Semua pelayan yang lewat dan kesatria yang berjaga di depan pintu masuk ke dalam ruangan dan melihat keadaan Ruby terbaring di tempat tidur, tidak sadarkan diri cukup membuat mereka menjadi panik ketakutan. Mereka ingat telah mendapatkan peringatan dingin dari sang Duke di awal, jika sampai istrinya keracunan atau terluka tidak akan ada pengampunan. Ditengah-tengah kepanikan dan perasaan takut itu, seorang pelayan berambut emas masuk ke dalam ruangan dengan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang sedang terjadi di depannya, sebab dia yang tadinya mengantarkan teh ke kamar milik Ruby."Apa yang sedang terjadi di sini? Bukankah itu nyonya? Apakah nyonya keracunan lagi?" Tanya gadis berambut pirang dengan mengerutkan kening khawatir ke arah Ruby "Iya, dia keracunan lagi dan racun itu berasal dari teh yang kamu bawakan," "Apakah kamu sendiri bisa memberikan penjelasan tentang yang terjadi kepada Ruby saat ini?" ucap Rich yang memegangi erat tangan Ruby dengan tatapan khawatir dan c
"Benda ini ditemukan di kamar milik gadis pelayan baru yang masih kecil itu,""Walaupun hanya botol yang berisi sedikit racun, tapi ini racun yang sama digunakan untuk meracuni nyonya,""Jadi tidak salah lagi bahwa gadis kecil itu pelakunya," ucap seorang kesatria yang kembali beberapa menit kemudian setelah dia selesai mengencek setiap kamar asrama pelayan dan kesatriaSemua mata orang-orang setelah mendengarkan nama dalang dibalik semua ini, langsung tertuju kepada gadis kecil dengan tatapan dingin dan tajam membuat gadis kecil itu membelalakkan mata dan tertunduk. Gadis itu tidak memiliki bukti yang kuat untuk menghindari tuduhan yang diberikan, sebab memang dia sendiri yang izin untuk istirahat di kamar, setelah memberikan nampan yang berisi teh dan kue kepada Lily. Gadis pelayan kecil itu jadinya hanya bisa menundukkan kepala dan memegang erat gaunnya dengan gemetaran ketakutan. "Nona kecil, jika seandainya memang kamu adalah pelaku di balik semua yang terjadi kepada nyonya,""T
"Guru, bisakah guru tidak membawa-bawa namaku setiap kali ingin melakukan pembelaan kepada sebuah jiwa?""Setidaknya turunkan gengsi itu sedikit saja," ucap sesosok laki-laki berambut hitam panjang berpakaian khas pendekar timur dengan kening berkerut tidak terima namanya selalu dijadikan sebagai alasan Ucapan dari laki-laki berambut hitam yang lantang langsung menggema di seluruh ruangan yang luas dan besar. Di dalam ruangan yang luas itu terdapat buku dan rak yang tidak terhitung jumlahnya sesuai dengan jumlah manusia atau makhluk yang hidup, di sana juga terdapat jam besar yang mewah dengan roda gigi jam yang berputar setiap kali digerakkan di tengah-tengah ruangan dari pintu masuk. Walaupun terlihat indah, tapi semua roda-roda jam yang bergerak semua yang berada di dalam ruangan itu bukanlah sekedar sebuah ornamen hiasan karena itu adalah benda yang membuat dimensi yang mereka tempati bergerak sesuai dengan yang tertulis di dalam buku takdir."Hah... Kamu benar-benar tidak menger
'Apakah seorang dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi hukum selalu dibayar ketika mereka ingin mengajukan kasus?''Kalau begitu jika rakyat menuntut keadilan tapi tidak memiliki uang bukankah artinya dia tidak bisa menjunjung keadilan?' ucap Ruby di dalam hatinya dengan tatapan menyipit ke arah sosok laki-laki berambut ungu yang ada di depannyaLaki-laki berambut ungu di depan merasakan tatapan tajam dari Ruby langsung menundukkan kepala tidak berani menatap sosok laki-laki berambut hitam disebelah Ruby. Dia tau jika dia melakukan kesalahan satu kali saja maka dia mungkin akan langsung berumur pendek. Faktanya penyihir tidak akan bisa bertahan hidup, jika lawannya adalah ahli pedang. Sebelum selesai merampalkan mantra mereka yang akan mati duluan."Aku bukan seorang penjahat atau orang yang suka mencari keuntungan dibalik kesulitan orang lain,""Jadi nyonya Cereus dan Richard tolong berhenti menatap aku seperti itu," ucap laki-laki berambut ungu itu dengan nada yang pelan tanpa
