Share

Bab 6. Wanita Malam

Penulis: Kaiwen77
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 11:36:22

“Pak,” sebut Arumi dengan mata terbelalak kaget.

“Itu tidak perlu. Jika ingin belikan, lebih baik untuk Luna saja.”

Wanhan tak mendengarkan dirinya sama sekali, tetap menyuruh pegawai dengan lirikan mata.

“Mari, Bu. Ikut dengan saya untuk memilih!” pinta pegawai.

“Tidak perlu,” Wanhan langsung menolak.

“Kamu saja yang pilihkan.”

Kalau Arumi sampai ikut, jangankan mencoba pakaian memilihnya saja pasti tidak akan dilakukan. Wanhan tidak bisa memasrahkan pakaian pada Arumi.

“Baik, Pak.”

Pegawai tersebut mulai meninggalkan mereka bertiga. Arumi memandang Wanhan sedikit kesal.

“Apa? Diberikan hadiah harusnya kamu senang, bukannya tidak tahu terima kasih begini,” sindir Wanhan pelan, tentu takut Luna ikut dengar.

Arumi menarik napas. “Jangan keluarkan uang Bapak, saya tidak sanggup menerimanya.”

Tidak ingin meladeni Arumi, Wanhan lebih memilih berkeliling untuk mencarikan pakaian yang cocok untuk Luna.

“Luna ke mari! Ikut dengan ayah memilih baju.”

Amat ragu Luna berjalan mendekati Wanhan, namun Luna mulai meninggalkan Arumi setelah mata menatap padanya.

“Kenapa dia harus boros begitu untukku juga,” keluh Arumi pelan sembari mengikuti mereka berdua.

Usai berbelanja, mereka bertiga makan bersama di sebuah restoran. Awal mulanya ingin menempati rooftop, memandang langit malam dipenuhi bintang. Namun, angin yang tak bersahabat membuat Wanhan mengurungkan niat itu.

Hingga mereka hanya bisa duduk di dalam restoran.

“Bunda, Luna tidak tahu cara makannya,” ujar Luna pelan.

Wanhan yang mendengar hal itu, langsung bicara, “ayah akan menyuapi Luna.”

“Tidak perlu, Pak. Bapak kan dari tadi belum makan, biar saya saja yang menyuapi Luna.”

Wanhan mengalah dan membiarkan Arumi melakukannya. Sejujurnya dia telah makan bersama sang kakek, namun melihat pakaian lusuh istri dan anak membuat Wanhan berinisiatif mengajak keluar.

Dari kejauhan, nampak seorang pria menajamkan mata demi bisa melihat sosok Arumi yang dikenal.

“Wah, si murahan.”

Lelaki bernama Satrio itu memasuki restoran, langkah begitu pasti dan berdiri di belakang Wanhan. Tangan Arumi langsung berhenti dari kegiatan menyuapi Luna, sementara putrinya terburu turun dari kursi hanya untuk bersembunyi di belakang tubuhnya.

Wanhan menyadari perubahan mereka berdua langsung menoleh ke belakang. Dahi dia mengerut karena tidak mengenali lelaki yang sedang tersenyum sinis ke arah Arumi.

“Sepertinya kamu berhasil menggaet pria kaya, ya?”

Satrio memandangi penampilan Wanhan yang berkelas.

“Kamu sebagai pria jangan mau dengan wanita murahan ini. Dia sering tidur dengan banyak pria, nominalnya pun murah,” lanjut Satrio dengan tangan menunjuk Arumi.

Arumi tak tahan dengan Satrio yang datang-datang malah merendahkan dirinya.

“Cukup!”

Melihat Luna yang masih ketakutan membuat Wanhan berdiri dari duduk.

“Arumi, bawa Luna ke dalam mobil.”

Wanhan menyerahkan kunci mobil yang langsung ditanggapi oleh Arumi. Dirinya bawa Luna pergi, Satrio yang hendak menyusul kepergiannya langsung dicegah oleh Wanhan.

“Siapa kamu? Berani sekali merendahkan Arumi.”

