Hari demi hari berlalu. Jauh dari perkiraan awal Kaluna, banyak jadwal pertemuannya yang akhirnya ditunda guna mempersiapkan acara ulang tahun Damian.
Awalnya ia akan memiliki beberapa kali pertemuan dengan Pak Juniver dari firma hukum J&F Partners, untuk membahas kelanjutan kasus tuntutannya. Pertemuan-pertemuan tersebut akhirnya Kaluna tunda karena ia merasa terlalu sayang jika tidak mengawal persiapan acara ulang tahun Damian dari awal.
Mengingat ini bisa jadi salah satu langkah pemulihan mental dan trauma Damian juga Lavanya, begitu kata Bu Asma pada sesi konsultasi dua hari lalu, Kaluna jadi ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak itu.
Sesi konsultasi dan terapi bersama Bu Asma memang sudah berlanjut. Satu minggu dua kali pertemuan. Di luar terapi psikologis dengan Bu Asma, Kaluna juga disarankan untuk melakukan terapi keluarga di rumah.
Hal itu juga menjadi alasan tambahan Kaluna menunda sebagian jadwalnya selama dua pekan me
Pulang ke rumah tepat waktu, Edgar berhasil memenuhi janjinya untuk kembali sebelum acara perayaan ulang tahun Damian di taman rumah dimulai.Taman samping rumah yang sebelumnya hanya diisi oleh kursi dan meja taman, kini disulap penuh dekorasi cantik dan lampu-lampu pesta yang gemerlap. Sisi kolam renang juga penuh dengan dekorasi serupa. Tak lupa meja panjang berisi aneka makanan dan dua set besar perlengkapan barbequedi sudut kolam.Saat Edgar tiba, area taman samping sudah ramai. Chef Hardy dan beberapa asisten koki tampak sibuk menyiapkan hidangan pesta. Daging-daging sapi berkualitas tinggi dipanggang di atas arang, tidak ketinggalan berbagai macam sayur dan sosis premium.Bau harum sudah tercium di seluruh rumah, mengundang semua orang untuk datang mendekat. Musik ceria diputar melalui speaker, menambah meriah suasana sore hari itu.Edgar menghampiri Kaluna dan anak-anaknya yang tampak bercengkrama bersama beberapa pelayan d
The Royal Melawa Resorts hanya menyediakan dua tipe kamar resort. Kamar tipe suite dan tipe royal suite. Terbentang di seluruh sisi barat pulau, kamar-kamar tipesuiteyang disediakanresorttersebut merupakan bangunan rumah panggung individu yang dibangun di atas permukaan air pantai.Birunya lautan, cantiknya terumbu karang dan ikan-ikan laut yang bebas berenang, menjadikan tipe kamar suitesebagai pilihan favorit orang-orang yang berlibur ke sana. Kedalaman air yang hanya mencapai dua meter di bawah bangunan kamar resorttersebut memudahkan para tamu yang menginap untuk berenang secara bebas dan aman di sekitar kamar mereka.Kalau saja kamar-kamar bentuk rumah panggung tersebut dibangun dengan material kayu, maka penampakannya benar-benar menyerupairesort-resort milik Pulau Maladewa yang Kaluna lihat lewat banyak media di kehidupannya dulu.Saa
Kaluna terbangun saat kapal mereka sudah mendekati dermaga Pulau Melawa. Edgar sendiri masih pulas di tempatnya, belum berubah posisi sama sekali. Menatap ke depan, ke arah pemandangan kerlipan lampu dari resort di pulau, Kaluna menyadari kalau Pulau Melawa di depan sana tidak sekecil bayangannya. Ia bisa melihat jajaran lampu bangunan resort yang terbentang cukup panjang, jauh ke arah utara.Berniat meregangkan sedikit badannya yang terasa pegal, gerakan Kaluna malah membangunkan Edgar. Pria itu mengerjapkan mata perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya redup lampu di atas.Tanpa mengatakan apapun, tangan Edgar terulur ke atas untuk menyentuh rambut panjang Kaluna yang menjuntai, memainkannya perlahan."Mas udah bangun?" sahut Kaluna terkejut. Ia baru sadar saat mendapati rambutnya dalam lilitan jari-jari pria yang masih terbaring itu.Edgar mengulas senyum, menatap keindahan paras Kaluna dari bawah. Gurat lelah dan kantuk di wajah wanita itu tidak mengurangi sepersen pun kecantika
Malam tadi, setelah menata koper dengan kilat, Kaluna tidak lagi banyak protes perkara ia yang harus tidur sekamar dengan Edgar. Secepat kilat wanita itu berganti pakaian dengan baju tidur, mencuci wajah dan menyikat gigi, kemudian bergegas terjun ke atas ranjang untuk bergelung di balik selimut.Edgar menyusul tak lama kemudian, merebahkan tubuhnya yang tak kalah lelah dengan Kaluna di sisi ranjang yang kosong. Pria itu mendengus kecil melihat dua buah guling yang diletakkan Kaluna di tengah-tengah ranjang sebagai pembatas.Membiarkan saja guling-guling itu tetap di sana, Edgar mematikan lampu dan terlelap dengan cepat. Kaluna sendiri sudah pulas semenit setelah meletakkan kepalanya di atas bantal. Ia butuh tidur yang berkualitas karena besok akan sangat sibuk mengurus keperluan pesta ulang tahun Damian.Esoknya, pagi-pagi saat matahari baru saja terbit, Kaluna sudah bangun dalam pelukan Edgar. Entah ke mana perginya dua guling yang ia letakkan sebagai pembatas semalam.Melepaskan li
