Home / CEO / Terjerat Pesona Antagonis / BAB 42 (The Dream)

Share

BAB 42 (The Dream)

Author: Licoriece Vin
last update Last Updated: 2024-02-23 16:30:48

Tempat Kaluna berada saat ini adalah sebuah padang sabana hijau yang tak berujung. Langit biru dengan gumpalan awan putih berarak-arak menaungi kepalanya. Hembusan angin dingin mengiringi setiap langkahnya.

Jauh di dalam hati, Kaluna tahu saat ini ia sedang berada di ruang mimpi yang kemungkinan besar adalah hal fana. Matanya bergulir ke segala arah, memindai sejauh mungkin pemandangan tidak realistis di sekitarnya.

Ia tahu, di dunia ini tidak ada padang sabana yang penuh dengan bunga iris biru keunguan yang tumbuh berselang-seling di antara rerumputan hijau. Tidak ada pula padang sabana di dunianya dulu, yang setiap lima meternya terdapat pohon tabebuya dengan penampakan serupa pohon bunga sakura.

Kumpulan pohon tersebut sedang dalam keadaan mekar sempurna bunga-bunganya, kuning cerah keemasan. Kontras dengan warna biru keunguan bunga-bunga iris yang menutupi dataran.

Langkah kaki Kaluna baru berhenti saat ia tiba di sebuah titik, tempat tiga pohon tabeb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 43

    Rasanya Kaluna sudah tidur sangat lama, tapi saat ia membuka mata, kamar hotel yang ditempatinya masih gelap. Belum ada sinar matahari yang masuk dari sela-sela tirai jendela.Di sampingnya Edgar juga masih terlelap, tangan pria itu masih melingkari pinggang Kaluna, meski tidak lagi erat. Merasa sudah cukup beristirahat, Kaluna beranjak duduk, melepaskan belitan lengan Edgar perlahan. Untungnya lelaki itu tidak terusik.Menyeret tubuh ke pinggir ranjang, Kaluna segera memeriksa ponselnya yang sebelum tidur ia letakkan di meja nakas. Pukul setengah enam pagi. Sepertinya masih ada sedikit waktu untuk sarapan dan membersihkan diri.Ada beberapa notifikasi pesan dari Sarah dan Daniel, tapi Kaluna memutuskan untuk membukanya nanti saja. Meletakkan kembali ponselnya, ia beralih pada telepon kabel, menghubungi layanan kamar.Ia memesan beberapa menu sarapan, memintanya untuk diantar tiga puluh menit kemudian, tepat pukul enam. Selesai dengan urusan pesan-memesan

    Last Updated : 2024-02-24
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 44

    Di kamar minimalis bernuansa modern classicpenuh warna putih dan cordovan, sosok Liliana sedang sibuk berjalan bolak-balik di depan tempat tidursingle size-nya dengan gelisah.Sial, sial, sial! Rencananya kacau! Hancur sudah semua!Sibuk menggigiti kuku jarinya sampai nyaris patah, pikiran Liliana seberantakan rencananya yang gagal semalam. Kenapa Kaluna bisa ikut menghadiri acara kampus semalam, sih? Memang siapa wanita itu sampai bisa datang ke acara internal kampus yang cukup penting itu?!Seharusnya pagi ini Liliana terbangun di samping Edgar, menangis tersedu, dan membuat lelaki itu mengatakan kalimat pertanggungjawaban atas tindakannya. Seharusnya begitu!Tapi gara-gara kemunculan Kaluna yang terus mengekori ke manapun Edgar pergi, semuanya tidak berjalan sesuai alur rancangannya!Wanita itu sungguh tidak pernah melepaskan Edgar dan menempelinya di mana-mana. Sangat tidak tahu malu!Kalau semuanya

    Last Updated : 2024-03-01
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 45

