Richard Bill POV
“Jadi, selama 6 bulan mereka mengirimkan surat ancaman ini kepada Stacey?” Aku membiarkan kedua mataku terpejam dan mengangguk dengan deheman kecil sebagai jawaban. “Mr. Waldermar tidak menceritakan ini padamu sebelum menawarkan pekerjaan ini padaku, Dad?” tanyaku, kedua mataku perlahan terbuka melihat Mitchel, dia ayahku sedang focus pada tulisan tangan yang ada di dalam surat tersebut dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya. Mitchel menggeleng. “Bakeer hanya bilang bahwa Stacey sedang menjadi incaran orang yang tak bertanggung jawab dan mencoba mengancamnya lalu aku merekomendasimu dalam pekerjaan ini, dia menerimanya,” jawabnya lalu menatapku kilas sebelum kembali membaca tulisan tangan itu. “Seharusnya kau bertanya padaku lebih dulu.” “Aku sudah bertanya padamu, kau bilang akan memikirkannya lagi jadi bagian itu sudah kuanggap kau menerima tawaran Bakeer untuk menjaga putrinya, bagaimana Stacey menurutmu? Dia gadis cantik bukan?” aku mendengus. “Kenapa kau mendengus? Apa menurutmu Stacey tidak cantik?” “Dia hanya gadis keras kepala, songong dan liar.” Keningnya berkerut lalu bersandar di kursi sambil melepaskan kacamata itu dan menatapku. “Itu sangat cocok denganmu, Stacey perlu sedikit belajar kedisiplinan darimu, maka dari itu aku memilihmu untuk menjaga Stacey. Aku mengenal gadis itu, nak. Dia seperti Bakeer, keras kepala.” “Aku tidak pernah mendapatkan klien seperti gadis itu sebelumnya, Dad,” kataku, memberitahunya. Aku melihat ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis. “Maka kau harus mencobanya sebelum kau menemukan lebih dari itu,” gumamnya kembali pada surat itu. “Bagaimana CCTV-nya? Kudengar mati, apakah itu benar? Apakah pemberi surat dan orang yang mencelakai Stacey adalah orang yang sama?” “Bisa saja.” aku menarik napas panjang dan membuangnya. “CCTV mati karena Stacey melemparnya dengan batu ketika bertengkar dengan James…” “That’s crazy…” dia berdehem pelan. “Gaya penulisan mereka terlihat sama, ini direncanakan. Richard, kau harus lebih memperhatikan gadis itu, tapi jangan terlalu keras padanya, dia memiliki hubungan tidak baik dengan Bakeer jadi sedikit keras kepala, kau bisa memberitahunya pelan-pelan, jangan membuatnya merasa tersiksa, dia akan merasa tidak nyaman padamu, itu bisa mempengaruhi pekerjaannya.” “Kau bilang tidak ingin menerima tawaran itu, sepupu.” Aku dan ayahku menoleh bersamaan, seorang pria dengan pakaian casual berdiri bersandar di pintu dengan kedua tangan menyilang di depan dada. “Aku tidak akan menerima tawaran itu jika tidak terpaksa, Josh,” kataku. Mitchel tersenyum dan menunjukku dengan pulpennya. “Dan dia benar-benar menerima tawaran itu, Josh. Masuklah, berhenti menguping.” Joseph Karl Weston, pria dengan mata cokelat yang memiliki tinggi sama sepertiku itu tertawa kemudian masuk ke dalam dan duduk di sampingku seraya bersandar. “Jadi nama aslinya Stacey Waldermar?” tanyanya. Aku mengangguk. “Dia putri dari politikus Bakeer Waldermar?” Mitchel berdehem dan mengangguk. “Aku baru tahu Bakeer memiliki putri kandung,” kata Josh. “Gadis itu mirip dengan ibunya dan kau bisa melihat dia mirip seperti Bakeer saat kau melihatnya dari samping,” sambung ayahku. “Siapa ibu kandungnya?” tanya Josh. “Gisele Waldermar—” “Aktris yang mati karena bunuh diri itu?” Mitchel mengangguk. “Jadi Stacey putri kandung Bakeer dan Gisele? Tapi kenapa mereka merahasiakan pernikahan mereka dan terungkap setelah kematian Gisele?” Mitchel menggeleng. “Bukan hakku menjawab pertanyaanmu, Josh. Kejadian itu sudah lama sekali dan Bakeer hidup bahagia dengan istri barunya…” Josh mendengus. “Maksudku, bahkan sudah bertahun-tahun tidak ada yang tahu jika Stacey putri kandung Bakeer dan Gisele, mereka hanya tahu Stella adalah putri Bakeer,” gumamnya. “Pernikahan mereka bisa membuat karir mereka hancur, Josh. Bakeer ada di dunia politik sejak