Richard Bill POV“Fuck.”Seharusnya aku tidak mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya kukatakan padanya apalagi menjanjikan sesuatu yang aku tahu bahwa aku tidak akan bisa menolaknya.Aku tidak pernah sekalipun menjanjikan sesuatu pada klienku selama aku bekerja apalagi menggantikan pakaiannya, jelas itu sudah menjadi ranah paling pribadi tapi aku melakukannya. Aku membuka semua pakaiannya dan mengganti dengan gaun tidur silk berwarna biru tua yang hampir memperlihatkan setengah tubuhnya karena hanya itu yang aku temukan di dalam kopernya, tidak ada piyama flanel lucu kebesaran.Melihat wanita telanjang di hadapanku bukan hal baru bagiku tapi menggantikan pakaiannya adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehku. Walaupun aku mematikan semua lampu saat aku melepaskan gaunnya, aku masih bisa tetap melihatnya karena cahaya di luar kamar masuk melewati celah tirai.Aku menghapus semua riasan di wajahnya dengan cairan bening dan kapas yang ada di tasnya, aku tidak tahu apa yang harus di
Stacey Waldermar POVLangkahku terhenti. “What the hell are you doing here?”Bakeer Waldermar, ayahku. Setelan bisnis hitam masih menempel di tubuhnya, kupastikan bahwa dia hanya mampir lalu kembali ke penyihir itu. Kapan terakhir kali aku bertemu dengannya? Warna putih di rambutnya semakin banyak dan sedikit lebih kurus—apakah dia menjalankan program diet? Sepertinya tidak, pria tua itu sangat rajin berolahraga dan menjaga kesehatan tubuhnya.“Apa yang sudah terjadi di rumah ini?” tanyanya, dia melangkah masuk melewatiku seraya memberikan paperbag pada James. “Di mana Bill?” tanyanya, dia bahkan tidak melirikku sedikitpun.“Dapur,” kata James.Bakeer menoleh dengan cepat. “Apa yang dia lakukan di dapur?”“Memasak makan malam.”Keningnya berkerut. “He’s a professional bodyguard, not a chef.”Aku mendengus. “Tidak ada salahnya pengawal memasak, masakan dia lebih baik daripada masakan James,” sambungku. “Dan jangan mengganggunya,” kataku, memperingatinya.Telat, dia lebih dulu melangkah
“Where is she?”Aku menoleh dengan cepat, tiba-tiba saja Richard muncul dengan napas tidak teratur, kemeja yang kusut dan berkeringat.“Apa yang kau lakukan sampai berkeringat di musim dingin, Bill?” matanya terus menatapku kemudian mengalihkan pandangannya pada ayahku yang berada tepat di hadapanku. “Apa kau mengkhawatirkan putriku sampai kau berlari untuknya?”“Sejak kapan kalian di sini?”“Hampir 15 menit.”Dia mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya. “Aku tidak menemukannya di manapun dan ponselnya mati, jadi aku memiliki alasan untuk mengkhawatirkannya karena dia selalu pergi tanpa izin.”Ayahku menoleh ke arahku. “Lagi?”Kedua alisku terangkat. “Ponselku mati, aku lupa mengisinya dan aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan dan… kalian berdua paraoid,” kataku menatap kedua pria itu secara bergantian.Bakeer menarik napas dan membuangnya perlahan. “Bill, bisa kau kesini sebentar?” aku menegakkan tubuhku ketika Richard datang. “Ada berapa orang yang mencoba mencelakainya?”