    Hari ini Kaluna akan menemani Damian dan Lavanya pergi ke klinikLapsycare.Sesuai dengan janji pertemuan yang sudah ia jadwalkan beberapa hari lalu."Mami, 'mput Abang?" Lavanya yang duduk anteng di pangkuan Kaluna bertanya saat Pak Rudi membawa mobil meninggalkan gerbang perumahan.Kaluna tersenyum tipis, mengusap rambut gadis kecil di pangkuannya yang kini ditata kucir dua. "Iya, Sayang. Kita mau jemput Abang pulang sekolah.""Adek 'ngen Abang," lanjut Lavanya sembari memainkan bonekaplushbentuk karakter Cinnamon Rolldi pelukannya.Tawa rendah lolos dari mulut Kaluna. "Mami juga kangen Abang. Padahal Abang baru sekolah sebentar, ya."Lavanya menganggukkan kepalanya tiga kali, seolah menyetujui perkataan sang mami. Meski Abang hanya sekolah sebentar, tapi Lavanya selalu kesepian kalau sendirian di rumah. Apalagi saat Mami harus pergi kerja seperti Papa, meski tidak setiap ha

    Last Updated : 2024-03-02
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 46

    Seusai menikmati makan siang di restoranOff The Grid,sekitar pukul setengah dua siang, Kaluna meminta Pak Rudi mengantar mereka ke gedung klinikLapsycareyang hanya berjarak sepuluh menit perjalanan dari lokasi restoran.Damian dan Lavanya sendiri sedari tadi tidak berhenti membicarakan pengalaman mereka makan siang bersama di restoranOff The Grid. Rasa antusias masih tersisa bagi keduanya, membuat Kaluna yang setia mendengarkan ikut mengembangkan senyum.Pilihannya untuk mengajak Damian dan Lavanya makan siang di restoran tersebut sepertinya tidak salah. Restoran dengan konsep greenhousedi tengah kota itu menarik perhatian Kaluna saat pertama kali melintasinya di perjalanan menuju klinikLapsycare.Karena penasaran, ia mulai mencarinya di sosial media. Saat menemui akun restoran tersebut di salah satuplatformmedia sosial, Kaluna langsung jatuh cinta dengan

    Last Updated : 2024-03-03
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 47

    Edgar pulang tepat saat Kaluna dan anak-anaknya sedang menikmati makan malam. Masih dengan kemeja kerja yang tidak serapi tadi pagi, Edgar memasuki ruang makan dan mengecup puncak kepala Damian dan Lavanya. Tak ketinggalan kecupan singkat di pelipis Kaluna ia labuhkan sebelum menarik kursi untuk diduduki.Damian dan Lavanya makan dengan cepat dan langsung kembali ke kamar masing-masing setelah selesai. Mereka rupanya sudah sangat mengantuk dan semakin ingin tertidur setelah perut terasa kenyang."Saya dengar dari Sarah kamu ajak anak-anak ketemu dengan teman kamu tadi," ucap Edgar mengawali percakapan.Kaluna yang masih duduk menemani Edgar makan, meski ia sendiri sudah selesai dan hanya mengisi ulang gelas jus delimanya, mengalihkan pandangan dari teko kaca. "Ya," jawabnya singkat.Edgar belum boleh mengetahui tentang sesi konseling anak-anaknya, kalau Kaluna tidak mau semuanya bertambah rumit. Setidaknya, sampai urusan ajuan tuntutannya pada Liliana ke

    Last Updated : 2024-03-08
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 48

    Hari ini jadwal Kaluna benar-benar padat.Pagi hari setelah mengantar Damian ke sekolah, ia memiliki janji bertemu dengan salah satu pengacara dari firma hukum.Siangnya, Daniel sudah mengatur pertemuan Kaluna dengan pihak EO untuk membicarakan konsep pesta ulang tahun Damian di salah saturesortmilik Edgar. Kaluna tidak menyangka Daniel akan menemukan EO secepat itu dan langsung membuat janji temu hari ini.Setelah menjemput Damian pulang sekolah, Kaluna berniat membawa anak itu ikut serta bertemu tim EO pilihan Daniel. Meski sudah mengantongi beberapa konsep acara ulang tahun, hasil penjelajahannya kemarin di internet, Kaluna tetap ingin Damian memilih sendiri tema dan konsep ulang tahun yang diinginkannya.Sore hari, Kaluna belum bisa pulang ke rumah dan bersantai. Ia masih memiliki satu pertemuan lagi dengan editor dari perusahaan penerbit, Kak Ratu, juga Cintya selaku penanggung jawab pamerannya.Mereka akan membahas

    Last Updated : 2024-03-09
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 49