Satrio tersenyum. “Aku? Aku ini mantan kekasihnya. Dia itu wanita malam, suka gonta-ganti pasangan. Hamil di luar nikah pula!”

Wanhan menyeringai, dia paling kesal dengan lelaki bermulut ringan. Entah fakta atau bukan yang terucap, tapi Wanhan langsung memukul Satrio.

“Sial!” gerutu Satrio.

Lelaki tersebut bangkit dan ingin memukul balik Wanhan. Namun, satpam yang cekatan itu bergegas mendekat dan mencekal tubuh Satrio yang disadari telah mengacau tamu.

“Tangkap dia sebelum aku yang tangkap dan membuatnya mendekam di jeruji besi,” ujar Wanhan dengan mata memandang menang.

Satrio memberontak dari cekalan satpam karena melihat Wanhan yang mulai meninggalkan restoran.

***

Tengah malam, Wanhan tak kunjung tertidur. Dia kepikiran omongan lelaki yang mengaku mantan Arumi, mengatakan kalau istri dia seorang wanita malam.

Banyak lelaki yang keluar masuk dari tubuh Arumi. Hal itu membuat Wanhan tersenyum sinis.

“Benar. Kakaknya saja wanita malam yang menggoda kak Valdi, Arumi tidak jauh beda.”

“Aku yang lengah.”

Wanhan lanjut meneguk habis satu gelas berisi alkohol yang baru dia isi lagi.

Sementara itu, Arumi yang terbangun dari tidurnya berniat menuruni anak tangga untuk mengambil minum.

Namun, ia menemukan Wanhan sedang minum-minuman di ruang tengah. Terburu Arumi berjalan mendekati untuk berkomentar.

“Pak. Malam-malam Anda minum, bagaimana kalau Luna bangun dan mendapati kelakuan ayahnya?”

Komentar itu membuat Wanhan menoleh dan menertawakan Arumi.

“Siapa kamu? Berani mengomentari kelakuanku?”

Arumi membisu karena menyadari Wanhan telah dikuasai oleh alkohol. Arumi memilih melanjutkan langkahnya untuk mengambil minum.

“Berapa tarif kamu semalam?”

Namun, pertanyaan itu membuat tubuh Arumi membeku.

“Maksud Bapak apa?”

Wanhan mulai bangun dari duduk dengan bibir masih menertawakan Arumi yang berpura polos.

“Sebagai wanita malam, kamu terbiasa mematok harga. Jadi, jangan berpura bodoh di depanku.”

Mata Arumi berkaca, bukan hanya orang lain yang menuduh dirinya. Bahkan lelaki yang telah resmi menjadi suaminya pun, turut menghina dirinya.

“Saya bukan wanita murahan,” elaknya cepat.

Wanhan tersenyum sinis, tubuh dia makin mendekati Arumi. Alkohol yang sepenuhnya menguasai, membuat Wanhan kehilangan kendali dan membawa Arumi ke kamar milik dia.

“Pak! Kenapa Anda membawa saya ke sini?”

Jelas Arumi berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan Wanhan. Namun, tubuhnya disudutkan pada dinding dengan Wanhan menghimpitnya.

“Kamu dinikahi dengan mahar yang besar, cukup untuk disentuh beberapa malam, kan?”

Arumi sedikit menghindar karena aroma mulut Wanhan yang tidak mengenakan menurutnya. Namun, Wanhan mencengkram dagunya dan mencium paksa.

“Pak! Sadarlah!”

Arumi memukuli dada suaminya. Namun, Wanhan sama sekali tak ada niatan untuk berhenti.

“Diamlah! Luna bisa mendengar suaramu.”

Wanhan ingin tahu, seberapa murahannya Arumi di bawah sana. Konon, banyak lelaki yang pernah mencicipi. Wanhan selaku suami tidak boleh kalah.

Wanita malam yang tidak pernah disentuh suami sendiri, menurut Wanhan itu terlalu lucu.

“Pak kendalikan diri Anda!”

Wanhan menyeret Arumi ke atas ranjang dan mencoba melepaskan paksa celana miliknya. Arumi menjerit atas kelakuan dari suaminya ini.

