ホーム / Romansa / Terjerat Pesona Ibu Anakku / Bab 5. Jangan Coba Sentuh

共有

Bab 5. Jangan Coba Sentuh

作者: Kaiwen77
last update 最終更新日: 2025-01-29 17:10:30

"Naiklah! Aku antar sampai samping kantor."

Arumi hanya membisu karena tidak percaya dengan omongan Wanhan. Takutnya berhenti di depan kantor dan dilihat banyak karyawan.

Mata Wanhan menyipit. "Kenapa tidak naik?"

"Paling Bapak akan menjalankan mobil setelah saya mendekat."

Pemikiran buruk itu membuat Wanhan menarik napas.

"Apa aku selicik itu di matamu, Arumi?"

Bukankah terbukti dari niatan Wanhan yang ingin menyeretnya paksa jika tidak setuju menikah? Arumi benar-benar ragu dan masih berdiam diri di tempatnya.

"Masuk!" seru Wanhan.

Wanhan yang kesal sampai membunyikan klakson beberapa kali. Pengendara banyak yang melirik membuat Arumi terpaksa memasuki mobil milik suaminya sendiri.

"Kamu sungguh menguji kesabaran, Arumi," sindir Wanhan.

Dari yang Arumi tahu, sifat Wanhan dan Valdi sangat jauh berbeda. Terbukti dari sosok Wanhan yang tingkat kesabarannya setipis tisu.

"Bukankah saya sudah naik, Pak?"

Wanhan mendelik, memang Arumi sejak dulu selalu membuat dia kesal. Hanya saja, laporan dari kinerja Arumi yang bagus setiap bulan, baru dia bisa melepaskan Arumi dari kata pecat.

Terlebih sekarang mereka berdua menikah demi membesarkan Luna bersama. Wanhan harus ekstra sabar menghadapi Arumi.

Begitu pula pemikiran Arumi saat melirik Wanhan yang mengemudi. Ia harus sangat bersabar dengan sikap Wanhan yang terkadang sewenang-wenang.

"Jangan berhenti di sekitar kantor, Pak."

Begitu Wanhan melirik, Arumi langsung meralat ucapan.

"Barangkali Bapak lupa, saya hanya mengingatkan."

Tatapan Wanhan makin tajam karena dianggap mudah pelupa oleh Arumi. Melihat suami yang tersinggung, ia hanya bisa menatap jalanan di depan dengan mulut membisu.

"Aku pulang agak malam, katakan pada Luna saat kamu pulang kerja nanti," ujar Wanhan memilih tidak menegur istri.

Arumi mengangguk. "Baik, Pak."

***

Seperti yang Wanhan katakan pada Arumi. Dia pulang lebih telat ke rumah, sebab Wanhan terlihat memasuki sebuah restoran.

Begitu masuk dia langsung dituntun oleh salah satu pegawai ke sebuah ruangan. Padahal baru saja pintu dibuka, gelas telah melayang dan hampir mengenai tubuh Wanhan.

"Dasar cucu sialan!"

Wanhan menarik napas, bahkan setelah dia sepenuhnya memasuki ruangan. Pria tua ini masih belum puas dan melempari Wanhan dengan beberapa sendok.

"Kamu menikah secara diam-diam dan membawa anak haram itu ke keluarga!"

"Luna bukan anak haram! Dia anak kak Valdi." Wanhan merasa kesal.

"Justru karena dia keturunan Valdi, kenapa kamu malah membawanya!"

Wanhan mendengkus kesal, pria tua ini dalang dibalik segala yang terjadi.

"Pak Anggara, Anda yang mencelakai kak Valdi tanpa rasa bersalah. Luna adalah keturunan satu-satunya milik kak Valdi, apa Anda tidak merasa bersalah menelantarkannya!"

Anggara yang hanya disebut nama tanpa embel-embel kakek sungguh membuat emosi.

"Kurang ajar!"

"Tidak cukup hanya anak haram, kamu memasukkan wanita murahan ke dalam rumah!"

Wanhan yang bisa mengurai emosi mulai menarik kursi dan mendudukinya. Dia memandang sang kakek yang masih menyimpan emosi. Namun, memutuskan untuk ikut duduk berhadapan dengan Wanhan.

