Share

BAB 22

"Saya mengerti. Bagaimanapun juga bekerja di sekolah lebih menguntungkan bagi anda," ucap Theo pelan lalu mengambil kopi yang sudah selesai dibuat dan menyerahkan salah satunya kepada Sarah.

"Terima kasih untuk pengertian anda," jawab Sarah lembut sambil menerima kopi yang diberikan Theo.

Mereka berdua lalu berjalan masuk. Theo sangat kecewa karena sangat berharap Sarah akan terus datang ke rumahnya. Dia tidak mengerti mengapa dia merasa seperti ini. Padahal Sarah bukan siapa-siapa. Mereka bahkan tidak begitu dekat, tapi Theo merasa seperti akan berpisah dengan seseorang yang sangat dia sayangi.

Nadine dan ibunya, Angel ternyata sudah menunggu di kantor notaris dengan tidak sabar.

Sarah masuk dan sama sekali tidak menyapa mereka.

"Sarah, anakku. Bagaimana kabarmu, nak?" sapa Angel seakan-akan sangat merindukan Sarah.

Sarah diam saja. Dia tahu ibu tirinya sedang bersandiwara di depan Theo, tapi dia tidak ingin terlibat. Dia muak melihat wajah munafik ibu tirinya.

"Sepertinya kit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status