Ketidak sabaran membuat dia membungkam mulut Arumi agar tidak bersuara. Tangan dia yang lain begitu cekatan menurunkan celana sendiri dan menuntun di bawah sana untuk bersatu dengan Arumi.

Wanhan mengerutkan dahi, Arumi yang susah ditembus dalam sekali coba.

“Bukankah kamu wanita malam?”

Perlahan Wanhan melepaskan tangan dari mulut Arumi. Terdengarlah isak tangis pelan dari sang istri.

Rasa tidak percaya membuat Wanhan ingin mencoba sekali lagi. Namun, Wanhan berakhir dengan rasa bersalah ketika tangis Arumi makin terdengar kesakitan. Terlebih darah segar yang mengalir menodai ranjang.

“Arumi,” sebut Wanhan dengan suara pelan.

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 7. Janda Lebih Menantang

    Tenaga Wanhan sedikit melemah, setelah dia menembus Arumi dengan paksa. Arumi yang kesal mulai memukuli suaminya amat keras, Wanhan sesekali menghindar namun tidak pernah membalas. "Bapak jahat sekali pada saya," adu Arumi masih menangis. Wanhan berusaha menenangkan Arumi, dia cium dahi sang istri cukup lama. "Arumi tenanglah! Aku tidak akan menyakiti kamu lagi." Tangisan Arumi mulai mereda, hingga meminta Wanhan untuk melepaskan dirinya. "Pak, lepaskan saya. Tolong, bangun dari tubuh saya!" pintanya. Bukannya menuruti, Wanhan justru mengangkat dagu Arumi dan mulai melayangkan beberapa kecupan di bibirnya. Arumi pun kaget dengan bagian bawah yang mulai digerakkan oleh suaminya. "Sebentar saja, Arumi," bisik Wanhan lembut. Arumi berusaha memberontak, namun Wanhan mencekal tangannya dan hasrat dia makin menggebu. Arumi yang belum merasakan kenikmatan hanya bisa meringis, menahan perih dan panas di bawah sana yang dijelajahi paksa. *** Wanhan menyugar rambut sembari

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 8. Rekan Kerja Lelaki

    Desas-desus itu masih terdengar oleh telinga Arumi, namun Arumi tidak ingin meladeni mereka, sementara Dani hanya diam merasa kalau Arumi pantas mendapatkannya. "Ada apa pak Wanhan mencariku?" tanya Arumi. Dani mendelik dengan raut kesal. "Mana aku tahu kamu bisa tanya setelah tiba di sana. " Arumi memandang punggungan Dhani yang berjalan dengan cepat di hadapannya. Sebenarnya Arumi tidak ingin bertemu dengan Wanhan sekarang, teringat dengan kelakuan suaminya semalam. Namun, Arumi tidak bisa menunjukkan ketidaksenangan hatinya di hadapan banyak karyawan. Bagaimanapun pernikahan mereka berdua dirahasiakan, tidak boleh ada perasaan pribadi saat di kantor. Hanya butuh waktu 2 menit untuk sampai di depan ruangan kerja milik suaminya, Arumi mulai memasuki ruangan tersebut sendirian karena Dani meninggalkan dirinya setibanya di sana. “Kenapa Bapak mencari saya di tengah pekerjaan waktu bekerja?“ Wanhan yang semula telah menyiapkan beribu kata yang dia rangkai untuk mengkritik