"Istriku tidak murahan," ujar Wanhan membela Arumi.

"Mana mungkin tidak! Sementara dia menggoda dan melahirkan anaknya Valdi. Dia pasti sejak lama merencanakan hal ini."

"Dia bukan ibu kandung Luna."

Dahi Anggara mengerut. "Lalu kenapa kamu menikahinya?"

Wanhan memandang menu di atas meja yang mulai didatangkan oleh para pegawai.

"Sejak kecil Luna menganggapnya ibu. Jika ingin Luna maka aku harus mengambil ibunya juga."

Anggara menggelengkan kepala. "Benar-benar cucu kurang ajar."

Wanhan mengulas senyum. Meski, mereka berdua saling mengeraskan suara. Tapi, Anggara tidak akan benar-benar melukai Wanhan selaku cucu kesayangan.

Pandangan Wanhan menajam. "Aku bisa tidur dan menjalani hidup dengan tenang karena Luna dan Arumi, jadi jangan coba sentuh mereka berdua."

Anggara tersenyum sinis. "Jangankan menyentuh, menganggap mereka keluarga saja aku tidak sudi."

"Jadi, jangan coba-coba munculkan dia di hadapanku."

***

"Ayah!"

Luna yang semula sedang mengerjakan PR langsung berdiri dan berlari menghampiri Wanhan. Arumi hanya bisa merapikan peralatan tulis di atas meja, ketimbang menyambut kepulangan Wanhan. Hal yang suaminya sendiri tidak inginkan.

Selagi mengangkat tubuh Luna. Wanhan menyadari banyak hal, dari mulai bobot tubuh Luna yang ringan hingga pakaian lusuh melekat pada tubuh sang anak.

"Apa kalian sudah makan malam?"

Arumi melirik, sepertinya pertanyaan tersebut untuknya juga.

"Sudah," sahut Arumi menyambut Luna yang turun dari Wanhan dan berlari padanya.

"Aku belum makan."

Pandangan Arumi tertuju pada Wanhan lagi yang mengaku belum makan.

"Selagi hari belum larut, kita jalan-jalan sebentar," ujar Wanhan sembari memeriksa jam tangan.

"Jalan-jalan!"

Luna sudah heboh sendiri, berbeda dengan Arumi yang hanya bisa diam.

"Kamu juga ikut," lanjut Wanhan sembari memandangnya.

Kali kedua Arumi menaiki mobil Wanhan. Pagi tadi dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat.

Wanhan begitu fokus menyetir, sebisa mungkin Arumi menahan Luna yang ingin merecoki Wanhan dengan lirikan matanya. Luna hanya bisa duduk diam di pangkuannya sembari sesekali tersenyum senang.

"Pertama kita ke mall dulu."

Arumi melirik Wanhan yang membocorkan tempat tujuan.

"Mall?" Luna menatap padanya.

"Apakah Luna boleh ke sana? Tidak akan diusir kan, Bunda?"

Arumi tersenyum. "Kali ini tidak akan."

Mendengar ucapan Arumi, dahi Wanhan mengerut. Mata memandang Arumi yang perlahan menundukkan wajah dengan sedih.

Dulu, Arumi pernah mengajak Luna ke sana. Namun, pakaian mereka berdua yang dianggap terlalu biasa ditanyakan setiap kali memasuki outlet. Seperti orang yang hendak mencuri saja.

Wanhan membawa Arumi dan Luna ke dalam outlet pakaian saat tiba di Mall. Luna masih digandeng oleh Arumi, berharap tidak menimbulkan masalah dengan berlarian serta mengganggu pengunjung lain.

Menyadari Luna yang lebih pendiam dari sebelumnya. Wanhan mengulurkan tangan pada Luna.

"Biarkan ayah menuntun kamu, Luna."

Perlahan Arumi melepaskan Luna yang berjalan ke arah Wanhan. Namun, mata Arumi membulat saat Wanhan tidak menggandeng Luna malah menyuruh hal lain.

"Lakukan apa pun yang Luna mau, ada ayah di sini."