muda,” sambungku. “Kenapa hal seperti ini kau tidak tahu?” “Bagaimana bekerja dengan supermodel seperti Stacey? Bayaranmu besar, bukan? Jika kau butuh asisten, kau bisa menelponku, aku siap membantu walaupun tidak dibayar asalkan aku bisa bersamanya,” ucap Josh mengalihkan pembicaraan. Dia bersandar sambil membuang napas memandangi potret gadis itu di layar laptop Jon yang berada di meja. “Lihatlah betapa cantiknya Stacey, kau sangat beruntung bisa sedekat itu dengannya—” “Tidak ada yang special, hanya melindungi gadis keras kepala. Sebesar apapun bayaranmu, kau tidak akan kuat bertahan lama bersanding dengan gadis muda yang keras kepala sepertinya, dia terlalu banyak bicara.” Menjadi pengawal seorang gadis seperti Stacey Waldermar bukanlah hal yang mudah dan sebuah mimpi buruk yang abadi. Gadis itu terlalu banyak bicara, menyebalkan, pembangkang juga kekanak-kanakan. Di kepalanya hanya bersenang-senang, bersenang-senang dan bersenang-senang, dia tak menyadari bahwa di setiap sisinya bisa saja menjadi sebuah ancaman yang bisa melukainya atau bahkan lebih dari itu. Stacey terlalu bebas dan tidak menyadari bahwa saat ini dia menjadi seseorang yang berpengaruh dalam dunia perindustrian televisi dan fashion dan aku harus menyesuaikan diri menjalankan pekerjaan yang belum pernah aku pegang sebelumnya, karena sebagian besar pekerjaan yang kupegang bukan untuk selebritis sepertinya tetapi untuk para pejabat Negara yang memiliki pengawalan ketat dan lebih menguras tenaga. “Gadis itu terlalu cantik, banyak yang tidak menyukainya karena Emily tak begitu ramah kepada penggemarnya.” “Tidak, Josh. Tidak seperti itu, Stacey hanya menolak hadiah…” Pandanganku beralih menatap Josh. “Maksudmu?” Seharusnya aku tidak merespon secepat itu hingga membuat mereka terkejut denganku—aku bukanlah orang yang suka memperhatikan itu, aku lebih menyukai melihat berita daripada hal yang menyangkut kehidupan mereka. Tetapi hari ini… aku harus mencari tahu seperti apa Stacey itu, seperti apa jika gadis itu sendiri maupun bersama teman-temannya. “Aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, aku memperhatikan gadis itu, dia terlihat sangat cantik ketika dilihat secara langsung tetapi saat itu aku mendengar beberapa orang berbicara di belakangku, mereka mengatakan bahwa Stacey jarang sekali berinteraksi dengan penggemarnya. Dia selalu beralasan tak memiliki waktu juga tak pernah menerima hadiah dari penggemar, seperti membuangnya.” Tidak pernah menerima hadiah dari penggemarnya? Aku bertahan dalam posisiku kemudian bangkit untuk membereskan surat-surat yang aku bawa tadi. Mitchel yang melihat itu hanya tertawa singkat menyadari bahwa aku tak menyukai pembicaraan yang melewati topic dan berakhir membicarakan keburukan orang lain. Sebenarnya bukan itu tujuannya, mereka hanya ingin memberitahu bahwa apa yang mereka bicarakan benar adanya. “Telpon aku jika Stacey membutuhkan pria untuk menjadi kekasihnya, tapi kurasa Stacey terpesona dengan ketampananmu, Richard.” Josh terus menatapku. “Tidak ada salahnya jika gadis muda itu menyukai pengawalnya, wajahmu tidak jelek, kau tampan dan seksi…” sambungnya. “Aku bukan gay, Josh.” Josh memukul dadaku. “Jesus Christ, Bill, aku sepupumu, kau gila.” “Itu tidak akan pernah terjadi, aku tahu akhirnya. Profesional-lah dalam bekerja tanpa melibatkan perasaan, aku tahu Stacey adalah gadis yang cantik tetapi aku tidak bisa melanggar batasku, dia client-ku, dia adalah putri dari Bakeer Waldermar dan tugasku hanya menjaganya saja, tidak lebih,” kataku menatap Josh lalu ayahku. Mitchel terdiam. “Bagaimana jika Stacey yang menyukaimu atau bahkan sebaliknya?” Aku terdiam. “Apa alasannya gadis itu bisa menyukaiku? Dad, sebisa mungkin aku menjaga jarak dan hal ini tidak akan pernah terjadi padaku, kau tahu selama aku bekerja, aku tidak pernah sekalipun melibatkan perasaan dalam pekerjaanku.” “Kau bekerja untuk negara, nak. Bukan