Eric mengabaikan teriakan dan cibiran dari Daniel, Donald, dan Dennis. “Ya, aku adalah orang pertama kali yang akan menertawakan kalian semua di saat kalian hancur.”Eric melirik ke belakang sesaat, tersenyum. “Aku tidak akan rugi jika harta pemberian kaki diambil secara paksa. Aku masih bisa hidup dengan sangat layak.”“Eric!” Caroline berhenti berlari, mengendalikan napas yang terengah-engah. Wanita itu berjalan perlahan, mengamati Eric dari ujung kepala hingga ujung kaki.“Kenapa kau berkeringat? Apa orang-orang itu mengerjaimu kembali?” tanya Eric.Caroline tiba-tiba berlari dan memeluk Eric dengan erat. “Syukurlah, kau baik-baik saja. Aku sangat khawatir padamu. Aku takut jika ketiga pamanmu menjahatimu kembali.”Eric sontak terdiam, tersenyum setelahnya. “Aku baik-baik saja. Aku bisa menjaga diriku dengan baik. Terima kasih karena sudah mengkhawatirkanku.”Caroline seketika melongo ketika menyadari tindakannya saat ini. Ia melihat bayangannya di guci kaca. Wajahnya sontak memana
Caroline menunggu kedatangan Eric di dalam kamar. Ia masih merasa risi dengan pertanyaan Dante padanya. “Apa hubungan Eric dengan keluarga Stormind buruk sejak awal atau ada sesuatu yang membuat mereka tidak akur hingga sekarang? Mereka sempat menyinggung orang tua Eric sebelumnya.”Caroline mengembus napas panjang. “Aku memiliki banyak pertanyaan di dalam kepalaku sekarang. Akan tetapi, aku tidak ingin Eric menganggapku penasaran dengan kehidupannya. Aku tahu dari mana Eric bisa memiliki sifat menjengkelkan. Keluarganya jauh lebih menjengkelkan dibandingkan yang aku kira.”Caroline berbaring di ranjang, mengamati pintu. “Di mana Eric? Kenapa dia belum memasuki kamar? Apa dia tidak mau berada dalam satu ruangan denganku?”Caroline mendengkus kesal. “Eric sangat kurang ajar. Kenapa dia tidak mau bersamaku di kamar ini? Dasar pria menyebalkan.”Caroline menunggu Eric hingga lima belas menit lamanya. Ia terus mengamati pintu sampai akhirnya ia merasa sangat mengantuk.“Layla, di mana Eri
Eric pergi menuju rumah bersama Alan.“Alan, perintah pasukanmu untuk mengawasi Dante. Dia tampaknya sedang menyelidiki sesuatu. Aku tidak mempercayainya. Dia bisa saja bekerja dua kaki,” ujar Eric.“Aku mengerti, Tuan.” Leon segera menghubungiDante mengembus napas panjang, menoleh pada danau. “Aku tidak pernah menduga jika hubunganku dengan Eric akan menjadi secanggung ini, padahal kami kami sangat akrab dahulu. Renggangnya hubungan ayahku, Paman Donald, dan Paman Dennis dengan Paman Edgar membuat semuanya berubah.”Dante termenung di sisi danau, mengamati serangga malam yang memutari lampu. Udara semakin dingin dari waktu ke waktu. “Apa benar mendiang Paman Edgar mengkhianati kakek dan keluarganya hanya demi menguasai seluruh harta kekayaan keluarga? Aku masih sangat kecil saat itu sehingga aku tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi”“Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada Eric sampai dia cacat seumur hidupnya setelah dia mengalami kecelakaan itu?”Dante menoleh pada rumah.