Mendapat izin, tentu saja Luna menjadi ceria lagi dan lebih berani untuk berlarian sembari melihat beberapa barang. Arumi memandang sekitar dengan cemas.

Namun, tidak ada satu pegawai pun yang memprotes kelakuan dari Luna.

Wanhan mendekati Arumi. "Tenang saja, mereka tidak akan berani mengkritik Luna."

"Kenapa?"

"Mereka mengenaliku sebagai investor di Mall ini."

Jawaban dari Wanhan membuat Arumi seakan terbanting di lantai. Benar, uang dan kekuasaan adalah pengendali terkuat di bumi. Rupanya, Luna merobek salah satu pakaian pun pasti akan disenyumi oleh mereka yang takut dipecat.

Wanhan memanggil salah satu pegawai untuk mendekat.

"Ambilkan semua pakaian terbaru yang cocok dengan tubuh mungilnya," ujar Wanhan dengan mata menunjuk padanya.

"Aku akan membeli semuanya," lanjut Wanhan berhasil membuat mata Arumi terbelalak kaget.

関連チャプター

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 6. Wanita Malam

    “Pak,” sebut Arumi dengan mata terbelalak kaget. “Itu tidak perlu. Jika ingin belikan, lebih baik untuk Luna saja.” Wanhan tak mendengarkan dirinya sama sekali, tetap menyuruh pegawai dengan lirikan mata. “Mari, Bu. Ikut dengan saya untuk memilih!” pinta pegawai. “Tidak perlu,” Wanhan langsung menolak. “Kamu saja yang pilihkan.” Kalau Arumi sampai ikut, jangankan mencoba pakaian memilihnya saja pasti tidak akan dilakukan. Wanhan tidak bisa memasrahkan pakaian pada Arumi. “Baik, Pak.” Pegawai tersebut mulai meninggalkan mereka bertiga. Arumi memandang Wanhan sedikit kesal. “Apa? Diberikan hadiah harusnya kamu senang, bukannya tidak tahu terima kasih begini,” sindir Wanhan pelan, tentu takut Luna ikut dengar. Arumi menarik napas. “Jangan keluarkan uang Bapak, saya tidak sanggup menerimanya.” Tidak ingin meladeni Arumi, Wanhan lebih memilih berkeliling untuk mencarikan pakaian yang cocok untuk Luna. “Luna ke mari! Ikut dengan ayah memilih baju.” Amat ragu Luna

    最終更新日 : 2025-02-19
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 7. Janda Lebih Menantang

    Tenaga Wanhan sedikit melemah, setelah dia menembus Arumi dengan paksa. Arumi yang kesal mulai memukuli suaminya amat keras, Wanhan sesekali menghindar namun tidak pernah membalas. "Bapak jahat sekali pada saya," adu Arumi masih menangis. Wanhan berusaha menenangkan Arumi, dia cium dahi sang istri cukup lama. "Arumi tenanglah! Aku tidak akan menyakiti kamu lagi." Tangisan Arumi mulai mereda, hingga meminta Wanhan untuk melepaskan dirinya. "Pak, lepaskan saya. Tolong, bangun dari tubuh saya!" pintanya. Bukannya menuruti, Wanhan justru mengangkat dagu Arumi dan mulai melayangkan beberapa kecupan di bibirnya. Arumi pun kaget dengan bagian bawah yang mulai digerakkan oleh suaminya. "Sebentar saja, Arumi," bisik Wanhan lembut. Arumi berusaha memberontak, namun Wanhan mencekal tangannya dan hasrat dia makin menggebu. Arumi yang belum merasakan kenikmatan hanya bisa meringis, menahan perih dan panas di bawah sana yang dijelajahi paksa. *** Wanhan menyugar rambut sembari

    最終更新日 : 2025-02-20
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 8. Rekan Kerja Lelaki