gadis muda cantik berusia 23 tahun seperti Stacey, ini pengalaman pertama untukmu, aku pernah muda.” Mitchel tersenyum pada Josh yang juga tersenyum mengerti. “Aku memperingatkanmu, aku tidak pernah melarangmu berkencan dengan siapapun tapi kau berurusan dengan putri Bakeer, dia orang yang keras kepala dan pemilih, seperti menjaga putrinya dan kau lolos, dapat dipercaya untuk pekerjaan tapi aku tidak yakin jika dalam hubungan lebih dari klien dan pengawalnya, aku mengenal Bakeer dengan baik.” Hening. Aku mengangguk. “Itu tidak akan pernah terjadi dan Stacey tidak akan melampaui batasnya, apalagi menyukaiku.” “Kau melarang dia menyukaimu?” “Kita melewati batas, Dad. Itu diluar pekerjaanku, aku tidak tahu.” aku menegak habis sisa kopinya. “Kopinya enak,” kataku. “Hey, itu kopiku,” timpal ayahku dengan cepat. “Aku harus pergi.” Mitchel bangkit memelukku sambil menepuk punggungku. “Jaga dirimu dan Stacey.” Aku mengangguk seraya melepaskan pelukan itu lalu menepuk bahu Josh. “Sampaikan salamku pada Shea…” “Selalu.” Aku keluar lalu segera masuk ke dalam mobil meninggalkan rumah dimana aku dibesarkan bersama Josh. Perjalanan menuju tempat Stacey menjalankan syutingnya tidak terlalu jauh, sepanjang perjalanan, aku berpikir sembari fokus ke jalan. Aku mengingat apa yang diucapkan James saat pertama kali mereka bertemu kalau Stacey adalah putri kandung Bakeer Waldermar bukan Stella. Aku mengenal Stella, gadis itu seorang presenter, mereka berdua sama-sama berada di depan layar. Tentu saja aku tahu siapa itu Bakeer Waldermar, beberapa kali aku pernah bertemu dengannya dalam acara-acara penting. Tapi, yang ada di pikiranku saat ini adalah, kenapa hubungan Stacey dan Bakeer tidak baik sementara dengan Stella begitu baik? Apa karena pria itu menikah lagi? Hari bekerja untuk seorang gadis dua puluh tiga tahun, dia memiliki jadwal syuting untuk video musik, dia model disana bukan sebagai penyanyi, aku ragu jika dia bisa menyanyi. Aku membuang napas panjang lalu membelokkan mobil masuk ke dalam lokasi, banyak sekali orang yang berdiri di depan membawa kamera mereka. Apa yang Stacey lakukan lagi? Aku sudah berada di militer ketika dia berusia empat belas tahun dan aku sudah melewati masa bermainku di usia belasan, yang membuatku heran, mengapa di usianya seperti ini, dia masih selalu membuat masalah. Jika Stacey terus membantahku, salah satu caranya adalah aku harus lebih tegas dan juga gadis itu harus mengerti bagaimana cara diriku memasang badan untuk melindunginya. Aku menghentikan mobilku dan bergerak keluar setelah memarkirkan di dalam. Aku tak mau mengambil resiko jika nanti Stacey keluar dan akan celaka jika gadis itu tak sedang bersamanya. Stacey Welsh Waldermar. Kiamat kecilku. Langkahku terhenti tepat di depan pintu, beberapa orang berlalu lalang di belakangku sementara manik abu-abuku menangkap dan terfokus pada seorang gadis sedang berbicara dengan James. Stacey belum mengganti pakaian saat syuting telah usai, gadis itu berbicara dengan nada tinggi, tanpa menutup pintu juga beberapa pria ada di dalam memperhatikan mereka. Persis seperti itulah yang aku lihat selama beberapa hari belakangan yang begitu menyiksa. Sebuah pertengkaran kecil yang belum aku pahami, yang pasti, James terus menyebutkan namaku dalam pembicaraan mereka. “Bill lebih tau tentang hal ini, Emily!” “Mereka hanya ingin mengobrol denganku, tidak masalah, bukan?” Pandangan mataku menajam. Aku mendekat hingga gadis itu menyadari kedatanganku—raut wajah yang kesal serta bola matanya memutar ketika melihatku, dia jelas tidak menyukaiku tentu aku sadar. “Siapa mereka, James?” James menoleh ke arahku sementara Stacey sedikit mendongak, bola mata sebiru lautan itu menangkap tatapanku tetapi aku segera memutus kontak mata dan memilih untuk melihat beberapa anak muda yang sedang berdiri di hadapanku. Bukankah mereka bagian dari staff? Dimana letak tanda