"Ruby, apa yang akan kamu lakukan setelah pernikahan kontrak kita ini selesai?""Karena bagaimanapun hanya tinggal beberapa bulan lagi kita bersama sebagai pasangan suami istri," ucap Richard dengan tatapan dinginRuby terkejut dan mengedipkan mata beberapa kali ketika dia mendengarkan pertanyaan tak terduga keluar dari mulut Richard. Dia tidak menyangka laki-laki di depannya akan menanyakan mengenai masa depan yang dia rencanakan, tapi Ruby yakin pastinya ini hanyalah basa-basi saja. Walaupun begitu hal ini membuat Ruby cukup senang dan yakin hubungan dia semakin baik sebagai teman, sebab baik tertulis di dalam novel ataupun di hadapannya saat ini Richard sama sekali tidak pernah peduli dengan orang lain."Tentu saja aku sudah merencanakannya, tapi mungkin akan terdengar konyol dan mustahil,""Tapi, aku akan tinggal jauh dari ibukota kerajaan hidup dengan harta yang telah aku kumpulkan di sana," ucap Ruby dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya begitu bangga dengan pencapa
"Ditambah lagi kenapa harus keluarga Marques ini adalah keluarga yang sangat berpengaruh dalam pergaulan atas ini? karena kedermawanannya kepada rakyat kecil melalui kegiatan sosial langsung tidak ada henti-hentinya membuat mereka sangat di posisi kuat,""Dia juga paling sering mengadakan acara amal sebulan dua kali dengan sengaja memperlihatkan anak-anak kecil yang berpakaian compang-camping hingga membuat hati para bangsawan lain merasa tidak ingin kalah kedermawanan dan menyumbangkan beberapa koin emas demi kesejahteraan anak-anak kecil ini," "Padahal sebenarnya mereka menatap merendahkan dan merasa jijik tidak rela, tapi karena ada banyak orang dia jadinya berpura-pura dermawan," gumam Ruby yang menatap isi surat yang tertulis dengan perasaan raguSemenjak Ruby kecil, dia tau jelas perilaku busuk setiap bangsawan dari wajah mereka yang ramah dan ucapan manisnya. Sebab dia pernah mendapatkan beberapa pujian, tapi setelahnya tidak sengaja olehnya mendengarkan ucapan hinaan tentang d
"Jadi, apakah kamu tidak peduli sama sekali dengan kesehatanmu?""Kamu tidak tau betapa rapuhnya dirimu, tapi kamu malah berjalan ke tempat ini tidak menggunakan alas kaki sama sekali," ucap Richard yang menyipitkan mata memperhatikan Ruby dari atas kebawah Ruby yang di berikan ceramah panjang oleh Richard hanya bisa diam tidak banyak berbicara. Akan tetapi, tiba-tiba saja Richard mengangkat tubuh Ruby untuk duduk ke atas meja. Ruby yang diangkat secara tiba-tiba membelalakkan mata terkejut ke arah Richard, dia berpikir dia akan mati saat itu karena tidak memberikan penjelasan yang jelas kepada Richard. Tapi secara tidak terduga Richard melepaskan sandalnya kemudian berlutut dan memasangkannya ke kaki Ruby walaupun itu kebesaran untuk kaki Ruby."Terima kasih," ucap Ruby dengan pelan ketika dia menyadari sikap lembut Richard"Tidak perlu berterima kasih, karena tugasku adalah melindungi dan menjaga dirimu," "Tapi, Ruby kamu begitu ringan seperti itu tidak heran jika sangat mudah unt
Hari demi hari berlalu Ruby menghabiskan waktunya dengan menangani pekerjaan sebagai nyonya kediaman Cereus. Sampai tiba harinya dimana festival musim panen tradisi di wilayah Cereus tiba, topik festival ini bahkan sampai menjadi topik yang paling pembicaraan panas dan dinantikan di kalangan para pelayan. Ruby yang bahkan selalu sibuk berada di dalam ruangan dan tidak tau-menahu tentang kisah di balik festival ini jadi mengerti, kenapa semua orang dimansion sangat bahagia menantikannya walaupun kisah di baliknya sangat menyedihkan dan menyakitkan.Kisah itu adalah mengenai seorang dewa yang dikatakan jatuh cinta dengan seorang gadis manusia yang berdoa dan bercerita setiap harinya, tanpa memandang musim ataupun cuaca. Gadis itu pasti datang untuk berdoa ataupun sekedar bercerita kepada sang dewa, hal ini membuat sang dewa terbawa perasaan yang aneh dan turun ke dunia untuk mengetahui lebih jauh tentang gadis ini ataupun yang dia rasakan saat itu. Tanpa dia sadari jika pertemuannya aki