    Desas-desus itu masih terdengar oleh telinga Arumi, namun Arumi tidak ingin meladeni mereka, sementara Dani hanya diam merasa kalau Arumi pantas mendapatkannya. "Ada apa pak Wanhan mencariku?" tanya Arumi. Dani mendelik dengan raut kesal. "Mana aku tahu kamu bisa tanya setelah tiba di sana. " Arumi memandang punggungan Dhani yang berjalan dengan cepat di hadapannya. Sebenarnya Arumi tidak ingin bertemu dengan Wanhan sekarang, teringat dengan kelakuan suaminya semalam. Namun, Arumi tidak bisa menunjukkan ketidaksenangan hatinya di hadapan banyak karyawan. Bagaimanapun pernikahan mereka berdua dirahasiakan, tidak boleh ada perasaan pribadi saat di kantor. Hanya butuh waktu 2 menit untuk sampai di depan ruangan kerja milik suaminya, Arumi mulai memasuki ruangan tersebut sendirian karena Dani meninggalkan dirinya setibanya di sana. “Kenapa Bapak mencari saya di tengah pekerjaan waktu bekerja?“ Wanhan yang semula telah menyiapkan beribu kata yang dia rangkai untuk mengkritik

    最終更新日 : 2025-02-21
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 1. Dilamar Dadakan

    "Aku bisa menjamin keasliannya." Mata Arumi akhirnya berhenti melihat setelah mengetahui hasilnya. Kertas tes DNA yang dibawa oleh lelaki di hadapannya ini mulai dilipat olehnya. "Apa Pak Wanhan datang untuk mengambil Luna dari saya?"Perlahan tangan Arumi meletakkan kertas tersebut di atas meja. Pandangan Wanhan sama sekali tidak melepaskan Arumi yang terlihat serius. Arumi akhirnya saling berpandangan dengan lelaki bernama Wahnan ini. Setahun lalu, mereka berdua dipertemukan sebagai pelamar dan ketua divisi. Sekarang, Arumi dan Wanhan berhadapan di meja cafe sebagai keluarga yang saling menginginkan hak asuh atas Luna. "Luna tidak bisa jauh dari kamu." Wanhan mengakui itu, meski pun sudah berpuluh kali membujuk Arumi untuk menyerahkan Luna. Semua orang hanya tahu, Arumi wanita lajang yang melahirkan Luna di luar nikah. Namun, Wanhan tahu itu sebuah kebohongan. Demi menikahi lelaki kaya, kakaknya meninggalkan Luna yang masih bayi dan menuduh Arumi mengandung anak haram

    最終更新日 : 2025-01-24
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 2. Tawaran Tanpa Batas

    "Calon ...." Mata Aisyah memandang Wanhan lekat lagi. Teringat dengan adik dari ayah Luna yang tiba-tiba mengajak ke jenjang pernikahan. Aisyah mulai tersenyum lebar, mengetahui sosok pelamar itu ternyata Wanhan.Lelaki yang dilihat sekilas pun sudah bisa ditebak berasal dari keluarga kaya. "Oh ya benar, kamu calon menantu ibu, kan?" Aisyah langsung mengakui Wanhan begitu cepat. Rasa percaya diri Wanhan yang semula sedikit, kini menggunung karena Aisyah sepertinya memberikan lampu hijau.Mata Arumi memandang tidak percaya ke arah ibunya yang malah menerima Wanhan. Padahal dulu sewaktu Luna hadir dan mengacaukan hidupnya, Aisyah orang pertama yang membenci Valdi dan keluarganya. "Benar, Ibu mertua," sahut Wanhan sembari tersenyum. "Saya ingin bicara dengan Bapak." Belum juga kepala Wanhan menoleh, tangan sudah ditarik oleh Arumi keluar ruangan. Wanhan sama sekali tidak menolak perbuatan mendadak dari Arumi.Meski, biasanya Wanhan sangat tidak suka disentuh oleh wanita. Berh

    最終更新日 : 2025-01-26
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 3. Kesepakatan Bersama