“Dasar brengsek!” Darius seketika menggeberak meja. “Tutup mulutmu, Eric!”Caroline memutar bola mata, tersenyum sinis. “Lucu sekali. Kau menghina orang lain dan marah ketika orang itu membalas hinaanmu. Jika hatimu serapuh tisu, kau sebaiknya bisa menjaga lisan dan tingkahmu pada orang lain.”“Tutup mulutmu, wanita gila!” Darius memelotot tajam. “Kau memang pasangan cocok untuk si pria cacat itu! Kehadiran kalian membuat kami semua muak!”“Amarah yang meledak-meledak adalah tanda jika seseorang jarang tersentuh oleh kasih sayang dan perhatian. Menggelikan sekali.” Caroline tersenyum lebar.“Diam!” bentak Daniel seraya menggebrak meja.Caroline mengembus napas panjang. “Aku berbicara pada seseorang, tetapi nyatanya perkataanku menyinggung banyak orang.”“Jaga sopan santunmu, Wanita Gila! Kau hanya orang asing di rumah ini! Jika si cacat Eric saja yang merupakan keponakanku saja tidak mendapat tempat di keluarga ini, apalagi wanita sepertimu!” ketus Daniel dengan tatapan menyalang taja
Sarapan kembali dilanjutkan. Anggota keluarga Stormind tampak sangat jengkel pada Eric karena ketidaksopanannya pada Evan. Akan tetapi, di antara semua anggota keluarga, Daniel, Donald, dan Dennis adalah orang yang paling mereka kesal. Mereka marah karena Eric menyinggung soal kebohongan mereka pada Evan.“Apa Eric sudah tahu soal kebenaran di balik kejadian antara aku dan yang lain dengan Edgar di masa lalu? Dia terus mengatakan bahwa ayahnya tidak bersalah, tetapi selama ini dia tidak memiliki bukti kuat.” Daniel melirik Eric dan Evan bergantian.Daniel mengepal tangan erat-erat. “Jika ayah sampai tahu kebenarannya, dia pasti akan sangat marah. Penunjukanku sebagai pemimpin keluarga akan batal, dan aku akan mendapatkan hukuman yang sangat berat. Tak hanya itu saja, seluruh hartaku akan disita dan keluargaku akan pasti akan menderita.”Daniel memijat kepala yang mulai pening. “Aku tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Aku harus segera menyingkirkan Eric agar dia tidak melakukan ses
Eric menenangkan diri di sisi danau, menatap dua angsa yang saling kejar mengejar. Angin berembus cukup kencang, menggoyangkan dedauan dan rambutnya.Caroline muncul dari pintu, mengawasi sekeliling, pergi menuju sisi danau. Wanita itu berhenti berlari, berjalan perlahan, mengembus napas panjang. Ia bingung harus bertindak seperti apa sekarang. Untuk itu, ia hanya diam selama beberapa waktu.Eric menoleh pada Caroline sesaat. “Kau menyukai sarapanmu?”Caroline mendekat, mengembus napas panjang. Ia terdiam selama beberapa waktu, menoleh ke arah rumah. Ia mendadak canggung karena tidak tahu harus berkata apa.“Aku minta maaf karena melibatkanmu dalam masalah keluargaku. Seperti yang kau lihat sendiri, mereka sangat tidak menyukaiku. Bisa dikatakan, mereka tidak menganggapku sebagai bagian dari keluarga ini.” Eric mengamati kedua kakinya. “Masalah ini bukan karena kondisi kakiku, tetapi lebih dari itu.”“Aku mendengar mereka membicarakan hal buruk mengenai ayahmu.” Caroline menatap rerum