pengenalnya? “Penggemar.” Rahangku mengeras, aku kembali menatap Stacey, gadis ini berani memasukkan orang asing ke dalam ruangannya? Dimana letak otaknya? Aku menggeleng. “Tidakkah salah satu dari kalian memahami aturan untuk tidak mendekat apalagi masuk ke dalam lokasi?” aku menyentuh bahu salah satu dari mereka dan mendorongnya keluar dari ruangan itu lalu menutup pintu itu rapat-rapat. Sulit untuk menjelaskan agar gadis itu mengerti. Aku tak boleh membiarkan Stacey terus-menerus melanggar apa yang aku perintahkan dan juga aku harus lebih tegas agar gadis itu menuruti perintahku. “Kau sudah gila, Bill?” Tatapannya lantang menatapku, dia gadis pertama dalam hidupku yang berani melawanku begitu terang-terangan. “Apa kau tidak pernah berpikir bisa saja mereka adalah salah satu dari mereka yang mencelakaimu? Jika kau terus seperti ini, aku tak bisa melindungimu, kau terlalu terbuka pada semua orang, kau terlalu bebas dan kau—” “Tidakkah kau berlebihan untuk ini?” dia mendengus. “Bill, kau bekerja untuk public figure bukan untuk para elit yang harus dilindungi 24/7, kau paranoid, mereka disini sejak aku beristirahat lalu kau datang dan mengusir mereka begitu saja?” ketusnya. Aku mendekat sementara gadis itu melangkah mundur tanpa melepaskan pandangan matanya dariku. “Aku ditugaskan oleh ayahmu untuk melindungimu, Nona Stacey. Mr. Waldermar memintaku untuk menjagamu dan membebaskanku untuk memberimu perintah juga aturan agar kau aman. Dia mempercayaiku, menitipkanmu padaku dan aku bertangung jawab penuh atas nyawamu, yang aku lakukan ini untukmu agar kau tak terluka dan tidak membuat semua orang khawatir termasuk ayahmu dan James.” otot rahangku mengeras. “Dan itu sedang kulakukan sekarang, aku tidak peduli kau menyukai pekerjaanku atau tidak, yang pasti, aku melakukan ini agar kau aman saat kau berada dalam genggamanku.” “Kau membuatku tidak nyaman,” peringat Stacey. Aku terus menatap mata birunya. “Ini pekerjaanku, aku melindungimu dengan nyawaku, itu resiko yang aku dapat, Nona Stacey. Aku memintamu untuk menjaga jarak selama waktu yang tidak ditentukan sampai mereka menemukan siapa orang yang memberi surat ancaman itu padamu, jika kau terus seperti ini, aku tidak bisa melindungimu karena kau sangat keras kepala dan menganggap sepele hal ini.” Stacey mendekat. “Kalau gitu jangan lindungi aku, mudah bukan?” ・༓☾ ☆ ☽༓・Stacey Waldermar POV Suara dentuman musik, alcohol dan asap rokok bercampur menjadi satu—aku tidak tahu sudah berapa banyak yang kuminum dan jelas aku bukanlah peminum, aku cepat mabuk dan aku sudah merasa bahwa aku agak mabuk saat ini. Aku duduk di depan bar dan banyaknya orang yang berjoget di belakangku mengikuti alunan music dengan segelas alcohol di tangan mereka. Aku tidak ingin berpesta, benar, aku hanya ingin duduk, menikmati minumanku dan melupakan kepenatan dalam hidupku, aku butuh beristirahat maka dari itu aku datang untuk minum. “Jadi pengawal seksimu tidak ikut?” Emma berteriak di telingaku saat musik menggema dengan keras. Keningku berkerut, aku menggeleng. “Aku kabur, bagaimana kau tahu?” “Alessandra.” Aku memutar bola mataku bukan Alessandra namanya jika tak selalu membahas pengawalku. Apa yang Alessandra kagumi dari sosok pria berkepala tiga itu? Bukankah itu hal gila? Hal apa yang menyenangkan dari pria irit bicara itu? Mungkin lebih sedikit menyenangkan jika
Richard Bill POV Suara jepretan itu mulai berirama. Aku mengembalikan perhatianku ke jalan tepat ketika mobil berhenti, aku keluar dan memeriksa keadaan sebelum aku benar-benar membuka pintunya. Stacey keluar dan suara itu berasal darinya, suara itu mulai terdengar bahkan ketika Prescott menghentikan mobilnya dan kilatan lampu juga suara jepretan dari kamera berirama memekak telingaku ketika dia keluar dari mobil. Mereka datang lebih dekat dan cepat untuk mengambil gambar terbaik Stacey yang mereka bisa dan mereka saling menyerbu membuat tubuhku juga terdorong. “Emily.” “Emily Lynch!” Langkahku terhenti—mereka sangat ribut hingga tiba-tiba seorang wanita terjatuh di hadapanku karena dorongan itu, aku segera menahan lengannya ketika Stacey hendak membantunya berdiri tetapi gadis itu tetap membantunya. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Stacey. Wanita itu mengangguk. “Ya, aku baik-baik saja.” “Beri jalan!” Setiap bagian darinya dan gerakan kecil yang Stacey buat, mereka selalu m