    Wanhan tersadar akan satu hal. Dia yang memeluk Arumi perlahan mulai menjauhkan diri dan sepenuhnya melepas wanita ini. Sosok yang Wanhan harap membawa perubahan. "Pak." Mata Arumi yang bulat memandang dia lekat. Kepedulian sedang Arumi berikan, namun Wanhan sadari itu bukan karena adanya hubungan yang sebentar lagi terjalin. Melainkan, karena Wanhan selaku atasan di tempat kerja. Mulut Wanhan tertawa. "Aku tidak kecelakaan." "Lantas, kenapa Bapak membawa serta polisi ke rumah sakit?" Wanhan melirik polisi yang mulai berjalan mendekat. "Aku sepertinya ketahuan mengebut dalam kondisi mabuk." Pengakuan yang Wanhan berikan itu menimbulkan keterkejutan bagi Arumi. Sosok atasan yang dikenal sempurna ini, rupanya memiliki celah di malam hari. "Apakah Anda pemilik mobil itu?" Wanhan tersenyum dan memandang Arumi. "Tunggulah aku." Arumi hanya bisa diam dengan cemas, melihat Wanhan yang berjalan sempoyongan bersama polisi ke lain arah. Nampaknya identitas yang dimin

    最終更新日 : 2025-01-27
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 4. Tidur Bersama

    Pernikahan yang hanya dihadiri sedikit orang ini, membuat Aisyah memandang Arumi dengan cemas. Merasa kalau keluarga Wanhan yang kaya itu tidak menyetujui. Bahkan, tak ada banyak foto. Wanhan dan Arumi juga saling berjauhan meski sudah diarahkan berulang kali oleh fotografer. "Karena kami sudah menikah, aku berniat mengajak Arumi tinggal di rumahku, Bu." Wanhan langsung mengutarakan niat setelah acara pernikahan selesai. Aisyah sendiri tak perlu mempertimbangkan lama. "Tentu saja, Wanhan. Kamu sebagai suami berhak membawa Arumi serta Luna." Arumi hanya mendengarkan percakapan tersebut. Jika menolak, maka ia harus membawa Wanhan yang berasal dari keluarga kaya ini ke kontrakan. Tinggal bertiga saja sudah sempit, apalagi nanti ditambah Wanhan. Belum lagi, Wanhan yang terbiasa tidur di bawah AC justru harus menikmati kipas angin. *** Mata Arumi tersihir hingga mulut membisu, tepat setelah pintu rumah Wanhan terbuka. Perbedaan sangat jelas jika dibandingkan dengan kontraka

    最終更新日 : 2025-01-28

最新チャプター

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 8. Rekan Kerja Lelaki

    Desas-desus itu masih terdengar oleh telinga Arumi, namun Arumi tidak ingin meladeni mereka, sementara Dani hanya diam merasa kalau Arumi pantas mendapatkannya. "Ada apa pak Wanhan mencariku?" tanya Arumi. Dani mendelik dengan raut kesal. "Mana aku tahu kamu bisa tanya setelah tiba di sana. " Arumi memandang punggungan Dhani yang berjalan dengan cepat di hadapannya. Sebenarnya Arumi tidak ingin bertemu dengan Wanhan sekarang, teringat dengan kelakuan suaminya semalam. Namun, Arumi tidak bisa menunjukkan ketidaksenangan hatinya di hadapan banyak karyawan. Bagaimanapun pernikahan mereka berdua dirahasiakan, tidak boleh ada perasaan pribadi saat di kantor. Hanya butuh waktu 2 menit untuk sampai di depan ruangan kerja milik suaminya, Arumi mulai memasuki ruangan tersebut sendirian karena Dani meninggalkan dirinya setibanya di sana. “Kenapa Bapak mencari saya di tengah pekerjaan waktu bekerja?“ Wanhan yang semula telah menyiapkan beribu kata yang dia rangkai untuk mengkritik

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 7. Janda Lebih Menantang

    Tenaga Wanhan sedikit melemah, setelah dia menembus Arumi dengan paksa. Arumi yang kesal mulai memukuli suaminya amat keras, Wanhan sesekali menghindar namun tidak pernah membalas. "Bapak jahat sekali pada saya," adu Arumi masih menangis. Wanhan berusaha menenangkan Arumi, dia cium dahi sang istri cukup lama. "Arumi tenanglah! Aku tidak akan menyakiti kamu lagi." Tangisan Arumi mulai mereda, hingga meminta Wanhan untuk melepaskan dirinya. "Pak, lepaskan saya. Tolong, bangun dari tubuh saya!" pintanya. Bukannya menuruti, Wanhan justru mengangkat dagu Arumi dan mulai melayangkan beberapa kecupan di bibirnya. Arumi pun kaget dengan bagian bawah yang mulai digerakkan oleh suaminya. "Sebentar saja, Arumi," bisik Wanhan lembut. Arumi berusaha memberontak, namun Wanhan mencekal tangannya dan hasrat dia makin menggebu. Arumi yang belum merasakan kenikmatan hanya bisa meringis, menahan perih dan panas di bawah sana yang dijelajahi paksa. *** Wanhan menyugar rambut sembari