    Tidak Kaluna sangka, pertemuannya dengan EO yang telah dipesan oleh Daniel memakan waktu cukup lama. Semua karena beberapa keperluan di luar acara utama, yaitu ulang tahun Damian, yang turut harus Kaluna urus.Siapa yang menyangka kalauresorttempat berlangsungnya acara ulang tahun tersebut terletak di salah satu pulau pribadi milik keluarga Mahawira? Bahkan Kaluna pun tidak berpikir sejauh itu. Ia kiraresortyang Edgar maksud adalah salah saturesortmiliknya di pantai pinggiran kota.Kalau begini, Kaluna harus mengatur transportasi tim EO dan memikirkan ulang susunan acara yang beberapa waktu lalu telah dirancangnya secara kasar. Dia tadi sempat menghubungi Edgar untuk mengkonfirmasi ulangresort yang akan mereka gunakan.Well, sebenarnya itu hanya alasan Kaluna untuk mengomel dan mengeluh pada Edgar. Kalau saja ia diberitahu sejak awal di mana lokasi tepatnya resort itu

    Last Updated : 2024-03-15
  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 50

    Hari demi hari berlalu. Jauh dari perkiraan awal Kaluna, banyak jadwal pertemuannya yang akhirnya ditunda guna mempersiapkan acara ulang tahun Damian.Awalnya ia akan memiliki beberapa kali pertemuan dengan Pak Juniver dari firma hukumJ&F Partners, untuk membahas kelanjutan kasus tuntutannya. Pertemuan-pertemuan tersebut akhirnya Kaluna tunda karena ia merasa terlalu sayang jika tidak mengawal persiapan acara ulang tahun Damian dari awal.Mengingat ini bisa jadi salah satu langkah pemulihan mental dan trauma Damian juga Lavanya, begitu kata Bu Asma pada sesi konsultasi dua hari lalu, Kaluna jadi ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak itu.Sesi konsultasi dan terapi bersama Bu Asma memang sudah berlanjut. Satu minggu dua kali pertemuan. Di luar terapi psikologis dengan Bu Asma, Kaluna juga disarankan untuk melakukan terapi keluarga di rumah.Hal itu juga menjadi alasan tambahan Kaluna menunda sebagian jadwalnya selama dua pekan me

    Last Updated : 2024-03-16

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Antagonis   EPILOG

    "Abang, Kak Lava, tolong bantu Arlo cari sepatu yang udah Mami siapin kemarin, ya. Mami mau urus Adek Sean dulu," Kaluna melongok ke ruang bersantai di lantai dua tempat Damian dan Lavanya berada."Okay, Mam," Damian meninggalkan tabletnya di atas sofa dan menarik tangan Lavanya yang masih asyik menonton tayangan televisi di depan."Abang! Nanggung ini, bentar lagi selesai acaranya!" Lavanya bersungut, berusaha menarik tangannya dari tarikan Damian."Mami udah capek-capek ke sini buat minta tolong, lho, Va," Damian tetap tidak melepaskan tangan sang adik dan semakin berusaha menariknya, meski tidak kuat. "Ayo, ah. Itu tontonan besok juga bisa diulang lagi."Akhirnya dengan ogah-ogahan Lavanya bangkit dari posisi nyamannya dan mengikuti sang abang menuju kamar adik mereka di lantai yang sama."Arlooo," Lavanya memanggil saat Damian membuka pintu kamar Arlo di samping kamar orang tua mereka.Tampak seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang sudah rapi dengan setelan tuxedo-nya sedan

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 85

    "Kau yakin tidak ingin tinggal di sini saja, Dear?" Benedict menatap Kaluna penuh harapan.Sudah beberapa hari berlalu sejak lamaran tidak romantis Edgar pada Kaluna. Setelah itu mereka berdiskusi dengan serius tentang rencana kepulangan Kaluna dan anak-anak. Sebagai seseorang yang paling memahami tentang kondisi Damian juga Lavanya, Kaluna mengajukan beberapa pertimbangan pada Edgar.Meski selama satu tahun ini terapi Damian dan Lavanya berjalan baik di tangan Luca, tapi tidak menutup kemungkinan trauma mereka dapat muncul kembali saat dihadapkan dengan situasi atau lokasi tertentu. Seperti kolam renang di rumah mereka misalnya.Kaluna tidak ingin kepulangan mereka berbalik menjadi hal yang menyulitkan bagi Damian maupun Lavanya. Dengan segala kekhawatiran tersebut, Kaluna jadi banyak berpikir ulang tentang kembalinya mereka.Di tengah dilemma yang melanda, Edgar menggenggam kedua tangan Kaluna dan meyakinkan wanita itu, bahwa semua akan baik-baik saja. Edgar berjanji akan mengurus s