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 1. Dilamar Dadakan

    "Aku bisa menjamin keasliannya." Mata Arumi akhirnya berhenti melihat setelah mengetahui hasilnya. Kertas tes DNA yang dibawa oleh lelaki di hadapannya ini mulai dilipat olehnya. "Apa Pak Wanhan datang untuk mengambil Luna dari saya?"Perlahan tangan Arumi meletakkan kertas tersebut di atas meja. Pandangan Wanhan sama sekali tidak melepaskan Arumi yang terlihat serius. Arumi akhirnya saling berpandangan dengan lelaki bernama Wahnan ini. Setahun lalu, mereka berdua dipertemukan sebagai pelamar dan ketua divisi. Sekarang, Arumi dan Wanhan berhadapan di meja cafe sebagai keluarga yang saling menginginkan hak asuh atas Luna. "Luna tidak bisa jauh dari kamu." Wanhan mengakui itu, meski pun sudah berpuluh kali membujuk Arumi untuk menyerahkan Luna. Semua orang hanya tahu, Arumi wanita lajang yang melahirkan Luna di luar nikah. Namun, Wanhan tahu itu sebuah kebohongan. Demi menikahi lelaki kaya, kakaknya meninggalkan Luna yang masih bayi dan menuduh Arumi mengandung anak haram

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 2. Tawaran Tanpa Batas

    "Calon ...." Mata Aisyah memandang Wanhan lekat lagi. Teringat dengan adik dari ayah Luna yang tiba-tiba mengajak ke jenjang pernikahan. Aisyah mulai tersenyum lebar, mengetahui sosok pelamar itu ternyata Wanhan.Lelaki yang dilihat sekilas pun sudah bisa ditebak berasal dari keluarga kaya. "Oh ya benar, kamu calon menantu ibu, kan?" Aisyah langsung mengakui Wanhan begitu cepat. Rasa percaya diri Wanhan yang semula sedikit, kini menggunung karena Aisyah sepertinya memberikan lampu hijau.Mata Arumi memandang tidak percaya ke arah ibunya yang malah menerima Wanhan. Padahal dulu sewaktu Luna hadir dan mengacaukan hidupnya, Aisyah orang pertama yang membenci Valdi dan keluarganya. "Benar, Ibu mertua," sahut Wanhan sembari tersenyum. "Saya ingin bicara dengan Bapak." Belum juga kepala Wanhan menoleh, tangan sudah ditarik oleh Arumi keluar ruangan. Wanhan sama sekali tidak menolak perbuatan mendadak dari Arumi.Meski, biasanya Wanhan sangat tidak suka disentuh oleh wanita. Berh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 3. Kesepakatan Bersama

    Wanhan tersadar akan satu hal. Dia yang memeluk Arumi perlahan mulai menjauhkan diri dan sepenuhnya melepas wanita ini. Sosok yang Wanhan harap membawa perubahan. "Pak." Mata Arumi yang bulat memandang dia lekat. Kepedulian sedang Arumi berikan, namun Wanhan sadari itu bukan karena adanya hubungan yang sebentar lagi terjalin. Melainkan, karena Wanhan selaku atasan di tempat kerja. Mulut Wanhan tertawa. "Aku tidak kecelakaan." "Lantas, kenapa Bapak membawa serta polisi ke rumah sakit?" Wanhan melirik polisi yang mulai berjalan mendekat. "Aku sepertinya ketahuan mengebut dalam kondisi mabuk." Pengakuan yang Wanhan berikan itu menimbulkan keterkejutan bagi Arumi. Sosok atasan yang dikenal sempurna ini, rupanya memiliki celah di malam hari. "Apakah Anda pemilik mobil itu?" Wanhan tersenyum dan memandang Arumi. "Tunggulah aku." Arumi hanya bisa diam dengan cemas, melihat Wanhan yang berjalan sempoyongan bersama polisi ke lain arah. Nampaknya identitas yang dimin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 4. Tidur Bersama

    Pernikahan yang hanya dihadiri sedikit orang ini, membuat Aisyah memandang Arumi dengan cemas. Merasa kalau keluarga Wanhan yang kaya itu tidak menyetujui. Bahkan, tak ada banyak foto. Wanhan dan Arumi juga saling berjauhan meski sudah diarahkan berulang kali oleh fotografer. "Karena kami sudah menikah, aku berniat mengajak Arumi tinggal di rumahku, Bu." Wanhan langsung mengutarakan niat setelah acara pernikahan selesai. Aisyah sendiri tak perlu mempertimbangkan lama. "Tentu saja, Wanhan. Kamu sebagai suami berhak membawa Arumi serta Luna." Arumi hanya mendengarkan percakapan tersebut. Jika menolak, maka ia harus membawa Wanhan yang berasal dari keluarga kaya ini ke kontrakan. Tinggal bertiga saja sudah sempit, apalagi nanti ditambah Wanhan. Belum lagi, Wanhan yang terbiasa tidur di bawah AC justru harus menikmati kipas angin. *** Mata Arumi tersihir hingga mulut membisu, tepat setelah pintu rumah Wanhan terbuka. Perbedaan sangat jelas jika dibandingkan dengan kontraka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 5. Jangan Coba Sentuh