Richard Bill POV Stacey Welsh Waldermar, satu-satunya orang yang menjadi mimpi burukku selama aku bekerja sebagai pengawal, dia bukan hanya seseorang yang menyebalkan tapi dia seseorang yang membuat kesabaranku teruji, dia selalu membuatku ingin marah setiap kali dia mengatakan tidak ketika aku mengatakan bahwa dia harus selalu berada di dekatku. Aku tidak tahu berapa kali dalam satu bulan dia mengunjungi bar dan setiap kali aku melarangnya untuk memasuki tempat itu, dia selalu memiliki cara agar masuk ke dalam sana dan bersikeras untuk datang, dia selalu membuat kita kembali bertengkar dan akulah yang harus mengalah untuk ini—aku tidak yakin jika aku bisa bertahan bersamanya hingga kontrakku habis. “Aku pulang,” kata Stacey. “Pengawalmu seksi,” bisik wanita itu. “Hentikan.” Dia melirikku kemudian dia turun dari kursinya dan berjalan melewatiku, baik, dia tidak minum tapi hanya mengambil barang dari temannya, Emma Williams, dia istri dari pemilik kelab yang sering didatangi Stacey
Richard Bill POV Hubunganku dengan Stacey terbilang tidak baik sejak kami bertemu, kami menghabiskan berminggu-minggu bersama dengan suasana yang dingin, dia membenciku karena aturan yang kubuat untuknya. Dia membenciku karena dia tidak menginginkanku dalam hidupnya karena dia takut jika aku seperti pengawal yang pernah melukainya dulu—jelas tidak, aku tidak menyentuh klienku jika tidak dalam keadaan mendesak, aku menghormati klienku, aku hanya professional dalam pekerjaanku untuk menjaganya tetap aman dan terkadang tidak nyaman. Aku memiliki kesepakatan dengan ayahnya, Bakeer Waldermar, untuk menjaga putri satu-satunya—kami belum dekat dan hal itu sedikit sulit untuk menjelaskan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dia lakukan selama dia berada di luar mansion. Aku mengalihkan pandanganku ke pergelangan tangan kiriku melihat jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, aku melangkah keluar dari kamarku dan—tujuan pertamaku adalah lantai dua, mataku tertuju pada satu pintu di lanta
Stacey Waldermar POV Tidak bisa dipercaya, tidak ada pria manapun yang memperlakukanku seperti itu kecuali James, dia tidak menoleh ke belakang dan memilih terus berjalan ke kamarnya—aku menganga tidak percaya, dia benar-benar menatapku sebagai kliennya bukan seorang wanita. Aku meletakkan gelasku dan mengikuti langkahnya ke kamar, akhirnya dia menoleh karena merasakan kehadiranku di ruangan itu, aku berdiri di depan pintu, bersandar di kusen sementara di berdiri di depan ranjang. “Apa yang kau lakukan di sini?” “Kau harus tau dimana kau berada sekarang, ini tempatku,” kataku. Richard terdiam kemudian mengangguk. “Benar.” dia berdiri menghadapku, memandangku ketika aku mulai melanjutkan langkahku masuk—aku mendekatinya, menarik kursi dan duduk di depan komputer yang memperlihatkan rekaman di setiap sisi mansion. Pria itu diam lalu mengangkat tangan dan melihat jam di pergelangan tangan kirinya. “Aku tidak ingin berdebat lagi, ini sudah tengah malam, kembalilah ke kamarmu dan tidur