Sesuai janjinya tadi pagi, Kaluna menyerahkan sisa pengawasan persiapan acara dan penyambutan tamu undangan pada Sarah dan Daniel, agar bisa segera menyusul Edgar dan anak-anak menghabiskan sore bersama.Kaluna sudah bisa sedikit lega karena sejauh ini seluruh persiapan berjalan dengan baik. Saat ia meninggalkan restoran tadi, dekorasi acara ulang tahun Damian besok sudah rampung sekitar 80%.Sekarang sudah pukul tiga sore lebih sepuluh, udara di pulau sudah lebih dingin dari pagi tadi. Sampai di kamar, Kaluna tidak mendapati Edgar dan anak-anak di dalam maupun area kolam renang. Ia memutuskan untuk menyusuri jalan menuju pantai di bawah, dan matanya langsung menangkap keberadaan mereka yang sedang asyik bermain pasir.“Mamiii!” Lavanya menjadi orang pertama yang menyadari kedatangan Kaluna.Seruan Lavanya membuat Edgar dan Damian menoleh bersamaan ke arah belakang, kemudian sama-sama tersenyum lebar menyambut Kaluna yang mempercepat langkahny
Pagi hari, Kaluna menyempatkan diri untuk mengecek kembali persiapan acara siang nanti. Melihat area pendopo dan taman di belakang restoran yang sudah siap, Kaluna tersenyum puas."Kaluna!"Kaluna menghentikan langkahnya saat hendak keluar restoran. Menoleh ke belakang, ke arah seseorang yang menyerukan namanya, ia mendapati Cintya dan Kak Ratu melambai dari salah satu meja."Cintya, Kak Ratu," Kaluna memutuskan untuk menghampiri, menyapa sejenak duapartnerbisnis yang sekarang menjelma tamunya."Kalian kapan sampai?" tanya Kaluna."Semalam, jam berapa, Cin?" Kak Ratu menjawab sekaligus melempar pertanyaan pada Cintya yang seketika memutar bola mata."Jam 10, Kak," seloroh Cintya di sela kunyahannya."Nih, ya, Kal," Cintya menelan sisa makanan di mulutnya, bersiap membeberkan sebuah cerita. "Gue nggak tau kalau Kak Ratu ini nggak bisa naik kapal. Sepanjang perjalanan kerjaan dia bolak-balik toilet gara-gara m
Malam itu Damian dan Lavanya tidur dengan cepat. Karena sudah kenyang menyantap aneka makanan saat acara ulang tahun tadi, selepas mandi sore pukul enam petang tadi keduanya dengan mudah terlelap di ranjang masing-masing.Setelah beristirahat sebentar dan membersihkan diri, Kaluna dan Edgar kembali bersiap untuk acara malam hari yang memang dibuat khusus untuk orang tua dan tamu dewasa yang hadir. Bukan berupa acara yang wajib di datangi dan berlangsung meriah seperti siang tadi, jamuan malam ini disusun lebih santai dan tidak wajib didatangi. Jadi bagi para orang tua yang ingin menemani anak mereka istirahat di kamar masing-masing, mereka tidak perlu khawatir.Berbeda dengan pakaian kasual yang dipakai siang tadi, kini Kaluna telah siap dengan long sleeve dress lengan balon berbahan satin, sedangkan Edgar sendiri memilih memakai kemeja hitam semi formal dengan lengan yang digulung sampai siku."Is it navy or black?" tanya Edgar pada Kaluna sebelum mereka meninggalkan kamar."Hm? Warn
Hembusan angin laut yang kencang tidak dapat meredakan amarah dalam hati Liliana. Lagi-lagi, untuk yang ke sekian kalinya, rencana yang ia susun gagal karena Kaluna. Liliana tidak paham kenapa akhir-akhir ini pengaruh dan kuasa wanita itu makin kuat. Kaluna bahkan bisa memberi perintah pada Daniel, asisten kepercayaan Edgar.Saat ini Liliana sedang berada di sebuah kapal feri kecil yang berlayar menuju pelabuhan pribadi milik keluarga Mahawira di pesisir ibukota. Ya, Kaluna tadi menyuruh Daniel untuk mengirim Liliana kembali. Bersama tim dan vendor dari EO penanggung jawab pesta ulang tahun Damian yang harus bergegas kembali untuk mengejar jadwal mereka selanjutnya.Liliana bersandar pada pagar dek kapal, memandang lautan lepas yang gelap sambil menggigit kuku-kuku jarinya sebagai pelampiasan rasa dongkol. Padahal ia sudah susah-susah menyuap salah satu teman kampusnya yang sedang magang diresorttersebut. Teman tidak tahu dirinya itu sudah menguras