    "Naiklah! Aku antar sampai samping kantor." Arumi hanya membisu karena tidak percaya dengan omongan Wanhan. Takutnya berhenti di depan kantor dan dilihat banyak karyawan. Mata Wanhan menyipit. "Kenapa tidak naik?" "Paling Bapak akan menjalankan mobil setelah saya mendekat." Pemikiran buruk itu membuat Wanhan menarik napas. "Apa aku selicik itu di matamu, Arumi?" Bukankah terbukti dari niatan Wanhan yang ingin menyeretnya paksa jika tidak setuju menikah? Arumi benar-benar ragu dan masih berdiam diri di tempatnya. "Masuk!" seru Wanhan. Wanhan yang kesal sampai membunyikan klakson beberapa kali. Pengendara banyak yang melirik membuat Arumi terpaksa memasuki mobil milik suaminya sendiri. "Kamu sungguh menguji kesabaran, Arumi," sindir Wanhan. Dari yang Arumi tahu, sifat Wanhan dan Valdi sangat jauh berbeda. Terbukti dari sosok Wanhan yang tingkat kesabarannya setipis tisu. "Bukankah saya sudah naik, Pak?" Wanhan mendelik, memang Arumi sejak dulu selalu membuat dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 8. Rekan Kerja Lelaki

    Desas-desus itu masih terdengar oleh telinga Arumi, namun Arumi tidak ingin meladeni mereka, sementara Dani hanya diam merasa kalau Arumi pantas mendapatkannya. "Ada apa pak Wanhan mencariku?" tanya Arumi. Dani mendelik dengan raut kesal. "Mana aku tahu kamu bisa tanya setelah tiba di sana. " Arumi memandang punggungan Dhani yang berjalan dengan cepat di hadapannya. Sebenarnya Arumi tidak ingin bertemu dengan Wanhan sekarang, teringat dengan kelakuan suaminya semalam. Namun, Arumi tidak bisa menunjukkan ketidaksenangan hatinya di hadapan banyak karyawan. Bagaimanapun pernikahan mereka berdua dirahasiakan, tidak boleh ada perasaan pribadi saat di kantor. Hanya butuh waktu 2 menit untuk sampai di depan ruangan kerja milik suaminya, Arumi mulai memasuki ruangan tersebut sendirian karena Dani meninggalkan dirinya setibanya di sana. “Kenapa Bapak mencari saya di tengah pekerjaan waktu bekerja?“ Wanhan yang semula telah menyiapkan beribu kata yang dia rangkai untuk mengkritik

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 7. Janda Lebih Menantang

    Tenaga Wanhan sedikit melemah, setelah dia menembus Arumi dengan paksa. Arumi yang kesal mulai memukuli suaminya amat keras, Wanhan sesekali menghindar namun tidak pernah membalas. "Bapak jahat sekali pada saya," adu Arumi masih menangis. Wanhan berusaha menenangkan Arumi, dia cium dahi sang istri cukup lama. "Arumi tenanglah! Aku tidak akan menyakiti kamu lagi." Tangisan Arumi mulai mereda, hingga meminta Wanhan untuk melepaskan dirinya. "Pak, lepaskan saya. Tolong, bangun dari tubuh saya!" pintanya. Bukannya menuruti, Wanhan justru mengangkat dagu Arumi dan mulai melayangkan beberapa kecupan di bibirnya. Arumi pun kaget dengan bagian bawah yang mulai digerakkan oleh suaminya. "Sebentar saja, Arumi," bisik Wanhan lembut. Arumi berusaha memberontak, namun Wanhan mencekal tangannya dan hasrat dia makin menggebu. Arumi yang belum merasakan kenikmatan hanya bisa meringis, menahan perih dan panas di bawah sana yang dijelajahi paksa. *** Wanhan menyugar rambut sembari