Keluarga Stormind tengah sibuk membahas mega proyek di ruang utama. Mereka tampak sangat antusias setelah melihat keuntungan yang akan mereka peroleh. Sementara itu, Caroline dan Eric masih berjalna-jalan di halaman.“Kenapa kau menolak mega proyek itu, Eric? Bukankah itu adalah kesempatan yang bagus?” tanya Caroline yang berjalan di depan Eric, melirik ke belakang sesaat.“Aku memang tidak tertarik dengan mega proyek itu. Jika aku mau, aku bisa membangun mega proyek yang sama,” balas Eric seraya menghentikan laju kursi roda, menoleh pada bunga-bunga yang tertata dengan sangat rapi.“Apa?” Caroline terkejut, menatap Eric saksama. “Mereka mengatakan jika kau hanya memiliki sedikit harta kekayaan keluarga Stormind, dan harta itu akan disita secepatnya.”Eric tertawa. “Aku sama sekali tidak pernah menggunakan fasilitas yang diberikan kakekku sekalipun. Aku hanya menggunakan harta kekayaan milik keluarga ibuku. Jika kakekku ingin mengambil harta yang sudah diberikannya, aku tidak peduli d
Eric menangkap gelas itu dengan mudah, menatap tajam Darius, bersiap melemparkan kembali gelas pada pria itu.Darius sonrak melindungi wajahnya dengan kedua tangan.Eric tiba-tiba tertawa, menyimpan gelas di meja. “Kau tampak sangat lucu barusan, Darius. Kau sangat ketakutan sampai tubuhmu bergetar.”“Dasar brengsek!” maki Darius dengan tatapan kesal.Caroline tersenyum meremehkan. “Eric, kau tidak perlu meladeni pria itu. Dia akan menangis dan mengadu pada ayahnya. Lihatlah dia sekarang.”Caroline mendorong kursi roda Eric, menjauh dari meja makan. Mereka mengabaikan cibiran dan makian dari keluarga Stormind, terutama Darius dan Daisy.“Dasar orang-orang menyebalkan! Mereka pikir mereka bisa bertindak semau mereka!” Caroline mendengkus kesal. “Mereka tidak lebih dasar sekadar kumpulan orang-orang jahat!”“Semua tergantung dari sudut pandang. Aku menganggap hinaan dan keberadaan mereka sebagai hiburan untukku.” Eric tertawa.Caroline memutar bola mata. “Hentikan tawamu. Kau menakutiku
Rombongan mobil bergerak sangat cepat di sebuah jembatan. Dari kejauhan, terlihat gedung-gedung pencakar langit dan sebuah pesawat terbang. Di salah satu mobil, Susan dan Rebecca berada. Kedua wanita itu tertidur nyaris di sepanjang perjalanan.Susan mulai membuka mata, memijat keningnya beberapa kali. “Di mana aku sekarang?”Susan tercengang saat melihat pemandangan kota asing di jendela. Ia menoleh pada dua pria di kursi depan, beralih pada Rebecca yang masih tertidur.Susan mengguncang tubuh putrinya berkali-kali. “Rebecca, bangunlah sekarang! Rebecca.”Rebecca mengerjap, membuka mata perlahan. Ia merenggangkan badan beberapa kali, dan terdiam saat mengingat kejadian beberapa waktu lalu. “Apakah kita sudah sampai di kediaman Caroline dan si rentenir tua itu, Bu?”“Apa maksudmu, Rebecca?” Susan berkata dengan suara kecil, nyaris seperti bisikan. “Orang-orang asing yang kita temui di depan rumah itu membawa kita ke tempat asing.”“Apa?” Rebecca seketika menegakkan punggung, membuka m
Susan tampak cemas saat beberapa mobil kembali menepi dan orang-orang berpakaian hitam terus bermunculan. “Sialan, siapa mereka sebenarnya?” gumamnya. Para pengawal Susan dan Rebecca segera bersiaga. Mereka tampak ragu karena kalah jumlah dengan orang-orang asing itu.“Apa kepentingan kalian di tempat ini?” tanya salah satu pria berseragam hitam. “Jika kalian tidak memiliki kepentingan apa pun, kalian harus segera pergi dari tempat ini sebelum aku dan para bawahanku bertindak kasar.”Susana mengamati orang-orang berseragam hitam yang sudah mengelilinginya dan Rebecca. Ia berusaha tenang, berjalan selangkah meski Rebecca tidak melepaskan tangannya. “Aku sedang mencari putriku yang menurut kabar berada di rumah ini, Tuan. Kami akan segera pergi karena rumah ini tampak kosong,” kata Susan setenang mungkin. Orang-orang berseragam itu saling bertatapan sesaat. Si pemimpin memberikan tanda pada bawahannya dengan anggukan kepala.Susan dan Rebecca semakin tegang, menoleh pada seorang pria
