Richard Bill POV“Aku ingin kau mati, aku akan menembakkan peluru ke kepalaku juga, aku ingin mati bersama denganmu…”Surat itu kembali muncul di hari Rabu, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain, tidak ada yang mencurigakan, semuanya terlihat sibuk seperti biasanya tetapi surat ini tiba-tiba sudah terselip di bawah tas Stacey dan untungnya aku yang menemukan surat sialan itu.Aku bisa melumpuhkan seseorang dari jarak terpanjangku sejauh seribu tujuh ratus meter, aku terbiasa melihat mayat penuh darah, yang tak berwujud manusia atau dua kaki hancur sekalipun tapi ketika aku melihat Stacey terluka walaupun hanya seujung jari saja—setiap kali aku mengingat darah yang keluar dari kulitnya, darahku mendidih, aku marah dan kesal.Melihatnya berteriak ketakutan saat pria itu hampir membunuhnya saja membuatku lebih panik daripada melihat orang tertembak.Stacey masih terlalu muda untuk mendapatkan hal seperti ini, dia hanya bekerja sejak usianya belasan tahun dan tidak melakukan apapun sela
Richard Bill POVWho is the bodyguard of Emily Lynch?Where is Richard Bill from?How much does Emily Lynch pay for security?How old is Emily Lynch's bodyguard?“Ouch, you're famous, Bill…”“Famous Bill…”Dunia selebriti adalah kejam, semakin kau terkenal semakin kau tidak memiliki privasi dalam hidupmu, itu yang membuatku tidak pernah ingin melindungi mereka. Keberadaanku di sini adalah sebuah kecelakaan dari ayahku yang menerima permintaan dari seorang jutawan yang dia kenal sebagai temannya dan aku di bayar dengan jumlah besar karena aku profesional, aku mempunyai semuanya, lisensi menembak karena aku pernah berada di militer.Aku duduk diam memandang gadis itu yang duduk di ranjangnya membacakan sesuatu di G****e dari ponselku dan tentangku setelah Alessandra mengatakan bahwa aku terkenal di sosial media—Stacey tahu bahwa aku tidak tertarik dengan hal seperti itu dan dia membacakan untukku. Hubunganku dengannya semakin dekat, aku bebas keluar masuk ke dalam kamarnya tanpa harus me
Richard Bill POV“Fuck.”Seharusnya aku tidak mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya kukatakan padanya apalagi menjanjikan sesuatu yang aku tahu bahwa aku tidak akan bisa menolaknya.Aku tidak pernah sekalipun menjanjikan sesuatu pada klienku selama aku bekerja apalagi menggantikan pakaiannya, jelas itu sudah menjadi ranah paling pribadi tapi aku melakukannya. Aku membuka semua pakaiannya dan mengganti dengan gaun tidur silk berwarna biru tua yang hampir memperlihatkan setengah tubuhnya karena hanya itu yang aku temukan di dalam kopernya, tidak ada piyama flanel lucu kebesaran.Melihat wanita telanjang di hadapanku bukan hal baru bagiku tapi menggantikan pakaiannya adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehku. Walaupun aku mematikan semua lampu saat aku melepaskan gaunnya, aku masih bisa tetap melihatnya karena cahaya di luar kamar masuk melewati celah tirai.Aku menghapus semua riasan di wajahnya dengan cairan bening dan kapas yang ada di tasnya, aku tidak tahu apa yang harus di
Stacey Waldermar POVLangkahku terhenti. “What the hell are you doing here?”Bakeer Waldermar, ayahku. Setelan bisnis hitam masih menempel di tubuhnya, kupastikan bahwa dia hanya mampir lalu kembali ke penyihir itu. Kapan terakhir kali aku bertemu dengannya? Warna putih di rambutnya semakin banyak dan sedikit lebih kurus—apakah dia menjalankan program diet? Sepertinya tidak, pria tua itu sangat rajin berolahraga dan menjaga kesehatan tubuhnya.“Apa yang sudah terjadi di rumah ini?” tanyanya, dia melangkah masuk melewatiku seraya memberikan paperbag pada James. “Di mana Bill?” tanyanya, dia bahkan tidak melirikku sedikitpun.“Dapur,” kata James.Bakeer menoleh dengan cepat. “Apa yang dia lakukan di dapur?”“Memasak makan malam.”Keningnya berkerut. “He’s a professional bodyguard, not a chef.”Aku mendengus. “Tidak ada salahnya pengawal memasak, masakan dia lebih baik daripada masakan James,” sambungku. “Dan jangan mengganggunya,” kataku, memperingatinya.Telat, dia lebih dulu melangkah
“Where is she?”Aku menoleh dengan cepat, tiba-tiba saja Richard muncul dengan napas tidak teratur, kemeja yang kusut dan berkeringat.“Apa yang kau lakukan sampai berkeringat di musim dingin, Bill?” matanya terus menatapku kemudian mengalihkan pandangannya pada ayahku yang berada tepat di hadapanku. “Apa kau mengkhawatirkan putriku sampai kau berlari untuknya?”“Sejak kapan kalian di sini?”“Hampir 15 menit.”Dia mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya. “Aku tidak menemukannya di manapun dan ponselnya mati, jadi aku memiliki alasan untuk mengkhawatirkannya karena dia selalu pergi tanpa izin.”Ayahku menoleh ke arahku. “Lagi?”Kedua alisku terangkat. “Ponselku mati, aku lupa mengisinya dan aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan dan… kalian berdua paraoid,” kataku menatap kedua pria itu secara bergantian.Bakeer menarik napas dan membuangnya perlahan. “Bill, bisa kau kesini sebentar?” aku menegakkan tubuhku ketika Richard datang. “Ada berapa orang yang mencoba mencelakainya?”