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 6. Wanita Malam

    “Pak,” sebut Arumi dengan mata terbelalak kaget. “Itu tidak perlu. Jika ingin belikan, lebih baik untuk Luna saja.” Wanhan tak mendengarkan dirinya sama sekali, tetap menyuruh pegawai dengan lirikan mata. “Mari, Bu. Ikut dengan saya untuk memilih!” pinta pegawai. “Tidak perlu,” Wanhan langsung menolak. “Kamu saja yang pilihkan.” Kalau Arumi sampai ikut, jangankan mencoba pakaian memilihnya saja pasti tidak akan dilakukan. Wanhan tidak bisa memasrahkan pakaian pada Arumi. “Baik, Pak.” Pegawai tersebut mulai meninggalkan mereka bertiga. Arumi memandang Wanhan sedikit kesal. “Apa? Diberikan hadiah harusnya kamu senang, bukannya tidak tahu terima kasih begini,” sindir Wanhan pelan, tentu takut Luna ikut dengar. Arumi menarik napas. “Jangan keluarkan uang Bapak, saya tidak sanggup menerimanya.” Tidak ingin meladeni Arumi, Wanhan lebih memilih berkeliling untuk mencarikan pakaian yang cocok untuk Luna. “Luna ke mari! Ikut dengan ayah memilih baju.” Amat ragu Luna

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 5. Jangan Coba Sentuh

    "Naiklah! Aku antar sampai samping kantor." Arumi hanya membisu karena tidak percaya dengan omongan Wanhan. Takutnya berhenti di depan kantor dan dilihat banyak karyawan. Mata Wanhan menyipit. "Kenapa tidak naik?" "Paling Bapak akan menjalankan mobil setelah saya mendekat." Pemikiran buruk itu membuat Wanhan menarik napas. "Apa aku selicik itu di matamu, Arumi?" Bukankah terbukti dari niatan Wanhan yang ingin menyeretnya paksa jika tidak setuju menikah? Arumi benar-benar ragu dan masih berdiam diri di tempatnya. "Masuk!" seru Wanhan. Wanhan yang kesal sampai membunyikan klakson beberapa kali. Pengendara banyak yang melirik membuat Arumi terpaksa memasuki mobil milik suaminya sendiri. "Kamu sungguh menguji kesabaran, Arumi," sindir Wanhan. Dari yang Arumi tahu, sifat Wanhan dan Valdi sangat jauh berbeda. Terbukti dari sosok Wanhan yang tingkat kesabarannya setipis tisu. "Bukankah saya sudah naik, Pak?" Wanhan mendelik, memang Arumi sejak dulu selalu membuat dia

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 4. Tidur Bersama

    Pernikahan yang hanya dihadiri sedikit orang ini, membuat Aisyah memandang Arumi dengan cemas. Merasa kalau keluarga Wanhan yang kaya itu tidak menyetujui. Bahkan, tak ada banyak foto. Wanhan dan Arumi juga saling berjauhan meski sudah diarahkan berulang kali oleh fotografer. "Karena kami sudah menikah, aku berniat mengajak Arumi tinggal di rumahku, Bu." Wanhan langsung mengutarakan niat setelah acara pernikahan selesai. Aisyah sendiri tak perlu mempertimbangkan lama. "Tentu saja, Wanhan. Kamu sebagai suami berhak membawa Arumi serta Luna." Arumi hanya mendengarkan percakapan tersebut. Jika menolak, maka ia harus membawa Wanhan yang berasal dari keluarga kaya ini ke kontrakan. Tinggal bertiga saja sudah sempit, apalagi nanti ditambah Wanhan. Belum lagi, Wanhan yang terbiasa tidur di bawah AC justru harus menikmati kipas angin. *** Mata Arumi tersihir hingga mulut membisu, tepat setelah pintu rumah Wanhan terbuka. Perbedaan sangat jelas jika dibandingkan dengan kontraka

