Kaluna diam-diam mengirim pesan pada Sarah untuk datang ke taman samping rumah dan membawa Damian juga Lavanya pergi ke kamar masing-masing. Tidak sampai tiga menit Sarah datang dari arah dalam rumah.Asisten Kaluna itu menyenggol bahu Liliana yang masih berdiri di ambang pintu teras cukup keras. Tubuh Liliana yang tidak siap sedikit tersentak maju.Sarah hanya memberikan lirikan datar pada wajah tak terima Liliana dan melanjutkan jalan menghampiri nyonyanya."Abang sama Adek istirahat dulu, ya. Tidur dulu bentar, tadi Abang pulang langsung main, kan," Kaluna memberi pengertian saat Sarah berdiri di sisinya.Damian dan Lavanya menurut tanpa merengek sedikit pun. Keduanya meraih tangan Sarah dan pergi dari area taman.Saat melewati Liliana, Sarah tidak memberikan kesempatan sedikit pun pada gadis tersebut untuk menyapa tuan muda dan nonanya.Liliana menggeram sambil meremas kencang rok plisket yang ia kenakan. Berani sekali pelayan rendahan macam Sarah mengacuhkan dirinya dan bertindak
Kaluna memantapkan hati sekali lagi sebelum membuka mulutnya. "Ini tentang anak-anak dan... Liliana." Kaluna bisa merasakan suaranya sedikit bergetar dan wajah Edgar berubah menjadi lebih serius. Setelah menghembuskan napas dan menjilat bibir yang tiba-tiba terasa kering, Kaluna melanjutkan kata-katanya. "Aku rasa... anak-anak nggak nyaman sama kehadiran Liliana di sekitar mereka." Mendengar itu Edgar menatap Kaluna lekat-lekat, menelisik apakah ada kebohongan atau kepura-puraan di di mata sang wanita. Tapi yang ia temukan hanya sekelebat rasa takut dan resah. "Lanjutkan," pinta Edgar dengan ekspresi lebih lunak. "... aku mulai sadar waktu kita pergi ke festival bareng-bareng dan ketemu Liliana di sana," Kaluna memeriksa apakah ada perubahan ekspresi di wajah Edgar, tapi ternyata pria itu masih tenang dan mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Kaluna. "Kamu boleh nggak percaya, Mas. Tapi aku bisa rasain tiap ka
Selesai berbicara dengan Kaluna, Edgar memutuskan kembali ke kantor untuk menemui Daniel. Ia harus mengkonfirmasi informasi yang baru saja didapatnya dari Kaluna tadi.Soal dirinya yang selama ini sering kali memberikan barang-barang branded pada Liliana.Karena hari sudah menjelang sore, Edgar butuh waktu lebih lama untuk tiba di kantor. Kemacetan ibu kota di jam pulang sekolah dan pulang kerja memang tidak bisa dihindari siapapun yang berkendara saat sore hari.Jam pulang kantor Edgar sendiri sebenarnya pukul lima sore, tapi biasanya masih banyak karyawan yang bercengkrama di kantin perusahaan, taman, atau rooftop sambil menunggu kemacetan kota mereda setelah matahari terbenam.Di tengah jalan, Edgar sudah mengabari Daniel agar asistennya itu menunggu di dalam kantornya. Edgar juga menyuruh Daniel agar seluruh karyawan yang bekerja langsung di bawah sang asisten agar tidak pulang lebih dulu.Tidak tahu saja Edgar, permintaannya tersebut membuat lima orang karyawan yang selama ini be
Liliana Revalina Johnson bukanlah gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, bukan juga dari keluarga miskin yang nyaris tak punya apa-apa. Pendapatan ayahnya sebagai kepala divisi di salah satu cabang perusahaan PT. Mahawira Trans Utama terbilang cukup besar, dan selama ini Liliana tumbuh tanpa merasa kekurangan.Dulunya Liliana merupakan anak yang periang, cerdas, supel dan menyenangkan. Tapi semua berubah saat ia mulai menapaki pertengahan bangku SMP.Perusahaan tempat ayahnya bekerja memberikan fasilitas beasiswa penuh pada para anak kepala divisi yang berprestasi. Ayah Liliana termasuk dalam kepala divisi berprestasi saat itu, karena beliau sangat ulet bekerja.Liliana yang sebelumnya bersekolah di SD swasta kecil dekat rumahnya, setelah lulus melanjutkan ke jenjang SMP di salah satu sekolah elitedengan sponsor beasiswa dari kantor sang ayah. Dan selayaknya sekolah swastaelitepada umumnya, Liliana bergaul dengan anak-ana