Richard Bill POVSemua orang sudah tidur.Aku mengunci semua pintu dan jendela, mematikan semua lampu kecuali satu lampu dengan penerangan minim di bagian dapur kemudian mengambil gelas dan menuangkan wiski.Aku berjalan keluar dari mansion, udara dingin seperti jarum menusuk kulit tapi aku bisa bertahan lebih dari ini saat aku masih berada di angkatan laut, suasana tampak sepi aku hanya mengenakan celana panjang berwarna hitam dengan atasan hitam yang terbalut mantel hitam bersama segelas wiski yang kupegang. Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi, aku memiliki gangguan tidur dan jam tidurku kurang dari delapan jam semenjak aku berada di militer—aku memindahkan gelas wiski di sebelah kiri dan tangan kananku meraba celana untuk mengambil senjata ketika telingaku mendengar suara langkah kaki dalam keheningan malam yang membuatku berbalik dengan cepat.“Fuck.”Langkah kakinya terhenti secara tiba-tiba dan tubuhnya membeku ketika dengan tanpa sengaja kutodongkan pistolku padanya begitu t
Richard Bill POV Ucapannya mempengaruhi hidupku, dia juga tahu bahwa aku menginginkannya karena kakinya merasakan kejantananku yang sejak tadi mengeras. Aku menunduk, kakinya sengaja menyentuhku yang masih tertutup celanaku tapi dia sudah menonjol begitu keras ketika dia menyapukan jari-jarinya ke pinggangku, menyentuhnya dengan sentuhan tipis.“Kau membuatku menghancurkan aturan yang selama ini aku buat untuk tidak menyentuhmu, Stacey…”Bibirnya sedikit terbuka. “Maksudmu?”“Aku selalu percaya pada diriku sendiri untuk bekerja secara profesional tapi kali ini aku tidak percaya pada diriku sendiri,” bisikku, aku mengusapkan ibu jariku ke bibir bawahnya. “Setiap kali aku dekat denganmu, aku melupakan semua aturan yang telah kubuat untuk tidak menyentuhmu, Stacey, aku telah lancang mencium bibirmu, aku pengawalmu,” lanjutku.“Tapi aku yang menginginkannya,” bisiknya.Otot rahangku kembali mengeras, aku menyentuh rahangnya dan menempelkan bibirku di atas bibirnya dalam sebuah ciuman.St
Stacey Waldermar POV“Angkatlah telpon itu, Lynch. Sudah 4 kali dia menelponmu, apa dia kekasih barumu?” “Aku tidak memiliki kekasih baru…”Alessandra, wanita itu segera menoleh dan dia datang membawa dua gelas teh panas kemudian duduk di hadapanku. “Apa dia tampan? Apa dia actor terkenal? Jangan mencoba menyembunyikan apapun dariku, Lynch. Aku tahu segalanya tentangmu, ayolah, siapa dia, kenapa dia terus menelponmu?” Aku mendengus. “Bukan siapa-siapa.”“Apa? Emily, kau mempunyai kekasih baru?”Suara itu, aku dan Alessandra menoleh bersamaan—aku terpejam sesaat, Brad, pemilik restoran Jepang itu menatapku lebih serius sembari melepaskan jas lalu meletakkan di sandaran kursi kemudian memberikan kecupan pada Alessandra yang biasa dilakukan sepasang kekasih lalu duduk di hadapanku, lebih tepatnya duduk di samping Alessandra. “Dia bukan kekasihku,” koreksiku.“Lalu siapa?” Kedua alisku terangkat bersamaan. “Wow, kalian sangat penasaran dengan kehidupan asmaraku, ternyata. Dia bukan kek