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 3. Kesepakatan Bersama

    Wanhan tersadar akan satu hal. Dia yang memeluk Arumi perlahan mulai menjauhkan diri dan sepenuhnya melepas wanita ini. Sosok yang Wanhan harap membawa perubahan. "Pak." Mata Arumi yang bulat memandang dia lekat. Kepedulian sedang Arumi berikan, namun Wanhan sadari itu bukan karena adanya hubungan yang sebentar lagi terjalin. Melainkan, karena Wanhan selaku atasan di tempat kerja. Mulut Wanhan tertawa. "Aku tidak kecelakaan." "Lantas, kenapa Bapak membawa serta polisi ke rumah sakit?" Wanhan melirik polisi yang mulai berjalan mendekat. "Aku sepertinya ketahuan mengebut dalam kondisi mabuk." Pengakuan yang Wanhan berikan itu menimbulkan keterkejutan bagi Arumi. Sosok atasan yang dikenal sempurna ini, rupanya memiliki celah di malam hari. "Apakah Anda pemilik mobil itu?" Wanhan tersenyum dan memandang Arumi. "Tunggulah aku." Arumi hanya bisa diam dengan cemas, melihat Wanhan yang berjalan sempoyongan bersama polisi ke lain arah. Nampaknya identitas yang dimin

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 2. Tawaran Tanpa Batas

    "Calon ...." Mata Aisyah memandang Wanhan lekat lagi. Teringat dengan adik dari ayah Luna yang tiba-tiba mengajak ke jenjang pernikahan. Aisyah mulai tersenyum lebar, mengetahui sosok pelamar itu ternyata Wanhan.Lelaki yang dilihat sekilas pun sudah bisa ditebak berasal dari keluarga kaya. "Oh ya benar, kamu calon menantu ibu, kan?" Aisyah langsung mengakui Wanhan begitu cepat. Rasa percaya diri Wanhan yang semula sedikit, kini menggunung karena Aisyah sepertinya memberikan lampu hijau.Mata Arumi memandang tidak percaya ke arah ibunya yang malah menerima Wanhan. Padahal dulu sewaktu Luna hadir dan mengacaukan hidupnya, Aisyah orang pertama yang membenci Valdi dan keluarganya. "Benar, Ibu mertua," sahut Wanhan sembari tersenyum. "Saya ingin bicara dengan Bapak." Belum juga kepala Wanhan menoleh, tangan sudah ditarik oleh Arumi keluar ruangan. Wanhan sama sekali tidak menolak perbuatan mendadak dari Arumi.Meski, biasanya Wanhan sangat tidak suka disentuh oleh wanita. Berh

  • Terjerat Pesona Ibu Anakku   Bab 1. Dilamar Dadakan

    "Aku bisa menjamin keasliannya." Mata Arumi akhirnya berhenti melihat setelah mengetahui hasilnya. Kertas tes DNA yang dibawa oleh lelaki di hadapannya ini mulai dilipat olehnya. "Apa Pak Wanhan datang untuk mengambil Luna dari saya?"Perlahan tangan Arumi meletakkan kertas tersebut di atas meja. Pandangan Wanhan sama sekali tidak melepaskan Arumi yang terlihat serius. Arumi akhirnya saling berpandangan dengan lelaki bernama Wahnan ini. Setahun lalu, mereka berdua dipertemukan sebagai pelamar dan ketua divisi. Sekarang, Arumi dan Wanhan berhadapan di meja cafe sebagai keluarga yang saling menginginkan hak asuh atas Luna. "Luna tidak bisa jauh dari kamu." Wanhan mengakui itu, meski pun sudah berpuluh kali membujuk Arumi untuk menyerahkan Luna. Semua orang hanya tahu, Arumi wanita lajang yang melahirkan Luna di luar nikah. Namun, Wanhan tahu itu sebuah kebohongan. Demi menikahi lelaki kaya, kakaknya meninggalkan Luna yang masih bayi dan menuduh Arumi mengandung anak haram

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status