Dua hari lagi Liliana akan menghadiri undangan acara malam penghargaan mahasiswa berprestasi yang diadakan oleh kampusnya. Acara tersebut akan diselenggarakan di sebuah hotel bintang lima milik keluarga Mahawira.Saat ini Liliana sedang membongkar seluruh lemari pakaiannya untuk mencari pakaian yang cocok ia kenakan di acara penting besok lusa. Sudah hampir satu jam memilih, tidak ada gaun yang dirasa cukup bagus untuk ia pakai.Liliana butuh gaun baru. Mungkin gaun koleksi terbaru dari brand Miumiu, salah satu poplin dress koleksi musim semi-panas Burberry, atau gaun sutra milik brandCeline.Untuk sepatu Liliana masih memiliki sepasang Mary Jane pump heelsbaru yang belum sempat dipakainya. Sedangkan untuk tas, ia juga masih memiliki duasling bag dari brandGivenchy yang baru datang pekan lalu.Sepatu dan tas mewah tersebut belum lama didapatkannya atas bantuan salah sat
Tidak punya opsi lain, Liliana memutuskan menghadiri acara malam ini dengan mengenakan gaun chiffon bermotif keluaran Zara. Gaun maxi warna hijau army tersebut sudah lama dibelikan oleh ayahnya dan belum pernah ia kenakan. Karena jujur saja, gaun itu bukan tipe Liliana sekali.Selama ini mana pernah Liliana mengenakan pakaian berwarna hijau dengan banyak motif. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak mungkin mengenakan gaun lama yang sudah pernah dipakai untuk malam ini, kan?Liliana datang lebih awal ke lokasi acara, yang diselenggarakan di salah satu ballroom The Royal Sapphire Hotel and Resorts, bersama teman-teman sefakultasnya yang lain. Mereka memang sepakat datang lebih awal agar memiliki banyak waktu untuk menyiapkan diri.Ada sekitar 30 mahasiswa berprestasi yang diundang malam ini, enam mahasiswa berasal dari fakultas Liliana, dan tiga di antaranya dari Prodi Ekonomi dan Bisnis, termasuk Liliana sendiri.Acara ini diselenggarakan bukan hanya sebagai ajang penghargaan saja, melaink
Mata Liliana tidak pernah lepas dari sosok Edgar dan Kaluna sejak kedua orang itu memasuki ballroom dan menarik perhatian semua orang. Liliana baru bisa mengalihkan perhatiannya saat seorang pria paruh baya menghampiri dua orang di sana dan tak lama setelahnya Kaluna memisahkan diri."Nggak nyangka aku, Kaluna Osmond kalau diliat langsung aslinya cantik banget, ya," pujian yang dilontarkan Lana membuat Liliana seketika mengernyit."Memang aslinya lebih cantik dari di foto, kan," timpal Briana."Gaun batik yang dipakai Kaluna Osmond malam ini juga setau gue salah satu koleksi terbatasnya Rinaldy Soesastro. Gila sih, orang kaya emang beda, ya," lanjut gadis itu diakhiri decakan kagum.Liliana merasa telinganya seketika panas mendengar kedua temannya melontarkan pujian pada penampilan Kaluna. Tentu saja, dibanding Liliana yang datang dengan gaun hijau Zara—yang akhirnya ia sesali untuk dipakai—tampilan Kaluna dengan gaun desainer miliknya membuat wanita itu tampak seratus kali lebih mena
Ruang kamar hotel tipe presidential suite itu sudah lengang. Tidak ada lagi suara orang yang bercakap-cakap rendah dengan raut serius di sana. Semua orang telah pergi, meninggalkan seorang pria yang kini terlelap di atas tempat tidur, dengan seorang wanita yang mengawasinya dari tepi ranjang.Hembusan napas lelah terdengar dari mulut Kaluna. Sudah lebih dari sepuluh menit yang lalu ia duduk bersandar di kepala ranjang, mengawasi wajah Edgar yang tertidur tenang.Lamat-lamat otaknya memutar kembali peristiwa yang terjadi tadi. Edgar yang memaksa dirinya dibawa ke dalam bath tub begitu mereka sampai di kamar, dan bagaimana pria itu menyalakan shower untuk membasahi dirinya sendiri dengan air dingin.Kaluna masih ingat erangan Edgar dan suara keributan kecil yang ditimbulkan Daniel serta Sarah saat mereka sampai bersama seorang dokter keluarga Mahawira. Dalam keadaan basah kuyup, meringkuk di dalam bath tub, Dokter Tanjung memeriksa keadaan Edgar.Hasil pemeriksaan itu sesuai dengan duga