Ethan mulai mengerjap, membuka mata perlahan. Pria itu berusaha membiasakan diri dengan cahaya yang menyilaukannya. Ia meringis kesakitan, merasakan kepalanya sangat sakit.“Di mana aku sekarang?” Ethan memaksakan diri untuk duduk, mengamati keadaan sekeliling. “Aku berada di rumah sakit?”Ethan termenung saat mengingat kejadian semalam. Ia berlari dari kejaran para berandal. Saat menyeberang, sebuah mobil mendadak muncul dan menabraknya sehingga ia terlempar dan tidak sadarkan diri di jalan.“Dasar brengsek! Badanku terasa sangat sakit.” Ethan memijat kening beberapa kali, menggelengkan kepala. Ia menoleh ke arah pintu saat seseorang memasuki ruangan. “Siapa kau?”“Aku kira kau akan tertidur selamanya, sialan! Aku adalah orang yang sudah menabrakmu,” ujar slah satu anggota pasukan yang dikerahkan Daniel, Donald, dan Dennis.“Dasar bajingan!” teriak Ethan tiba-tiba, “apa kau tidak bisa menyetir mobil dengan baik, hah? Kau membuatku menderita. Kau harus bertanggung jawab dan memberikan
Rebecca seketika terdiam, menjatuhkan tubuh di sofa. Ia meremas bantal dan gaun, menyumpahi Caroline saat melihat deretan foto yang wanita itu kirimkan padanya. Dadanya amat sesak karena amarah.“Jika tahu kejadiannya seperti ini, akulah yang sebaiknya dijual pada si rentenir tua itu. Aku benar-benar iri pada Caroline. Dia membeli sebuah toko mewah seharga seratus juta dolar secara tunai dan sekarang dia tinggal di sebuah rumah megah dengan barang-barang mewah.”Rebecca melempar bantal saking kesal dengan kenyataan yang terjadi. Wanita itu menarik-narik rambut, bergegas mendekati jendela. Sialnya, ia justru disambut dengan petir menggelegar.“Ah!” Rebecca sontak berteriak saat petir menyambar sebuah pohon. Ia berjongkok sambil menutup kedua telinganya.Susan mendengkus kesal, menatap Rebecca sekilas. Wanita itu berjalan mondar-mandir, berharap sebuah rencana muncul. Foto-foto yang ia lihat di ponsel Rebecca tadi membuatnya semakin jengkel.“Terkutuklah kau, Caroline!” pekik Rebecca.“
Serombongan mobil mewah tiba di depan kediaman lama Eric dan Caroline. Sekitar seratus orang berpakaian hitam seketika keluar dari kendaraan, bergegas memasuki halaman dan rumah. Mereka seperti semut yang mengerumuni sesuatu. Selepas lima belas menit berlalu, mereka kembali berkumpul di halaman.“Tuan Eric dan orang-orangnya kemungkinan sudah meninggalkan rumah ini sejak kemarin. Kita akan pergi ke lokasi selanjutnya,” ujar pemimpin rombongan.Orang-orang itu memasuki mobil kembali, meninggalkan kediaman mewah di tengah hutan itu. Dalam waktu cukup singkat, mereka sudah menjauh dari kediaman.Tidak lama setelahnya, seorang pria muncul dari balik pohon, mengamati rumah dengan teropong. “Siapa orang-orang itu? Mereka datang dengan puluhan mobil mewah yang aku aksir harganya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan dollar.”Steve melompat turun. “Aku beruntung karena orang-orang itu tidak menyadari keberadaanku. Selain kaya, mereka juga terlihat berbahaya.”Steve mengawasi keadaan sekeli
Caroline bangun dengan keadaan segar bugar. Ia terkejut ketika melihat keadaan kamar mandi yang begitu mewah, ditambah ruangan khusus di mana beragam pakaian dan aksesoris yang tersusun sangat rapi di lemari-lemari kaca. “Apakah semua ini milikku, Layla?”“Tentu saja, Nona. Tuan Eric menyediakan semuanya untuk Anda,” jawab Layla.Caroline mengamati keadaan sekeliling, memandang dengan takjub. Mulutnya terbuka dan matanya memercik kekaguman yang luar biasa ketika ia mengelilingi satu per satu rak. “Astaga, ini seperti yang aku lihat di film-film dan video orang-orang kelas atas.”Caroline menatap pantulan dirinya di kaca, menampar pipi beberapa kali. “Ini semua bukanlah mimpi. Astaga, kenapa aku baru menyadari hal ini.”Caroline tiba-tiba tersenyum. “Aku tahu harus berbuat apa sekarang.”“Layla, panggilkan beberapa pengawal wanita untuk membantuku memilih pakaian dan aksesoris yang cocok untukku. Aku ingin mengejutkan Eric.”“Aku mengerti, Nona.” Layla segera menghubungi bawahannya.Em
