanya itu selalu menusuk ke dalam hatinya."Nona Veronica?" Panggilan seseorang membuat perempuan itu terbangun dari lamunan. Dipandangnya Carol yang ternyata sudah memanggilnya beberapa kali tadi. "Kita sudah sampai." Ucapnya.Veronica menghapus bekas air mata di pipinya kemudian mengintip ke luar jendela. Di depan sana, terdapat pagar raksasa yang menjulang tinggi bagaikan sebuah benteng perlindungan. Tidak ada yang bisa dilihat dari luar sebelum akhirnya gerbang ganda besar dibuka perlahan. Kedua mata cantik Veronica tidak bisa berkedip menyaksikan bangunan megah yang berdiri di tengah luasnya halaman. Sungguh lebarnya taman berkali lipat dari Padang rumput di desanya. Belum berhenti ia

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Lelaki Tak Punya Hati

    Veronica diam termenung, memikirkan bayangan sang pangeran yang ternyata begitu diluar perkiraan. Namun bulir air mata yang tak sengaja menetes itu dengan segera ia hapus saat sang ibu memasuki kamarnya. "Ayo, Veronica. Calon suamimu sudah tidak sabar ingin bertemu." Tangan itu menariknya sedikit keras. Tapi kedua kaki Veronica tidak mau berjalan. "Ibu.." Panggilan itu membuat Marry mengerutkan alisnya. Veronica menatap takut sembari mulai berbicara. "A-apakah dia lelaki yang akan ibu jodohkan padaku?" Oh, ternyata tikus kecil ini sudah melihatnya? "Iya, benar. Tampan bukan? Dia sangat cocok denganmu yang cantik jelita ini." Marry berkata dengan wajah seperti marah sekali. "Jangan banyak bertanya, ayo ikut aku keluar sekarang. Dia bisa marah besar jika kita tidak mematuhi perintah." Tapi lagi-lagi Veronica tidak mau berjalan. Gadis itu malah menunduk dengan air mata berlinang. "Kenapa kau mal

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Pangeran Tanpa Kuda?

    Terik mentari memantul dari jendela. Orang tua angkat Veronica telah selesai membuat tubuh molek itu terlihat semakin cantik dengan balutan gaun merah muda. Ia berkaca, melihat pantulan wajahnya yang dipenuhi oleh riasan bedak dan gincu merah merona. Hari ini adalah hari dimana ia dilamar seseorang. Untuk itulah ayah dan ibu memberinya pakaian mahal, sepatu indah, dan mendadani Veronica bak putri raja. Harusnya ia bahagia sekarang, tapi ia justru khawatir karena sosok itu belum pernah ia lihat wajahnya satu kalipun dalam hidup."Kenapa kau murung begitu?" Seruan kecil membuat Veronica menoleh pada ibu. Dia adalah sosok yang sudah membesarkannya semenjak ia diambil dari panti asuhan dua belas tahun lalu. Dia sangat menyayangi Veronica, tapi gadis itu tidak mengerti mengapa kasih sayangnya kini berubah menjadi amarah dan benci. "Jangan cemberut! Kau bisa membuat tuan muda tidak tertarik denganmu karena wajah masammu itu," Meskipun terpaksa, akhirnya senyuman itu terukir m

  • Terjerat Pesona Tuan Mafia   Prolog

    Taman bermain itu penuh dengan anak-anak. Namun diantara mereka ada satu gadis cilik berparas manis berlarian kesana-kemari bagai kupu-kupu yang sangat indah. Dia adalah Veronica Madeline, bocah berusia 8 tahun yang hidup tanpa kedua orang tua sejak ia hadir ke dunia. Begitu pula anak-anak lainnya, kebanyakan dari mereka bernasib sama. Meski begitu, Veronica hidup bahagia di panti asuhan bersama dengan bimbingan suster suster dari gereja yang merawat mereka."Veronica," Panggilan pelan terdengar dari teras panti asuhan. Gadis itu melongok dengan penasaran, kemudian segera mendekat saat suster Helena melambaikan tangan padanya. "Ada apa suster?" Mata bulat itu tanpa sadar membuat Helena berkaca-kaca. Ia tidak menyangka kesempatan ini akhirnya hadir pada salah satu anak asuh kesayangannya."Veronica, ada yang ingin bertemu denganmu." Veronica melihat Helena dengan tatapan penasaran, tak lama dua orang lelaki dan perempuan mendatangi mereka. Veronica nampak sedikit

DMCA.com Protection Status