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 84

    Langit sudah gelap meski jam dinding masih menunjuk pada pukul setengah lima petang. Udara di luar menjadi jauh lebih dingin dari siang tadi. Rumah Kaluna sudah temaram, suasana yang sebelumnya ramai kini berubah tenang.Di kamar utama, Damian juga Lavanya sudah lelap dalam tidur. Bergelung nyaman di balik selimut tebal yang membungkus tubuh keduanya. Sisa hari ini mereka habiskan untuk bermain, bercerita, dan menempel pada sang papa.Selepas menghabiskan makan malam yang Kaluna berikan lebih awal, rasa kantuk langsung menyergap dua anak tersebut dengan cepat. Alhasil, Damian dan Lavanya tidur tiga jam lebih awal dari biasanya.Berbeda dengan suasana kamar yang sudah gelap dan sunyi, lampu di dapur masih menyala terang. Di sana tampak Kaluna yang sedang memasak makan malam sederhana, ditemani Edgar yang betah berlama-lama menatap punggung sang wanita dari kursipantry.Makan malam Damian dan Lavanya tadi hanyalah sisa dari menu makan s

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 83

    Udara di luar semakin dingin, Damian dan Lavanya sudah berhenti bermain salju sejak beberapa menit yang lalu. Keduanya kini bergabung dengan Luca yang menggantikan Kaluna untuk mengawasi mereka bermain."Kenapa Uncle kemari?" tanya Damian dengan nada kesal setelah menyesap cokelat hangat dari tumblr miliknya."Kenapa? Tentu saja karena aku merindukan kalian," Luca menebar senyuman ramahnya. "Teganya kalian berlibur tanpa mengajakku ikut serta," sambungnya pura-pura merajuk.Damian langsung mengernyitkan dahinya mendengar gaya bicara Luca yang diimut-imutkan. Ekspresi tidak senang kentara sekali terlihat di wajahnya."Kalau Uncle ikut, semuanya jadi nggak seru. Iya, kan, Dek? No Uncle, more fun, right?" Damian menole pada Lavanya, meminta dukungan sang adik.Dan tentunya Lavanya langsung mengangguk setuju tanpa berpikir lebih lama. "No Uncle, more fun!" sahutnya dengan senyuman lebar.Luca seketika mencebik. Susah sekali mengambil dua hati anak itu."Mami mana? Kenapa tidak kembali-kem

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 82

    Mulut Kaluna terbuka sebelum akhirnya tertutup kembali. Ia terlalu terkejut dengan keberadaan Edgar di balik pintu rumahnya. Kaluna tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.Tidak. Lebih tepatnya, Kaluna bingung harus mengatakan apa pada Edgar.Buongiorno? Halo? Lama tak jumpa?Semuanya tidak ada yang terasa tepat. Terlebih dengan adanya masalah yang belum juga selesai di antara keduanya.Jadi, Kaluna hanya diam, memandangi wajah Edgar lurus-lurus. Pria itu tampak lebih kurus dari terakhir kali Kaluna mengingatnya. Gurat letih tampak jelas di garis-garis wajahnya. Kaluna juga dapat melihat dengan jelas kantung mata Edgar yang menghitam juga tebal.Edgar bahkan membiarkan rambut-rambut tumbuh di sekitar mulut dan dagunya. Pria itu sekarang memiliki brewok tipis yang entah mengapa membuatnya tampak berkali lipat lebih berkharisma.Kaluna buru-buru mengerjap dan berdehem, mengalihkan pandangannya dari wajah Edgar yang masih dipenuhi sen