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 6. Wanita Malam

    “Pak,” sebut Arumi dengan mata terbelalak kaget. “Itu tidak perlu. Jika ingin belikan, lebih baik untuk Luna saja.” Wanhan tak mendengarkan dirinya sama sekali, tetap menyuruh pegawai dengan lirikan mata. “Mari, Bu. Ikut dengan saya untuk memilih!” pinta pegawai. “Tidak perlu,” Wanhan langsung menolak. “Kamu saja yang pilihkan.” Kalau Arumi sampai ikut, jangankan mencoba pakaian memilihnya saja pasti tidak akan dilakukan. Wanhan tidak bisa memasrahkan pakaian pada Arumi. “Baik, Pak.” Pegawai tersebut mulai meninggalkan mereka bertiga. Arumi memandang Wanhan sedikit kesal. “Apa? Diberikan hadiah harusnya kamu senang, bukannya tidak tahu terima kasih begini,” sindir Wanhan pelan, tentu takut Luna ikut dengar. Arumi menarik napas. “Jangan keluarkan uang Bapak, saya tidak sanggup menerimanya.” Tidak ingin meladeni Arumi, Wanhan lebih memilih berkeliling untuk mencarikan pakaian yang cocok untuk Luna. “Luna ke mari! Ikut dengan ayah memilih baju.” Amat ragu Luna

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 5. Jangan Coba Sentuh

    "Naiklah! Aku antar sampai samping kantor." Arumi hanya membisu karena tidak percaya dengan omongan Wanhan. Takutnya berhenti di depan kantor dan dilihat banyak karyawan. Mata Wanhan menyipit. "Kenapa tidak naik?" "Paling Bapak akan menjalankan mobil setelah saya mendekat." Pemikiran buruk itu membuat Wanhan menarik napas. "Apa aku selicik itu di matamu, Arumi?" Bukankah terbukti dari niatan Wanhan yang ingin menyeretnya paksa jika tidak setuju menikah? Arumi benar-benar ragu dan masih berdiam diri di tempatnya. "Masuk!" seru Wanhan. Wanhan yang kesal sampai membunyikan klakson beberapa kali. Pengendara banyak yang melirik membuat Arumi terpaksa memasuki mobil milik suaminya sendiri. "Kamu sungguh menguji kesabaran, Arumi," sindir Wanhan. Dari yang Arumi tahu, sifat Wanhan dan Valdi sangat jauh berbeda. Terbukti dari sosok Wanhan yang tingkat kesabarannya setipis tisu. "Bukankah saya sudah naik, Pak?" Wanhan mendelik, memang Arumi sejak dulu selalu membuat dia

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 4. Tidur Bersama

    Pernikahan yang hanya dihadiri sedikit orang ini, membuat Aisyah memandang Arumi dengan cemas. Merasa kalau keluarga Wanhan yang kaya itu tidak menyetujui. Bahkan, tak ada banyak foto. Wanhan dan Arumi juga saling berjauhan meski sudah diarahkan berulang kali oleh fotografer. "Karena kami sudah menikah, aku berniat mengajak Arumi tinggal di rumahku, Bu." Wanhan langsung mengutarakan niat setelah acara pernikahan selesai. Aisyah sendiri tak perlu mempertimbangkan lama. "Tentu saja, Wanhan. Kamu sebagai suami berhak membawa Arumi serta Luna." Arumi hanya mendengarkan percakapan tersebut. Jika menolak, maka ia harus membawa Wanhan yang berasal dari keluarga kaya ini ke kontrakan. Tinggal bertiga saja sudah sempit, apalagi nanti ditambah Wanhan. Belum lagi, Wanhan yang terbiasa tidur di bawah AC justru harus menikmati kipas angin. *** Mata Arumi tersihir hingga mulut membisu, tepat setelah pintu rumah Wanhan terbuka. Perbedaan sangat jelas jika dibandingkan dengan kontraka