Stacey Waldermar POVSupermodel Emily Lynch menelpon 911 setelah seseorang menerobos masuk kediaman pribadinya tengah malam.Rod Wilson, berusia 42 tahun, yang berasal dari Arizona, ditangkap pada minggu lalu atas dugaan telah memanjat pagar properti dan menerobos ke dalam kamar sekitar pukul 4 pagi. Saat kejadian terjadi, Lynch, seorang supermodel dan bintang film, berada di rumahnya. Emily berada di ruang tamu bersama pengawal pribadinya. Ketika Lynch hendak beristirahat, dia menemukan Rod Wilson di dalam kamarnya ketika hendak menutup jendela.Emily Lynch mengalami cedera ringan setelah didorong oleh seorang pria asing hingga jendela pecah, karena pria tersebut melihatnya ketakutan dan berusaha keluar dari kamar. Sang pria mengancamnya dengan pisau dan memperlihatkan pistol yang diduga dibeli secara ilegal. Pada saat kejadian, pengawal pribadinya, Richard Bill, hendak memberikan ponsel yang tertinggal di ruang tamu ke sang supermodel. Richard Bill mendengar teriakan dan pecahan kaca
Stacey Waldermar POV “Luka ini akan membekas, James…”James berdehem pelan. “Ya tapi akan memudar seiring berjalannya waktu, tenang saja, kita hanya perlu merawat kulitmu dengan baik,” kata James seraya mengolesi salep ke bekas lukaku berharap cepat memudar.“Apakah luka Bill sudah mengering?" “Entah, kenapa kau bertanya? Kau mengkhawatirkan pengawalmu, hm?”“Shut up…”James mendengus kemudian bangkit untuk menyimpan kotak obat. Aku memfokuskan diri pada kesehatanku di mansion dan tentunya mengurangi pekerjaan James dan Richard yang terus ikut bekerja denganku sepanjang hari. Dua jam yang lalu, aku tidak sengaja melihatnya mengganti perban di kamar, dia tampak tidak kesakitan tapi begitu tenang bahkan aku melihatnya jauh lebih baik dari sebelumnya. “Richard ‘Bill’ Weston, berusia 36 tahun saat ini, pernah melakukan 2 tur, Bill terbukti menjadi penembak jitu yang efektif dengan sejumlah besar pembunuhan yang dikonfirmasi dan tidak dikonfirmasi, dia pria militer paling seksi yang pern
Stacey Waldermar POV“Apa yang kalian lakukan di sini?”Ibu tiriku dan kakak tiriku, mereka berdua seolah terkejut dengan kehadiranku—dua tas besar ada di atas meja, aku melirik ke arah James, dia hanya mengangkat kedua alisnya seolah dia tidak tahu bahwa kedua wanita itu akan datang selarut ini..Mereka akan menginap.“Aku mendengarmu lewat berita, apa kau baik-baik saja?”“Berita? berita itu muncul beberapa hari setelah kejadianku, ayahku tidak mengatakan apapun padamu tentangku?”Nicole terdiam kemudian tersenyum simpul. “Aku benar-benar mengkhawatirkanmu, ayahmu menitipkan pesan agar kau hidup sehat dan aku akan menginap beberapa hari untuk memeriksa keadaanmu,” ungkapnya, dia mendatangiku dan ketika hendak menyentuh pipiku, aku melangkah mundur menjauh darinya—responku membuat raut wajahnya berubah tetapi wanita itu berusaha sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan kekesalannya padaku. “Aku mendapatkan kabar itu aku segera datang dan aku membawakan buah strawberry kesukaanmu, aku me
Richard Bill POVUcapannya mempengaruhi hidupku, dia juga tahu bahwa aku menginginkannya karena kakinya merasakan kejantananku yang sejak tadi mengeras. Aku menunduk, kakinya sengaja menyentuhku yang masih tertutup celanaku tapi dia sudah menonjol begitu keras ketika dia menyapukan jari-jarinya ke pinggangku, menyentuhnya dengan sentuhan tipis.“Kau membuatku menghancurkan aturan yang selama ini aku buat untuk tidak menyentuhmu, Stacey…”Bibirnya sedikit terbuka. “Maksudmu?”“Aku selalu percaya pada diriku sendiri untuk bekerja secara profesional tapi kali ini aku tidak percaya pada diriku sendiri,” bisikku, aku mengusapkan ibu jariku ke bibir bawahnya dengan lembut. “Setiap kali aku dekat denganmu, aku melupakan semua aturan yang telah kubuat untuk tidak menyentuhmu, Stacey, aku telah lancang mencium bibirmu, aku pengawalmu, Stacey, dan kau klienku,” lanjutku.“Tapi aku yang menginginkannya,” bisiknya.Otot rahangku kembali mengeras, aku menyentuh rahangnya dan menempelkan bibirku di