“Rumah baruku?” Caroline terkejut ketika mengamati halaman yang sangat luas. Sejauh mata memandang, ia hanya melihat taman-taman bunga, air mancur, lampu, jalan setapak yang semuanya tersusun dan tertata dengan sangat rapi.Caroline memijat kepalanya berkali-kali. “Astaga, apa yang sudah terjadi?”“Tuan Eric memerintahkan kami semua untuk membawa Anda ke rumah ini, Nona. Keluarga Stormind kemungkinan akan mencelakai Anda lagi setelah kejadian di kolam renang. Tuan Eric tidak ingin Anda berada dalam bahaya,” terang Layla.“Bagaimana keadaan Eric? Aku harus bertemu dengannya sekarang.” Caroline duduk di sofa, memejamkan mata ketika mengingat kejadian di kolam renang. Sekujur tubuhnya bergetar sangat hebat. Peristiwa itu benar-benar membuatnya syok.“Tuan Eric sangat sibuk sekarang, Nona. Dia tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Anda sebaiknya beristirahat. Anda akan bertemu dengan Tuan Eric besok.”Caroline tiba-tiba berdiri ketika mengingat sesuatu. “Bagaimana dengan ayahku? Apakah dia
Malam yang panjang akhirnya berganti pagi. Embun tampak di permukaan rumput dan dedaunan. Udara terasa lebih dingin dibandingkan sebelumnya.Eric tengah berada di dekat jendela, menatap awan yang bergerak pelan. Ketika memejamkan mata, ingatannya seketika kembali pada kejadian semalma. Amarahnya masih belum reda meski waktu berlalu.Eric mengepalkan tangan erat-erat, tersneyum tipis. “Aku tidak akan lagi mengasihani mereka, apalagi sampai mengakui mereka sebagai keluargaku lagi. Merekalah yang meminta hal itu dariku. Aku akan menghancurkan kalian semua.”Eric menoleh pada Caroline yang belum tidak sadarkan diri sejak semalam. Suhu tubuh wanita itu sangat panas, dan ia beberapa kali mengingau memanggil nama ayahnya.Seorang dokter dan seorang perawat memasuki ruangan, membungkuk pada Eric sesaat, memeriksa Caroline. Tidak lama setelahnya, terdengar hujan mengguyur dengan deras.Suara hujan terdengar mengisi keheningan setelah kepergian dokter dan suster selama beberapa menit ke depan.
Eric dan seluruh pasukannya segera meninggalkan kediaman utama keluarga Stormind. Rombongan mobil melesat sangat cepat.Eric mengamati keadaan Caroline yang tampak pucat pasi. Peristiwa tadi benar-benar bercokol kuat dalam benaknya. “Aku seharusnya tidak terkejut ketika mereka melakukan tindakan busuk itu. Mereka bahkan pernah melakukan tindakan yang lebih busuk dibandingkan sekadar mendorong seseorang ke kolam renang dan nyaris membiarkan orang itu mati.”Kilatan amarah terlihat di pancaran mata Eric. Pria itu mengepalkan tangan erat-erat.“Aku akan memulai perang dengan kalian. Aku tidak akan memberikan belas kasih lagi mulai sekarang.” Eric tersenyum, terdiam ketika teringat dengan Evan. “Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membiarkan mereka begitu saja seperti yang kau lakukan selama ini?”Sementara itu, keluarga Stormind masih berada di sekitar lokasi pesta. Mereka masih terkejut dengan keadaan yang terjadi, terutama Daniel.Daniel mengamati kaca yang hancur dan berserakan. K