Richard Bill POVSemua orang sudah tidur.Aku mengunci semua pintu dan jendela, mematikan semua lampu kecuali satu lampu dengan penerangan minim di bagian dapur kemudian mengambil gelas dan menuangkan wiski.Aku berjalan keluar dari mansion, udara dingin seperti jarum menusuk kulit tapi aku bisa bertahan lebih dari ini saat aku masih berada di angkatan laut, suasana tampak sepi aku hanya mengenakan celana panjang berwarna hitam dengan atasan hitam yang terbalut mantel hitam bersama segelas wiski yang kupegang. Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi, aku memiliki gangguan tidur dan jam tidurku kurang dari delapan jam semenjak aku berada di militer—aku memindahkan gelas wiski di sebelah kiri dan tangan kananku meraba celana untuk mengambil senjata ketika telingaku mendengar suara langkah kaki dalam keheningan malam yang membuatku berbalik dengan cepat.“Fuck.”Langkah kakinya terhenti secara tiba-tiba dan tubuhnya membeku ketika dengan tanpa sengaja kutodongkan pistolku padanya begitu t
Richard Bill POV Ucapannya mempengaruhi hidupku, dia juga tahu bahwa aku menginginkannya karena kakinya merasakan kejantananku yang sejak tadi mengeras. Aku menunduk, kakinya sengaja menyentuhku yang masih tertutup celanaku tapi dia sudah menonjol begitu keras ketika dia menyapukan jari-jarinya ke pinggangku, menyentuhnya dengan sentuhan tipis.“Kau membuatku menghancurkan aturan yang selama ini aku buat untuk tidak menyentuhmu, Stacey…”Bibirnya sedikit terbuka. “Maksudmu?”“Aku selalu percaya pada diriku sendiri untuk bekerja secara profesional tapi kali ini aku tidak percaya pada diriku sendiri,” bisikku, aku mengusapkan ibu jariku ke bibir bawahnya. “Setiap kali aku dekat denganmu, aku melupakan semua aturan yang telah kubuat untuk tidak menyentuhmu, Stacey, aku telah lancang mencium bibirmu, aku pengawalmu,” lanjutku.“Tapi aku yang menginginkannya,” bisiknya.Otot rahangku kembali mengeras, aku menyentuh rahangnya dan menempelkan bibirku di atas bibirnya dalam sebuah ciuman.St
Stacey Waldermar POV“Angkatlah telpon itu, Lynch. Sudah 4 kali dia menelponmu, apa dia kekasih barumu?” “Aku tidak memiliki kekasih baru…”Alessandra, wanita itu segera menoleh dan dia datang membawa dua gelas teh panas kemudian duduk di hadapanku. “Apa dia tampan? Apa dia actor terkenal? Jangan mencoba menyembunyikan apapun dariku, Lynch. Aku tahu segalanya tentangmu, ayolah, siapa dia, kenapa dia terus menelponmu?” Aku mendengus. “Bukan siapa-siapa.”“Apa? Emily, kau mempunyai kekasih baru?”Suara itu, aku dan Alessandra menoleh bersamaan—aku terpejam sesaat, Brad, pemilik restoran Jepang itu menatapku lebih serius sembari melepaskan jas lalu meletakkan di sandaran kursi kemudian memberikan kecupan pada Alessandra yang biasa dilakukan sepasang kekasih lalu duduk di hadapanku, lebih tepatnya duduk di samping Alessandra. “Dia bukan kekasihku,” koreksiku.“Lalu siapa?” Kedua alisku terangkat bersamaan. “Wow, kalian sangat penasaran dengan kehidupan asmaraku, ternyata. Dia bukan kek
James Herbert POVDua minggu lebih sudah terlewat setelah kejadian seorang pria yang tidak bertanggung jawab masuk ke dalam mansion tengah malam—menjadi berita hangat dan membuat semua orang mengkhawatirkan keadaannya termasuk Alessandra dan Brad. Mereka datang beberapa hari yang lalu melihat keadaan Stacey yang saat itu mulai membaik—ternyata membutuhkan waktu lebih tidak seperti yang kami perkirakan tentang keadaan fisik Stacey untuk bisa berjalan lancar tanpa kesakitan.Pagi ini, aku kembali melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu mempersiapkan perlengkapan Stacey untuk keperluan syutingnya setelah dua minggu tidak melakukan aktivitas yang berat.Stacey sudah kuanggap seperti adikku sendiri, kami memiliki perbedaan usia yang cukup jauh dan tentu aku sangat mengkhawatirkan gadis itu—Stacey adalah seenggok manusia yang tidak mengenal lelah, dia selalu pergi kemanapun, dia banyak bicara, dia tidak menyukai hanya duduk diam di mansion bermain ponselnya, dia suka berpesta, dia suka mi
Richard Bill POV Menemukan kediaman supermodel bernama Emily Lynch bukanlah bagian sulit dalam hidupku—tentu aku tahu siapa gadis itu, tentang siapa dia ada di dalam dunia ini, aku tahu itu dan hanya sekedar tahu, aku tidak mengaguminya atau mencari tentangnya di social media, aku tidak melakukan itu. Hidupku di dunia ini hanya bekerja, bekerja dan menunggu giliranku mati karena tertembak, mungkin kurang lebih seperti itu. Emily Lynch adalah seorang model dan aktris asal Amerika Serikat yang telah bergabung dengan agensi model terkemuka sejak usia 14 tahun. Pada tahun 2013, Emily melakukan debut runway-nya di Burberry, dan tahun berikutnya, 2014, menjadi tonggak penting dalam karier modelingnya, yang membawanya untuk berkolaborasi dengan berbagai rumah mode ternama.Selain berprofesi sebagai model, Emily Lynch juga memulai karir aktingnya dengan peran kecil dalam film pertama yang dirilis pada tahun 2016, yang diadaptasi dari sebuah novel romansa komedi terkenal. Pada tahun berikutny