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 81

    Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh Edgar akhirnya tiba.Pagi tadi, James memberi kabar kalau Benedict akan kembali dan tiba di kediaman sore ini. Jadi begitu mobil pria tua tersebut memasuki halaman, Edgar sudah berdiri di samping James, siap menyambut kedatangan Benedict di teras."Oho! Lihat siapa yang menyambutku di sini!" sahut Benedict terkesan, begitu dirinya keluar dari mobil dan mendapati putranya bersandar di pilar teras dengan kedua tangan bersedekap di dada."You've really tested my patience these past few days," Edgar menyorot Benedict dengan tatapan tidak bersahabat.Benedict hanya tertawa sambil menepuk-nepuk pundak sang anak, lalu dirinya melenggang masuk begitu saja. Edgar menghembuskan napas lelah sebelum menyusul sang ayah ke dalam."Di mana Kaluna sama anak-anak saya?" tanya Edgar tidak sabar."Seriously, Son?" masih tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar utama, Benedict menanggapi sang ana

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 80

    Meskipun merasa luar biasa lelah setelah terbang lebih dari dua puluh jam menuju Italia, Edgar tidak mau membuang waktunya lebih banyak lagi. Pria itu memilih langsung memesan taksi di bandara, bergegas untuk menyambangi rumah sang ayah.Harusnya dulu Edgar mempercayai instingnya saja dan mengabaikan amarah Benedict. Kalau begitu, kan, sudah lama ia bertemu dengan Kaluna, Damian, juga Lavanya. Ia tidak perlu susah payah mencari keberadaan mereka di seluruh dunia.Hari sudah sore saat Edgar sampai di kediaman Benedict. James, kepala pelayan rumah ayahnya, menyambut kedatangan Edgar."Di mana ayahku?" tanya Edgar tanpa basa-basi, mengabaikan sapaan James.Lelaki pertengahan empat puluh tahun tersebut tidak menjawab segera pertanyaan Edgar, James lebih dulu menginstruksikan dua pelayan yang ikut bersamanya untuk membongkar koper dan tas sang tuan muda dan membawanya ke dalam rumah."Tuan Benedict sedang tidak ada di kediaman saat ini, Tuan Muda," jawab James akhirnya, mengiringi langkah E

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 79

    Pagi ini Benedict mengajak Kaluna dan cucu-cucunya untuk sarapan bersama di rumahnya. Berbagai macam hidangan yang lebih banyak dan fancy dari biasanya terhidang di meja makan luas itu. Suasanya ramai membuat ruang makan Benedict yang biasanya lengang menjadi terasa lebih hidup."Tell mei, Mio Nipote (Cucuku), kau ingin hadiah apa dari Nonno (Kakek) atas kelulusanmu?" Benedict memandang Damian penuh minat di sela sarapan mereka."Nggak perlu berlebihan, Pa. Lagi pula Damian baru lulus TK," timpal Kaluna sebelum si sulung menjawab pertanyaan kakeknya."No, no. Biarkan aku memberi hadiah. Anggap saja sebagai ganti hadiah ulang tahunnya kemarin yang tidak bisa kuberi karena kalian lupa mengundangku," tangkas Benedict dengan sindiran di akhir ucapannya, membuat Kaluna tidak lagi bisa membalas."Come on, Nipote. Kau ingin apa dari Nonno?" ulang Benedict pada Damian."Aku mau lihat pantai, Nonno! Boleh tidak?" sahut Damian setelah melihat maminya mengangguk."Kau ingin ke pantai?" Benedict

  • Terjerat Pesona Antagonis   BAB 78

    Hari ini menandai satu tahun setelah Kaluna, Damian, dan Lavanya menghilang. Dalam kurun waktu tersebut, Edgar tidak pernah putus dan lelah mencari keberadaan mereka. Sudah ia lakukan berbagai macam cara, tapi orang-orang yang sangat dirindukannya itu tak kunjung ia temukan.Sudah Edgar coba bertanya pada sang ayah yang kebetulan juga sudah lama memilih tinggal di Italia sejak pensiun. Tapi yang pria itu dapat hanya bentakan marah saat Benedict Emiliano Mahawira mengetahui kalau kedua cucu tersayangnya hilang dari pengawasan sang anak.Nada jengkel kentara sekali dari suara Benedict saat mereka bertemu sejenak di salah satu restoranfine diningdi pusat ibukota Italia. Edgar saat itu sedang ada urusan bisnis di sana, berniat memperluas cabang perusahaan.Karena dirinya sudah ada di negara tempat Kaluna dan anak-anaknya pertama menghilang tanpa jejak, Edgar memanfaatkan kedatangannya kali itu untuk mencari sekali lagi dalam waktu yang hanya seb

DMCA.com Protection Status