Richard Bill POVAku berjalan keluar dari mansion, udara dingin seperti jarum menusuk kulitku tapi aku bisa bertahan lebih dari ini saat aku masih berada di angkatan laut, suasana tampak sepi dan semuanya dipenuhi putihnya salju dan aku hanya mengenakan celana panjang berwarna hitam dengan atasan hitam yang terbalut mantel hitam panjang bersama segelas wiski yang kupegang.Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi, aku memiliki gangguan tidur dan jam tidurku kurang dari delapan jam semenjak aku berada di militer—aku memindahkan gelas wiski di sebelah kiri dan tangan kananku meraba celana untuk mengambil senjata ketika telingaku mendengar suara langkah kaki dalam keheningan malam yang membuatku berbalik dengan cepat.“Fuck.”Langkah kakinya terhenti secara tiba-tiba dan tubuhnya membeku ketika dengan tanpa sengaja kutodongkan pistolku padanya begitu tidak sopan. Aku membuang napas dan segera menyimpan pistol itu dibalik saku celana ketika melihat siapa disana. Aku merasa lega sekaligus ter
Stacey Waldermar POVSalju pertama di musim dingin turun menutupi tanah dengan selimut putih yang lembut—aku berdiri di tengah dengan orang-orang yang berlalu lalang melewatiku, tak banyak dari mereka melihat penampilanku dengan piyama beruang yang hampir membuat kedua kakiku membeku meski beberapa orang telah memperingatkanku tentang dinginnya tetapi aku menyukai ketika serpihan salju mencair di telapak tanganku.Angin dingin berhembus kencang, membawa serpihan salju yang turun begitu deras tanpa henti membuat dunia diselimuti oleh dinginnya. Aku mengalihkan pandanganku dan terkunci padanya, satu-satunya pria dengan tubuh tinggi dan lebih besar dari pria yang ada di sekitarnya—langkahnya yang besar menghampiriku dengan terburu-buru namun tetap lembut. Tatapan abu-abunya yang tajam dan hangat akhirnya bertemu denganku setelah dia menghilang beberapa menit ketika aku sibuk menikmati salju pertama.“Kita harus kembali,” kata Richard.Suaranya yang berat hampir tenggelam oleh suara angin
Stacey Waldermar POVAku terbangun karena angin yang bertiup hingga pintu balkonku menghantam dinding dan membuat jantung berdetak kencang—aku mengusap wajahku seraya memegangi dadaku ketika angin membuat tirai berhembus kencang dan udara dingin dari luar menusuk kulitku.“Pukul berapa ini,” gumamku.Aku melihat jam dari ponselku yang menunjukkan pukul enam pagi, baru pukul enam pagi dan angin membuatku terkejut dalam tidurku. Aku turun dari ranjang dan kembali menutup pintu balkon yang ternyata lupa aku kunci semalam—aku berdehem pelan dan berbalik keluar dari kamar untuk mengambil sebotol air mineral hingga langkahku terhenti di dapur, aku membuka lemari es dan mengambil sebotol air dan meminumnya, pandanganku tertuju pada jendela di hadapanku yang menghadap ke halaman yang tertutup kabut embun, menghalangi pandangan ke luar.Aku menyisakan setengah botol dan ketika aku hendak pergi, pandanganku terkunci pada pintu dapur sedikit terbuka dan angin dingin menusuk kulitku—aku memusatkan
Stacey Waldermar POV“Emily, can I ask you something?”Aku menoleh. “Since when did you ask permission to ask?”“What happened between you and your bodyguard?”Aku terdiam, Alessandra mengangkat kedua alisnya bersamaan menatapku penuh selidik. Aku mendengus pelan. “Apa maksudmu?” tanyaku.Alessandra menyandarkan punggungnya seraya menyesap minumannya. “Kau tersenyum, kau tersenyum pada pengawalmu dan… Richard Bill tidak pernah mengalihkan pandangannya padamu.”“Dia pengawalku tentu dia tidak pernah mengalihkan pandangannya padaku, ada apa denganmu?”Alessandra menarik napas panjang dan menggeleng. “Tidak, hanya saja kau terlihat bahagia dekat dengannya tidak seperti awal kau mengenalnya yang penuh amarah dan sangat membencinya, mengumpat dan semua hal buruk kau limpahkan kepadanya.”Alessandra tidak boleh tahu aku tidur satu ranjang dengannya saat di Paris, dia tidak boleh tahu tentang janji cium yang Richard katakan padaku. Aku menggeleng pelan. “Tidak ada apapun tentang aku dan Bill,