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 3. Kesepakatan Bersama

    Wanhan tersadar akan satu hal. Dia yang memeluk Arumi perlahan mulai menjauhkan diri dan sepenuhnya melepas wanita ini. Sosok yang Wanhan harap membawa perubahan. "Pak." Mata Arumi yang bulat memandang dia lekat. Kepedulian sedang Arumi berikan, namun Wanhan sadari itu bukan karena adanya hubungan yang sebentar lagi terjalin. Melainkan, karena Wanhan selaku atasan di tempat kerja. Mulut Wanhan tertawa. "Aku tidak kecelakaan." "Lantas, kenapa Bapak membawa serta polisi ke rumah sakit?" Wanhan melirik polisi yang mulai berjalan mendekat. "Aku sepertinya ketahuan mengebut dalam kondisi mabuk." Pengakuan yang Wanhan berikan itu menimbulkan keterkejutan bagi Arumi. Sosok atasan yang dikenal sempurna ini, rupanya memiliki celah di malam hari. "Apakah Anda pemilik mobil itu?" Wanhan tersenyum dan memandang Arumi. "Tunggulah aku." Arumi hanya bisa diam dengan cemas, melihat Wanhan yang berjalan sempoyongan bersama polisi ke lain arah. Nampaknya identitas yang dimin

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 2. Tawaran Tanpa Batas

    "Calon ...." Mata Aisyah memandang Wanhan lekat lagi. Teringat dengan adik dari ayah Luna yang tiba-tiba mengajak ke jenjang pernikahan. Aisyah mulai tersenyum lebar, mengetahui sosok pelamar itu ternyata Wanhan.Lelaki yang dilihat sekilas pun sudah bisa ditebak berasal dari keluarga kaya. "Oh ya benar, kamu calon menantu ibu, kan?" Aisyah langsung mengakui Wanhan begitu cepat. Rasa percaya diri Wanhan yang semula sedikit, kini menggunung karena Aisyah sepertinya memberikan lampu hijau.Mata Arumi memandang tidak percaya ke arah ibunya yang malah menerima Wanhan. Padahal dulu sewaktu Luna hadir dan mengacaukan hidupnya, Aisyah orang pertama yang membenci Valdi dan keluarganya. "Benar, Ibu mertua," sahut Wanhan sembari tersenyum. "Saya ingin bicara dengan Bapak." Belum juga kepala Wanhan menoleh, tangan sudah ditarik oleh Arumi keluar ruangan. Wanhan sama sekali tidak menolak perbuatan mendadak dari Arumi.Meski, biasanya Wanhan sangat tidak suka disentuh oleh wanita. Berh

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 1. Dilamar Dadakan

    "Aku bisa menjamin keasliannya." Mata Arumi akhirnya berhenti melihat setelah mengetahui hasilnya. Kertas tes DNA yang dibawa oleh lelaki di hadapannya ini mulai dilipat olehnya. "Apa Pak Wanhan datang untuk mengambil Luna dari saya?"Perlahan tangan Arumi meletakkan kertas tersebut di atas meja. Pandangan Wanhan sama sekali tidak melepaskan Arumi yang terlihat serius. Arumi akhirnya saling berpandangan dengan lelaki bernama Wahnan ini. Setahun lalu, mereka berdua dipertemukan sebagai pelamar dan ketua divisi. Sekarang, Arumi dan Wanhan berhadapan di meja cafe sebagai keluarga yang saling menginginkan hak asuh atas Luna. "Luna tidak bisa jauh dari kamu." Wanhan mengakui itu, meski pun sudah berpuluh kali membujuk Arumi untuk menyerahkan Luna. Semua orang hanya tahu, Arumi wanita lajang yang melahirkan Luna di luar nikah. Namun, Wanhan tahu itu sebuah kebohongan. Demi menikahi lelaki kaya, kakaknya meninggalkan Luna yang masih bayi dan menuduh Arumi mengandung anak haram

コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status