Stacey Waldermar POVSetengah jam berlalu aku berada di dalam air kolam renang, berenang pukul sebelas malam—tidak ada orang yang berenang pukul sebelas malam hanya untuk menunggu pengawal pribadiku pulang bersama saudari tiriku entah kemana mereka pergi. Aku tidak tahu mengapa aku melakukan ini tapi aku tahu bahwa aku tidak suka melihat Richard bersamanya, berjalan bersama menuju mobil dan berada di luar sana bersama—selama sepuluh menit, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan lagi, aku bingung dan mereka belum pulang, jadi aku membiarkan tubuhku mengapung sementara kedua mataku terpejam.“Diana mengatakan untuk tidak minum alkohol jenis apapun sampai kau sembuh.”Gelapnya malam dengan bintang-bintang menghiasi langit adalah pandangan pertamaku ketika aku membuka kedua mataku—aku menoleh, ayahku berdiri tepat di samping gelas anggurku yang hampir habis.“Kenapa kau belum pulang?”“Ini mansionku.”Aku kembali memejamkan kedua mataku. “Aku akan membeli mansion ini atau aku akan pinda
Richard Bill POV“Fuck.”Seharusnya aku tidak mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya kukatakan padanya apalagi menjanjikan sesuatu yang aku tahu bahwa aku tidak akan bisa menolaknya.Aku tidak pernah sekalipun menjanjikan sesuatu pada klienku selama aku bekerja apalagi menggantikan pakaiannya, jelas itu sudah menjadi ranah paling pribadi tapi aku melakukannya. Aku membuka semua pakaiannya dan mengganti dengan gaun tidur silk berwarna biru tua yang hampir memperlihatkan setengah tubuhnya karena hanya itu yang aku temukan di dalam kopernya, tidak ada piyama flanel lucu kebesaran. Melihat wanita telanjang di hadapanku bukan hal baru bagiku tapi menggantikan pakaiannya adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehku. Walaupun aku mematikan semua lampu saat aku melepaskan gaunnya, aku masih bisa tetap melihatnya karena cahaya di luar kamar masuk melewati celah tirai.Aku menghapus semua riasan di wajahnya dengan cairan bening dan kapas yang ada di tasnya, aku tidak tahu apa yang harus dil
Richard Bill POVWho is Emily Lynch’s bodyguard?Where did Richard Bill come from?How much did Emily Lynch spend to pay for security?How old is Richard Bill?“Ouch, you’re famous, Bill…”“Famous Bill…”Dunia selebriti adalah kejam, semakin kau terkenal semakin kau tidak memiliki privasi dalam hidupmu, itu yang membuatku tidak pernah ingin melindungi mereka. Keberadaanku di sini adalah sebuah kecelakaan dari ayahku yang menerima permintaan dari seorang politikus yang dia kenal sebagai temannya dan aku di bayar dengan jumlah besar karena aku profesional, aku mempunyai semuanya, lisensi menembak karena aku pernah berada di militer.Aku duduk diam memandang gadis itu yang duduk di ranjangnya membacakan sesuatu di G****e dari ponselku dan tentangku setelah Alessandra mengatakan bahwa namaku sedang ramai di sosial media—Stacey tahu bahwa aku tidak tertarik dengan hal seperti itu dan dia membacakan untukku tapi tetap saja aku tidak peduli. Hubunganku dengannya semakin dekat, aku bebas kelua
Richard Bill POV“I want you to die, I’ll put a bullet in my head and yours, I want to die with you…”Surat itu muncul di hari Rabu, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain, tidak ada yang mencurigakan, semuanya terlihat sibuk seperti biasanya tetapi surat ini tiba-tiba sudah terselip di bawah tas Stacey dan untungnya aku yang menemukan surat sialan itu sebelum gadis itu yang melihatnya. Aku bisa melumpuhkan seseorang dari jarak panjang, aku terbiasa melihat mayat penuh darah, yang tak berwujud manusia atau dua kaki hancur sekalipun tapi ketika aku melihat Stacey terluka walaupun hanya seujung jari saja—setiap kali aku mengingat darah yang keluar dari kulitnya, darahku mendidih, aku marah dan kesal.Melihatnya berteriak ketakutan saat pria itu hampir membunuhnya saja membuatku lebih panik daripada melihat orang tertembak. Stacey masih terlalu muda untuk mendapatkan hal seperti ini, dia hanya bekerja sejak usianya belasan tahun dan tidak melakukan apapun selain bekerja tapi kenapa dia